KEHANCURAN BAGI REZIM KAFIR ADALAH KENISCAYAAN
Oleh: Abu Usamah JR
Sunatullah telah menetapkan bahwa
sekuat apapun suatu rezim kafir pada akhirnya akan mengalami kehancuran. Meskipun
ada kalanya ia harus melalui waktu yang cukup lama. Kisah ashabul kahfi
memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada kita tentang persoalan ini. Bagaimana
seorang penguasa kafir yang mengklaim diri sebagai tuhan dan dengan dukungan kekuatan
yang dimilikinya memaksa rakyatnya untuk mempertuhankan dirinya. Pada akhirnya hancur
dan setelah tiga ratus tahun sisa kerajaannya tidak lagi berbekas.
Demikian pula halnya dengan kebenaran
meski pada suatu masa ia lemah dan tertindas, namun pada akhirnya ia akan
tampil menjadi pemenang. Meskipun ada kalanya terwujudnya hal tersebut memakan
waktu yang lama. Sunatullah yang demikian hendaknya menjadikan kita untuk tetap
optimis dalam menempuh jalan perjuangan. Kemenangan milik orang‑orang beriman dan kekalahan milik
kaum yang kafir, itu adalah sebuah keniscayaan.
Rezim kafir yang kini menguasai
negeri‑negeri kaum
muslimin, termasuk rezim kafir di negeri ini, pada akhirnya akan mengalami
kehancuran. Sekuat apapun rezim‑rezim
tersebut ia akan berakhir dan tidak ada yang tersisa kecuali cerita dalam
lembaran sejarah yang menjadi pelajaran bagi orang sesudahnya. Allah telah
banyak menceritakan di dalam al qur’an tentang kehancuran kaum-kaum yang
durhaka. Padahal mereka adalah kaum yang sangat kuat dan menjadi penguasa pada zamannya.
Allah ‘azza wa jalla telah berfirman
:
قُل لِّلَّذِينَ كَفَرُواْ
سَتُغۡلَبُونَ وَتُحۡشَرُونَ إِلَىٰ جَهَنَّمَۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمِهَادُ ١٢
“Katakanlah
kepada orang‑orang
yang kafir: “Kamu pasti
akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahannam. Dan
itulah tempat yang seburuk‑buruknya”.
(QS Ali Imran :12).
Tiadalah suatu kaum atau rezim
mengalami kehancuran, melainkan ada sebab‑sebab
dan kondisi yang menjadi faktor mereka menuju kehancuran. Dan jika diringkas
maka sebab kehancuran suatu kaum atau rezim adalah karena keingkaran, pembangkangan
dan dosa‑dosa mereka
kepada Allah sang pencipta dan pemilik alam semesta. Kehancuran dan kejayaan
suatu kaum dipergilirkan oleh Allah sebagai sunnah‑Nya. Agar manusia berlaku benar
sesuai petunjuk‑Nya dalam
semua keadaan. Yaitu bersyukur ketika berjaya dan bersabar tatkala mengalami
kondisi sulit atau tertindas.
Allah ‘azza wa jalla menyebutkan
dalam banyak ayat‑Nya tentang
sebab kehancuran suatu kaum atau rezim, diantaranya :
1. Orang-orang
yang hidup mewah di negeri tersebut durhaka kepada Allah.
Orang‑orang yang menikmati hidup mewah di
suatu negeri diantaranya adalah para penguasa, pejabat negara dan orang‑orang kaya dari kalangan pengusaha. Ketika
golongan manusia ini telah durhaka kepada Allah, menentang perintah dan hukum
Allah, maka pantas jika kaum tersebut diazab dan dihancurkan oleh Allah ‘azza
wa jalla.
Allah Rabbul
‘izzati telah berfirman :
وَإِذَآ أَرَدۡنَآ أَن
نُّهۡلِكَ قَرۡيَةً أَمَرۡنَا مُتۡرَفِيهَا فَفَسَقُواْ فِيهَا فَحَقَّ عَلَيۡهَا ٱلۡقَوۡلُ
فَدَمَّرۡنَٰهَا تَدۡمِيرٗا ١٦
“Dan jika
Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang‑orang yang hidup mewah di negeri itu
(supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu,
maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian
Kami hancurkan negeri itu sehancur‑hancurnya.”
(QS Al Isra :16 ).
Ada
banyak bentuk kedurhakaan para penikmat kemewahan di suatu negeri yang akan dihancurkan
oleh Allah. Kedurhakaan yang paling utama adalah kedurhakaan yang dilakukan oleh
pemimpin dan pejabat pemerintah. Sebab kedurhakaan mereka terhadap Allah
biasanya akan diikuti oleh penduduk negeri. Apalagi jika kedurhakaan tersebut
dalam bentuk sistem dan menjadi aturan baku suatu negeri.
Penguasa
yang mengatur kekuasaannya tidak dengan aturan Allah adalah penguasa yang Penguasa
yang mengatur kekuasaannya tidak dengan aturan Allah adalah penguasa yang durhaka.
Bahkan ini adalah kedurhakaan yang paling besar, sebab mereka telah merampas
hak Allah sebagai dzat yang memiliki hak untuk menetapkan aturan di alam
semesta ini. Dan dengan perbuatannya tersebut sesungguhnya para penguasa itu
telah membuat kerusakan di muka bumi ini.
Allah
‘azza wa jalla adalah pencipta tunggal alam semesta, maka hak bagi‑Nya untuk menetapkan hukum dan aturan
di alam semesta. Hal tersebut sebagai yang Allah sebutkan dalam firman‑Nya :
إِنَّ
رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٖ
ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۖ يُغۡشِي ٱلَّيۡلَ ٱلنَّهَارَ يَطۡلُبُهُۥ
حَثِيثٗا وَٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَ وَٱلنُّجُومَ مُسَخَّرَٰتِۢ بِأَمۡرِهِۦٓۗ أَلَا
لَهُ ٱلۡخَلۡقُ وَٱلۡأَمۡرُۗ تَبَارَكَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٥٤
“Sesungguhnya
Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan‑Nya
pula) matahari, bulan dan bintang‑bintang
(masing‑masing)
tunduk kepada perintah‑Nya.
Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan
semesta alam.” (QS Al A’raf:54).
Maka
tatkala para penguasa atau pemimpin suatu negeri menetapkan aturan di negerinya
bukan dengan aturan sang pencipta, maka sesungguhnya para penguasa tersebut
telah berbuat durhaka dan melampaui batas. Hal tersebut seperti penguasa yang
memberlakukan sistem buatan manusia untuk mengatur pemerintahan dan
kekuasaannya. Sebagai contoh, adalah penguasa negeri ini yang menjadikan
demokrasi dan pancasila sebagai sistem yang mengatur kehidupan manusia di negeri
ini. Meskipun para penguasa negeri ini mengaku muslim namun mereka enggan untuk
mengikuti aturan Allah sebagai sistem yang mengatur pemerintahan dan masyarakat
di wilayah kekuasaannya. Bahkan ideologi pancasila dipaksa untuk dianut dan
diamalkan oleh setiap warga negara Indonesia.
Dan
pemimpin negeri ini juga menolak untuk berhukum dengan hukum yang telah Allah turunkan
dan tetapkan. Mereka justru menjadikan hukum buatan orang kafir dan hukum
buatan mereka sendiri sebagai rujukan yang harus ditaati oleh setiap warga
negara. Status para penguasa yang memimpin negeri ini adalah orang‑orang durhaka lagi kafir yang
menentang Allah ‘azza wa jalla.
Perbuatan para penguasa tersebut adalah bentuk permusuhan sekaligus penentangan
mereka terhadap Allah ‘azza wa jalla.
Perbuatan
durhaka para penguasa negeri yang tidak kalah melampaui batas adalah memusuhi orang‑orang yang menginginkan tegaknya
aturan Allah di negeri ini. Para hamba Allah yang menginginkan ketaatan dan
hukum hanya bagi Allah semata justru diperangi dan dianggap sebagai penjahat. Para
penguasa durhaka lagi dzalim tersebut dengan sombongnya justru sekuat tenaga
mempertahankan sistem dan hukum bathil yang mereka anut. Bahkan mereka memaksakan
kaum muslimin untuk mentaati sistem dan hukum bathil yang mereka berlakukan tersebut.
Dengan
sikap durhaka lagi melampaui batas dari pemimpin negeri ini, menjadikan negeri
ini jauh dari keberkahan dan rahmat dari Allah. Bahkan penguasa dan negeri ini
memiliki karakter sebagai penguasa dan negeri yang diancam akan dihancurkan
oleh Allah ‘azza wa jalla. Sebab Allah telah memperingatkan mereka untuk taat
kepada‑Nya melalui
para da’i yang
jujur. Mereka adalah para da’i yang mengajak manusia untuk mentauhidkan Allah.
Sikap
durhaka juga dinampakkan oleh orang‑orang
yang hidup mewah dari kalangan mereka yang berharta, yang diantaranya adalah
para pengusaha.Harta berlimpah yang mereka miliki justru dipergunakan untuk
membuat kerusakan. Mereka mengelola bisnis‑bisnis
haram demi memuaskan syahwat dan menumpuk harta. Pemilik tempat hiburan malam, tempat
perjudian, tempat pelacuran dan kedai penjual khamer adalah bukti kedurhakaan
orang‑orang yang berharta.
Dan Allah pun telah memperingatkan mereka melalui para pengajar kebaikan dan pencegah
kemungkaran.
Dan
peringatan‑peringatan
Allah yang sering disuarakan oleh para da’i
tidak diindahkan oleh orang‑orang
yang hidup mewah di negeri ini. Justru para da’i
yang jujur dibungkam dengan berbagai macam cara oleh penguasa negeri ini. Bahkan
diantara para da’i penyeru tauhid justru dijebloskan kedalam penjara, sedangkan
yang lainnya diberi sematan buruk. Hal tersebut sebagai upaya bagi penguasa
negeri ini untuk mempertahankan eksistensi kekafiran yang mereka anut.
Pada
sisi lain para pengusaha berkolaburasi dengan kaki tangan penguasa untuk
membungkam para pencegah kemungkaran. Sebab para penggiat nahi mungkar telah
mengancam keberlangsungan bisnis haram para pengusaha durhaka.Akibatnya pelaku
pencegah kemungkaran justru dianggap sebagai penjahat yang berbuat kerusakan
sehingga harus dihukum berat. Akibatnya bisnis haram tumbah subur di setiap
tempat di pelosok negeri ini.
Dengan
seluruh fenomena tersebut cukuplah sebagai tanda bahwa negeri ini layak untuk ditimpakan
azab oleh Allah. Dan sangat layak jika rezim kafir negeri ini dibinasakan dan dilenyapkan
dari muka bumi. Kedurhakaan para penikmat kemewahan di negeri ini itulah salah satu
sebab datangnya ancaman Allah Yang Maha Perkasa.
2. Penduduknya
berbuat dzalim.
Sebab
lain dihancurkannya suatu kaum adalah ketika penduduknya sudah marak melakukan perbuatan
dzalim. Tatkala kedzaliman sudah merata dan menjadi hal yang biasa dilakukan, maka
itu adalah awal bencana bagi suatu kaum. Bahkan dengan meratanya kedzaliman di
suatu negeri itu sama artinya para penduduknya mengundang kemurkaan dan azab
Allah ‘azza wa jalla.
Allah Rabbul
‘izzati berfirman :
فَكَأَيِّن
مِّن قَرۡيَةٍ أَهۡلَكۡنَٰهَا وَهِيَ ظَالِمَةٞ فَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ
عُرُوشِهَا وَبِئۡرٖ مُّعَطَّلَةٖ وَقَصۡرٖ مَّشِيدٍ ٤٥ أَفَلَمۡ يَسِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ
فَتَكُونَ لَهُمۡ قُلُوبٞ يَعۡقِلُونَ بِهَآ أَوۡ ءَاذَانٞ يَسۡمَعُونَ بِهَاۖ
فَإِنَّهَا لَا تَعۡمَى ٱلۡأَبۡصَٰرُ وَلَٰكِن تَعۡمَى ٱلۡقُلُوبُ ٱلَّتِي فِي ٱلصُّدُورِ
٤٦
“Berapalah
banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam keadaan
zalim, maka (tembok‑tembok)
kota itu roboh menutupi atap‑atapnya
dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi,
maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang
dengan itu mereka dapat memahami, atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka
dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang
buta ialah hati yang di dalam dada.” (QS Al Hajj
:45‑46).
Ayat
di atas menyebutkan bagaimana Allah ‘azza wa jalla telah membinasakan suatu negeri
dikarenakan penduduknya berbuat dzalim. Dimana tembok‑tembok negeri telah roboh, sumur, rumah
dan istana juga ditinggalkan pemiliknya. Itu semua terjadi karena Allah menghancurkan
negeri tersebut disebabkan oleh kedzaliman penduduknya. Dan itu semua hendaknya
menjadi pelajaran dan peringatan bagi orang‑orang
sesudahnya.
Kedzaliman
yang paling besar di sisi Allah adalah perbuatan syirik,yaitu menyekutukan
Allah dalam ibadah. Hal tersebut sebagaimana firman‑Nya;
وَإِذۡ قَالَ لُقۡمَٰنُ لِٱبۡنِهِۦ
وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَيَّ لَا تُشۡرِكۡ بِٱللَّهِۖ إِنَّ ٱلشِّرۡكَ لَظُلۡمٌ
عَظِيمٞ ١٣
“Dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar‑benar
kezaliman yang besar”.
(QS Luqman :13).
Maka
jika perbuatan syirik telah merata di tengah kehidupan masyarakat, itu artinya
kaum tersebut berada dalam kemurkaan Allah ‘azza wa jalla.Jika perbuatan
menyekutukan Allah sudah menjadi tradisi, dilestarikan dan mewabah di tengah
masyarakat maka itu adalah bencana bagi kaum tersebut. Dan hari ini bisa kita
saksikan bagaimana perbuatan syirik merata terjadi di setiap pelosok di negeri
ini. Hampir di setiap kampung di negeri ini ada kuburan yang dikeramatkan dan dimintai
berkah. Begitu pula hampir di seluruh kampung di Indonesia ada dukun yang
dijadikan tempat bertanya atau berobat bagi masyarakat sekitar. Hal itu
menunjukkan betapa maraknya perbuatan syirik di negeri ini.
Itu
hanya dari satu sisi kesyirikan, yaitu syirik kuburan yang marak di masyarakat
negeri ini. Kesyirikan lain yang tidak kalah buruk di negeri ini adalah
kesyirikan dalam hukum dan undang‑undang
yang juga marak, bahkan dilakukan oleh mayoritas penduduk negeri ini. Dimana mereka
menjadikan hukum buatan manusia sebagai rujukan dan pemutus perkara diantara mereka.
Bahkan mereka dengan sukarela memberikan wewenang kepada para tokoh untuk membuat
hukum yang akan mereka taati dan junjung tinggi.
Sistem
syirik demokrasi yang berlaku di negeri ini telah menjadikan penduduknya secara
mayoritas adalah orang‑orang
musyrik. Yang mana inti dari ajaran demokrasi adalah penyanderaan hukum kepada
selain Allah. Dalam sistem syirik ini masyarakat memilih para anggota
legislatif yang akan mewakilinya di parlemen. Anggota legislatif ini mempunyai
tugas dan wewenang untuk membuat hukum dan undang‑undang.
Jadi
sesungguhnya di dalam ajaran demokrasi ada perampasan hak Allah oleh manusia,
yaitu hak membuat hukum dan undang‑undang.
Perampas hak itu adalah anggota legislatif dan pemberi wewenang perampasan itu
adalah rakyat yang telah memilih para anggota legislatif itu. Maka sistem
demokrasi telah menjadikan kaum muslimin yang mengikutinya melakukan
kemusyrikan secara massal.
Sehingga
bisa dikatakan bahwa pada suatu negeri yang mayoritas penduduknya mengaku muslim,
namun menganut sistem demokrasi maka sesungguhnya mayoritas penduduk negeri tersebut
adalah musyrik. Sehingga kemusyrikan jenis ini juga dilakukan oleh mayoritas
penduduk negeri ini yang katanya mengaku muslim. Dengan keadaan seperti ini
maka sesungguhnya mayoritas penduduk negeri ini adalah orang‑orang yang melakukan perbuatan
dzalim. Bahkan perbuatan tersebut adalah kedzaliman yang paling besar di sisi
Allah ‘azza wa jalla. Maka tidaklah heran jika negeri ini kaya tapi mayoritas
penduduknya hidup dalam kemiskinan. Hal tersebut karena jauhnya negeri ini dari
keberkahan.
Dan
dengan maraknya perbuatan syirik di penjuru negeri ini menjadikan negeri ini
diliputi kemurkaan Allah. Sehingga berbagai macam bencana silih berganti dan
tanpa henti menghantam negeri ini. Dan telah berlalu negeri‑negeri lain yang penduduknya dzalim
seperti Indonesia ini yang kemudian dihancurkan oleh Allah ‘azza wa jalla. Sehingga
peradaban dan kejayaannya musnah tanpa sisa sebagai hukuman atas kedzaliman
penduduknya. Akankah negeri syirik Indonesia juga hancur menyusul pendahulunya
yaitu Majapahit?.
3. Maraknya
perbuatan maksiat yang dilakukan oleh penduduknya.
Faktor lain
yang bisa menyebabkan dihancurkannya suatu negeri adalah karena perbuatan maksiat
penduduknya. Hal tersebut sebagaimana firman Allah Rabbul ‘izzati;
أَوَ
لَمۡ يَهۡدِ لِلَّذِينَ يَرِثُونَ ٱلۡأَرۡضَ مِنۢ بَعۡدِ أَهۡلِهَآ أَن لَّوۡ
نَشَآءُ أَصَبۡنَٰهُم بِذُنُوبِهِمۡۚ وَنَطۡبَعُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ فَهُمۡ لَا
يَسۡمَعُونَ ١٠٠ تِلۡكَ ٱلۡقُرَىٰ نَقُصُّ عَلَيۡكَ مِنۡ أَنۢبَآئِهَاۚ وَلَقَدۡ
جَآءَتۡهُمۡ رُسُلُهُم بِٱلۡبَيِّنَٰتِ فَمَا كَانُواْ لِيُؤۡمِنُواْ بِمَا
كَذَّبُواْ مِن قَبۡلُۚ كَذَٰلِكَ يَطۡبَعُ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِ ٱلۡكَٰفِرِينَ
١٠١
“Dan apakah
belum jelas bagi orang‑orang
yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau Kami
menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa‑dosanya; dan Kami kunci mati hati
mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi)? Negeri‑negeri (yang telah Kami binasakan)
itu, Kami ceritakan sebagian dari berita‑beritanya
kepadamu. Dan sungguh telah datang kepada mereka rasul‑rasul mereka dengan membawa bukti‑bukti yang nyata, maka mereka (juga)
tidak beriman kepada apa yang dahulunya mereka telah mendustakannya.
Demikianlah Allah mengunci mata hati orang‑orang
kafir.” (QS Al A’raf
:100‑101).
Kekafiran
dan perbuatan dosa para penduduknya,itulah salah satu hal yang menjadi sebab kehancuran
suatu negeri. Dua hal tersebut sudah sangat marak terjadi di dalam negeri
bernama Indonesia. Kekafiran sangat nampak dilakukan oleh mayoritas penduduk
negeri ini. Kesyirikan yang marak terjadi di setiap pelosok negeri ini
dilakukan oleh mereka yang mengaku beragama islam. Mengaku sebagai orang islam
tapi rela menerima ajaran sesat pancasila. Mengaku beriman kepada al qur’an
tapi berhukum dengan hukum buatan manusia. Itulah sebagian dari wajah kekafiran
penduduk negeri ini.
Adapun
perbuatan maksiat maka itu bukan lagi dianggap sebagai aib yang pelakunya malu.
Bahkan perbuatan dosa dan maksiat diberi fasilitas dan dilindungi oleh penguasa
negeri ini. Komplek pelacuran dijaga dan dilindungi di negeri ini,bahkan
dijadikan sumber devisa negara. Khamer dibuatkan pabrik dan tempat penjualannya
serta dikenakan pajak untuk pemasukan bagi negara.
Sehingga
ketika hendak berbicara tentang maraknya kemaksiatan dan perbuatan dosa di
negeri Sehingga ketika hendak berbicara tentang maraknya kemaksiatan dan
perbuatan dosa di negeri tidak akan habis dibicarakan. Sebab kemaksiatan ada
hampir pada setiap sudut kota, desa dan kampung di negeri ini.Maka dengan
kondisi ini terpenuhilah salah satu sebab dihancurkannya suatu kaum oleh Allah
‘azza wa jalla. Sehingga masa kehancuran dari rezim kafir bernama NKRI telah
didepan mata, in syaa Allah. Dan kelak diatas puing‑puing kehancuran negeri syirik ini
akan Allah tegakkan pilar‑pilar daulah
islam yang menaungi penduduknya dengan keadilan islam.
Adapun
jika hari ini rezim kafir yang ditaati oleh orang‑orang
dzalim masih berkuasa, sesungguhnya itu adalah penangguhan yang Allah berikan
sementara waktu. Sehingga azab yang akan menimpa mereka akan dibayar secara
kontan pada waktunya. Hal tersebut sebagaimana firman‑Nya :
وَلَوۡ
يُؤَاخِذُ ٱللَّهُ ٱلنَّاسَ بِمَا كَسَبُواْ مَا تَرَكَ عَلَىٰ ظَهۡرِهَا مِن
دَآبَّةٖ وَلَٰكِن يُؤَخِّرُهُمۡ إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمّٗىۖ فَإِذَا جَآءَ
أَجَلُهُمۡ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِعِبَادِهِۦ بَصِيرَۢا ٤٥
“Dan kalau
sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan
di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melatapun akan tetapi Allah menangguhkan
(penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu; maka apabila datang ajal mereka,
maka sesungguhnya Allah adalah Maha Melihat (keadaan) hamba‑hamba‑Nya.” (QS Fathir
:45).
Tidak
lama lagi in syaa Allah sistem kafir di negeri ini akan runtuh. Melalui tangan
orang‑orang beriman
yang berjihad di jalan‑Nya itulah
Allah akan menghancurkan rezim dan sistem kafir di negeri ini. Sedangkan para
penguasa dan pemimpinnya akan dihinakan,sedangkan istana dan singgasana mereka
akan segera menjadi onggokan puing. Sebab kini telah tiba masanya kemenangan
dan kejayaan islam. Zaman kegelapan rezim kafir akan segera berakhir, dan telah
terbit zaman yang terang, yaitu zamannya DAULAH ISLAM.
Wallahu
musta’an
08 Ramadhan
1438H__
Tidak ada komentar:
Posting Komentar