MEREKA CINTA KEKAFIRAN
SEPERTI
KALIAN MENCINTAI
KEIMANAN
Oleh: Abu Usamah JR
Peristiwa perang Badar pada Ramadhan
tahun 2 Hijriyah merupakan peperangan pertama kali antara kubu keimanan dan
kubu kekafiran dalam sejarah umat Muhammad. Peperangan ini sangat menarik untuk
dibicarakan sepanjang sejarah peradaban islam. Salah satu hal yang menarik dari
peperangan ini adalah, karena perang ini telah mempertemukan orang‑orang yang saling mengenal serta
memiliki ikatan darah dan kekerabatan saling menyerang dan membunuh dalam
peperangan ini. Sehingga peperangan ini menjadi momentum yang sangat fenomenal dalam
penerapan Al Wala’ wal Bara’ sebagai tuntutan dan kewajiban dari tauhidullah.
Dan setelah peristiwa perang Badar
maka peperangan antara kubu keimanan dan kubu kekafiran senantiasa terjadi dan
menjadi kisah sepanjang sejarah umat islam. Inilah sunatullah bahwa antara keimanan
dan kekafiran tidak akan pernah bersatu untuk selamanya. Tidaklah dua kubu
tersebut bertemu kecuali keduanya sama‑sama
memiliki hasrat untuk menghancurkan pihak yang lainnya. Dan keduanya juga
memiliki keinginan yang sama untuk saling menguasai dan mengalahkan.
Adanya orang‑orang yang berperang di bawah panji
kekafiran untuk memerangi kaum beriman menunjukkan adanya orang‑orang yang mencintai kekafiran
sebagaimana adanya orang‑orang beriman
yang mencintai keimanan. Orang‑orang
tersebut rela mengorbankan harta dan jiwa raganya demi membela kekafiran.
Mereka pun siap mati demi eksisnya kekafiran sebagaimana orang‑orang beriman siap mati demi tegak
dan menangnya islam.
Allah ‘azza wa jalla berfirman;
وَمِنَ
ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادٗا يُحِبُّونَهُمۡ كَحُبِّ ٱللَّهِۖ
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَشَدُّ حُبّٗا لِّلَّهِۗ وَلَوۡ يَرَى ٱلَّذِينَ
ظَلَمُوٓاْ إِذۡ يَرَوۡنَ ٱلۡعَذَابَ أَنَّ ٱلۡقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعٗا وَأَنَّ ٱللَّهَ
شَدِيدُ ٱلۡعَذَابِ ١٦٥
“Dan
diantara manusia ada orang‑orang
yang menyembah tandingan‑tandingan
selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun
orang‑orang
yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang‑orang yang berbuat zalim itu
mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu
kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan‑Nya (niscaya mereka menyesal).”
(QS Al Baqarah: 165).
Ayat ini menjelaskan tentang adanya
orang‑orang yang
mencintai selain Allah seperti mereka mencintai Allah. Adapun orang‑orang beriman memiliki kecintaan yang
sangat besar kepada Allah. Dan kini pada era kekafiran modern, kita bahkan
menyaksikan adanya orang‑orang yang mengaku
beriman namun mereka lebih mencintai kekafiran daripada keimanan. Mereka lebih suka
hidup dibawah naungan sistem demokrasi dan hukum kafir, dan mereka menentang ditegakkannya
hukum syariat islam di negerinya. Ini hanya salah satu contoh di negeri ini
adanya orang‑orang yang
mengaku beriman namun faktanya mereka lebih mencintai kekafiran daripada keimanan.
Jika orang‑orang beriman begitu besar cintanya
kepada Allah sehingga mereka rela berkorban apa saja demi tuntutan keimanan.
Maka orang‑orang kafir
pun mencintai sesembahan‑sesembahan mereka
dengan kecintaan yang luar biasa dan siap mati demi menjaga dan mempertahankan kekafiran.
Kecintaan mereka kepada kekafiran yang sangat besar membuat mereka menginginkan
agar semua orang mengikuti jejak mereka menjadi kafir. Bahkan mereka tidak akan
rela jika ada orang yang tidak kafir seperti dirinya. Sehingga mereka melakukan
segala daya upaya dari cara lembut hingga cara keras agar tidak tersisa orang‑orang beriman. Hal tersebut
sebagaimana Allah ‘azza wa jalla berfirman :
وَلَا
يَزَالُونَ يُقَٰتِلُونَكُمۡ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمۡ عَن دِينِكُمۡ إِنِ ٱسۡتَطَٰعُواْۚ
وَمَن يَرۡتَدِدۡ مِنكُمۡ عَن دِينِهِۦ فَيَمُتۡ وَهُوَ كَافِرٞ فَأُوْلَٰٓئِكَ
حَبِطَتۡ أَعۡمَٰلُهُمۡ فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ
هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ٢١٧
“Mereka
tidak henti‑hentinya
memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada
kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu
dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia‑sia amalannya di dunia dan di
akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”
(QS Al-Baqarah : 217 ).
Orang‑orang
kafir juga bersedia untuk menginfakkan hartanya untuk membela dan Orang‑orang kafir juga bersedia untuk
menginfakkan hartanya untuk membela dan mempertahankan kekafiran yang mereka
junjung tinggi. Mereka menghabiskan harta yang tidak sedikit untuk membuat
angkatan perang dan membeli persenjataan demi membela, menjaga dan mempertahankan
kekafiran yang mereka cintai. Dan dengan harta itu pula mereka berusaha untuk
membungkam keimanan dan para pengikutnya. Mereka tidak menginginkan keimanan dan
para ahlinya nampak di muka bumi. Inilah makna slogan mereka bahwa, “kekafiran
harga Mati”.
Allah ‘azza wa jalla menggambarkan
tentang kegigihan orang‑orang kafir
untuk menginfakkan hartanya demi menekan dan membungkam keimanan dan para
ahlinya. Hal tersebut sebagaimana disebut dalam firman‑Nya :
إِنَّ
ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ لِيَصُدُّواْ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ
فَسَيُنفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيۡهِمۡ حَسۡرَةٗ ثُمَّ يُغۡلَبُونَۗ وَٱلَّذِينَ
كَفَرُوٓاْ إِلَىٰ جَهَنَّمَ يُحۡشَرُونَ ٣٦
“Sesungguhnya
orang‑orang
yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah.
Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan
mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang‑orang yang kafir itu dikumpulkan,”
(QS Al Anfal :36).
Dan Allah memastikan kekalahan dan
penyesalan bagi orang‑orang kafir
atas usahanya membungkam keimanan dan para ahlinya. Ini menunjukkan bahwa
pengorbanan mereka tidak akan pernah mampu untuk menghalangi tegak dan
menangnya dienullah di muka bumi.
Meskipun upaya tersebut didukung
dengan angkatan perang yang siap mati demi membela dan mempertahankan kekafiran
yang menjadi sistem hidup mereka. Sebab Allah Yang Maha Perkasa memastikan
lemahnya angkatan perang orang‑orang
kafir.
Akan adanya angkatan perang orang‑orang kafir yang siap membela
kekafiran dan lemahnya angkatan perang tersebut telah Allah sebutkan dalam
firman‑Nya :
ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ يُقَٰتِلُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ يُقَٰتِلُونَ
فِي سَبِيلِ ٱلطَّٰغُوتِ فَقَٰتِلُوٓاْ أَوۡلِيَآءَ ٱلشَّيۡطَٰنِۖ إِنَّ كَيۡدَ ٱلشَّيۡطَٰنِ
كَانَ ضَعِيفًا ٧٦
“Orang‑orang yang beriman berperang di jalan
Allah, dan orang‑orang
yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan‑kawan syaitan itu, karena
sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.”
(QS An Nisa :76).
Ayat ini menjelaskan akan adanya
orang‑orang yang
siap berperang dan siap mati demi eksisnya kekafiran. Sebagaimana adanya orang‑orang beriman yang siap berperang dan
siap mati demi dienullah, maka orang‑orang
kafir juga siap berperang dan siap mati demi eksisnya sistem kafir mereka.
Bahkan kaum kafir di setiap tempat saling bahu membahu dan tolong menolong
dalam kekafiran dan dalam memerangi keimanan. Demi memerangi kubu keimanan, orang‑orang kafir yang berada di belahan
barat bumi akan membantu orang‑orang
kafir yang ada di belahan timur bumi, begitu pun sebaliknya.
Solid dan bersatunya orang‑orang kafir membuat koalisi untuk
memerangi kubu orang‑orang beriman
telah Allah sebutkan dalam firman‑Nya
:
وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ
بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍۚ إِلَّا تَفۡعَلُوهُ تَكُن فِتۡنَةٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ
وَفَسَادٞ كَبِيرٞ ٧٣
“Adapun
orang‑orang
yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika
kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah
itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.”
(QS Al Anfal :73).
Jika orang‑orang kafir siap berperang dan siap
mati demi eksisnya kekafiran, maka sudah seharusnya orang‑orang beriman juga siap berperang dan
siap mati demi tegak dan menangnya dienullah. Dan jika orang‑orang kafir bisa bersatu untuk
memerangi orang‑orang
beriman, maka tentu tidak alasan bagi orang‑orang
beriman untuk berpecah belah untuk memerangi orang‑orang kafir. Dan jika orang‑orang beriman enggan untuk bersatu
memerangi orang‑orang kafir
maka akan terjadi kerusakan di muka bumi. Kerusakan itu berupa berkuasanya
orang‑orang kafir
yang membuat kerusakan dengan memberlakukan sistem kafir mereka.
Dan atas pertolongan Allah, telah
terwujud jamaah kaum muslimin dan imamnya, khilafah islamiyah telah tegak. Ini
adalah wadah pemersatu bagi kaum muslimin di seluruh dunia untuk memasuki masa‑masa kemenangan dan kejayaan.
Khilafah islamiyah telah membuktikan komitmennya untuk menegakkan syariat islam
dan memerangi kaum kafir. Maka tidak ada alasan bagi orang‑orang beriman untuk tidak menerima
kehadiran khilafah islamiyah yang telah tegak di Iraq dan Syam.
Maka tidak ada orang yang mengaku
beriman yang menolak keberadaan khilafah islamiyah dan Khalifahnya Syaikh Abu
Bakar Al Baghdady kecuali dua golongan manusia saja. Dua golongan itu adalah: orang‑orang yang rusak manhajnya dan orang‑orang yang hatinya berpenyakit. Maka hendaklah
setiap diri memperhatikan posisinya dimana ia berada. Sebab kini manusia telah
terbagi dalam dua kubu, yaitu kubu orang‑orang
beriman dibawah pimpinan khalifah dan kubu orang-orang kafir yang memerangi
khilafah islamiyah.Lalu dimana posisi anda?
Wallahu
a’lam bishowab
11 Syawal
1438H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar