Syafa’at
Alloh
ta’ala berfirman:
مَنْ
ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلا بِإِذْنِهِ
“Tidak ada yang dapat memberi syafa’at di
sisi-Nya tanpa izin-Nya.”
(al-Baqoroh: 255)
))
Hakikat Syafa’at
Al-Imam Ibnu Qoyyim
al-Jauziyyah rahimahullah berkata:
"Yang ada dalam hati
orang-orang musyrik itu dan para pendahulu mereka adalah bahwa sesembahan-sesembahan mereka akan memberikan syafa’at kepada
mereka di sisi Allah. Dan ini adalah SYIRIK itu sendiri. Allah telah mengingkari keyakinan mereka itu dan mendustakannya dalam
Kitab-Nya. Syafa’at yang ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya
adalah syafa’at yang bersumber dari izin-Nya kepada
orang yang mentauhidkan-Nya. Dan yang dinafikan (ditiadakan)
oleh Allah adalah syafa’at syirkiyyah yang ada dalam hati
orang-orang musyrik yang menjadikan (sesembahan-sesembahan) selain Allah
sebagai para pemberi syafa’at. Mereka pun diperlakukan dengan
kebalikan dari apa yang mereka inginkan dari para pemberi syafa’at mereka itu.
Sementara orang-orang muwahhid akan memperolehnya."
(Madaarijus Saalikiin)
MADZHAB SALAF TENTANG
SYAFA’AT
Abu al-‘Abbas Ibnu Taimiyah rahimahullah
berkata:
"
Ahlus
Sunnah wal Jama’ah
menyepakati apa yang telah disepakati oleh para sahabat ridhwaanullohi ‘alayhim ajma’iin dan disebutkan dalam banyak
hadits, bahwa beliau shollallohu
‘alayhi wa sallam akan memberikan syafa’at kepada para pelaku dosa besar dari
umatnya dan memberikan syafa’at juga kepada makhluk secara umum. Beliau shollallohu ‘alayhi wa sallam memiliki syafa’at-syafa’at
yang khusus bagi beliau, tidak seorang pun yang ikut memilikinya, dan
syafa’at-syafa’at yang juga dimiliki oleh selain beliau di antara para nabi dan
orang-orang sholih, tetapi apa yang beliau miliki lebih baik daripada apa yang
dimiliki oleh selain beliau." (Majmuu’ al-Fataawaa)
SIAPAKAH YANG DIBERI
KEMULIAAN UNTUK MEMBERI SYAFA’AT.
1. Rosululloh shollallohu ‘alayhi wa sallam.
Diriwayatkan dari Abu Hurayroh radhiyallohu
‘anhu, dia berkata: Rasulullah sholallohu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Setiap
nabi memiliki permohonan yang mustajab (dikabulkan). Setiap nabi pun telah
menyegerakan permohonannya. Sementara aku menyembunyikan permohonanku, sebagai
syafa’at bagi umatku pada hari kiamat. Ia akan didapatkan in syaa-a Alloh oleh siapa
saja yang mati dari umatku tanpa menyekutukan Alloh dengan sesuatu pun.”
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam shahihnya)
2. Para syuhada’.
Diriwayatkan dari Nimron bin ‘Utbah
adz-Dzimari, dia berkata: Kami mengunjungi Ummu ad-Darda’, sedangkan kami
adalah anak-anak yatim. Dia pun berkata: "Bergembiralah,
sesungguhnya aku telah mendengar Abu ad-Darda’ berkata: Rasululloh shalallohu ‘alayhi wasallam bersabda: “Diterima syafa’at seorang syahid untuk tujuh puluh orang dari
keluarganya.”
(Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam shahihnya)
3. Kaum mu’minin secara umum.
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallohu
‘anhu, dia berkata: Aku telah mendengar Rasululloh shallallohu ‘alayhi wasallam
bersabda:
“Tidak seorang muslim pun mati, lalu jenazahnya
disholatkan oleh empat puluh orang yang tidak menyekutukan Alloh dengan sesuatu
pun, kecuali Alloh menerima syafa’at mereka untuknya.”
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam
shahihnya)
(Infografik An-Naba’ Edisi 66)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar