KETIKA KEMURTADAN DIJADIKAN SEBAGAI STRATEGI PERJUANGAN
oleh: Abu Usamah JR.
oleh: Abu Usamah JR.
Adanya penderitaan, kesulitan dan resiko dalam perjuangan
adalah sebuah keniscayaan. Sebab karakteristik dari perjuangan menegakkan
dienullah dipenuhi dengan kesulitan dan penderitaan serta membutuhkan
pengorbanan. Namun demikian perjuangan menegakkan dienullah adalah jalan terang
yang hasil akhirnya sudah pasti. Yaitu kemenangan bagi dienullah dan kaum
beriman pasti akan datang pada masa yang telah ditentukan oleh Allah.
Namun ada kalanya sulitnya perjuangan dan lamanya waktu
tempuh membuat orang-orang yang berjiwa kerdil berputus asa dan undur diri dari
perjuangan ini. Atau karena beratnya ujian lantas membuat orang-orang yang
bermental rapuh berubah haluan. Mereka terjebak dengan makar musuh-musuh
Allah yang menghendaki rusaknya agama dan akhirat para pejuang islam.
Karena sesungguhnya hakikat dari tujuan orang-orang kafir memerangi kaum muslimin adalah untuk merusak agama kaum muslimin.
Karena sesungguhnya hakikat dari tujuan orang-orang kafir memerangi kaum muslimin adalah untuk merusak agama kaum muslimin.
Hal tersebut telah disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya :
وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمْ عَنْ
دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا ۚ وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ
وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُون
“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”
(QS Al Baqarah; 217).
Maka sesungguhnya makar dari musuh-musuh Allah adalah mencabut tauhid dari dada-dada kaum beriman. Sehingga hasil yang hendak dicapai adalah agar orang-orang beriman berubah menjadi sama dengan keadaan musuh-musuh Allah yang kafir itu. Dengan demikian sesungguhnya tantangan perjuangan yang dihadapi oleh para muwahidin sangatlah berat. Karena itu diperlukan bekal keimanan, kesabaran, keteguhan dan mental yang kuat dalam menghadapi gelombang dan pasang surutnya perjuangan.
Seseorang yang menempuh jalan perjuangan islam harus
memiliki keteguhan, kesabaran dan sifat pantang menyerah. Allah telah memuji
orang-orang beriman yang teguh dalam perjuangan dengan firman-Nya :
وَكَأَيِّنْ
مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا
أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا ۗ وَاللَّهُ
يُحِبُّ الصَّابِرِين
“Dan berapa banyaknya nabi yang
berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa.
Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah,
dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai
orang-orang yang sabar.” (QS Ali Imran :146).
Suatu hal memalukan sekaligus memilukan yang kita lihat di
negeri ini adalah tumbangnya para pejuang islam di tengah jalan. Bukan tumbang
diterjang oleh peluru musuh hingga gugur menjadi syuhada. Namun tumbang kedalam
pelukan thoghut menjadi pecundang dan pengkhianat. Padahal sebelumnya mereka
pernah merasakan manisnya medan jihad dan panasnya pertempuran.
Namun sungguh aneh keadaan para pecundang tersebut yang sama
sekali tidak merasa bahwa apa yang terjadi atas dirinya adalah kekalahan,
pengkhianatan bahkan kemurtadan. Akan tetapi justru mereka beranggapan bahwa
apa yang mereka lakukan sebagai bagian dari strategi perjuangan. Sehingga
mereka menganggap bahwa dirinya adalah orang-orang yang masih istiqomah dalam
keimanan dan dalam perjuangan.
Inilah yang disebut kafir tanpa sadar
dan kalah tanpa merasa kalah.
Lihatlah keadaan sederat nama para pecundang dari mantan
mujahidin Ambon hingga mantan mujahidin Afghan. Mereka adalah orang-orang yang
hingga kini masih berada di penjara thoghut dengan hukuman seumur hidup namun
sudah menyatakan loyalitasnya kepada thoghut. Atau lihat pula keadaan orang-orang
yang mengajukan Pembebasan Bersyarat dengan konsekwensi siap murtad menjadi
penyembah burung imaginer dan bersedia satu barisan dengan thoghut untuk
memerangi muwahidin.
Para pecundang tersebut menganggap langkah mereka sudah
sesuai dengan syariat dan bagian dari strategi perjuangan. Mereka memposisikan
diri mereka sebagai orang-orang yang dipaksa kafir dengan sebab mereka berada
di penjara thoghut. Lalu mereka menjadikan ayat tentang mukrah sebagai dalil
untuk membenarkan kekafiran mereka.
Inilah ayat yang mereka politisir untuk membenarkan
kekafiran yang telah mereka lakukan :
مَنْ
كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ
مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَٰكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا
فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيم
“Barangsiapa yang kafir kepada Allah
sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa
kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan
tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah
menimpanya dan baginya azab yang besar.” (QS An Nahl :106)
Padahal keadaan para pecundang tersebut tidak sebagaimana
yang dimaksud oleh ayat di atas berkenaan dengan mukrah. Sebab mereka bukanlah orang-orang
yang disiksa dan dipaksa untuk upacara bendera atau dipaksa untuk
menandatangani pernyataan menerima idioligi kafir.
Namun keadaan mereka seperti yang disebutkan oleh bagian
akhir dari ayat di atas yaitu orang-orang yang melapangkan dadanya untuk
kekafiran. Semua itu mereka lakukan demi mendapatkan belas kasihan dari
musuh-musuh Allah berupa masa pembebasan yang lebih cepat.
Diantara kedustaan para pecundang tersebut adalah menganggap
bahwa apa yang dilakukan sebagai bagian dari strategi perjuangan. Mereka rela
menyembah berhala dan menyatakan setia kepada ideologi syirik dengan alasan
supaya cepat bebas dan bisa berbuat banyak untuk perjuangan. Ada juga yang
beralasan supaya cepat bebas sehingga bisa secepatnya hijrah atau bisa kembali
berjihad lagi.
Namun itu semua adalah kedustaan yang dibuat oleh para
pecundang untuk membenarkan kemurtadan yang dilakukannya. Pada faktanya tidak
ada satu orang pun yang bebas dengan menandatangani syarat kekafiran lantas
setelah bebas kemudian jihad. Yang ada setelah bebas malah larut dengan dunia
atau yang lebih parah menjadi kaki tangan thoghut.
Mereka sebelumnya berdalih bahwa pernyataan mereka kepada
thaghut untuk menerima ideologi kekafiran dan bersedia bekerja sama hanya
sebagai strategi. Mereka juga menyatakan bahwa pernyataan tersebut hanya
formalitas yang mereka berniat untuk mengingkarinya. Padahal persoalan
sesungguhnya tidaklah semudah dan sesepele yang mereka sangka.
Allah ‘azza wa jalla telah menetapkan kafirnya orang-orang
yang mengaku beriman yang berjanji akan mematuhi orang-orang kafir dalam
beberapa urusan.
Padahal orang-orang tersebut dusta dalam janjinya tersebut dan berniat tidak menepati.
Padahal orang-orang tersebut dusta dalam janjinya tersebut dan berniat tidak menepati.
Hal tersebut sebagaimana yang disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya :
إِنَّ الَّذِينَ ارْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْهُدَى الشَّيْطَانُ سَوَّلَ لَهُمْ وَأَمْلَى لَهُمْ (25) ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لِلَّذِينَ كَرِهُوا مَا نزلَ اللَّهُ سَنُطِيعُكُمْ فِي بَعْضِ الأمْرِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِسْرَارَهُمْ (26) فَكَيْفَ إِذَا تَوَفَّتْهُمُ الْمَلائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ (27) ذَلِكَ بِأَنَّهُمُ اتَّبَعُوا مَا أَسْخَطَ اللَّهَ وَكَرِهُوا رِضْوَانَهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ (28)
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci? Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, setan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka (orang-orang munafik) itu berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah (orang-orang Yahudi), “Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa urusan, ” sedangkan Allah mengetahui rahasia mereka. Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila malaikat (maut) mencabut nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka? Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbu lkan kemurkaan Allah dan (karena) mereka membenci (apa yang menimbulkan keridaan-Nya); sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka.” (QS Muhammad :25-28).
Maka telah kafirlah orang-orang yang telah berjanji kepada
thoghut untuk menerima idioligi syirik, meskipun hati mereka mengingkari. Sebab
secara dzahir mereka telah melakukan perbuatan kekafiran tanpa paksaan,
sehingga perbuatan dzahir menunjukkan hakikat batinnya.
Tidak berguna ucapan mereka bahwa mereka mengingkari dan
membenci idioligi syirik serta mencintai Islam dan akan kembali berjihad. Kekafiran
yang lain dari para pecundang itu adalah menyatakan kepada thoghut akan
membantu mereka membongkar jaringan /jama’ah muwahidin. Dan siap bekerja sama
untuk memerangi para muwahidin.
Mereka pun berdalih bahwa pernyataan tersebut hanya strategi
untuk mengelabui thoghut dan mereka tidak akan memenuhi persyaratan perjanjian
tersebut. Padahal Allah ‘azza wa jalla telah mengkafirkan orang-orang yang
mengaku beriman (kaum munafiq) yang berjanji dengan orang-orang yahudi untuk
memerangi kaum muslimin. Padahal orang-orang munafik itu dusta dalam janjinya
tersebut. Namun Allah menetapkan adanya persaudaraan antara mereka dengan
orang-orang yahudi.
Hal tersebut sebagaimana yang disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya :
أَلَمْ
تَرَ إِلَى الَّذِينَ نَافَقُوا يَقُولُونَ لِإِخْوَانِهِمُ الَّذِينَ كَفَرُوا
مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَئِنْ أُخْرِجْتُمْ لَنَخْرُجَنَّ مَعَكُمْ وَلَا نُطِيعُ
فِيكُمْ أَحَدًا أَبَدًا وَإِنْ قُوتِلْتُمْ لَنَنْصُرَنَّكُمْ وَاللَّهُ يَشْهَدُ
إِنَّهُمْ لَكَاذِبُون
“Apakah kamu tidak memperhatikan
orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di
antara ahli kitab: “Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kamipun akan keluar
bersamamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk
(menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu”. Dan
Allah menyaksikan bahwa Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta.” (QS Al Hasyr :11).
Maka kafirlah orang-orang yang telah menyatakan akan
membantu thogut memerangi muwahidin, meskipun mereka berniat mengingkari
janjinya. Dan meskipun mereka berniat akan kembali berjihad memerangi thoghut
jika bebas nanti. Sebab pernyataan janji mereka kepada thoghut yang tanpa
paksaan telah mencukupi mereka untuk dikafirkan.
Maka sesungguhnya apa yang mereka katakan sebagai strategi
perjuangan ternyata justru telah menyebabkan mereka terjebak dalam perangkap
dan permainan thoghut. Akibatnya mereka terjerembab kedalam jurang kekafiran
tanpa mereka bisa bangkit lagi. Mereka yang tadinya berniat menipu thoghut
justru memenuhi janjinya kepada thoghut dan menjadi pihak yang ditipu oleh
thoghut. Sempurnalah sudah kekafiran yang mereka lakukan dan sempurna pula mereka
dipecundangi.
Ambillah pelajaran dari si selebriti napi teroris dengan
vonis seumur yang telah sepenuh jiwa raga membantu thogut namun hingga kini
vonisnya tetap seumur hidup dan tidak berubah. Bahkan upaya peninjauan kembali
yang diajukan ke mahkamah thoghut telah ditolak.
Kini si pecundang tersebut tetap berada di penjara thoghut
meskipun telah lelah menggonggong untuk membantu thogut untuk memerangi
muwahidin.Atau lihatlah si dungu pengibar bendera yang tidak juga
mendapatkan remisi meskipun sudah rela menjadi penyembah berhala dan banyak
membantu thogut.
Tidakkah kalian membaca di dalam al qur’an bahwa,
“Setan senantiasa mengingkari janjinya?”.
Cukuplah menjadi pelajaran atas apa yang terjadi pada para
murtadun dan pecundang di atas dan jangan lakukan kesalahan yang sama.
Sungguh kekafiran dan kemurtadan tidak bisa dijadikan
sebagai strategi perjuangan. Sebab taktik dan strategi bukan engkau bergabung
dengan barisan musuh.
Namun menjalankan taktik dan strategi itu engkau tetap
berada dalam barisan muwahidin.
Semoga Allah menjaga para muwahidin yang memiliki niat untuk
teguh dan istiqomah di atas millah tauhid dan jalan jihad.
Aamiin. ..
Wallahu
musta’an
03 Dzulhijjah 1438H
✍Abu Usamah JR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar