PERBEDAAN
AHLUSSUNNAH DENGAN MURJI'AH
Dalam Dienul Islam (agama Islam) ada BAGIAN atau CABANG.
Ada masalah yang merupakan bagian akar (ashlun) dan ada masalah
yang berada di bagian cabang (far'un). Perumpamaannya seperti
pohon, dimana dalam pohon itu ada akar dan cabang. Allah SWT berfirman:
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً
كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِى السَّمَآءِ
"Tidakkah
kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke
langit,"
(QS. Ibrahim 14: 24).
Ashlun (akar) dalam dien (agama) adalah masalah-masalah yang
merupakan inti pokok yang disampaikan / diperjuangkan oleh para Rasul. Allah
SWT berfirman:
شَرَعَ
لَكُمْ مِّنَ الدِّينِ مَا وَصّٰى بِهِۦ نُوحًا وَالَّذِىٓ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ
وَمَا وَصَّيْنَا بِهِۦٓ إِبْرٰهِيمَ وَمُوسٰى وَعِيسٰىٓ ۖ أَنْ أَقِيمُوا
الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ ۚ
"Dia
(Allah) telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada
Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah
Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan 'Isa, yaitu tegakkanlah dien (agama)
dan janganlah kamu berpecah-belah di dalamnya" (QS. Asy-Syura 42: 13)
Ashlud dien (akar) ada 4 hal yakni Ibadah (mengabdi)
hanya kepada Allah (tauhid), tidak membuat sekutu dalam pengabdian (syirik),
mencintai dan membela sesama mukmin (al wala'), dan benci dan memusuhi
orang musyrik (Al baro').
Itulah akar pokok agama (ashluddin),
masalah-masalah yang masuk dalam ranah aqidah.
Ada pula bagian cabang yaitu wajibatud-din
(kewajiban-kewajiban agama). Ini yang sering disebut dengan syari'ah.
Orang Murji'ah tidak membedakan ketetapan-ketetapan dalam ashlud-din
dan wajibatud-din. Dalam masalah ashlud-din, mereka (orang
Murji'ah) menganggap sama seperti dalam masalah wajibatud-din (syari'ah),
yaitu bahwa apabila orang beriman (Islam) melakukan pelanggaran dalam ashlud-din
hanya dengan perbuatan atau ucapan saja, selama hatinya masih ada iman
(pembenaran dengan hati), maka dia masih disebut mukmin atau muslim.
Menurut Ahlussunnah, seseorang disebut mukmin itu jika
terkumpul dalam dirinya keyakinan hati, ucapan lisan dan perbuatan badan dalam
masalah ashlud-din.
Karenanya, jika hilang salah satunya maka hilang imannya
(murtad). Iman bertambah dengan ketaatan (melaksanakan syariat) dan berkurang
dengan kemaksiatan (pelanggaran syari'at). Iman juga bisa hilang jika melakukan
pelanggaran dalam masalah ashlud-din, kecuali ada sebab yang menjadi
penghalang jatuhnya vonis kafir (mawani'ut takfir), seperti ikroh
(dipaksa yang dipastikan berakibat kematian atau resiko fatal) atau khotho'
(salah maksud).
Jadi ibarat pohon. Jika rusak akarnya, sekalipun masih ada
cabang-cabangnya maka pohon itu mati. Tetapi jika akarnya sehat sekalipun ada
cabang-cabangnya yang rusak, maka pohon itu tetap hidup. Perumpamaan ini Allah
buat agar mudah di ingat/ difahami. Allah SWT berfirman:
وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ
يَتَذَكَّرُونَ
"Dan
Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat." (QS. Ibrahim 14: 25)
Hak
membuat syariat adalah masalah ashlud-din. Allah SWT berfirman:
إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۖ يَقُصُّ الْحَقَّ ۖ وَهُوَ
خَيْرُ الْفٰصِلِينَ
"MENETAPKAN
(HUKUM ITU) HANYALAH HAK ALLAH.
DIA
MENERANGKAN KEBENARAN DAN DIA PEMBERI KEPUTUSAN YANG TERBAIK."
(QS. Al-An'am 6: 57)
Bagi orang Murji'ah, ketika seorang muslim melakukan sesuatu
yang merupakan haknya Allah semata tidak hilang imannya selama hatinya masih
yakin (dalam hati) bahwa Allah-lah yang berhak membuat syari'at.
Bagi faham Ahlussunah, mengakui (meyakini) manusia punya hak
membuat syariat atau membenarkan hal itu dengan ucapannya atau melakukan dengan
perbuatan badan maka seorang muslim itu menjadi murtad (berstatus kafir)
Ini tidak berlaku hukum murtad bagi pelanggaran syariat
secara lahir (dengan ucapan atau perbuatan) selama hatinya masih yakin bahwa
pelanggaran itu adalah suatu kesalahan / ma'siyat. Sebagai contoh faham
Ahlussunnah pada diri sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ketika menjadi Khalifah,
beliau memerangi orang Murtad.
Siapa orang yang dimurtadkan oleh beliau? Ada dua jenis
pemurtadan saat itu. Pertama, mereka yang semula muslim dan masih mengucapkan
syahadatain dan melaksanakan sholat, akan tetapi mereka menganggap Musailamah
sebagai seorang Nabi, sebagaimana Muhammad Saw sebagai Nabi. Artinya, mereka
menyamakan kedudukan Musailamah dengan Muhammad Saw. Mereka menjadi murtad
(walaupun mereka masih mengaku muslim) akan tetapi melakukan pembatal
keislaman. Dalam hal ini mereka melanggar syahadat ke dua (syahadat bahwa hanya
Muhammad Saw sebagai Rasul dan Nabi terakhir yang tidak ada Nabi selainnya)
Apa gerangan dengan orang-orang zaman sekarang yang
mengklaim dirinya muslim tetapi melakukan pelanggaran syahadat pertama? Yakni
menyamakan manusia di parlemen dengan Allah (sama-sama mempunyai hak membuat
syari'at?).
Dan siapa yang mengakui manusia mempunyai kewenangan membuat
syariat, menetapkan halal haram (dimana hal itu hanyalah hak Allah semata) maka
dia telah menjadi orang musyrik (syirik rububiyyah). Tunduk
dan patuh kepada syari'at buatan manusia itu merupakan perbuatan syirik
uluhiyyah. Sebagaimana yang terjadi pada kaum Nasrani yang disebutkan dalam
firman Allah Qs. at Taubah 31.
اتَّخَذُوٓا
أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبٰنَهُمْ أَرْبَابًا مِّنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ
مَرْيَمَ وَمَآ أُمِرُوٓا إِلَّا لِيَعْبُدُوٓا إِلٰهًا وٰحِدًا ۖ لَّآ إِلٰهَ
إِلَّا هُوَ ۚ سُبْحٰنَهُۥ عَمَّا يُشْرِكُونَ
"Mereka
menjadikan orang-orang alim (pastur), dan rahib-rahib (pendeta) nya sebagai
tuhan-tuhan (arbab) selain Allah, dan (juga) Al-Masih putra Maryam; padahal
mereka hanya disuruh mengabdi kepada ilah (Tuhan) Yang Esa; tidak ada ilah
selain Dia. Maha Suci Dia dari apa yang mereka persekutukan." (QS. At-Taubah 9: 31)
Rasulullah
Saw menjelaskan ayat ini kepada 'Adi bin Hatim (dalam hadits riwayat Tirmidzi).
Dijelaskan
dalam hadits itu bahwa mereka (orang Kristen) telah musyrik karena:
Pertama, melakukan Syirik Rububiyyah. Mereka menjadikan
pastur dan pendeta nya sebagai arbab. Yakni pastur dan pendeta diberi
kewenangan membuat halal haram, dan Allah pun mereka akui sebagai Rabb (pembuat
syariat).
Kedua, melakukan Syirik Uluhiyyah. Mereka taat dan patuh
kepada pastur dan pendeta mereka untuk melakukan syari'at buatannya. Mereka
telah beribadah / mengabdi kepada pastur dan pendeta.
Pemurtadan jaman Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq yang lain selain pengakuan Musailamah sebagai Nabi, adalah pelanggaran syariat yang sudah ma'lum (zakat) dengan sikap juhud (pembangkangan hati) atau tahlil (penghalalan yang Allah haramkan).
Ahlus Sunnah menetapkan kafirnya orang Islam yang melanggar
syari'at dan disertai kekafiran hati (tahlil dan juhud), yakni dengan
menampakkan sikap membangkang terhadap syari'at.
Di zaman Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq ketika ada
sekelompok orang Islam yang tidak membayar zakat dengan sikap membangkang
(juhud) maka mereka telah dinyatakan murtad dan diperangi, walaupun mereka
masih mengucapkan syahadat dan masih mengamalkan shalat.
Lalu apa gerangan dengan orang yang mengaku muslim zaman now
tetapi menolak berlakunya syariat? Satu syari'at yang sudah maklum dibangkang
itu saja sudah menjadikan orang Islam itu berstatus murtad. Padahal Allah
menyuruh kita melaksanakan syariat Islam itu secara total (kaafah), tidak hanya
shalat, zakat, puasa dan haji saja!!!
Allah
SWT berfirman:
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِى السِّلْمِ
كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ
مُّبِينٌ
"Wahai
orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan
janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata
bagimu."
(QS. Al-Baqarah 2: 208)
Mari kita cermati siapa Ahlussunah dan
siapa yang Murji'ah.
Kenalilah dirimu wahai
saudara-saudara., apakah ikut faham Ahlussunnah atau faham yang sesat seperti
Syi'ah, Murji'ah, Khawarij, Mu'tazilah ???
Sebab di zaman now, banyak orang yang sesungguhnya Murji'ah
tetapi merasa Ahlussunnah. Dan yang benar-benar Ahlussunnah bahkan dituduh
Khawarij.
Allahu a'lam.
Semoga bermanfaat.
✍ By: #Al_Ghazaburry
Channel_ISLAMIC INSTITUTE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar