10/09/2019

MENITI JALAN PERJUANGAN ROBBANI


MENITI JALAN PERJUANGAN ROBBANI
Oleh:Abu Jaysulhaq Al Fatih


Setiap muslim yang mencintai agamanya pasti menginginkan agar islam unggul, menang dan berjaya di atas agama yang lain. Mereka tidak senang jika islam mengalami kemunduran ataupun kekalahan. Bahkan kaum muslim yang awam sekalipun tidak rela jika islam direndahkan atau dilecehkan oleh orangorang kafir. Ini jika kaum muslimin awam tersebut masih sehat akalnya dan berfungsi nuraninya.

Keinginan kaum muslimin yang menginginkan kemenangan dan kejayaan islam akan menghantarkan seorang muslim pada kancah perjuangan. Hal ini tentu sangat menggembirakan dan pantas diapresiasi secara positif. Jika hal seperti ini menggejala di tengah kaum muslimin berarti pertanda bahwa tingkat keagamaan umat ini mengalami peningkatan.

Akan tetapi semangat juang kaum muslimin akan menjadi mubazir jika kemudian tersalurkan melalui jalan perjuangan yang salah. Jika hal ini terjadi maka akan menyebabkan terkurasnya energi dan sumber daya umat islam secara siasia. Dan akibatnya perjuangan kaum muslimin mengalami stagnan atau jalan di tempat tanpa ada kemajuan. Maka memperjuangkan islam tidak cukup bermodal semangat tapi tidak paham tentang jalan perjuangan yang benar.

Yang harus dipahami bahwa islam adalah dien Rabbani, yaitu bersumber dari Rabb pencipta alam. Maka mengamalkan dan memperjuangkan islam juga harus menempuh jalan Rabbani. Tidak dibenarkan jika kemudian seorang muslim memperjuangkan islam tapi menempuh cara di luar ajaran islam. Sebab islam bukan dien yang membenarkan segala macam cara untuk mencapai tujuannya.

Allah ‘azza wa jalla memberikan petunjuk dalam memperjuangkan islam dengan firmanNya:

قُلۡ هَٰذِهِۦ سَبِيلِيٓ أَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِيۖ وَسُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ١٠٨

“Katakanlah (Muhammad), “inilah jalanku, aku dan orangorang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan yakin, Mahasuci Alloh, dan aku tidak termasuk orangorang yang musyrik”. (QS Yusuf:108).

Kandungan ayat di atas mengandung pengertian bahwa jalan perjuangan islam ini memiliki sifat:
1. Menyeru kepada Tauhidullah
2. Di atas hujjah dan petunjuk yang benar (al-qur’an)
3. Mengikuti metode yang ditempuh oleh Rasulullah dan para sahabat.

Oleh karena itu perjuangan yang ditempuh oleh seorang muslim dalam memperjuangkan islam harus memenuhi syaratsyarat yang terkandung dalam sifat perjuangan islam di atas. Jika tidak terpenuhi syaratsyarat di atas maka rusaklah nilai perjuangan tersebut. Adapun penjelasannya adalah:

1. Perjuangan seorang muslim harus atas dasar tauhid dan untuk tingginya kalimat tauhid.

Artinya bahwa tauhid menjadi asas dari perjuangan islam. Sebab perjuangan merupakan bagian dari ibadah kepada Allah. Maka motivasi dari perjuangan adalah untuk menyempurnakan peribadahan kepada Allah. Dan ia didasari karena keimanannya kepada Allah.

Tauhidullah adalah tujuan dakwah dan perjuangan para Rasul, sebagaimana firman Alloh:

وَمَآ أَرۡسَلۡنَا مِن قَبۡلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِيٓ إِلَيۡهِ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعۡبُدُونِ ٢٥

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ilaah (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku”. (Al-Anbiya: 25).

وَلَقَدۡ بَعَثۡنَا فِي كُلِّ أُمَّةٖ رَّسُولًا أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُواْ ٱلطَّٰغُوتَۖ فَمِنۡهُم مَّنۡ هَدَى ٱللَّهُ وَمِنۡهُم مَّنۡ حَقَّتۡ عَلَيۡهِ ٱلضَّلَٰلَةُۚ فَسِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلۡمُكَذِّبِينَ ٣٦

“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiaptiap umat (untuk menyerukan): Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiaptiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orangorang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orangorang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasulrasul).” (QS An Nahl: 36).

Oleh karena itu dalam berjuang seorang muslim harus menampakkan hakikat perjuangannya. Maka tidak dibenarkan jika seorang muslim berjuang bukan di bawah bendera islam. Salah besar jika kemudian seorang muslim berjuang di bawah bendera kebangsaan atau nasionalis. Apalagi kemudian dalam perjuangannya ia berada dalam wadah yang bercampur antara orang kafir dan orang beriman,tentu hal tersebut dilarang oleh syariat.

Begitu pun dalam hal citacita atau misi perjuangan juga harus nampak sejak awal. Tidak dibenarkan jika jama’ah jihad menyembunyikan atau menyamarkan citacita perjuangannya. Meskipun persoalan langkah perjuangan yang bersifat khusus, seperti persoalan asykari harus dirahasiakan, namun misi secara umum dari perjuangannya harus dinampakkan. Yaitu bahwa yang menjadi misi perjuangannya adalah tegaknya dienullah / syariat islam.

Sehingga jika ada seorang muslim yang mengaku memperjuangkan islam,tapi ia bernaung di bawah bendera nasionalis, maka ia dusta. Dan jika seorang muslim berjuang tapi tujuan perjuangannya bukan untuk tegaknya dienullah, maka perjuangannya siasia. Adapun jika ada sekelompok orang yang mengaku muslim yang mengklaim memperjuangkan islam, namun ia menempuh jalan demokrasi (seperti partai politik berlabel islam), ketahuilah bahwa mereka adalah kumpulan orangorang dungu. Maka tidak layak seorang muslim yang waras akalnya mengikuti jejak mereka atau bergabung dengan mereka.

2. Di atas hujjah dan petunjuk al qur’an.

Artinya bahwa dalam perjuangannya seorang muslim harus mentaati aturan dan petunjuk al-qur’an. Tidaklah dibenarkan jika dalam memperjuangkan menggunakan caracara yang digunakan oleh kaum kafir yang menyelisihi syariat. Caracara yang haram apalagi syirik atau kekafiran adalah cara batil yang dengan alasan apa pun tidak boleh dipergunakan. Tujuan perjuangan adalah tegaknya kalimat tauhid, maka tujuan tidak boleh rusak oleh sarana. Artinya berjuang untuk dzohirnya tauhid tapi caranya syirik, ini tidak dibenarkan dengan alasan apa pun.

Ada banyak contoh bagaimana orang atau kelompok yang mengaku berjuang untuk islam namun menempuh jalan kesesatan dalam perjuangannya. Diantaranya:

a. Berjuang untuk membela islam tapi melalui jalan yang dipersiapkan oleh musuh islam.
Seperti orangorang yang memperjuangkan islam melalui parlemen thoghut dengan sistem demokrasi.
b. Memperjuangkan islam melalui wadah organisasi yang menjadikan falsafah syirik sebagai asas Perjuangannya.
c. Memperjuangkan islam dengan cara aksi damai yang tidak diajarkan oleh islam seperti demonstrasi menentang rezim yang zalim.
d. Memperjuangkan/membela islam dengan cara tahakum kepada hukum thoghut.
e. Memperjuangkan islam dengan perjuangan yang parsial. Seperti berjuang tapi membatasi diri hanya pada bidang tertentu. Contohnya, berjuang hanya dalam sektor pendidikan saja, atau berjuang dalam bidang ekonomi saja, dan meninggalkan perjuangan yang bersifat menyeluruh demi tegaknya sistem islam.

Al qur’an telah memberikan bimbingan dan petunjuk yang sempurna dalam memperjuangkan islam. Usaha untuk membela dan menolong dienullah tidak bisa lepas dari menggunakan al kitab atau hujjah yaitu dengan dakwah, dan al-hadid (besi) yaitu senjata, atau dengan cara berperang. Hal tersebut sebagaimana firman Alloh:

لَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا رُسُلَنَا بِٱلۡبَيِّنَٰتِ وَأَنزَلۡنَا مَعَهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡمِيزَانَ لِيَقُومَ ٱلنَّاسُ بِٱلۡقِسۡطِۖ وَأَنزَلۡنَا ٱلۡحَدِيدَ فِيهِ بَأۡسٞ شَدِيدٞ وَمَنَٰفِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعۡلَمَ ٱللَّهُ مَن يَنصُرُهُۥ وَرُسُلَهُۥ بِٱلۡغَيۡبِۚ إِنَّ ٱللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٞ ٢٥

“Sungguh Kami telah mengutus rasulrasul Kami dengan buktibukti yang nyata dan Kami turunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil. Dan Kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan hebat dan banyak manfaat bagi manusia, dan agar Alloh mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasulrasulNya walaupun (Alloh) tidak dilihatnya. Sesungguhnya Alloh Mahakuat, Mahaperkasa”. (QS Al Hadid:25).

Maka dalam memperjuangkan dienullah antara al qur’an dan besi/ senjata tidak bisa dipisahkan. Dengan petunjuk al-qur’an dan dengan pertolongan besi Itulah kita berjuang menegakkan dienullah.

3. Mengikuti metode yang ditempuh oleh Rasulullah dan para sahabat.

Rasulullah sholallahu ‘alaihissalam adalah contoh terbaik dalam perjuangan menegakkan dienullah. Ia telah mengawali perjuangan seorang diri dengan berdakwah mengajak manusia kepada tauhidullah. Beliau tetap jujur dalam seruan dakwahnya meskipun sebagian besar manusia menentang dakwahnya. Dan berkat kesabaran beliau berdakwah terhimpunlah manusiamanusia terbaik di sekitar beliau menjadi komunitas muwahidin pertama dari umat ini.

Berawal dari komunitas kecil, kemudian bertambah banyaklah pengikut Rasulullah. Sampai kemudian dengan berjalannya waktu, setelah melalui berbagai rintangan terbentuklah daulah islam pertama di madinah. Dan warna selanjutnya perjalanan perjuangan Rasulullah adalah jihad dan dakwah. Beliau telah meraih pencapaian terbaik selaku seorang pemimpin perubahan dalam masyarakat. Hanya dalam waktu 13 tahun masyarakat yang beliau citacitakan dalam perjuangan tercapai.

Rasulullah telah menggabungkan secara sempurna antara dakwah dan jihad dalam mewujudkan citacita perjuangannya. Maka alangkah idealnya jika seorang muslim adalah seorang dai sekaligus seorang mujahid. Atau jika tidak, hendaknya bersinergi antara da’i dan mujahid dalam satu wadah perjuangan untuk usaha meninggikan kalimat Alloh.

Jika kemudian kita singkat maka fase perjuangan Rasulullah meliputi fase dakwah, hijrah dan jihad. Di dalamnya tidak ada kedustaan, penyelewengan ataupun pencampur adukan antara yang haq dan yang batil. Dan di dalamnya ada pengorbanan harta dan jiwa dari para pengikutnya yang setia.

Dan tabiat dari dien ini adalah ia tidak akan tegak kecuali dengan cara perang di jalan Allah. Hal Dan tabiat dari dien ini adalah ia tidak akan tegak kecuali dengan cara perang di jalan Allah. Hal tersebut sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut:

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ فَإِذَا قَالُوهَا مَنَعُوْا مِنِّيْ دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّهَا وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ وَفِيْ الْبَابِ عَنْ جَابِرٍ وَأَبِيْ سَعِيْدٍ وَابْنِ عُمَرَ قَالَ أَبُوْ عِيْسَى هَذَا حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ

“Saya diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan; ‘Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah’, apabila mereka mengucapkannya, maka mereka telah menghalangiku (untuk menumpahkan) darah & (merampas) harta mereka, kecuali dengan haknya, sedangkan (apabila mereka menyembunyikan kekafiran & kemaksiatan) maka Allahlah yang menghisab mereka.” Dan dalam bab tersebut (juga diriwayatkan) dari Jabir & Abu Sa’id & Ibnu Umar. Abu Isa berkata; ‘Ini hadits hasan shahih.’ [HR. Tirmidzi No.2531].

Itulah tabiat dien ini yang disebutkan oleh Rasulullah. Maka siapa yang menempuh jalan selain jihad (perang) di jalan Allah untuk menegakkan dien ini pasti akan berakhir dengan kekalahan. Telah banyak contoh bagaimana kelompok orang orang dungu yang mengaku memperjuangkan islam melalui jalur demokrasi dengan membuat partai politik. Dan hasilnya tidak ada satupun dari para kelompok pejuang islam gadungan yang dungu itu berhasil mewujudkan tegaknya islam.

Allah ‘azza wa jalla berfirman:

لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا ٢١

“Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah”. (QS Al Ahzab: 21).

Ayat diatas turun pada saat peristiwa genting dalam perang ahzab. Ketika kaum muslimin di dalam kota madinah sedang dikepung oleh pasukan koalisi kafir. Atas ide Salman Al-farisi maka Rasulullah memerintahkan kaum muslimin untuk membuat parit yang mengelilingi kota madinah sebagai sarana pertahanan. Dalam kondisi yang genting tersebut Rasulullah tetap tegar dan mampu membuat strategi jitu untuk memenangkan pertempuran.

Sehingga ayat tersebut memuji Rasulullah sebagai teladan yang baik dalam ketegaran dan kesabaran pada saat situasi genting dalam peperangan. Maka telah jelas bahwa jika kita hendak mencontoh Rasulullah dalam perjuangannya, urusan perang di jalan Allah tidak bisa ditinggalkan. Memperjuangkan islam melalui aksi jalanan dengan membawa pengeras suara dan meninggalkan terjun di medan tempur dengan membawa senjata, adalah perjuangannya orang-orang dungu yang jauh dari tuntunan Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam.

Maka kenalilah manhaj dien ini dalam berjuang, agar perjuangan kita benar dan memperoleh kemenangan dunia maupun akhirat. Dan agar kita menjadi pejuang yang Rabbani dan bukan mereka yang menempuh jalannya orangorang dungu dalam berjuang.

Wallahu musta’an

04 jumadilakhir 1438H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...