MENOLAK
TAWARAN MENJADI PEMIMPIN
Kami
bukan lagi mengangkat suatu tawaran jabatan penting di negeri ini oleh seorang
da'i kondang. Karena hal itu bukanlah hal yang asing bagi orang yang baik
agamanya.
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam ketika sambutan dakwahnya di Mekkah bertambah hari bertambah banyak dari kalangan awam sampai kalangan tokoh Quraisy, sehingga menggelisahkan pemuka-pemuka Musyrikin. Kondisi itu memaksa para tokoh untuk melakukan pendekatan dan tawaran kepada Rasulullah.
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam ketika sambutan dakwahnya di Mekkah bertambah hari bertambah banyak dari kalangan awam sampai kalangan tokoh Quraisy, sehingga menggelisahkan pemuka-pemuka Musyrikin. Kondisi itu memaksa para tokoh untuk melakukan pendekatan dan tawaran kepada Rasulullah.
Beberapa macam pendekatan orang kafir kepada Rasulullah dan kaum muslimin, diantaranya:
)) Pertama
Mereka
pernah mengajak Rasulullah Saw. untuk kompromi, menyembah berhala-berhala
mereka selama satu tahun, lalu mereka pun akan menyembah sembahannya selama
satu tahun.
( _Catatan_: Seandainya di negeri ini ada kesepakatan untuk 5 tahun mendatang pakai syari'at Islam total, dan 5 tahun berikutnya pakai syari'at buatan manusia. Kayaknya orang islam sekarang ini menganggap perjuangannya telah menang. Tidak, sekalipun kesepakatan seperti itu bukanlah kemenangan!!!)
( _Catatan_: Seandainya di negeri ini ada kesepakatan untuk 5 tahun mendatang pakai syari'at Islam total, dan 5 tahun berikutnya pakai syari'at buatan manusia. Kayaknya orang islam sekarang ini menganggap perjuangannya telah menang. Tidak, sekalipun kesepakatan seperti itu bukanlah kemenangan!!!)
Maka
Allah Swt. menurunkan surat ini dan memerintahkan kepada Rasul-Nya dalam surat
ini agar memutuskan hubungan dengan
agama mereka secara keseluruhan;
(lihat tafsir Ibnu Katsir surat Al Kafirun)
Untuk itu Allah Swt. berfirman:
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
Katakanlah,
"Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan mengabdi apa yang kalian ibadahi.
(Qs.
Al-Kafirun: 1-2)
Yakni berhala-berhala dan sekutu-sekutu yang mereka ada-adakan.
Karena sebelum ayat ini turun, Alloh
telah menyuruh rasulNya agar meninggalkan perbuatan syirik dan orangnya".
Sebagaimana firmanNya
وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ
"dan tinggalkanlah segala yang keji (perbuatan syirik)" (QS. Al-Muddassir 74: 5)
وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيلًا
dan tinggalkanlah mereka (orang musyrik) dengan cara yang baik." (QS. Al-Muzzammil 73: 10)
Tetapi pendekatan para tokoh ini tidak mempan. Beliau tetap Istiqomah mengajak manusia untuk meninggalkan syirik dan orang musyrik.
)) Kedua
Mereka
mencoba membuat pendekatan kepada Rasulullah dengan memberikan kedudukan
kepemimpinan dalam system syirik.
Melalui
paman beliau (Abu Tholib) mereka mengemukakan agar Rasulullah berhenti
menyerukan tauhid, meninggalkan system syirik yang sedang berlaku saat itu.
Mereka juga mau memberikan harta sebanyak-banyaknya sehingga beliau menjadi
orang terkaya di negeri Mekkah.
Sungguh
tak terduga oleh mereka dari jawaban beliau yang sangat tegas. Beliau
mengatakan kepada Abu Tholib:
"Wahai
paman, seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di
tangan kiriku agar aku berhenti menyerukan kalimat ini (dakwah tauhid), tidak
wahai paman. Saya tetap menyerukannya sehingga saya menang dengan kalimat ini
atau hancur karenanya"
Masya Allah, subhanallah tegar dan teguhnya hati beliau. Tawaran kepemimpinan pun ditolaknya.
Lain
dengan orang sekarang yang mengatakan: "jika kita tidak rebut kepemimpinan
ini maka akan diambil oleh orang kafir. Rugi kita ..."
Rasulullah
diberi (bukan meminta atau merebut) tidak mau selama masih menggunakan system
syirik!!!
)) Ketiga
Mereka
merayu (mengadakan pendekatan) lebih lanjut. Kali ini sangat halus. Beliau
diajak sedikit mengalah. Melakukan hal yang sangat ringan, yakni menyentuh
berhala mereka. Jika Rasul mau, mereka berjanji akan menjadi sahabat,
berhenti memusuhi. Tawaran ini setelah permusuhan orang kafir gencar dan sangat
menyedihkan Rasulullah.
Jika orang sekarang ditawari seperti ini pasti menerima dengan baik. Pakai alasan kaidah: demi kemaslahatan dakwah, rela melanggar akidah (sekedar menyentuh).
Jika orang sekarang ditawari seperti ini pasti menerima dengan baik. Pakai alasan kaidah: demi kemaslahatan dakwah, rela melanggar akidah (sekedar menyentuh).
Menyentuh
yang mereka maksudkan adalah setuju atau sepakat atau rela walau hanya
pura-pura secara lahir saja. Tetapi Allah tidak rela, walau hanya ucapan atau
perbuatan yang sepele. Sepakat atau setuju dengan syirik dan orang musyrik itu
menghilangkan iman. Atau diam ketika ada ketetapan syirik juga termasuk
menghilangkan iman. Para sahabat telah menyatakan murtad orang-orang yang
berada di Masjid Basrah ketika Di Masjid itu ada yang mengatakan Musailamah
sebagai Nabi. Nah loh... Lalu apa gerangan jika diucapkan dengan lisan atau
dilakukan dengan hati??? Mengucapkan atau melakukan pengabdian kepada sesama
makhluk itu menghilangkan tauhid. Apalagi hati meridhoi. Na'udzubillah.
Kembali
pada pembahasan tawaran orang kafir untuk menyentuh berhala (menyetujui
kesyirikan), Rasulullah hampir mau dengan pertimbangan kemaslahatan (hilangnya
permusuhan dengan orang kafir). Allah marah dan mengancam kepada Rasulullah
jika beliau mau mensepakati keinginan orang kafir. Maka turunlah firman
Allah QS. Al Isra' 73-75
وَإِنْ
كَادُوا لَيَفْتِنُونَكَ عَنِ الَّذِىٓ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ لِتَفْتَرِىَ
عَلَيْنَا غَيْرَهُۥ ۖ وَإِذًا لَّاتَّخَذُوكَ خَلِيلًا
وَلَوْلَآ أَنْ ثَبَّتْنٰكَ لَقَدْ كِدتَّ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئًا قَلِيلًا
إِذًا لَّأَذَقْنٰكَ ضِعْفَ الْحَيٰوةِ وَضِعْفَ الْمَمَاتِ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَكَ عَلَيْنَا نَصِيرًا
وَلَوْلَآ أَنْ ثَبَّتْنٰكَ لَقَدْ كِدتَّ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئًا قَلِيلًا
إِذًا لَّأَذَقْنٰكَ ضِعْفَ الْحَيٰوةِ وَضِعْفَ الْمَمَاتِ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَكَ عَلَيْنَا نَصِيرًا
"Dan mereka hampir memalingkan engkau (Muhammad) dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar engkau mengada-ada yang lain terhadap Kami; dan jika demikian tentu mereka menjadikan engkau sahabat yang setia. Dan sekiranya Kami tidak memperteguh (hati)mu, niscaya engkau hampir saja condong sedikit kepada mereka, jika demikian, tentu akan Kami rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan berlipat ganda setelah mati, dan engkau (Muhammad) tidak akan mendapat seorang penolong pun terhadap Kami." (QS. Al-Isra' 17: 73-75)
Imam
Suyuthi dalam kitab Asbabun Nuzulnya
mengutip riwayat dari Sa'id bin Zubair bahwa dahulu Rasulullah biasanya
mengusap Hajar Aswad. Maka orang Quraisy pun berkata, "kami tidak akan
membiarkanmu mengusapnya kecuali kalau kamu mengusap tuhan-tuhan kami".
Maka Rasulullah berkata dalam hati, "apa salahnya kalau aku lakukan ,
sementara Allah pun mengetahui aku tidak menyetujuinya. Maka turunlah ayat ini.
"Wahai
dzat yang membolak-balik hati, balikkan lah hati kami kepada dien-Mu. Wahai
dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan
kepadaMu". Aamiin
Saudaraku...
Semoga Allah mengokohkan kita tetap sebagai abdi Alloh semata, karena tidak ada
pengabdian yang Haq kecuali hanya kepadaNya. Inilah inti seruan nabi yang telah
kita imani, yakni kalimat La Ilaha illalloh. Mari kita wujudkan
keyakinan ini dengan lisan dan perbuatan agar kita mendapat sorga yang Alloh
janjikan. Tidak ada iman jika masih sepakat dengan pengabdian kepada sesama
makhluk, sekalipun system itu mengutip dari kitab Allah. Seperti Elyasik pada
zaman syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Al Alamiah Ibnul Qayyim hidup. Beliau
beliau menolak Elyasik tanpa kompromi sekalipun harus mendekam di penjara.
Bahkan syaikhul Islam Ibnu Taimiyah meninggal dalam penjara.
Elyasik bukanlah syari'at Allah,
sekalipun ketika membuatnya merujuk dengan (mengambil) dari Alquran. Itu tetap
disebut syariat manusia, syariat/ jukum jahiliyyah. Kata Allah dalam
kitabNya:
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ
اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
"Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?" (QS. Al-Maidah: 50)
Ibnu
Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa
Allah Swt. mengingkari perbuatan orang-orang yang keluar dari hukum Allah yang
muhkam lagi mencakup semua kebaikan, melarang setiap perbuatan jahat, lalu
mereka memilih pendapat-pendapat yang lain dan kecenderungan-kecenderungannya
serta peristilahan yang dibuat oleh kaum lelaki tanpa sandaran dari syariat
Allah, seperti yang pernah dilakukan oleh ahli Jahiliah. Orang-orang Jahiliah
memutuskan perkara mereka dengan kesesatan dan kebodohan yang mereka buat-buat
sendiri oleh pendapat dan keinginan mereka. Dan juga sama dengan hukum yang
dipakai oleh bangsa Tartar berupa undang-undang kerajaan yang diambil dari
raja mereka, yaitu Jengis Khan; perundang-undangan tersebut dibuat oleh Al-Yasuq
untuk mereka. Undang-undang ini terangkum di dalam suatu kitab yang di dalamnya
memuat semua hukum-hukum yang dipetik dari berbagai macam syari'at, dari
agama Yahudi, Nasrani, dan agama Islam serta lain-lainnya. Di dalamnya
banyak terdapat undang-undang yang ditetapkan hanya berdasarkan pandangan dan
keinginan Jengis Khan sendiri, kemudian hal tersebut di kalangan keturunannya
menjadi peraturan yang diikuti dan _lebih diprioritaskan atas hukum Kitabullah
dan sunnah Rasul-Nya_.
Barang
siapa yang melakukan hal tersebut dari kalangan mereka, maka dia adalah orang
kafir yang wajib diperangi hingga dia
kembali kepada hukum Allah dan Rasul-Nya, karena tiada hukum kecuali hukum-Nya,
baik dalam perkara yang kecil maupun perkara yang besar. (Tafsir Ibnu Katsir)
Elyasik saja disebut hukum
jahiliyyah, lalu yang hari ini berlaku mereka katakan adalah syariat Allah???
Mari kita berfikir cerdas.
Semoga manfaat, aamiin.
channel_ISLAMIC INSTITUTE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar