BAB 6
PENJELASAN TENTANG MAKNA TAUHID DAN
SYAHADAT “LA ILAHA ILLALLAH”
Oleh: Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi
Firman
Allah Subhanahu wata’ala :
]أُولَئِكَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ يَبْتَغُوْنَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيْلَةَ
أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُوْنَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُوْنَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ
رَبِّكَ كَانَ مَحْذُوْرًا[
“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan
kepada tuhan mereka, siapa diantara mereka yang lebih dekat (kepada Allah), dan
mereka mengharapkan rahmatNya serta takut akan siksaNya, sesungguhnya siksa
Tuhanmu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti.” (QS. Al Isra’, 57)
]وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيْمَ لِأَبِيْهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِيْ بَرَاءٌ
مِمَّا تَعْبُدُوْنَ إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِيْ فَإِنَّهُ سَيَهْدِيْنِ[
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapak dan kaumnya :
sesungguhnya aku membebaskan diri dari apa yang kalian sembah, kecuali (Allah)
Dzat yang telah menciptakan aku, karena hanya Dia yang akan menunjukkan (kepada
jalan kebenaran).” (QS. Az zukhruf, 26-27).
]اِتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُوْنِ
اللهِ وَالْمَسِيْحَ بْنِ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوْا إِلَّا لِيَعْبُدُوْا إِلَهًا
وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ[
“Mereka
menjadikan orang-orang alim dan pendeta-pendeta mereka sebagai tuhan-tuhan
selain Allah, dan (mereka mempertaruhkan pula) Al Masih putera Maryam, padahal
mereka itu tiada lain hanyalah diperintahkan untuk beribadah kepada satu
sembahan, tiada sembahan yang haq selain Dia. Maha suci Allah dari perbuatan
syirik mereka.” (QS. Al Taubah, 31).
]وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِ اللهِ أَنْدَادًا يُحِبُّوْنَهُمْ
كَحُبِّ اللهِ وَالَّذِيْنَ آمَنُوْا أَشَدَّ حُبًّا لِلَّهِ[
“Diantara sebagian manusia ada yang menjadikan tuhan-tuhan
tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah,
adapun orang-orang yang beriman lebih besar cintanya kepada Allah.” (QS. Al
Baqarah, 165).
Diriwayatkan dalam Shoheh Muslim, bahwa Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
"مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ
إِلَّا اللهَ وَكَفَرَ بِمَا يَعْبُدُ مِنْ دُوْنِ اللهِ حَرَّمَ مَالُهُ وَدَمُهُ
وَحِسَابُهُ عَلَى اللهَ"
“Barang
siapa yang mengucapkan لا إله إلا الله, dan mengingkari sesembahan selain
Allah, maka haramlah harta dan darahnya, adapun perhitungannya adalah terserah
kepada Allah”.
Keterangan
tentang bab ini akan dipaparkan pada bab-bab berikutnya.
Adapun
kandungan bab ini menyangkut masalah yang paling besar dan paling mendasar,
yaitu pembahasan tentang makna tauhid dan syahadat.
Masalah tersebut
telah diterangkan oleh bab ini dengan beberapa hal yang cukup jelas, antara
lain :
1. Ayat dalam surat Al
Isra’. Diterangkan dalam ayat ini sanggahan terhadap orang-orang musyrik,
yang memohon kepada orang-orang yang sholeh, oleh karena itu, ayat ini
mengandung suatu penjelasan bahwa perbuatan mereka itu adalah syirik besar ([1]).
2. Ayat dalam surat At
Taubah. Diterangkan dalam ayat ini bahwa orang-orang ahli kitab telah
menjadikan orang-orang alim dan pendeta-pendeta mereka sebagai tuhan-tuhan
selain Allah, dan dijelaskan pula bahwa mereka hanya diperintahkan untuk
menyembah kepada satu sesembahan, dan menurut penafsiran yang sebenarnya mereka
itu hanya diperintahkan untuk taat kepadanya dalam hal-hal yang tidak
bermaksiat kepada Allah, dan tidak berdoa kepadanya.
3. Kata-kata Nabi Ibrahim
kepada orang-orang kafir :“Sesungguhnya saya berlepas diri dari apa yang kalian
sembah, kecuali (saya hanya menyembah) Dzat yang menciptakanku”.
Di sini beliau mengecualikan Allah dari segala sesembahan.
Pembebasan (dari segala sembahan yang batil) dan pernyataan setia
(kepada sembahan yang haq, yaitu : Allah) adalah makna yang sebenarnya dari
syahadat “La Ilaha Illallah”.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman :
]وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةُ فِيْ عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ[
“Dan Nabi Ibrahim menjadikan kalimat syahadat ini kalimat yang
kekal pada keturunannya, agar mereka ini kembali (kepada jalan yang benar).”
(QS. Az Zukhruf, 28 )
4. Ayat dalam surat Al
Baqarah yang berkenaan dengan orang-orang kafir, yang dikatakan oleh Allah
dalam firmanNya :
]وَمَا هُمِ بِخَارِجِيْنَ مِنَ النَّارِ[
“Dan mereka tidak akan bisa keluar dari neraka”.
Disebutkan dalam ayat tersebut, bahwa mereka menyembah tandingan
tandingan selain Allah, yaitu dengan mencintainya sebagaimana mereka mencintai
Allah, ini menunjukkan bahwa mereka mempunyai kecintaan yang besar kepada
Allah, meskipun demikian kecintaan mereka ini belum bisa memasukkan mereka
kedalam agama Islam ([2]).
Lalu bagaimana dengan mereka yang cintanya kepada sesembahan
selain Allah itu lebih besar dari cintanya kepada Allah ?
Lalu bagaimana lagi orang-orang yang cuma hanya mencintai
sesembahan selain Allah, dan tidak mencintai Allah?
5.
Sabda Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam :
" مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ وَكَفَرَ بِمَا يَعْبُدُ مِنْ دُوْنِ
اللهِ حَرَّمَ مَالُهُ وَدَمُهُ وَحِسَابُهُ عَلَى اللهَ "
“Barang siapa yang mengucapkan لا إله إلا الله, dan mengingkari sesembahan selain Allah, maka haram darah dan
hartanya, sedangkan perhitungannya kembali kepada Allah”.
Ini adalah termasuk hal yang penting sekali yang menjelaskan
pengertian لا إله إلا الله . Sebab apa yang dijadikan Rasulullah sebagai pelindung darah dan
harta bukanlah sekedar mengucapkan kalimat itu dengan lisan atau memahami arti
dan lafadznya, atau mengetahui akan kebenarannya, bahkan bukan pula karena
tidak meminta kecuali kepada Allah saja, yang tiada sekutu bagiNya, akan
tetapi harus disertai dengan tidak adanya penyembahan kecuai hanya
kepadaNya.
Jika dia masih ragu atau bimbang, maka belumlah haram dan
terlindung harta dan darahnya.
Betapa besar dan pentingnya penjelasan makna لا إله إلا اللهyang termuat dalam hadits
ini, dan betapa jelasnya keterangan yang dikemukakannya, dan kuatnya
argumentasi yang diajukan bagi orang-orang yang menentangnya.
([1]) Dapat diambil
kesimpulan dari ayat dalam surat Al Isra’ tersebut bahwa makna tauhid dan
syahadat “La Ilaha Illallah” yaitu : meninggalkan apa yang dilakukan oleh orang
orang musyrik, seperti menyeru (memohon) kepada orang orang sholeh dan meminta
syafaat mereka.
([2]) Dari ayat dalam surat Al
Baqarah tersebut diambil kesimpulan bahwa penjelasan makna tauhid dan syahadat
“La Ilaha Illallah” yaitu : pemurnian kepada Allah yang diiringi dengan rasa
rendah diri dan penghambaan hanya kepadaNya.