BAHAYA PENGECUT
Pengecut dan wahn (cinta dunia dan takut mati)
adalah penyakit mematikan yang mengakibatkan umat-umat lain menjadikan
umat Islam menjadi bulan-bulanan ibarat orang makan mengeroyok nampan
makannya seperti tercantum dalam hadits Tsauban.
Obat penyakit ini adalah mencampakkan sikap kebiasaan hidup yang menyenangkan.
Cara
yang lain dengan menanamkan pondasi aqidah beriman kepada takdir, yaitu
seorang muslim harus tahu bahwa apa yang bakal menimpa dia tidak akan
meleset darinya, dan apa yang bakal meleset darinya tidak akan pernah
menimpa dirinya.
Ajal sudah ditentukan sejak dulu, demikian juga
dengan rezeki, apa saja yang menimpa seorang hamba maka itu sudah
ditakdirkan di sisi Alloh.
Allah Ta'ala berfirman:
“Tiada
sesuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu
sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum
Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi
Alloh. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita
terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu
gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Alloh tidak
menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS.
Al-Hadid:22-23)
“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan
dengan izin Alloh, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya…”
(QS. Al-Imran: 145)
“maka apabila telah datang waktunya mereka
tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula)
memajukannya.” (QS.Al- a'raf: 34)
Dan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu'anhu bahwasanya Rosululloh Shalallahu'alaihi Wasallam bersabda:
“Sesungguhnya
salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya
selama empat puluh hari sebagai air mani, kemudian dalam bentuk segumpal
darah dalam waktu yang sama, kemudian segumpal daging dalam waktu yang
sama, kemudian dikirim kepadanya malaikat lalu ditiupkan ruh di dalamnya
dan diperintahkan untuk menulis empat kalimat: menulis rezekinya,
ajalnya, amalnya dan bahagia atau celakanya.” (Hadits Muttafaq ‘Alaih.)
Dari Ibnu Mas'ud Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda
“Sesungguhnya
ruhul Qudus meniupkan dalam benakku bahwasanya tidak akan mati satu
jiwa sampai sempurna rezeki dan ajalnya, dan bertaqwalah kepada Alloh
serta perbaguslah dalam mencari rezeki.”
(HR. Abu Nu’aim di dalam Al-Hilyah dengan sanad shohih dan dishohihkan oleh Ibnu Hibban serta Al-Hakim.)
Jadi,
rezeki dan ajal itu sudah ditakdirkan dan sudah selesai. Oleh karena
itu, banyak sekali para salaf yang memakruhkan berdo’a meminta panjang
umur. Mengenai hadits:
“Barangsiapa yang suka dilapangkan
rezekinya serta dipanjangkan umurnya hendaklah menyambung tali
silaturrohmi.” (Muttafaq alaih dari anas)
Pendapat yang
dirojihkan Ibnu Hajar dan dikuatkan oleh yang lain, yang dimaksud di
sini adalah berkah dalam rezeki dan umur, bukan bertambah dari yang
sudah ditakdirkan, dan beliau menyebutkan beberapa atsar yang mendukung
hal itu.
(Fathul Bari (X/415-416).)
Hendaknya diketahui bahwa jihad tidak menyegerakan ajal serta tidak menghalangi rezeki.
Hanya
saja, bukan berarti sebab-sebab syar’i tidak perlu dijalani, seperti
usaha untuk mencari rezeki, memakai baju besi dan menggali parit atau
yang lain ketika memerangi musuh sebagaimana disyari’atkan Nabi
Shalallahu'alaihi wasallam .
Tidak ada kontradiksi antar iman kepada takdir dan melaksanakan perintah sebagaimana telah dijelaskan.
Wallahu A'lam
Syaikh Abdul Qodir bin Abdulaziz
>>From Al Itqan Channel
6/21/2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ
TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...
-
PENAKLUKKAN YANG TERJADI DI BULAN RAMADHAN S egala puji bagi Allah, shalawat dan salam tercurah kepada baginda Rasulullah, kera...
-
Tadzakkur dan Tafakkur Oleh : Ibnu Qayyim Al Jauziyyah Tadzakkur artinya mengambil pelajaran dan Tafakkur berarti memikirkan atau...
-
AMONG THE BELIEVERS ARE MEN: ABU MALIK AT-TAMIMI Sang kesatria itu akhirnya turun... Dia, sang pahlawan Abu Malik at Ta...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar