DARI LEMBARAN SEJARAH
ABU BAKAR AS - SIDDIQ
KETEGUHAN TIADA BANDING
Umar (radhiyallahu ‘anhu) berkata, “Demi yang
jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya Abu Bakr menaati kami, maka kami telah
kafir hanya dalam satu pagi, yakni ketika orang-orang meminta keringanan dalam
masalah zakat (untuk tidak mengobarkan perang kepada para murtaddin penolak
zakat), dan dia menolak pendapat mereka dan mengatakan; ‘Seandainya
mereka menahan dariku seutas tali, aku akan mengobarkan jihad atas mereka
karenanya” [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah].
Dia (radiyallahu 'anhu) juga mengatakan,
"Kami
hampir saja menjadi kufur hanya dalam satu pagi jika tidak Allah menyelamatkan
kita melalui Abu Bakar as-Siddiq (radiyallahu
'anh)" [Al-Ibanah al-Kubra].
Abu Raja` Al-‘Utaridi berkata; “Aku memasuki
kota Madinah dan melihat orang-orang tengah berkumpul di sekitar seseorang yang
sedang mencium dahi seo-rang laki-laki, orang yang mencium itu berkata, “Aku
sebagai tebusanmu, jika bukan karenamu tentu kami telah binasa.” Maka aku
bertanya, “Siapa orang yang mencium itu dan siapa orang yang dicium?” Mereka
menjawab, “Itu adalah Umar yang mencium kepala Abu Bakr untuk memerangi
orang-orang murtad yang enggan membayar zakat”. [Tarikh Dimasyq].
Abu Hurairah (radhiyallahu anhu) berkata:
“Demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak disembah selain Dia, jika Abu Bakr
tidak diangkat sebagai khalifah, Allah tidak akan lagi disembah di muka bumi”.
Dia mengulanginya hingga tiga kali [Al-I’tiqad – Al-Baihaqi].
Waki’ bin Jarrah (rahimahullah) berkata;
“Jika bukan karena Abu Bakr, Islam tentu telah binasa [Al-Ibanah Al-Kubra].
Al-Hasan Al-Bashri (rahimahullah) berkata:
“Bangsa Arab telah murtad, sehingga Abu Bakr bermusyawarah dengan orang-orang
tentang mereka, maka lalu mengusulkan kepadanya untuk menerima shalat mereka
dan membiarkan zakat dari mereka. Maka dia kemudian berkata, “Demi Allah jika
mereka menahan dariku seutas tali yang dahulu biasa mereka serahkan kepada
Rasulullah (shallallahu alaihi wa sallam), maka aku kobarkan jihad terhadap
mereka.” Jika bukan karena apa yang telah diperbuat oleh Abu Bakr, manusia
tentu telah melakukan ilhad dalam masalah zakat hingga hari Kiamat”. [Tarikh
Dimasyq].
Umar (radhiyallahu Anhu) berkata; “Demi
Allah, satu hari atau satu malam Abu Bakr (radhiyallahu anhu) itu lebih baik
dari Umar dan keluarga Umar sejak mereka dilahirkan…adapun harinya adalah hari
ketika Rasulullah (shallallahu alaihi wa sallam) wafat dan murtadlah orang yang
murtad dari kalangan bangsa Arab dan mengatakan, ‘Kami akan shalat tapi kami
tidak akan menyerahkan zakat atau mengumpulkannya’. Maka aku menemuinya dan aku
tidak pernah meninggalkannya untuk memberikan saran kepadanya. Aku berkata,
‘Wahai Khalifah Rasulullah, rayulah manusia dan bersikap lembutlah kepada
mereka, karena mereka seakan berada di tempat yang terpencil’. Maka dia
menjawab, ‘Aku berharap pada dukunganmu tapi engkau justru datang membawa kehinaanmu?
Apakah engkau perkasa di masa jahiliah tapi pengecut di masa Islam? Dengan apa
aku akan merayu mereka? Dengan syair yang dibuat-buat atau dengan sihir yang
menipu? Haihat haihat … Rasulullah (shallallahu alaihi wa sallam) telah wafat,
wahyu telah terputus dan agama telah sempurna. Apakah penyelewengan ini akan
terjadi padahal aku masih hidup! Demi Allah, aku akan berjihad melawan mereka
selama tanganku masih sanggup memegang pedang, walau hanya karena mereka
menahan dariku seutas tali!’ Maka aku dapati dia lebih bijaksana dan tegas dari
padaku. Dia atur manusia di atas hal ini, sehingga membuat kesulitan menjadi
lebih mudah untuk aku hadapi di saat aku mendapatkan kewenangan setelahnya.
Inilah hari itu”. [Musnad Al-Faruq – Ibnu Katsir, Jami’ al-Ushul – Ibnu
Al-Atsir].
Abu hurairah
(radhiyallahu anhu) berkata, “Ketika Rasulullah (shallallahu alaihi wa sallam)
wafat, Abu Bakr ditunjuk sebagai khalifah setelah beliau, dan bangsa Arab
berubah menjadi murtad. Umar (radhiyallahu anhu) berkata, ‘Bagaimana engkau
akan memerangi manusia padahal Rasulullah (shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, ‘Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengatakan
laa ilaaha illallah. Maka siapa yang mengatakan ini, terjagalah hartanya dan
darahnya dariku kecuali dengan haknya, dan hisab mereka ada pada Allah’. Abu
Bakr berkata; ‘demi Allah, aku akan memerangi orang yang telah memisahkan
antara shalat dan zakat, karena zakat adalah hak atas kekayaan. Demi Allah jika
mereka menolak untuk memberikan seutas tali yang biasa mereka serahkan kepada
Rasulullah (shallallahu alaihi wa sallam), aku akan perangi mereka lantaran
keengganan mereka untuk menyerahkannya’. Umar (radhiyallahu anhu) berkata,
“Demi Allah, seakan-akan aku melihat sete-lah itu bahwa Allah telah melapangkan
hati Abu Bakr (radhiyallahu anhu) kepada perang, aku tahu itu akan menjadi
kebenaran’”. [Al-Bukhari dan Muslim]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar