MENGAPA ORANG-ORANG KĀFIR KERAS TERHADAP DAULAH ISLĀM ?
Ustad Agung Witjaksono
19 Juni 2019
Hari
ini pendapat seluruh dunia non-Muslim dikendalikan oleh lobi Barat.
Barat sangat familiar dengan Khilāfah – itu bukan hal baru. Mereka
menghadapinya dengan tindakan penaklukan imperium Islām.
Secara
historis, Kebijakan luar negeri Barat selalu terfokus pada penghapusan
sistem pemerintahan Islām yang bersejarah ini (yang memberi serikat
politik dan ekonomi ummat Islām dari negeri yang berbeda). Inggris dan
Perancis berhasil menghancurkannya tahun 1924 oleh akhirnya membawa
kesudahan Khilāfah Usmani (Ottoman).
Jika hari ini seorang
Perdana Menteri Inggris melancarkan kedengkiannya terhadap keyakinan
fundamental Muslim, ia sedang bertindak sama dengan orang-orang
sebelumnya. William Gladstone di abad ke-19 menyebut Qur’ān “sebuah
kitāb terkutuk”, dan pernah terkenal memegang Qur’ān di Parlemen dengan
menyatakan: “Selama ada kitāb ini, maka tidak akan ada perdamaian di
dunia!” Churchill juga menulis dalam bukunya ‘The River War’ (hal.
248-50): “Betapa mengerikan kutukan yang diletakkan Mohammedanisme pada
para pengikutnya!”
Hari ini, Barat secara terang-terangan
menentang aspirasi ummat Islām untuk menegakkan Khilāfah atau persatuan
politik Muslim di mana pun di dunia Muslim. Dalam daftar Inggris atas
kelompok-kelompok teroris yang terlarang, dengan hanya menyeru Daulah
Islām, maka akan juga dicatat sebagai salah satu indikator kenapa suatu
kelompok dianggap “teroris.” Maka kusimpulkan dari kasus tersebut, bahwa
Barat menganggap kelompok yang menyerukan Daulah Islām di mana saja di
dunia sebagai “teroris”.
Sebuah Negara Katholik adalah OKE menurut Barat
Komunitas
Katolik global dari 1,2 miliar orang memiliki loyalitas terhadap
Vatikan, dan Paus adalah kepala agama dan politik, dan beranggotakan
warga dari banyak negara termasuk Inggris. Negara Vatikan diakui secara
internasional sebagai negara merdeka yang berada di jantung kota Roma
dan diperintah oleh Kepala Uskup – Paus.
Politisi Barat tidak punya masalah dengan hal itu, dan tidak mempertanyakan loyalitas ganda dari ummat Katolik.
Mereka mengatakan TIDAK untuk Negara/Daulah Islām, YA untuk Negara Yahudi
Politisi
Barat juga akan mengatakan bahwa siapapun yang mempertanyakan keabsahan
Negara Yahudi dan Zionis Israel maka dinyatakan sebagai ekstrimis.
Betapa ironis definisi ekstrimisme yang mereka gunakan terkait dengan
Muslim, yakni “Penentangan terhadap aturan hukum, kesetaraan, dan
demokrasi”. Namun, sebagian besar politisi Barat secara terbuka membela
dan mendukung negara Yahudi-Zionis berdasarkan eksklusivitas agama dan
ras.
Inilah bentuk sistem apartheid dan bukan sistem demokratis,
yang sangat disokong dan dibantu oleh para pendukungnya dari kalangan
Zionis Kristen dan Yahudi dengan teologi.
Namun
anehnya…pemerintah justru menyatakan bahwa ummat Islām yang menentang
negara semacam itu, dan menyatakan kalau negara apartheid seperti itu
tak ada dalam era modern, sebagai ekstrimis? Mereka menerima hak Yahudi
untuk memiliki loyalitas tinggi pada sebuah negara Yahudi, namun seorang
Muslim bahkan tidak bisa mengekspresikan gagasan Daulah Islām.
Maka
mari kita katakan,
“HADAPI KAMI HEI ANJING-ANJING KUFFĀR….MATILAH DALAM
KEBENCIAN DAN KETAKUTAN KALIAN!”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ
TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...
-
PENAKLUKKAN YANG TERJADI DI BULAN RAMADHAN S egala puji bagi Allah, shalawat dan salam tercurah kepada baginda Rasulullah, kera...
-
Tadzakkur dan Tafakkur Oleh : Ibnu Qayyim Al Jauziyyah Tadzakkur artinya mengambil pelajaran dan Tafakkur berarti memikirkan atau...
-
AMONG THE BELIEVERS ARE MEN: ABU MALIK AT-TAMIMI Sang kesatria itu akhirnya turun... Dia, sang pahlawan Abu Malik at Ta...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar