6/21/2019

MENGAPA ORANG-ORANG KĀFIR KERAS TERHADAP DAULAH ISLĀM?

MENGAPA ORANG-ORANG KĀFIR KERAS TERHADAP DAULAH ISLĀM ?

Ustad Agung Witjaksono
19 Juni 2019

Hari ini pendapat seluruh dunia non-Muslim dikendalikan oleh lobi Barat. Barat sangat familiar dengan Khilāfah – itu bukan hal baru. Mereka menghadapinya dengan tindakan penaklukan imperium Islām.

Secara historis, Kebijakan luar negeri Barat selalu terfokus pada penghapusan sistem pemerintahan Islām yang bersejarah ini (yang memberi serikat politik dan ekonomi ummat Islām dari negeri yang berbeda). Inggris dan Perancis berhasil menghancurkannya tahun 1924 oleh akhirnya membawa kesudahan Khilāfah Usmani (Ottoman).

Jika hari ini seorang Perdana Menteri Inggris melancarkan kedengkiannya terhadap keyakinan fundamental Muslim, ia sedang bertindak sama dengan orang-orang sebelumnya. William Gladstone di abad ke-19 menyebut Qur’ān “sebuah kitāb terkutuk”, dan pernah terkenal memegang Qur’ān di Parlemen dengan menyatakan: “Selama ada kitāb ini, maka tidak akan ada perdamaian di dunia!” Churchill juga menulis dalam bukunya ‘The River War’ (hal. 248-50): “Betapa mengerikan kutukan yang diletakkan Mohammedanisme pada para pengikutnya!”

Hari ini, Barat secara terang-terangan menentang aspirasi ummat Islām untuk menegakkan Khilāfah atau persatuan politik Muslim di mana pun di dunia Muslim. Dalam daftar Inggris atas kelompok-kelompok teroris yang terlarang, dengan hanya menyeru Daulah Islām, maka akan juga dicatat sebagai salah satu indikator kenapa suatu kelompok dianggap “teroris.” Maka kusimpulkan dari kasus tersebut, bahwa Barat menganggap kelompok yang menyerukan Daulah Islām di mana saja di dunia sebagai “teroris”.

Sebuah Negara Katholik adalah OKE menurut Barat

Komunitas Katolik global dari 1,2 miliar orang memiliki loyalitas terhadap Vatikan, dan Paus adalah kepala agama dan politik, dan beranggotakan warga dari banyak negara termasuk Inggris. Negara Vatikan diakui secara internasional sebagai negara merdeka yang berada di jantung kota Roma dan diperintah oleh Kepala Uskup – Paus.

Politisi Barat tidak punya masalah dengan hal itu, dan tidak mempertanyakan loyalitas ganda dari ummat Katolik.

Mereka mengatakan TIDAK untuk Negara/Daulah Islām, YA untuk Negara Yahudi

Politisi Barat juga akan mengatakan bahwa siapapun yang mempertanyakan keabsahan Negara Yahudi dan Zionis Israel maka dinyatakan sebagai ekstrimis. Betapa ironis definisi ekstrimisme yang mereka gunakan terkait dengan Muslim, yakni “Penentangan terhadap aturan hukum, kesetaraan, dan demokrasi”. Namun, sebagian besar politisi Barat secara terbuka membela dan mendukung negara Yahudi-Zionis berdasarkan eksklusivitas agama dan ras.

Inilah bentuk sistem apartheid dan bukan sistem demokratis, yang sangat disokong dan dibantu oleh para pendukungnya dari kalangan Zionis Kristen dan Yahudi dengan teologi.

Namun anehnya…pemerintah justru menyatakan bahwa ummat Islām yang menentang negara semacam itu, dan menyatakan kalau negara apartheid seperti itu tak ada dalam era modern, sebagai ekstrimis? Mereka menerima hak Yahudi untuk memiliki loyalitas tinggi pada sebuah negara Yahudi, namun seorang Muslim bahkan tidak bisa mengekspresikan gagasan Daulah Islām.

Maka mari kita katakan,

 “HADAPI KAMI HEI ANJING-ANJING KUFFĀR….MATILAH DALAM KEBENCIAN DAN KETAKUTAN KALIAN!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...