Ringkasan Fiqih Islam
Syaikh Muhammad bin
Ibrahim At Tuwaijiri
Diterjemahkan Oleh
IslamHouse.com
4- SYIRIK
Syirik: yaitu menjadikan sekutu bagi Allah SWT
dalam rububiyah, uluhiyah, asma' dan sifat-Nya, atau pada salah satunya.
Apabila seorang manusia meyakini bahwa bersama Allah SWT subhanahu wa ta’ala ada yang
menciptakan, atau yang menolong, maka dia seorang musyrik. Barangsiapa yang
meyakini bahwa sesuatu selain Allah SWT berhak disembah, maka dia seorang
musyrik. Barangsiapa yang meyakini bahwa bagi Allah SWT ada yang serupa pada
asma' dan sifat-Nya, maka dia seorang musyrik.
Bahaya Syirik
1. Syirik kepada Allah SWT adalah perbuatan yang
teramat zalim, karena telah melewati batas hak Allah SWT yang khusus
dengan-Nya, yaitu tauhid.
Tauhid adalah keadilan paling adil dan syirik
adalah kezaliman yang paling bengis dan kejahatan yang paling keji; karena ia
mengurangi bagi Rabb semesta alam, menyombongkan diri dari taat kepada-Nya dan
memalingkan kemurnian hak-Nya kepada selain-Nya dan memutarkan selainnya
dengannya. Karena begitu besar bahayanya, maka sesungguhnya siapa yang berjumpa
dengan Allah SWT dalam keadaan syirik kepada Allah SWT, sesungguhnya Allah SWT
tidak mengampuninya, seperti dalam firman-Nya:
إِنَّ
ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن
يَشَآءُ
“Sesungguhnya Allah
tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain
dari (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki,” (QS. An-Nisaa'48)
2. Syirik kepada Allah SWT merupakan dosa terbesar.
Siapa menyembah selain Allah SWT berarti dia telah
meletakkan ibadah di tempat yang salah, dan memalingkannya kepada yang tidak
berhak. Hal itu kezaliman yang besar, seperti firman Allah SWT:
إِنَّ
ٱلشِّرۡكَ لَظُلۡمٌ عَظِيمٞ
“adalah benar-benar kezaliman yang besar".(QS. Luqman :13)
3. Syirik besar menggugurkan semua amal perbuatan dan memastikan
kebinasaan dan kerugian, ia adalah dosa yang terbesar.
a. Firman Allah SWT:
وَلَقَدۡ أُوحِيَ إِلَيۡكَ
وَإِلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكَ لَئِنۡ أَشۡرَكۡتَ لَيَحۡبَطَنَّ عَمَلُكَ
وَلَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ ٦٥
“Dan sesungguhnya
telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu:"Jika kamu
mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk
orang-orang yang merugi”. (QS. Az-Zumar: 65)
b. Dari Abu Bakrah r.a, ia berkata, "Nabi SAW
bersabda, 'Maukah kalian aku beritahukan dosa yang terbesar? (Nabi
mengucapkannya sampai tiga kali). Mereka menjawab, 'Tentu, wahai Rasulullah.'
Beliau bersabda, 'Menyekutukan Allah SWT, durhaka kepada kedua orang tua.' Dan
beliau duduk dan tadinya beliau bersandar:
'Ketahuilah!, dan sumpah palsu.' Abu Bakrah r.a berkata, 'Beliau
terus mengulanginya hingga kami berkata, 'Semoga beliau diam." Muttafaqun
'Alaih.
[HR. al-Bukhari no. 2654 dan lafazd ini adalah miliknya, dan
Muslim no.87]
Keburukan-Keburukan Syirik:
Allah SWT menyebutkan empat keburukan syirik dalam empat ayat,
yaitu:
1. Firman Allah SWT:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ
أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ وَمَن يُشۡرِكۡ
بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفۡتَرَىٰٓ إِثۡمًا عَظِيمًا ٤٨
“Sesungguhnya Allah SWT
tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain
dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah SWT, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”. (QS.
An-Nisa`:48)
2. Firman Allah SWT:
وَمَن
يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلَۢا بَعِيدًا ١١٦
“Barangsiapa yang
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat
sejauh-jauhnya”. (QS. An-Nisa` 116)
3. Firman Allah SWT:
إِنَّهُۥ مَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ
فَقَدۡ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ ٱلۡجَنَّةَ وَمَأۡوَىٰهُ ٱلنَّارُۖ وَمَا
لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٖ
“Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu
seorang penolongpun”. (QS. Al-Maidah:72)
4. Firman Allah SWT:
وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ
فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَتَخۡطَفُهُ ٱلطَّيۡرُ أَوۡ تَهۡوِي بِهِ ٱلرِّيحُ
فِي مَكَانٖ سَحِيقٖ ٣١
“Barangsiapa
mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari
langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh”.
(QS. Al-Hajj:31)
Balasan Ahli Syirik
1. Firman Allah SWT :
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ
مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ وَٱلۡمُشۡرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَآۚ
أُوْلَٰٓئِكَ هُمۡ شَرُّ ٱلۡبَرِيَّةِ ٦
“Sesungguhnya
orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka
Jahannam; mereka kekal di dalamnya.Mereka itu adalah seburuk-jburuk makhluk”.
(QS. Al-Bayyinah :6)
2. Firman Allah SWT:
إِنَّ ٱلَّذِينَ
يَكۡفُرُونَ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦ وَيُرِيدُونَ أَن يُفَرِّقُواْ بَيۡنَ ٱللَّهِ
وَرُسُلِهِۦ وَيَقُولُونَ نُؤۡمِنُ بِبَعۡضٖ وَنَكۡفُرُ بِبَعۡضٖ وَيُرِيدُونَ أَن
يَتَّخِذُواْ بَيۡنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا ١٥٠ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡكَٰفِرُونَ
حَقّٗاۚ وَأَعۡتَدۡنَا لِلۡكَٰفِرِينَ عَذَابٗا مُّهِينٗا ١٥١
“Sesungguhnya
orang-orang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan
antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan:"Kami
beriman kepada yang sebahagian dan kafir terhadap sebahagian (yang lain)",
serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang
demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami
telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan”.
(QS. An-Nisaa`:151)
3. Dari Abdullah bin Mas'ud , ia berkata, "Nabi SAW bersabda,
'Barangsiapa yang meninggal dunia, sedangkan dia berdoa kepada sekutu dari
selain Allah SWT, niscaya dia masuk neraka." Muttafaqun 'alaih.7F
[ HR. al-Bukhari no 4497,
ini adalah lafaznya dan Muslim no. 92]
Dasar Syirik
Dasar syirik dan pondasinya dibangun atasnya
adalah bergantung kepada selain Allah SWT. Barangsiapa yang bergantung kepada
selain Allah SWT niscaya menyerahkannya kepada sesuatu yang dia bertawakkal
kepadanya, menyiksanya dengannya, menghinakannya dari sisi yang dia bergantung
dengannya. Jadilah iatercela, tidak ada pujian baginya, terhina tidak ada
penolong baginya, seperti firman Allah SWT:
لَّا
تَجۡعَلۡ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ فَتَقۡعُدَ مَذۡمُومٗا مَّخۡذُولٗا
“Janganlah kamu adakan
ilah-ilah yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak
ditinggalkan (Allah)”. (QS. Al-Isra` :22)
5. BAGIAN-BAGIAN SYIRIK
Syirik terbagi dua: Syirik besar dan syirik kecil.
1. Syirik Besar mengeluarkan seseorang dari agama, menggugurkan semua amal ibadah,
pelakunya menjadi halal darah dan hartanya, dan dikekalkan di dalam neraka
apabila dia meninggal dunia dan tidak sempat bertaubat. Yaitu memalingkan
ibadah atau sebagiannya kepada selain Allah SWT, seperti berdoa kepada selain
Allah SWT, menyembelih dan bernazar kepada selain Allah SWT berupa ahli kubur,
jin, syetan, dan selain mereka. Dan begitu pula berdoa kepada selain Allah SWT
yang tidak bisa melakukannya selain Allah SWT seperti meminta kekayaan dan
kesembuhan, meminta hajat dan turun hujan kepada selain Allah SWT. Dan seperti
yang demikian itu yang diucapkan orang-orang bodoh di sisi kubur para wali dan
orang-orang shalih, atau di sisi berhala berupa pohon, batu, dan yang
semisalnya.
Di antara Macam-Macam Syirik Besar:
a. Syirik dalam takut
“ yaitu takut kepada selain Allah SWT berupa
berhala atau patung, atau thagut, atau mayat, atau yang gaib (tidak terlihat
mata, pent.) dari bangsa jin atau manusia bahwa ia bisa membahayakannya atau
menimpakan kepadanya sesuatu yang dibenci. Takut ini termasuk tingkatan agama
yang tertinggi dan teragung. Barangsiapa yang memalingkannya kepada selain
Allah SWT maka sungguh dia telah menyekutukan Allah SWT dengan syirik besar.
Firman Allah SWT:
فَلَا
تَخَافُوهُمۡ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ
“Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah
kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman. (QS. Ali Imrah : 175)
b. Syirik dalam tawakkal
Tawakkal kepada Allah SWT dalam segala perkara dan
di semua kondisi termasuk jenis ibadah yang paling agung yang harus diikhlaskan
hanya kepada Allah SWT saja. Barangsiapa yang bertawakkal kepada selain Allah SWT
dalam perkara yang tidak bisa melakukannya selain Allah SWT, seperti tawakkal
kepada orang yang sudah meninggal dunia dan orang-orang yang ghaib serta
seumpama mereka dalam menolak bahaya, mendapatkan manfaat dan rizqi, berarti
dia telah menyekutukan Allah SWT dengan syirik besar. Firman Allah SWT:
وَعَلَى
ٱللَّهِ فَتَوَكَّلُوٓاْ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ
“Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu
benar-benar orang yang beriman". (QS. Al-Maidah :23)
c. Syirik dalam mahabbah (cinta)
Cinta kepada Allah SWT adalah cinta yang konsekuensi
logisnya adalah kesempurnaan hina dan taat kepada Allah SWT.
Inilah cinta yang murni hanya karena Allah SWT. Tidak boleh
menyekutukan seseorang dengan-Nya dalam mahabbah ini. Maka, siapa yang cinta
kepada sesuatu seperti cintanya kepada Allah SWT, berarti ia telah menjadikan
sekutu dari selain Allah SWT dalam cinta mengagungkan, dan ini termasuk syirik.
Firman Allah SWT:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن
يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادٗا يُحِبُّونَهُمۡ كَحُبِّ ٱللَّهِۖ وَٱلَّذِينَ
ءَامَنُوٓاْ أَشَدُّ حُبّٗا لِّلَّهِۗ وَلَوۡ يَرَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓاْ إِذۡ
يَرَوۡنَ ٱلۡعَذَابَ أَنَّ ٱلۡقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعٗا وَأَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعَذَابِ
١٦٥
“Dan di antara manusia
ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapan orang-orang yang
beriman amat sangat cintanya kepada Allah”. (QS. Al-Baqarah:165)
d. Syirik dalam taat:
termasuk syirik dalam taat adalah taat kepada para ulama, umara (pemerintah), pemimpin dan
hakim dalam menghalalkan yang diharamkan, atau mengharamkan yang dihalalkan
Allah SWT. Maka, siapa yang taat kepada mereka dalam hal itu, berarti dia telah
menjadikan sekutu-sekutu (tandingan-tandingan) bagi Allah SWT dalam tasyri' (menetapkan hukum),
menghalalkan dan mengharamkan. Ini termasuk syirik besar, seperti firman Allah
SWT:
ٱتَّخَذُوٓاْ أَحۡبَارَهُمۡ
وَرُهۡبَٰنَهُمۡ أَرۡبَابٗا مِّن دُونِ ٱللَّهِ وَٱلۡمَسِيحَ ٱبۡنَ مَرۡيَمَ
وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُوٓاْ إِلَٰهٗا وَٰحِدٗاۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا
هُوَۚ سُبۡحَٰنَهُۥ عَمَّا يُشۡرِكُونَ ٣١
“Mereka menjadikan
orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Rabb-Rabb selain Allah, dan
(juga mereka menjadikan Rabb ) Al-Masih putera Maryam; padahal mereka hanya
disuruh menyembah Ilah Yang Maha Esa; tidak ada Ilah (yang berhak disembah)
selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”. (QS. At-Taubat
:31)
Pembagian N i f a q:
1. Nifaq Besar: yaitu nifaq dalam keyakinan dengan cara menampakkan Islam dan menyembunyikan
kekafiran. Penganutnya adalah kafir, (ia akan dimasukkan) ke dalam neraka
bagian paling bawah. Firman Allah SWT:
إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ فِي ٱلدَّرۡكِ
ٱلۡأَسۡفَلِ مِنَ ٱلنَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمۡ نَصِيرًا ١٤٥
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan
yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang
penolongpun bagi mereka”.
(QS. An-Nisaa` :145)
2. Nifaq Kecil: yaitu nifaq dalam perbuatan dan seumpamanya.
Pelakunya tidak keluar dari agama Islam, akan tetapi dia maksiat kepada Allah
SWT dan Rasul-Nya.
Dari Abdullah bin 'Amr r.a, bahwa Nabi SAW bersabda,
"Ada empat perkara, siapa yang ada padanya empat perkara itu,
niscaya ia adalah seorang munafik murni. Dan, siapa yang ada salah satunya
padanya, berarti pada dirinya ada satu perkara nifaq sampai dia
meninggalkannya: Bila diberi amanah, ia berkhianat, bila bicara ia berdusta,
bila berjanji ia melanggar, dan bila berbantahan (bermusuhan) ia menyimpang/menyeleweng.
"
[Muttafaqun 'Alaih.; HR. al-Bukhari no 34 dan
ini lafazhnya, dan Muslim no. 58.]
2. Syirik Kecil: yaitu sesuatu yang
dinamakan syirik oleh syara' dan tidak sampai kepada syirik besar. Syirik ini mengurangi
tauhid, tetapi tidak mengeluarkan dari agama. Ia adalah sarana menuju syirik
besar. Pelakunya akan disiksa dan tidak kekal dalam neraka seperti kekalnya
orang-orang kafir. Darahnya tidak boleh ditumpahkan dan hartanya tidak boleh
diambil. Syirik besar menggugurkan semua amal ibadah. Adapun syirik kecil, maka
ia menggugurkan amal ibadah yang menyertainya. Seperti orang yang beribadah
karena Allah SWT, ia juga ingin mendapat pujian manusia atasnya, seperti
memperbaiki shalatnya, atau bersedekah, atau puasa, atau berzikir kepada Allah
SWT agar manusia melihatnya, atau mendengarnya, atau memujinya. Ini adalah
riya, bila disertai amal ibadah niscaya riya itu membatalkannya. Tidak ada
ungkapan syirik dalam al-Qur`an kecuali yang dimaksud adalah syirik besar.
Adapun syirik kecil, maka terdapat dalam sunnah-sunnah mutawatir.
1. Firman Allah SWT:
قُلۡ إِنَّمَآ أَنَا۠
بَشَرٞ مِّثۡلُكُمۡ يُوحَىٰٓ إِلَيَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمۡ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞۖ
فَمَن كَانَ يَرۡجُواْ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلۡيَعۡمَلۡ عَمَلٗا صَٰلِحٗا وَلَا
يُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدَۢا ١١٠
Katakanlah:"Sesungguhnya
aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan
kepadaku:"Bahwa sesungguhnya Ilah kamu itu adalah Ilah Yang Esa". Barangsiapa
mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang
saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Rabb-nya". (QS. Al-Kahfi:110)
2. Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, "Rasulullah SAW
bersabda, Allah SWT berfirman (dalam hadits qudsi): 'Aku adalah yang
paling kaya dari sekutu. Barangsiapa yang melakukan amal ibadah yang di
dalamnya menyekutukan yanglain dengan Aku, niscaya Aku meninggalkannya dan
sekutunya.”
[1 HR. Muslim no. 2985]
Termasuk syirik kecil adalah bersumpah dengan
sesuatu selain Allah SWT. Dan ucapan manusia: sesuatu yang dikehendaki Allah
dan dikehendaki fulan, atau kalau bukan karena Allah SWT dan fulan, atau ini
dari Allah SWT dan fulan, atau tidak ada bagiku selain Allah SWT dan fulan, dan
seumpamanya. Seharusnya ia berkata: Sesuatu yang dikehendaki Allah SWT kemudian
dikehendaki fulan, dan seterusnya.
1. Dari Ibnu Umar r.a, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa yang bersumpah
kepada selain Allah SWT, maka dia telah kafir atau syirik."
[HR. Abu Daud dan
at-Tirmidzi.. Shahih. HR. Abu Daud no. 3251, Shahih Sunan Abu Daud no 2787,
at-Tirmidzi no. 1535 dan lafazd adalah miliknya, Shahih Sunan at-Tirmidzi no.
1241]
2. Dari Huzaifah r.a, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Janganlah engkau katakan:
'Apa yang dikehendaki Allah dan dikehendaki fulan, akan tetapi katakanlah: apa yang dikehendaki Allah SWT
kemudian yang dikehendaki fulan."
[ HR. Ahmad dan Abu Daud.; Shahih. HR. Ahmad no. 2354, lihat as-Silsilah ash-Shahihah no.
127, dan Abu Daud no. 4980 dan lafazd ini adalah miliknya, Shahih Sunan Abu
Daud no. 4166]
Syirik kecil bisa menjadi besar menurut apa yang
ada di hati pelakunya. Maka, seorang muslim harus berhati-hati terhadap syirik
secara mutlak/absolut: yang besar dan kecil. Syirik adalah kezhaliman yang
besar yang tidak diampuni oleh Allah SWT. Seperti dalam firman Allah SWT:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ
أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ وَمَن يُشۡرِكۡ
بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفۡتَرَىٰٓ إِثۡمًا عَظِيمًا ٤٨
“Sesungguhnya Allah
tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain
dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”. (QS.
An-Nisaa`:48)
Perbuatan dan Ucapan
yang termasuk Syirik (menyekutukan Allah SWT) atau
termasuk Sarana-Sarananya.
Ada perbuatan dan ucapan yang berada di antara
syirik besar dan kecil menurut hati pelakunya dan yang bersumber darinya. Ia
bertentangan dengan tauhid atau mengotori kemurniannya. Syari'at telah
memperingatkan darinya, di antaranya adalah:
1. Memakai gelang atau benang dan
semisalnya dengan tujuan menghilangkan mara bahaya atau penangkal datangnya
mara bahaya. Hal itu termasuk syirik.
2. Menggantung tamimah 12F
terhadap anak-anak, sama saja berasal dari kharz, atau tulang, atau tulisan.
Hal itu untuk menjaga diri dari 'ain13F dan itu termasuk syirik.
-
Tamimah: sesuatu yang dikalungkan di leher
anak-anak sebagai penangkal atau pengusir penyakit, pengaruh jahat yang disebabkan
rasa dengki seseorang, dan lain sebagainya. (pent. Dikutip dari terj. Kitab
Tauhid, Muhammad Yusuf Harun MA.)
-
'ain =Penyakit atau pengaruh jahat yang
disebabkan rasa dengki seseorang, pent.
-
3. Tathayyur, yaitu menganggap sial
dengan burung atau seseorang atausuatu tempat atau semisalnya, dan itu termasuk
syirik karena dia bergantung kepada selain Allah SWT dengan keyakinan mendapat
bahaya dari makhluk yang tidak mempunyai manfaat atau mudharat untuk dirinya sendiri.
Keyakinan ini termasuk gangguan syetan dan waswasnya, hal itu menolak tawakkal.
4. Tabarruk (mengambil berkah) kepada pohon, batu,
tempat-tempat bersejarah, kubur, dan semisalnya. Maka, meminta berkah,
mengharap, dan meyakininya dalam perkara-perkara itu termasuk syirik; karena ia
bergantung kepada selain Allah SWT dalam mendapatkan berkah.
5. Sihir: yaitu yang samar dan halus sebabnya. Ia adalah
nama dari jimat-jimat, mantera-mantera, ucapan, dan obat-obatan, maka hal itu
memberi pengaruh di hati dan badan, lalu menyebabkan sakit atau meninggal
dunia, atau memisahkan di antara seseorang dan istrinya. Ia adalah perbuatan syetan,
dan kebanyakan dari sihir itu tidak bisa sampai kepadanya kecuali dengan
perbuatan menyekutukan Allah SWT. Sihir adalah perbuatan syirik karena padanya
mengandung ketergantungan kepada selain Allah SWT dari jenis syetan, karena hal
itu termasuk mengaku mengetahui yang gaib.
Firman Allah SWT:
وَمَا كَفَرَ سُلَيۡمَٰنُ
وَلَٰكِنَّ ٱلشَّيَٰطِينَ كَفَرُواْ يُعَلِّمُونَ ٱلنَّاسَ ٱلسِّحۡرَ ....
“padahal Sulaiman tidak
kafir (mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan
sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia ….” (QS. Al-Baqarah :102)
Terkadang sihir adalah perbuatan maksiat yang merupakan bagian
dari dosa besar, bila hanya dengan obat-obatan dan sejenisnya saja.
6. Meramal: ia adalah mengaku mengetahui yang gaib, seperti
memberitakan yang akan terjadi di muka bumi karena bersandar kepada syetan, dan
itu termasuk syirik; karena mengandung pendekatan diri kepada selain Allah SWT
dan mengklaim mengetahui yang gaib bersama Allah SWT.
Dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi SAW, beliau
bersabda, "Barang siapa mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu
mempercayai apa yang diucapkannya, maka sesungguhnya dia telah kafir (ingkar)
dengan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad SAW."
1[Shahih. HR. Ahmad no. 9536 dan ini lafazdnya,
dan al-Hakim no. 15, lihat Irwa` al-Ghalil no 2006]
7. Tanjim (astrologi): yaitu mengambil dalil dengan
kondisi falak (peredaran bulan dan matahari) atas segala kejadian di permukaan
bumi, seperti waktu bertiupnya angin, turunnya hujan, terjadinya penyakit dan kematian,
nampaknya panas dan dingin, perubahan harga dan sejenisnya. Itu termasuk
syirik; karena menyandarkan sekutu bagi Allah SWT dalam mengatur dan terhadap
ilmu gaib.
8. Meminta hujan dengan bintang: yaitu menyandarkan turunnya
hujan kepada munculnya bintang atau tenggelamnya, seperti ia berkata: kita diturunkan
hujan dengan bintang ini dan bintang itu. Maka, ia menyandarkan hujan kepada
bintang, bukan kepada Allah SWT. Ini termasuk syirik; karena turunnya hujan
berada di tangan Allah SWT, bukan di tangan bintang dan yang lainnya.
9. Menyandarkan nikmat kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala.
Segala nikmat di dunia dan akhirat berasal dari
Allah subhanahu wa ta’ala Barangsiapa menyandarkannya kepada selain-Nya,
sesungguhnya dia telah kafir dan menyekutukan Allah SWT. Seperti orang yang
menyandarkan nikmat mendapat harta atau sembuh dari sakit kepada fulan atau
fulan, atau menyandarkan nikmat perjalanan dan keselamatan di darat, laut dan
udara kepada sopir, nakoda, dan pilot, atau menyandarkan mendapat nikmat dan
terhindar dari mara bahaya kepada usaha pemerintah atau individu atau bendera
dan semisalnya.
Maka, wajib menyandarkan semua nikmat kepada Allah
subhanahu wa ta’ala saja dan bersukur kepada-Nya. Adapun yang terjadi
di atas tangan sebagian makhluk hanyalah merupakan sebab yang terkadang
membuahkan hasil dan bisa juga tidak menghasilkan apa-apa. Terkadang bermanfaat
dan bisa juga tidak berguna.
Firman Allah SWT:
وَمَا بِكُم مِّن نِّعۡمَةٖ
فَمِنَ ٱللَّهِۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ ٱلضُّرُّ فَإِلَيۡهِ تَجَۡٔرُونَ ٥٣
“Dan apa saja nikmat
yang ada pada kamu, maka dari Allah SWT-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa
oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan”. (QS.
An-Nahl: 53)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar