Bab 16
Bid‘ah Peringatan Maulid
Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasallam
Peringatan maulid Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasallam yang diadakan oleh sebagian
orang, boleh jadi meniru golongan Nasrani merayakan hari kelahiran nabi ‘Isa
as., atau boleh jadi karena mencintai dan mengagungkan Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasallam. Perbuatan semacam ini tidak dilakukan oleh golongan salaf, padahal
ada peluang untuk melakukannya dan tidak ada yang melarang. Sekiranya perbuatan
ini baik atau ada dalil yang kuat dari agama, niscaya golongan salaf lebih
berhak melakukan hal itu daripada kita.
Kaum salaf dahulu lebih mencintai Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam dan lebih memuliakan beliau
daripada kita. Mereka lebih besar keinginannya untuk memperoleh kebaikan. Akan
tetapi kecintaan dan penghormatan mereka kepada beliau cukup dilakukan dengan
cara mengikuti, mematuhi perintah beliau, menghidupkan sunnah beliau lahir dan
batin, menyebar luaskan ajaran beliau dan berjihad untuk Islam dengan hati,
tangan dan lisan mereka. Inilah jalan kaum salaf dahulu, baik dari kalangan
Muhajirin maupun Anshor dan mereka yang mengikuti jalan mereka.
Sebagian besar dari orang-orang yang bersemangat
melaksanakan bid‘ah-bid‘ah semacam ini dan mempunyai niat yang sungguh-sungguh
untuk mendapatkan pahala, ternyata mereka mengabaikan perintah-perintah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang seharusnya dilakukan dengan
sungguh-sungguh. Orang-orang semacam ini dapat diibaratkan seperti seorang yang
menghiasi mushaf Al-Qur‘an tetapi tidak mau membacanya, atau seperti orang yang
membacanya, tetapi tidak mau mengikutinya. Dan mereka juga diibaratkan orang
yang menghiasi masjid, tetapi tidak melakukan shalat di dalamnya atau hanya
kadang-kadang saja. Atau ibarat orang yang memasang lampu dan meletakkan
berbagai macam sajadah yang indah dan berbagai macam hiasan lain di masjid, padahal
semua itu tidak diperintahkan oleh agama. Perbuatan tersebut ia lakukan hanya
untuk mendapatkan pujian, kebanggaan dan menyibukkan diri dengan hal-hal yang merusak
diri pelakunya sendiri, sebagaimana tersebut di dalam sebuah hadits:
مَا
سَاءَ عَمَلُ قَوْمٍ قَطُّ إِلَّا زَحْرَفُوا مَسَاجِدَهُمْ
“Tidaklah akan menjadi
rusak amal suatu umat melainkan setelah mereka menghiasai tempat-tempat ibadah
mereka.”
(HR. Ibnu Majah, dihasankan
oleh Suyuthi dalam kitab Al Jami’ Ash Shaghir 2/497)
Sungguh sebagian besar umat Islam di masa-masa
akhir ini banyak yang terkecoh.
Oleh karena itu, hendaklah anda perhatikan Dua Hal penting berikut ini:
1. Hendaklah anda selalu berpegang kepada sunnah Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam lahir dan batin, dalam urusan pribadi anda dan urusan orang-orang
yang mematuhi anda serta perhatikanlah mana yang ma‘ruf dan mana yang mungkar.
2. Ajaklah manusia untuk mengikuti sunnah sesuai
kesanggupan anda. Apabila anda melihat orang yang melakukan perbuatan bid‘ah
dan ia tidak mau meninggalkannya bahkan melakukan bid‘ah yang lebih buruk dari
itu, maka janganlah anda mengajak orang tersebut meninggalkan kemungkaran itu.
Sebab hal ini akan menjadikan ia semakin bertambah melakukan kemungkaran atau
bahkan meninggalkan perbuatan yang wajib atau sunnah. Padahal meninggalkan
perbuatan yang wajib atau sunnah ini lebih berbahaya dari berbuat sesuatu yang
tidak disukai agama (bid‘ah). Akan tetapi sekiranya di dalam perbuatan bid‘ah
itu ada sedikit kebaikan, maka sedapat mungkin kebaikannya itu dialihkan kepada
hal yang dibenarkan syari‘at.
Karena hati manusia biasanya tidak mau
meninggalkan sesuatu sebelum ada gantinya (yang lebih baik), dan seseorang
tidaklah akan mau meninggalkan kebaikan sebelum ia mendapatkan kebaikan yang
setara atau yang lebih baik lagi. Sesungguhnya orang-orang yang melakukan
bid‘ah benar-benar telah melakukan sesuatu yang tidak disukai oleh agama.
Begitu juga orang-orang yang meninggalkan sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasallam, mereka adalah orang-orang yang tercela. Di antara ketentuan-ketentuan
agama itu ada yang wajib secara mutlak dan ada yang wajib secara terbatas,
seperti shalat sunnah itu tidak wajib, tetapi kalau seseorang melakukannya, ia
wajib memenuhi semua rukun-rukunnya. Banyak anda temukan orang-orang yang
memberantas bid‘ah-bid‘ah dalam hal ibadah, tetapi mereka tidak banyak
mempraktekkan sunnah-sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.
_____________
source: Books: Bahaya
Mengekor Non Muslim (Mukhtarat Iqtidha’ Ash-Shirathal Mustaqim Syaikh Ibnu
Taimiyah). Muhammad bin Ali Adh-Dhabi‘i, Penerbit Media Hidayah,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar