BAB 3
MENGAMALKAN TAUHID DENGAN SEBENAR-BENARNYA
DAPAT MENYEBABKAN MASUK SORGA TANPA HISAB
Oleh: Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At
Tamimi
Firman Allah Subhanahu wata’ala :
]إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلّهِ حَنِيفًا وَلَمْ
يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ [(120) سورة النحل
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan
teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif (berpegang teguh pada kebenaran), dan
sekali kali ia bukanlah termasuk orang orang yang mempersekutukan (Tuhan)” (QS,
An Nahl, 120)
]وَالَّذِيْنِ هُمْ بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُوْنَ[
“Dan orang orang yang tidak mempersekutukan dengan Robb mereka
(sesuatu apapun)”. (QS. Al Mu’minun, 59)
Husain bin
Abdurrahman berkata: “Suatu ketika aku berada di sisi Said bin Zubair,
lalu ia bertanya : “siapa diantara kalian melihat bintang yang jatuh semalam ?,
kemudian aku menjawab : “ aku ”, kemudian kataku : “ ketahuilah, sesungguhnya
aku ketika itu tidak sedang melaksanakan sholat, karena aku disengat
kalajengking”, lalu ia bertanya kepadaku : “lalu apa yang kau lakukan ?”, aku
menjawab : “aku minta di ruqyah ([1])”,
ia bertanya lagi : “apa yang mendorong kamu melakukan hal itu ?”, aku menjawab
: “yaitu : sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Asy Sya’by kepada kami”, ia
bertanya lagi : “dan apakah hadits yang dituturkan kepadamu itu ?”, aku
menjawab : “dia menuturkan hadits kepada kami dari Buraidah bin Hushaib :
"لا رقية إلا من عين أو حمة"
“Tidak boleh Ruqyah kecuali karena ain([2])
atau terkena sengatan”.
Said pun berkata
: “sungguh telah berbuat baik orang yang telah mengamalkan apa yang telah
didengarnya, tetapi Ibnu Abbas menuturkan hadits kepada kami dari Rasulullah,
beliau bersabda :
"عرضت علي الأمم، فرأيت النبي معه
الرهط، والنبي معه الرجل والرجلان، والنبي وليس معه أحد، إذ رفع لي سواد عظيم،
فظننت أنهم أمتي، فقيل لي : هذا موسى وقومه، فنظرت فإذا سواد عظيم، فقيل لي : هذه
أمتك، ومعهم سبعون ألفا يدخلون الجنة بغير حساب ولا عذاب، ثم نهض فدخل منزله، فحاض
الناس في أولئك، فقال بعضهم : فلعلهم الذي صحبوا رسول الله r،
وقال بعضهم : فلعلهم الذين ولدوا في الإسلام فلم يشركوا بالله شيئا، وذكروا أشياء،
فخرج عليهم رسول الله أخبروه، فقال :" هم الذين
لا يسترقون ولا يتطيرون ولا يكتوون وعلى ربهم يتوكلون " فقام عكاشة بن محصن
فقال : ادع الله أن يجعلنى منهم، فقال : أنت منهم، ثم قال رجل آخر فقال : ادع الله
أن يجعلني منهم، فقال :" سبقتك عكاشة ".
“Telah diperlihatkan kepadaku beberapa umat, lalu aku melihat
seorang Nabi, bersamanya sekelompok orang, dan seorang Nabi, bersamanya satu
dan dua orang saja, dan Nabi yang lain lagi tanpa ada seorangpun yang
menyertainya, tiba tiba diperlihatkan kepadaku sekelompok orang yang banyak
jumlahnya, aku mengira bahwa mereka itu umatku, tetapi dikatakan kepadaku :
bahwa mereka itu adalah Musa dan kaumnya, tiba tiba aku melihat lagi sekelompok
orang yang lain yang jumlahnya sangat besar, maka dikatakan kepadaku : mereka
itu adalah umatmu, dan bersama mereka ada 70.000 (tujuh puluh ribu) orang
yang masuk sorga tanpa hisab dan tanpa disiksa lebih dahulu, kemudian beliau
bangkit dan masuk ke dalam rumahnya, maka orang-orang pun
memperbincangkan tentang siapakah mereka itu ?, ada diantara mereka yang
berkata : barangkali mereka itu orang-orang yang telah menyertai Nabi
dalam hidupnya, dan ada lagi yang berkata : barang kali mereka itu orang-orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam hingga tidak pernah
menyekutukan Allah dengan sesuatupun, dan yang lainnya menyebutkan yang lain
pula.
Kemudian
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam keluar dan merekapun memberitahukan hal
tersebut kepada beliau. Maka beliau bersabda : “Mereka itu adalah orang-orang
yang tidak pernah minta ruqyah, tidak melakukan tathoyyur ([3]) dan
tidak pernah meminta lukanya ditempeli besi yang dipanaskan, dan mereka pun
bertawakkal kepada tuhan mereka, kemudian Ukasyah bin Muhshon berdiri dan
berkata : mohonkanlah kepada Allah agar aku termasuk golongan mereka,
kemudian Rasul bersabda : “ya, engkau termasuk golongan mereka”, kemudian
seseorang yang lain berdiri juga dan berkata : mohonkanlah kepada Allah
agar aku juga termasuk golongan mereka, Rasul menjawab : “Kamu sudah kedahuluan
Ukasyah” (HR. Bukhori & Muslim)
Kandungan bab ini :
1. Mengetahui adanya
tingkatan-tingkatan manusia dalam
bertauhid.
2. Pengertian
mengamalkan tauhid dengan semurni-murninya.
3. Pujian Allah
kepada Nabi Ibrahim, karena beliau tidak pernah melakukan kemusyrikan.
4. Pujian Allah
kepada tokoh para wali Allah (para shahabat Rasulullah) karena bersihnya diri
mereka dari kemusyrikan.
5. Tidak meminta ruqyah,
tidak meminta supaya lukanya ditempeli dengan besi yang panas, dan tidak
melakukan tathoyyur adalah termasuk pengamalan tauhid yang murni.
6. Tawakkal kepada
Allah adalah sifat yang mendasari sikap tersebut.
7. Dalamnya ilmu para
sahabat, karena mereka mengetahui bahwa orang-orang yang dinyatakan dalam
hadits tersebut tidak akan mendapatkan kedudukan yang demikian tinggi
kecuali dengan adanya pengamalan.
8. Semangatnya para
sahabat untuk berlomba-lomba dalam mengerjakan amal kebaikan.
9. Keistimewaan umat
Islam dengan kwantitas dan kwalitasnya.
10. Keutamaan para pengikut
Nabi Musa.
11. Umat umat terdahulu
telah ditampakkan kepada Nabi Muhammad.
12. Setiap umat dikumpulkan
sendiri-sendiri bersama para Nabinya.
13. Sedikitnya orang-orang
yang mengikuti ajakan para Nabi.
14. Nabi yang tidak
mempunyai pengikut akan datang sendirian pada hari kiamat.
15. Manfaat dari pengetahuan
ini adalah tidak silau dengan jumlah yang banyak dan tidak kecil hati dengan
jumlah yang sedikit.
16. Diperbolehkan melakukan
ruqyah disebabkan terkena ain dan sengatan.
17. Luasnya ilmu para ulama
salaf, hal itu bisa diketahui dari ucapan Said bin Zubair : “Sungguh telah
berbuat baik orang yang mengamalkan apa yang telah didengarnya,
tetapi …”, dengan demikian jelaslah bahwa hadits yang pertama tidak
bertentangan dengan hadits yang kedua.
18. Kemuliaan sifat para
ulama salaf, karena ketulusan hati mereka, dan mereka tidak memuji seseorang
dengan pujian yang dibuat buat.
19. Sabda Nabi : “Engkau
termasuk golongan mereka” adalah salah satu dari tanda-tanda kenabian Beliau.
20. Keutamaan Ukasyah.
21. Penggunaan kata sindiran
([4]).
22. Kemuliaan akhlak Nabi
Muhammad.
_____________________
([1]) Ruqyah, maksudnya di sini, ialah : penyembuhan dengan bacaan
ayat-ayat Al qur’an atau doa-doa.
([2]) Ain, yaitu : pengaruh jahat yang disebabkan oleh rasa dengki
seseorang, melalui pandangan matanya. Disebut juga penyakit mata.
([3]) Tathoyyur
ialah : merasa pesimis, merasa bernasib sial, atau meramal nasib buruk karena
melihat burung, binatang lainnya atau apa saja.
([4]) Karena
beliau bersabda kepada seseorang : “Kamu sudah kedahuluan Ukasyah”, dan tidak
bersabda kepadanya : “Kamu tidak pantas untuk dimasukkan ke dalam golongan
mereka”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar