9/27/2019

DAULAH ISLAM, PENGULANGAN SEJARAH (BAGIAN 1)


DAULAH ISLAM, PENGULANGAN SEJARAH DAN
PENGGENAPAN NUBUWWAH
(BAGIAN 1)
Oleh: Abu Usamah JR


سَنُرِيْهِمْ آيَاتِنَا فِيْ الْآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ، أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ شَهِيْدٌ

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tandatanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa AlQuran itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS. Fussilat [41] : 53)

Sesungguhnya segala peristiwa yang terjadi di alam semesta ini adalah tanda kebesaran Allah dan sebagai cara Allah untuk menunjukkan kebenaran alQuran. Maka tidaklah terjadi suatu peristiwa di alam semesta ini melainkan akan semakin menunjukkan kebenaran dienullah. Sehingga apa yang telah dikabarkan oleh Allah dan rasulNya akan terjadi di alam semesta ini untuk menunjukkan kebenaran dari kabar tersebut. Memahami dengan benar apa yang telah Allah dan rasulNya kabarkan dan menjadi panduan bagi kaum muslimin untuk tidak tersesat dalam mengarungi kehidupan ini.

Perjalanan sejarah umat Islam di dunia ini telah dikabarkan oleh Rasulullah akan peristiwa-peristiwa yang akan dilaluinya. Adakalanya peristiwaperistiwa tersebut adalah semacam pengulangan dari peristiwa yang pernah dialami oleh generasi Islam pertama. Dan peristiwa tersebut satu demi satu menjadi penggenap dari apa yang telah dinubuwwahkan oleh Rasulullah.

Sehingga rangkaian peristiwa tersebut seakan adalah potonganpotongan puzzle yang saling menggenapi untuk menampakkan wujud sebuah gambar. Dan kini kita tengah hidup di akhir zaman yang dengan karunia Allah kita menjadi saksi sejarah kembalinya Khilafah Islamiyah. Maka sungguh kembalinya Khilafah Islamiyah ‘ala minhajin nubuwwah pada zaman ini adalah pengulangan sejarah sebelumnya sekaligus penggenapan dari nubuwwah Rasulullah dikarenakan kembalinya Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah sudah dikabarkan oleh Rasulullah sejak 14 abad yang lalu.

Dikarenakan kembalinya Khilafah Islamiyah adalah pengulangan sejarah dan penggenapan nubuwwah, maka peristiwaperistiwa yang menyertainya juga merupakan pengulangan sejarah dan penggenapan nubuwwah Rasulullah. Di antara peristiwaperistiwa besar yang terjadi pada hari ini yang memiliki hubungan erat dengan Khilafah Islamiyah adalah peristiwa hijrah dan jihad. Dua peristiwa tersebut adalah peristiwa terpenting yang mengiringi sejarah kembalinya Khilafah Islamiyah di era ini. Dan dua peristiwa tersebut adalah pengulangan sejarah sebelumnya dan penggenapan nubuwwah Rasulullah akan kembalinya kejayaan Islam.

Peristiwa terpenting pertama yang tidak bisa dipisahkan dari kembalinya Khilafah Islamiyah di era ini adalah hijrahnya kaum muslimin dari berbagai belahan bumi ke wilayah Khilafah. Para muhajirin menuju wilayah Khilafah Islamiyah dengan harapan bisa hidup di bawah naungan syari’at Islam dan berjihad untuk membela Khilafah. Peristiwa yang sama telah terjadi ketika Daulah Islam pertama tegak di Madinah dibawah kepemimpinan Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Kaum muslimin dari Makkah dan tempat lain berbondongbondong hijrah ke Madinah demi untuk menyelamatkan agama mereka dan melanjutkan perjuangan menegakkan dienullah.

Dan ternyata, peristiwa dan kejadian yang dialami oleh kaum muslimin yang hijrah ke wilayah Khilafah Islamiyah pada hari ini, juga pernah dialami oleh kaum muslimin generasi pertama ketika berhijrah ke Madinah. Apa yang dicapai oleh kaum muhajirin generasi pertama di Madinah, juga dicapai oleh kaum muhajirin di Syam pada hari ini. Hijrahnya kaum muslimin pada hari ini ke Syam juga ternyata adalah bagian dari penggenapan nubuwwah Rasulullah. Bahkan dari hijrahnya kaum muslimin ke Syam akan diikuti secara berlanjut dengan penggenapan nubuwwah yang lain.

Jika kaum muslimin dahulu di halanghalangi oleh kaum kafir ketika berangkat hijrah baik ke Habasyah maupun ke Madinah, maka demikian juga hari ini ketika kaum muslimin hendak hijrah ke Syam atau ke wilayah Khilafah lainnya. Ada banyak kisah tentang dihalanginya kaum muslimin dahulu ketika hendak berhijrah ke Habasyah atau ke Madinah. Di antaranya adalah:

1. Kaum musyrikin Quraisy mengirimkan delegasi yang terdiri dari Amr bin alAsh dan Abdullah bin Abi Rabi’ah ke Habasyah untuk menemui Raja Najasyi.
Tujuan dari pengiriman delegasi ini adalah untuk membujuk Raja Najasyi agar mengembalikan kaum muslimin yang telah berhijrah ke Habasyah ke Madinah. Kaum musyrikin Quraisy tidak senang melihat kaum muslimin mendapatkan tempat bernaung untuk secara bebas menjalankan agamanya. Namun upaya kaum musyrikin ini gagal. Bahkan di kemudian hari, Raja Najasyi pun memeluk Islam.

2. Kaum musyrikin Quraisy menghalangi keluarga Abu Salamah untuk berhijrah ke Madinah.

Pihak keluarga Ummu Salamah tidak mengizinkan Ummu Salamah menyertai suaminya untuk berhijrah ke Madinah. Akhirnya Abu Salamah pun ke Madinah seorang diri dengan meninggalkan istrinya di bawah kekuasaan keluarga dari pihak istri, sedang anaknya Salamah di bawah kekuasaan keluarga Abu Salamah. Setelah kepergian suaminya untuk berhijrah, maka Ummu Salamah setiap hari dari pagi hingga petang pergi ke suatu tempat yang bernama AlAbthah dan ia menangis disana. Setelah berlalu setahun, salah seorang kerabat Ummu Salamah tidak tega melihat kondisinya lalu berkata, “Tidakkah kalian keluarkan wanita yang sengsara ini? Kalian telah memisahkan antara dirinya, suaminya dan putranya!” Mereka pun akhirnya berkata kepada Ummu Salamah, “Susullah suamimu jika kau mau.” Lalu dia meminta putranya dikembalikan dari tangan keluarga suaminya. Akhirnya Ummu Salamah dan putranya berangkat menuju Madinah, sebuah perjalanan berjarak sekitar 500 Km. Tidak ada seorang makhluk Allah pun yang menyertainya, hingga ia sampai di Tan’im. Disini ia bertemu dengan Utsman bin Thalhah bin Abi Thalhah yang kemudian membantu mengantarnya ke Madinah. Tatkala Utsman sudah bisa melihat Quba’, ia berkata, “Di perkampungan inilah suamimu itu. Masuklah, semoga Allah memberkatimu.” Kemudian Utsman pun kembali menuju Mekkah.

3. Shuhaib bin Sinan arRumi berhijrah setelah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Ketika hendak berhijrah, kaum kafir Quraisy berkata kepadanya, “Saat kamu datang kemari kondisimu miskin dan hina. Lalu hartamu menjadi banyak ketika berada di negeri kami. Dan sekarang kamu telah mencapai kekayaan seperti kondisimu saat ini. Apakah setelah ini semua kamu akan kabur begitu saja membawa harta dan jiwamu? Demi Allah hal itu tidak boleh terjadi!” Shuhaib bin Sinan arRumi kemudian berkata kepada kaum kafir Quraisy, Bagaimana pendapat kalian jika aku serahkan semua hartaku kepada kalian, apakah kalian akan membiarkanku pergi?” Mereka pun menjawab, “Baiklah”. Shuhaib pun berkata kembali, “Sesungguhnya aku telah menyerahkan hartaku ini kepada kalian.”

Hal tersebut sampai ke telinga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan Beliau pun bersabda, “Mudahmudahan Shuhaib mendapatkan keberuntungan, mudahmudahan Shuhaib mendapatkan keberuntungan.”

4. Kaum kafir Quraisy melakukan upaya pemulangan paksa Iyasy bin Abi Rabi’ah yang hijrah sampai ke Madinah.
Atas tipu daya Abu Jahal dan AlHarits akhirnya Iyasy dibawa kembali ke Makkah dalam kondisi terikat. Setelah sampai di Makkah lantas Abu Jahal dan AlHarits berkata, Wahai penduduk Makkah, beginilah yang harus kalian lakukan terhadap orangorang bodoh di kalangan kalian! Seperti yang kami lakukan terhadap orangorang bodoh di kalangan kami.”

Itulah beberapa contoh perlakuan kaum kafir dalam menghalangi kaum muslimin generasi pertama yang hendak berhijrah. Namun demikian kaum muslimin tetap berbondongbondong berhijrah. Sebagian mereka mengikuti sebagian yang lain.

Apa yang pernah dilakukan oleh kaum kafir dahulu dalam menghalangi kaum muslimin dari berhijrah, juga dilakukan oleh kaum kafir hari ini. Mereka menghalangi kaum muslimin yang hendak berhijrah ke Syam. Bahkan kaum kafir saling bahumembahu antar negara demi mencegah kaum muslimin dari berhijrah. Namun demikian tidak mematahkan semangat kaum muslimin yang hendak berhijrah ke bumi Syam. Setiap hari kaum muslimin dari berbagai negara tetap berbondongbondong mencoba untuk berhijrah ke Syam.

Penguasa kafir negeri ini (Indonesia) termasuk yang aktif menghalangi kaum muslimin dari berhijrah ke wilayah Daulah Islam di Syam.

Membuat opini yang menyesatkan dan black campaign tentang Daulah Islam kepada kaum muslimin di negeri ini, adalah salah satu upaya untuk menghalangi kaum muslimin dari mendukung Daulah Islam dan dari berhijrah ke bumi Syam. Media dan para ulama corong thagut menggambar Daulah Islam sebagai kelompok radikal, teroris, khawarij dan segudang sematan buruk lainnya. Bahkan intelijen thaghut mengawasi kaum muslimin yang diduga mendukung Daulah Islam dan diduga hendak berhijrah ke Syam.

Telah banyak kisah pilu dari kaum muslimin negeri ini yang hendak berhijrah ke negeri Syam dan digagalkan oleh aparat thaghut. Banyak kaum muslimin yang telah sampai di Turki yang ditangkap oleh aparat thaghut Turki. Kemudian mereka dideportasi oleh pihak Turki dan diserahkan ke pihak thaghut Indonesia. Tidak sedikit kemudian di antara kaum muslimin yang dideportasi kemudian dipidanakan oleh thaghut dan dijerat undangundang antiterorisme. Minimal thaghut negeri ini akan mencabut paspor kaum muslimin yang yang berhasil dideportasi. Dengan dicabutnya paspor maka akan menghalangi kaum muslimin dari upaya mereka untuk kembali mencoba berhijrah ke Syam.

Kaum kafir dulu dan sekarang samasama tidak menginginkan kaum muslimin memiliki tempat bernaung untuk menjalankan ajaran diennya secara bebas. Mereka menghalangi kaum muslimin dari upaya menegakkan Islam di negeri sendiri. Dan mereka juga menghalangi dari berhijrah ke wilayah Daulah Islam demi keinginan hidup di bawah naungan syari’at Islam. Sebab yang diinginkan kaum kafir adalah kaum muslimin menjadi murtad dengan mengikuti agama / ideologi mereka.

Maka kaum kafir akan berupaya keras untuk menghalangi manusia dari jalan Allah. Hal tersebut sebagai mana firmanNya:

وَلَا يَزَالُوْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوْكُمْ عَنْ دِيْنِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا

“… Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup.”
(QS. AlBaqarah [2]: 217)

Dengan berhasil hijrahnya kaum muslimin ke wilayah Daulah Islam sesungguhnya itu merupakan kemenangan Islam dan kaum muslimin. Hal tersebut sebagai mana firmanNya:

الَّذِيْنَ آَمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةَ عِنْدَ اللهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُوْنَ

“Orangorang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orangorang yang memperoleh kemenangan.”
(QS. AtTaubah [9]: 20)

Allah ‘azza wa jalla menyebutkan bahwa seorang mukmin yang berhijrah termasuk orang yang memperoleh kemenangan. Kaum mukminin yang berhijrah memperoleh kemenangan, baik kemenangan secara individu maupun kemenangan secara jama’i. Sebab dengan hijrah terselamatkannya iman seorang mukmin, tersatukannya potensi kaum muslimin di wilayah hijrah sehingga semakin kuat, terus berlanjutnya citacita dan usaha perjuangan, kaum muslimin memiliki negara yang berdaulat dan menjadi titik balik perjuangan Islam menuju kemenangan-kemenangan selanjutnya. Seluruh kemenangan tersebut telah diperoleh oleh kaum muslimin yang hari ini telah berhijrah ke Syam.

Hijrahnya kaum beriman ke Syam pada hari ini, disamping pengulangan sejarah, ia juga merupakan penggenapan nubuwwah Rasulullah. Sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyebutkan tentang akan berhijrahnya kaum beriman ke Syam pada akhir zaman. Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam hadits:

Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Akan ada hijrah setelah hijrah. Orangorang terbaik di muka bumi adalah mereka yang tinggal di tempat hijrahnya Nabi Ibrahim (Syam). Lalu yang akan tersisa di bumi (selain Syam) adalah seburukburuk manusia. Bumi memuntahkan mereka, Allah akan membenci mereka, dan api akan mengumpulkan mereka bersama kera dan babi.” (Hadits hasan diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud dan alHakim)

Perkataan Rasulullah “… Lalu yang akan tersisa di bumi (selain Syam) adalah seburukburuk manusia (sampai akhir hadits)” mengacu kepada periode setelah “Allah mengirimkan angin lembut yang mencabut nyawa setiap orang yang memiliki iman dalam hatinya walau seberat biji sawi. Kemudian yang tersisa hanyalah mereka yang tidak memiliki kebaikan apapun dalam diri mereka.” (HR. Muslim, shahih)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Islam pada saat mendekati hari kiamat akan lebih berwujud di Syam… jadi orangorang terbaik di muka bumi pada akhir zaman adalah mereka yang tinggal di tempat hijrahnya Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, yang mana itu adalah Syam.” (Majmu Fatawa)

Ibnu Taimiyah juga berkata, “Demikian pula hadits ini berisi tentang penjelasan bahwa hijrah yang dilakukan sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menuju Madinah, karena hijrah itu dilakukan dimana para Nabi itu berada dan meninggalkan dampak. Dan bumi tempat hijrah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, telah bagi kita setara dengan bumi hijrah Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Karena hijrah menuju Madinah telah berhenti setelah penaklukan Makkah.” (Majmu Fatawa).

Jika pada hari ini Khilafah Islamiyah kembali tegak di Syam, sehingga ia menjadi tempat hijrahnya kaum beriman, maka sungguh ia bukan faktor kebetulan. Namun ini adalah skenario Allah Rabb semesta alam untuk menggenapi nubuwwah Rasulullah. Allah ‘azza wa jalla sedang menggiring dan mengumpulkan orangorang beriman untuk menuju Syam. Sebab akan ada peristiwa-peristiwa besar di Syam yang akan terjadi atas kaum beriman sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Maka para muhajirin dan mujahidin di Syam pada hari ini, kita berharap bahwa mereka adalah kaum terbaik dari umat ini. InSyaa Allah, mereka adalah orangorang yang akan menjadi pelaku sejarah pada peristiwaperistiwa yang akan terjadi di bumi Syam sebagaimana yang dikabarkan oleh Rasulullah. Dan kita berharap mereka adalah orangorang yang akan menjadi pilar dan tonggak kembalinya kejayaan Islam. Semoga Allah memudahkan aku, kalian dan semua orang beriman untuk sampai ke bumi Syam. Aamiin.

Wallahua’lam,
17 Jumadil’ula 1438H

Bersambung…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...