9/03/2019

PENYEBAB MUSIBAH Adalah KEMAKSIATAN - Ibnu Taimiyah


PENYEBAB MUSIBAH
Adalah
KEMAKSIATAN
Oleh : Ibnu Taimiyah

Seperti diketahui berdasarkan apa yang diperlihatkan oleh Allah kepada kita dan ayat-ayat-Nya di alam semesta dan dalam diri kita serta berdasarkan apa yang disinyalir dalam Kitab-Nya bahwa kemaksiatan adalah sebab terjadinya berbagai musibab; sebab berbagai musibah yang buruk dan siksaan itu karena berbagai perbuatan yang buruk. Sedangkan ketaatan itu adalah sebab turunnya kenikmatan. Sebab beramal secara baik itu merupakan faktor datangnya kemurahan Allah. Dia berfirman,

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

“Dan musibah apa saja yang menimpamu itu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Asy-Syura: 30).

Dia berfirman,

مَا أَصابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَما أَصابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ

“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (An-Nisa’: 79).

Dia berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ تَوَلَّوْا مِنْكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعانِ إِنَّمَا اسْتَزَلَّهُمُ الشَّيْطَانُ بِبَعْضِ مَا كَسَبُوا وَلَقَدْ عَفَا اللَّهُ عَنْهُمْ

“Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antara kalian pada hari bertemu dua pasukan itu, tiada lain mereka digelincirkan oleh setan, disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat (di masa lampau) dan sesungguhnya Allah telah memberi maaf kepada mereka.” (Ali Imran: 155)

Dia berfirman,

أَوْ يُوبِقْهُنَّ بِمَا كَسَبُوا وَيَعْفُ عَنْ كَثِيرٍ

“atau kapal-kapal itu dibinasakan-Nya karena perbuatan mereka atau Dia memberi maaf sebagian besar (dari mereka).  (Asy-Syura: 34)

Dia berfirman,

وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ فَإِنَّ الإنْسَانَ كَفُورٌ

“Dan jika mereka ditimpa kesusahan disebab­kan perbuatan tangan mereka sendiri (niscaya mereka ingkar) karena sesungguhnya manusia itu amat ingkar (kepada nikmat).” (Asy-Syura: 48)

Dia berfirman,

وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedangkan kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun”. (Al-Anfal: 33)

Dia telah mengabarkan mengenai hukuman yang ditimpakan kepada para pelaku keburukan dari umat-umat terdahulu, seperti: Kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud, kaum Luth, penduduk Madyan, dan kaum Fir’aun, di dunia. Dia juga mengabarkan tentang adzab yang akan ditimpakan kepada mereka di akhirat kelak. Karena itu seorang Mukmin dari Fir’aun mengatakan,

يَا قَوْمِ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ مِثْلَ يَوْمِ الأحْزَابِ (30) مِثْلَ دَأْبِ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَالَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ وَمَا اللَّهُ يُرِيدُ ظُلْمًا لِلْعِبَادِ (31) وَيَا قَوْمِ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ يَوْمَ التَّنَادِ (32) يَوْمَ تُوَلُّونَ مُدْبِرِينَ مَا لَكُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ عَاصِمٍ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ (33)

“Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa (bencana) seperti peristiwa kehancuran golongan yang bersekutu. (Yakni) seperti keadaan kaum Nuh, 'Ad, Tsamud, dan orang-orang yang datang sesudah mereka. Dan Allah tidak menghendaki berbuat kezaliman terhadap hamba-hamba-Nya. Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggil-memanggil, (yaitu) hari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang, tidak ada bagimu seorang pun yang menyelamatkan kamu dari (azab) Allah, dan siapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada baginya seorang yang akan memberi petunjuk.” (Al-Mukmin: 30-33)

Dia berfirman,

كَذَلِكَ الْعَذَابُ وَلَعَذَابُ الْأَخِرَةِ أَكْبَرُ

“Seperti itulah adzab (dunia). Dan sesungguhnya adzab akhirat lebih besar.” (Al-Qalam: 33)

Dia berfirman,

سَنُعَذِّبُهُمْ مَّرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلَى عَذَابٍ عَظِيْمٍ

“Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada adzab yang besar.” (At-Taubah: 101)

Dia berfirman,

وَلَنُذِيْقَنَّهُمْ مِّنَ الْعَذَابِ الْأَدْنَى دُونَ الْعَذَابِ الْأَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

“Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebagian adzab yang dekat (di dunia) sebelum adzab yang lebih besar (di akhirat); mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar)” (As-Sajadah: 21)

Dia berfirman,

فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانٍ مُبِينٍ (10) يَغْشَى النَّاسَ هَذَا عَذَابٌ أَلِيمٌ (11) رَبَّنَا اكْشِفْ عَنَّا الْعَذَابَ إِنَّا مُؤْمِنُونَ (12) أَنَّى لَهُمُ الذِّكْرَى وَقَدْ جَاءَهُمْ رَسُولٌ مُبِينٌ (13) ثُمَّ تَوَلَّوْا عَنْهُ وَقَالُوا مُعَلَّمٌ مَجْنُونٌ (14) إِنَّا كَاشِفُوا الْعَذَابِ قَلِيلا إِنَّكُمْ عَائِدُونَ (15) يَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرَى إِنَّا مُنْتَقِمُونَ (16)

"Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih. (Mereka berdoa), "Ya Tuhan Kami, lenyapkanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman.” Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi penjelasan, kemudian mereka berpaling darinya dan berkata, "Dia adalah seorang yang menerima ajaran (dari orang lain) lagi pula seorang yang gila.” Sesungguhnya (kalau) Kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit, sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar). (Ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan."  (Ad-Dukhan, 9-16)

Karena itu Allah menyebutkan di hampir semua surat-surat yang berisi peringatan tentang adzab yang menimpa para pelaku keburukan di dunia dan siksa yang disiapkan untuk mereka di akhi rat kelak. Adakalanya dalam sebuah surat disebutkan balasan akhi rat saja; karena adzab akhirat itu lebih besar dan pahalanya juga lebih besar, itulah Darul Qarar (negeri keabadian). Dan disebutkannya batasan dan siksa di dunia hanyalah sebagai konsekuensi belaka, seperti firmanNya mengenai kisah Yusuf,

Dia berfirman,

وَكَذَلِكَ مَكَّنَّا لِيُوسُفَ فِي الأرْضِ يَتَبَوَّأُ مِنْهَا حَيْثُ يَشَاءُ نُصِيبُ بِرَحْمَتِنَا مَنْ نَشَاءُ وَلا نُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ (56) وَلأجْرُ الآخِرَةِ خَيْرٌ لِلَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (57)

“Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju ke mana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa.” (Yusuf: 56-57)

Dia berfirman,

فَأَتَىهُمُ اللَّهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ الْأَخِرَةِ

“Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat”. (Ali Imran: 148)

Dia berfirman,

وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَلأجْرُ الآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (41) الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (42)

“Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakal.” (An-Nahl: 41-42)

Dia berfirman tentang Ibrahim ‘alaihissaam,

وَآتَيْنَىهُ أَجْرَهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الْآخِرَةِ لَمِنَ الصَّلِحِيْنَ

“Dan kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang shalih.” (Al-Ankabut: 27)


Adapun mengenai hukuman dunia dan akhirat disebutkan dalam Surat (an-Nazi’at):

وَالنَّازِعَاتِ غَرْقًا (1) وَالنَّاشِطَاتِ نَشْطًا (2)

“Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras, dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut.” (An-Nazi’at: 1-2)

Kemudian Dia berfirman,

وَالنَّازِعَاتِ غَرْقًا (1) وَالنَّاشِطَاتِ نَشْطًا (2)
“(Sesungguhnya kami akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncangkan alam, tiupan pertama  diiringi oleh tiupan kedua.” (An-Nazi’at: 6-7)

Lalu menyebutkan kiamat secara mutlak, kemudian berfirman,

يَوْمَ تَرْجُفُ الرَّاجِفَةُ (6) تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ (7)

“Sudahkah sampai kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa. Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci yaitu Lembah Thuwa “Pergilah kamu kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas.” (An-Nazi’at: 15-17)

Hingga sampai pada firman-Nya,

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِمَنْ يَخْشَى

“Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya).” (An-Nazi’at: 26)

Kemudian Dia menyebutkan tentang dunia (tempat bermula) dan akhirat (tempat kembali) secara terperinci. Dia berfirman,

أَأَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ بَنَاهَا

“Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membangunnya.” (An-Nazi’at: 27)

Hingga firman-Nya,

فَإِذَا جَاءَتِ الطَّامَّةُ الْكُبْرَى

“Maka apabila malapetakan yang sangat besar (Hari Kiamat) telah datang.” (An-Nazi’at: 34)

Hingga firman-Nya,

فَأَمَّا مَنْ طَغَى (37) وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (38) فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى (39) وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى (40) فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى (41)

“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya).” (An-Nazi’at: 37-41)

Hingga akhir surat.

Juga dalam surat al-Muzammil, Dia subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَذَرْنِي وَالْمُكَذِّبِينَ أُولِي النَّعْمَةِ وَمَهِّلْهُمْ قَلِيلًا (11) إِنَّ لَدَيْنَا أَنْكَالًا وَجَحِيمًا (12) وَطَعَامًا ذَا غُصَّةٍ وَعَذَابًا أَلِيمًا (13) يَوْمَ تَرْجُفُ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ وَكَانَتِ الْجِبَالُ كَثِيبًا مَهِيلًا (14) إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولًا شَاهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُولًا (15) فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلًا (16)

“Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar. Karena sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala. Dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih. Pada hari bumi dan gunung-gunung berguncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir beterbangan. Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Mekah) seorang rasul, yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang rasul kepada Fir’aun. Maka Fir’aun mendurhakai rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat.” (al-Muzammil: 11-16)

Juga dalam surat al-Haqqah, Dia menyebutkan kisah umat-umat terdahulu, seperti Tsamud, ‘Ad dan Fir’aun. Kemudian Dia berfirman,

فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ نَفْخَةٌ وَاحِدَةٌ (13) وَحُمِلَتِ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً (14)

“Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur.” (Al-Haqqah: 13-14)

Juga dalam surat al-Qalam, Dia menyebutkan kisah para pemilik kebun yang menghalangi hak harta mereka dan adzab yang ditimpakan-Nya kepada mereka. Kemudian Dia berfirman,

كَذَلِكَ الْعَذَابُ وَلَعَذَابُ الْآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (33)

“seperti itulah adzab (dunia). Dan sesungguhnya adzab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui.” (Al-Qalam: 33)

Juga dalam surat at-Taghabun, Dia berfirman,

أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَبَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ فَذَاقُوا وَبَالَ أَمْرِهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (5) ذَلِكَ بِأَنَّهُ كَانَتْ تَأْتِيهِمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَقَالُوا أَبَشَرٌ يَهْدُونَنَا فَكَفَرُوا وَتَوَلَّوْا وَاسْتَغْنَى اللَّهُ وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَمِيدٌ (6) زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ وَذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (7)

“Apakah belum datang kepadamu (hai orang-orang kafir) berita orang-orang kafir dahulu? Maka mereka telah merasakan akibat yang buruk dari perbuatan mereka dan mereka memperoleh azab yang pedih. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka (membawa) keterangan-keterangan, lalu mereka berkata, "Apakah manusia yang akan memberi petunjuk kepada kami?” Lalu mereka ingkar dan berpaling; dan Allah tidak memerlukan (mereka). Dan Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji. Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan.” (At-Taghabun, ayat 5-7)

Juga dalam surat Qaf, Dia menyebutkan keadaan orang-orang yang menyelisihi para rasul serta menyebutkan janji dan ancaman di akhirat. Juga dalam surat al-Qamar, Dia menyebutkan ini dan itu (yaitu adzab di dunia dan di akhirat). Demikian juga dalam surat-surat Ali Hamim (semua surat yang  diawali dengan  seperti Hamim, Ghafir, Sajadah, az-Zuhruf, ad-Dukhan, dan selainnya, hingga selain itu yang tak terhitung jumlahnya.

Sesungguhnya tauhid, janji dan ancaman adalah mula-mula yang diturunkan. Sebagaimana yang termaktub dalam Shahih al-Bukhari dan Yusuf bin Mahik, ia menuturkan, “Aku berada di sisi Aisyah Ummul Mukminin ketika seorang yang berasal dan Irak (Iraqi) datang kepadanya lalu berkata, ‘Apakah kain kafan yang terbaik?” Dia menjawab, ‘Amboi! Apakah yang mencelakakanmu?’ Ia berkata, ‘Wahai Ummul Mukminin, perlihatkan Mushaifmu kepadaku!’ Dia bertanya, ‘Untuk apa? la menjawab, ‘Semoga aku dapat menyusun al-Quran menurut mushaf tersebut, sebab ia dibaca tanpa tersusun.’ Dia mengatakan, ‘Tidak ada yang mencelakakanmu ayat apapun yang kamu baca sebelumnya. Surat yang terperinci (mufashshal) yang pertama kali diturunkan adalah menjelaskan tentang surga dan neraka. Hingga tatkala manusia telah masuk ke dalam Islam maka turunlah tentang halal dan haram. Seandainya mula-mula yang turun itu (berupa larangan), “Jangan minum khamr! “niscaya mereka berkata, “Kami tidak akan meninggalkan khamr selamanya.” Seandainya turun, “Jangan berzina!” niscaya mereka berkata, “Kami tidak akan meninggalkan zina selamanya.” Telah turun di Makkah kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam saat aku masih kanak-kanak yang suka bermain, “Sebenarnya hari Kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan Kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.” (Al-Qamar: 46) Dan tidaklah turun surat al-Baqarah dan an-Nisa’ melainkan aku telah berada di sisi beliau (sebagai istri).’ Ia (Yusuf bin Mahik) melanjutkan, “Kemudian Ummul Mukminin mengeluarkan mushaf untuknya lalu mendiktekan kepadanya ayat-ayat dari surat apa saja.” [Al-Bukhari dalam Fadha’il al-Qur’an, no. 4993]


Source:
KUMPULAN FATWA IBNU TAIMIYAH
[Tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar & Kekuasaan,Siyasah Syar’iyah dan Jihad Fi Sabilillah]
Penerjemah: Ahmad Syaikhu, S.Ag
Muraja’ah: Tim Pustaka DH



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...