9/29/2019

KETIKA ORANG KAFIR MERASA DIATAS KEBENARAN


KETIKA ORANG KAFIR
MERASA DIATAS KEBENARAN
Oleh: Abu Usamah JR


فَرِيقًا هَدَىٰ وَفَرِيقًا حَقَّ عَلَيۡهِمُ ٱلضَّلَٰلَةُۚ إِنَّهُمُ ٱتَّخَذُواْ ٱلشَّيَٰطِينَ أَوۡلِيَآءَ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَيَحۡسَبُونَ أَنَّهُم مُّهۡتَدُونَ ٣٠

“Sebahagian diberiNya petunjuk dan sebahagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan syaitansyaitan pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk.” (QS Al A’raf: 30).

Ayat diatas menyebutkan akan adanya orangorang yang berada diatas kesesatan, melakukan kemusyrikan dan berstatus sebagai orang kafir, namun mereka menyangka dirinya diatas kebenaran. Inilah yang menyebabkan orangorang kafir teguh diatas kekafirannya dan siap mati demi membela ajaran kekafiran yang mereka anut. Mereka pun merasa bangga telah menjadi bagian dari orangorang yang mengikuti ajaran kekafiran itu. Dan mereka pun bangga untuk menampakkan simbol dan praktek dari ajaran kekafiran mereka.

Sungguh celaka dan ruginya orangorang yang berada diatas kesesatan/ kekafiran namun ia menyangka diatas petunjuk kebenaran. Keadaan seperti ini bukan hanya mutlak terjadi atas orangorang yang beragama selain islam. Hal tersebut juga bisa terjadi atas orangorang yang mengaku dirinya muslim. Keadaan seperti ini terjadi jika seseorang yang mengaku muslim merasa tidak ridho dan tidak puas dengan ajaran islam. Kemudian ia mengikuti petunjuk, ajaran dan hukum selain dari yang ditetapkan oleh Allah dan RasulNya.

Hal tersebut seperti orangorang yang mengadakan sekutusekutu bagi Allah, baik dalam ibadah maupun hukum. Lantas mereka menjadikan sekutusekutu tersebut sebagai wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Contoh di negeri ini, adalah seperti orangorang yang mencari berkah di kuburan para wali dan orang sholeh. Mereka melakukan amalan kemusyrikan di kuburankuburan tersebut dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Mereka meyakini apa yang dilakukan bagian dari ajaran islam dan ia merasa telah melakukan amal sholeh.

Yang menjadi alasan dan tujuan orang musyrik sekarang dengan orang musyrik dahulu sama. Yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah. Namun demikian Allah tidak menerima alasan dan tujuan mereka dan tetap menvonis mereka sebagai orangorang yang sangat kafir. Hal tersebut seperti yang Allah sebutkan dalam firmanNya:

أَلَا لِلَّهِ ٱلدِّينُ ٱلۡخَالِصُۚ وَٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُواْ مِن دُونِهِۦٓ أَوۡلِيَآءَ مَا نَعۡبُدُهُمۡ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَآ إِلَى ٱللَّهِ زُلۡفَىٰٓ إِنَّ ٱللَّهَ يَحۡكُمُ بَيۡنَهُمۡ فِي مَا هُمۡ فِيهِ يَخۡتَلِفُونَۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي مَنۡ هُوَ كَٰذِبٞ كَفَّارٞ ٣

Ingatlah, hanya kepunyaan Allahlah agama yang bersih (dari syirik). Dan orangorang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekatdekatnya. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orangorang yang pendusta dan sangat ingkar.” (QS Az Zumar: 3).

Jadi sesungguhnya tersesatnya seorang hamba setelah beriman adalah karena dosa dan kesalahan yang mereka perbuat. Yaitu, meninggalkan pengajaran Allah dan mengikuti petunjuk yang dibuat oleh setan (dari kalangan jin dan manusia). Hal tersebut sebagaimana yang Allah ‘azza wa jalla sebutkan dalam firmanNya:

وَمَن يَعۡشُ عَن ذِكۡرِ ٱلرَّحۡمَٰنِ نُقَيِّضۡ لَهُۥ شَيۡطَٰنٗا فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٞ ٣٦ وَإِنَّهُمۡ لَيَصُدُّونَهُمۡ عَنِ ٱلسَّبِيلِ وَيَحۡسَبُونَ أَنَّهُم مُّهۡتَدُونَ ٣٧

“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya syaitansyaitan itu benarbenar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.” (QS Az Zukhruf: 3637).

Ketika seseorang telah meninggalkan petunjuk Allah dan mengikuti petunjuk lain, maka dalam menetapkan baik dan buruk, salah dan benar, ia tidak lagi berdasarkan timbangan petunjuk Allah. Ia akan menilai sesuatu itu benar atau salah berdasarkan standar dari ajaran/ idiologi yang dia yakini dan ikuti. Sehingga standar kebenaran yang ia ikuti menyelisihi dari petunjuk Ar Rahman.

Karena itulah mereka menjadi tersesat namun merasa dirinya benar, merasa diri benar karena ia merasa sudah sesuai dengan ajaran/ idiologi yang diikuti dan diyakini. Sebagai contoh, seseorang yang mengaku muslim mengikuti perayaan agama Nasrani, karena menurutnya itulah toleransi berdasarkan falsafah negara yang dia ikuti. Dengan perbuatannya tersebut ia merasa sudah benar karena itulah falsafah negaranya. Padahal dengan perbuatannya ia telah menjadi murtad keluar dari islam. Meskipun ia sudah kafir namun ia menyangka dirinya adalah seorang muslim yang taat namun toleran.

Contoh lain, seorang yang mengaku muslim menjadi hakim di Indonesia yang berhukum dengan hukum KUHP buatan Belanda. Ia memutus suatu perkara sesuai dengan hukum KUHP tanpa kecurangan, tanpa manipulasi dan tanpa sogok. Si Hakim merasa ia sudah berbuat adil karena telah memutus perkara dengan hukum negara yang berlaku. Padahal si hakim telah kafir dengan perbuatannya berhukum dengan selain hukum Allah. Namun si hakim merasa dirinya di atas kebenaran dan merasa telah berbuat baik.

Sehingga seseorang itu bisa terjatuh kepada perbuatan dosa atau pun kekafiran, namun ia menyangka telah berbuat baik, adalah tatkala ia telah berpaling dari tuntunan Allah dan tuntunan RasulNya, kemudian ia mengikuti tuntunan lainnya. Atau memang sudah sejak awal memang mengikuti petunjuk / ajaran diluar ajaran islam, baik itu idiologi maupun hukum. Berada diatas kesesatan namun merasa diri benar dan merasa berbuat baik juga dialami dari mereka yang meninggalkan sunnah Rasulullah dalam ibadah. Mereka adalah pelaku bid’ah yang merasa telah melakukan amal ibadah yang banyak berupa amalan bid’ah. Padahal mereka telah berlelahlelah dalam amalan tanpa pahala, bahkan ia dinilai sebagai perbuatan maksiat.

Seseorang terjatuh kedalam perbuatan kekafiran dan ia merasa diatas kebenaran juga bisa dialami oleh orangorang yang mengaku berjuang untuk islam. Yaitu mereka yang memperjuangkan islam melalui jalan kekafiran seperti demokrasi. Mereka membuat partai berlebel islam, lalu ikut dalam proses pemungutan suara hingga memiliki perwakilan di Parlemen. Orangorang seperti itu telah kafir keluar dari islam meskipun mengaku memperjuangkan islam.

Orangorang yang memperjuangkan islam melalui jalan demokrasi adalah orangorang yang telah berpaling dari pengajaran Allah. Mereka meninggalkan tuntunan Allah dan RasulNya dalam berjuang, lalu mengikuti tuntunan dan petunjuk demokrasi. Para pejuang gadungan tersebut merasa telah berbuat baik untuk islam berdasar timbangan demokrasi yang ia ikuti.

Keberpalingannya dari ajaran islam dan mengikuti ajaran demokrasi menyebabkan mereka menjadi kafir, namun mereka menyangka diri sebagai pejuang islam. Orangorang seperti mereka itulah yang Allah sebutkan dalam firmanNya:

قُلۡ هَلۡ نُنَبِّئُكُم بِٱلۡأَخۡسَرِينَ أَعۡمَٰلًا ١٠٣ ٱلَّذِينَ ضَلَّ سَعۡيُهُمۡ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَهُمۡ يَحۡسَبُونَ أَنَّهُمۡ يُحۡسِنُونَ صُنۡعًا ١٠٤ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِ‍َٔايَٰتِ رَبِّهِمۡ وَلِقَآئِهِۦ فَحَبِطَتۡ أَعۡمَٰلُهُمۡ فَلَا نُقِيمُ لَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ وَزۡنٗا ١٠٥ ذَٰلِكَ جَزَآؤُهُمۡ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُواْ وَٱتَّخَذُوٓاْ ءَايَٰتِي وَرُسُلِي هُزُوًا ١٠٦

Katakanlah, ‘ Apakah akan Kami beri tahukan kepadamu tentang orangorang yang paling merugi perbuatannya?” Yaitu orangorang yang telah siasia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaikbaiknya. Mereka itu orangorang yang kufur terhadap ayatayat Tuhan mereka dan(kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalanamalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahanam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayatayatKu dan rasulrasulKu sebagai olokolok.” (QS Al Kahfi:103106).

Nasib yang sama juga akan dialami oleh para pejuang aksi jalanan bernama demo. Mereka itulah yang mengaku berjuang membela islam dari penistaan dengan cara tahakum kepada thoghut. Yaitu menuntut kepada thoghut agar penista al qur’an diadili dan dihukum dengan hukum thoghut. Karena kedunguannya para alumni demo tersebut tidak tahu bahwa perbuatan mereka juga telah menistakan al qur’an. Mereka menuntut penista al qur’an dihukum dengan hukum yang menyelisihi al qur’an. Yang dituntut dan menuntut samasama kafir karena telah samasama menistakan al qur’an.

Kepayahan dan kelelahan mereka di dunia dalam “membela islam” sama sekali tidak berpahala. Bahkan karena perbuatannya mereka telah kehilangan harta yang paling mahal, yaitu iman. Mereka telah memperolokolok syariat Allah yang agung yaitu jihad. Perbuatan kekafiran mereka seperti berjuang melalui jalur demokrasi dan demo yang merupakan tahakum kepada thoghut, mereka beri label sebagai jihad fie sabilillah. Inilah bentuk penistaan dan memperolokolok syariat Allah, maka kafirlah para pelakunya.

Keadaan para kafirin dan murtadin yang telah bersusah payah beramal dan berjuang di dunia ini, Allah sebutkan dalam firmanNya:

وُجُوهٞ يَوۡمَئِذٍ خَٰشِعَةٌ ٢  عَامِلَةٞ نَّاصِبَةٞ ٣  تَصۡلَىٰ نَارًا حَامِيَةٗ ٤

“pada hari itu banyak wajah yang tertunduk lesu, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka).” (QS Al Ghasiyah:24).

Maka agar anda tidak menjadi orang yang sesat atau kafir tanpa sadar, hendaknya teguh mengikuti pengajaran dan petunjuk Allah dan RasulNya. Sebab tatkala seseorang telah berpaling dari pengajaran Allah dan RasulNya, bisa dipastikan ia tengah menempuh jalanjalan kesesatan.

Semoga Allah memberikan keteguhan kepada aku dan kalian untuk mengikuti petunjuk dan pengajaranNya.

Barakallahufiekum

Wallahu musta’an

09 Rabiutsani 1439H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...