Makna AL-ISLAM
Islam merupakan agama seluruh
para Nabi – ‘alaihimus salam – dan Allah tidak menerima agama dari seorang
hamba kecuali agama islam.
Allah جل جلاله berfirman:
إِنَّ الدِّيْنَ
عِنْدَ اللهِ الْإسْلَامُ
“SESUNGGUHNYA AGAMA DISISI
ALLAH
ADALAH AGAMA ISLAM.”
(Q.S. Ali ‘Imran; 19)
Allah جل جلاله berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ
غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ
الْخَسِرِيْنَ
“Dan barangsiapa mencari
agama selain agama islam maka tidak akan diterima darinya (agama) dan dia di
akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Q.S. Ali ‘Imran; 85)
Definisi ISLAM adalah: menyerahkan diri
kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, ketundukan kepada-Nya dengan ketaatan,
dan berlepas diri dari syirik dan pelakunya.
(Al-istislam) maksudnya, menghinakan dan
merendahkan diri kepada Allah جل جلاله dengan cara bertauhid yaitu mentauhidkan Allah dalam
beribadah.
Diantara ucapan mereka adalah:
istaslama fulan apa bila ia menyerahkan dirinya dengan kehinaan, kepatuhan dan
ketundukan. Maka seorang muslim itu orang yang menghinakan diri dan menundukkan
diri kepada Allah semata, menyerahkan diri sebagai sebuah ketaatan dalam
beribadah kepada-Nya tanpa beribadah kepada selain-Nya.
Ibnu Taimiyah – rahimahulloh – berkata:
“Suatu keharusan di dalam
islam adalah menyerahkan diri kepada Allah semata, dan meninggalkan penyerahan
diri kepada selain-Nya, dan inilah hakikat perkataan kita “tiada ilah yang
berhak untuk diibadahi selain Allah.” Maka barangsiapa yang menyerahkan diri
kepada Allah dan kepada selain-Nya ia adalah orang musyrik, dan Allah tidak
mengampuni dosa syirik. Dan barangsiapa yang tidak menyerahkan diri kepada-Nya
maka dia adalah orang yang sombong dari beribadah kepada-Nya, sungguh Allah
telah berfirman:
وَقَالَ
رَيُّكُمُ الدْعُونِلى أَسْتَجِبْ لَكُمْ، إِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ
عِبَادَتِي سَيْدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ
“Dan Rabb-mu telah berfirman
“serulah Aku maka Aku akan mengabulkan apa yang kamu minta untukmu,
sesungguhnya orang-orang yang sombong dari beribadah kepada-Ku mereka akan
masuk neraka dalam keadaan hina.” (Q.S. Ghofir; 60) iqtidlo’ ash-shirothil mustaqim
2/377.
(Tunduk kepada-Nya dengan
ketaatan) tidak cukup hanya dengan menyerahkan diri dan tunduk saja, tetapi
mesti disertai dengan ketundukan kepada perintah-perintah Allah, dan
perintah-perintah Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
dan meninggalkan
perkara-perkara yang dilarang; sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, dan
mencari wajah-Nya, mengharapkan apa yang ada disisi-Nya dan karena takut dari
azab-Nya.
Ibnu taimiyah berkata: “kata islam
mengandung penyerahan diri dan ketundukan, dan mengandung keikhlasan.”
(iqtidlo’ ash-shirothil mustaqim 2/377)
(Dan berlepas diri dari
kesyirikan dan pelakunya) maksudnya: berlepas diri dari syirik besar dan syirik
kecil, dan dari pelaku kesyirikan, dengan menampakkan permusuhan, kebencian,
mengkafirkan mereka, tidak tinggal bersama mereka, tidak makan-makan bersama
mereka, dan tidak menyerupai mereka baik dalam perkataan maupun perbuatan.
RUKUN ISLAM YANG PERTAMA
Rukun islam yang pertama tersusun dari dua perkara
yang besar:
1. syahadat
LAAILAAHAILLALLAH.
2. syahadat ANNA MUHAMMADAN
ROSULULLAH.
Syaikhul islam ibnu
Taimiyah – rahimahullah - berkata: “Sesungguhnya islam itu dibangun di
atas dua pondasi yaitu perealisasian syahadat LAA ILAAHA ILLALLAH, dan
perealisasian syahadat ANNA MUHAMMADAN ROSULULLAH (Qoidatun jaliilatun fit
tawasul 1/264)
Dan beliau – rahimahullah -
juga berkata: “Sesungguhnya islam dibangun di atas dua pondasi; salah satunya
adalah; hendaknya kita beribadah kepada Allah saja yang tidak ada sekutu
bagi-Nya. Yang kedua; hendaknya kita beribadah kepada-Nya dengan apa yang Allah
syari’atkan melalui lisan Nabi-Nya, kita tidak beribadah kepada-Nya dengan hawa
nafsu dan perkara-perkara bid’ah.” (Majmu’ul Fatawa 1/80)
>> Syahadat mewajibkan beberapa
perkara <<
1. Al-‘Ilmu;
karena keyakinan itu dibangun di atas ilmu, maka barangsiapa yang tidak
mengetahui makna dua kalimat syahadat ini tidak mungkin menyakini apa yang
ditunjukkan oleh kedua kalimat syahadat ini, dan ilmu yang wajib untuk
diketahui dalam pengucapan dua kalimat syahadat ini adalah ilmu tentang
kandungan dua kalimat tersebut.
2. An-Nuthqu
(mengucapkan); mengucapkan dua kalimat syahadat adalah sebuah keharusan, karena
ucapan lisan merupakan syarat sahnya iman.
3. Al-‘Amal
(mengamalkan); yang demikian itu dengan mengamalkan kandungan dua kalimat
syahadat, yaitu beribadah hanya kepada Allah saja, dan meninggalkan peribadatan
kepada selain-Nya.
MAKNA
DUA KALIMAT SYAHADAT
(LAA ILAAHA ILLALLAH) maknanya:
لَا
مَعْبُدَ بِحَقٍّ إِلَّا اللهَ
TIDAK ADA SESEMBAHAN YANG
BERHAK
UNTUK DIIBADAHI SELAIN ALLAH.
Maksudnya:
tidak ada yang dituju yang berhak mendapatkan seluruh bentuk peribadahan
kepadanya saja tanpa selain-Nya kecuali Allah subhanah, dan setiap yang
diibadahi selain Allah جل جلاله maka klaim keilahiyaannya batal dan sesat.
Dan syahadat (LAA ILAAHA ILLALLAH) mempunyai dua
rukun:
- النَّفْ = peniadaan; dan
- الْإِثْبَاتُ = penetapan
- Laa
ilaaha: peniadaan seluruh apa yang diibadahi selain Allah.
- Illalloh:
penetapan seluruh macam ibadah hanya untuk Allah saja tanpa ada sekutu
bagi-Nya.
Allah ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ
بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّغُوتَ
“DAN
SUNGGUH KAMI TELAH MENGUTUS PADA TIAP-TIAP UMAT SEORANG ROSUL UNTUK MENYERUKAN
SEMBAHLAH ALLAH DAN JAUHILAH THOGHUT.”
(Q.S. An-Nahl; 36)
Allah ta’ala berfirman:
فَمَنْ
يَكْفُرْ بِالطَّغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللهِ فَقَدْ اسْتَمْسَكَ بِالْهُرْوَةِ
الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا، وَاللهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
“BARANGSIAPA
YANG KUFUR KEPADA THOGHUT DAN BERIMAN KEPADA ALLAH, MAKA SUNGGUH IA TELAH
BERPEGANG KEPADA BUHUL TALI YANG SANGAT KUAT YANG TIDAK AKAN TERPUTUS, DAN
ALLAH MAHA MENDENGAR LAGI MAHA MENGETAHUI.”
(Q.S. Al-Baqarah; 256)
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
مَنْ
قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَكَفَرَ بِمَا يُعْبَدُ مِنْ دُونِ اللهِ، حَرُمَ
مَالُهُ, وَدَمُهُ, وَحِسَابُهُ عَلَى اللهِ
“Barangsiapa
yang mungucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH dan mengingkari apa-apa yang disembah
selain Allah, maka harta dan darahnya diharamkan dan perhitungannya disisi
Allah.”
(HR. Muslim)
Ibnul
Qoyyim
-rahimahullah- berkata: “Al-Qur’an menyandingkan antara An-Nafyu dan Al-Itsbat,
meniadakan ibadah kepada selain Allah dan menetapkan ibadah hanya kepada-Nya.
Inilah hakikat tauhid, sekedar peniadaan ibadah kepada selain Allah saja tidak
disebut tauhid, begitu juga penetapan tanpa peniadaan tidak disebut tauhid,
kecuali mengandung peniadaan dan penetapan, dan inilah hakikat kalimat LAA
ILAAHA ILLALLAH.” (Badaai’ut tauhid 1/134)
Dan makna syahadat “ANNA
MUHAMMADAN ROSULULLAH”: mengimani kerosulannya, membenarkannya, mentaatinya, dan
mengikuti Sunnah-sunnahnya.
***********
Source:
Tarjamah at-Taqriirot
al-Mufiidah fi Ahammi Abwaabi al-‘Aqidah
Alih bahasa: Abu Khonsa
Muraaja’ah: Abu Mu’adz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar