9/12/2019

Surat Terbuka Untuk Para Pemimpin - Ibnu Taimiyah


Surat Terbuka Untuk Para Pemimpin
Oleh : Ibnu Taimiyah

Bismillah ar-Rahman ar-Rahim.

Dari Ahmad bin Taimiyah untuk pemimpin umat Islam, pemimpin yang mengurusi urusan kaum beriman, wakil Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada umatnya agar menegakkan kewajiban agama dan Sunnah (syariat)nya semoga Allah memberikan dukungan kepadanya-sehingga dengan dukungan tersebut, dia mampu memperbaiki dirinya dan umat Islam, urusan dunia dan akhirat, serta dapat menegakkan segala urusan, baik lahir maupun batin. Sehingga dia termasuk dalam kategori firman-Nya,

ٱلَّذِينَ إِن مَّكَّنَّٰهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ أَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُاْ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَمَرُواْ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَنَهَوۡاْ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۗ وَلِلَّهِ عَٰقِبَةُ ٱلۡأُمُورِ ٤١

"(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah segala urusan kembali." (Al-Hajj: 41).

Dan termasuk dalam kategori sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا طِلًّ إِلَّا ظِلُّهُ: إِمَامٌ عَادِلٌ ... الخ

"Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naunganNya: Imam yang adil..." hingga akhir hadits.
[Al-Bukhari dalam aLHudud, no. 6806; dan Muslim dalam az-Zakah, 1031/ 91, keduanya dari Abu Hurairah]

Dan sabda beliau,

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا

"Barangsiapa mengajak kepada petunjuk, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.” [Muslim dalam al-Ilm, 2473/ 16]

Allah 'M mengabulkan doa bagi penguasa, lalu Dia memasukkan dalam dirinya kebajikan yang disaksikan oleh hati umat yang melebihkannya di atas selainnya.

Allah-lah Dzat yang dimohon supaya menolongnya. Sebab dialah manusia yang paling membutuhkan kepada pertolongan Allah dan dukunganNya. Dia berfirman,

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ كَمَا ٱسۡتَخۡلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمۡ دِينَهُمُ ٱلَّذِي ٱرۡتَضَىٰ لَهُمۡ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعۡدِ خَوۡفِهِمۡ أَمۡنٗاۚ يَعۡبُدُونَنِي لَا يُشۡرِكُونَ بِي شَيۡ‍ٔٗاۚ وَمَن كَفَرَ بَعۡدَ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ ٥٥

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku." (An-Nur: 55).

Keteraturan masalah pemerintahan hanya bisa terwujud dengan mengikuti Kitabullah dan Sunnah RasulNya serta mengajak manusia kepada perkara tersebut. Sebab Allah menjadikan kebaikan Ahlut Tamkin (penguasa/pemimpin) dalam empat perkara: mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyeru yang ma'ruf dan mencegah kemungkaran. Jika dia menegakkan shalat tepat pada waktunya secara berjamaah -dia beserta bawahannya- serta memerintahkan demikian kepada semua rakyatnya dan memberi sanksi kepada siapa saja yang meremehkan hal itu dengan hukuman yang disyariatkan oleh Allah, maka sempurnalah prinsip ini. Kemudian dia sangat membutuhkan Allah subhanahu wa at’ala. Jika dia bermunajat kepada Tuhannya dan beristighatsah kepadaNya pada malam hari dengan mengucapkan,

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، بِرَحْمِتِكَ أَسْتَغِيْثُ

"Wahai Yang Mahahidup, wahai Yang Maha Mengatur segala urusan, tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau. Dengan rahmatMu aku memohon pertolongan"

Maka Allah akan memberikan kepadanya keteguhan luar biasa yang hanya diketahui oleh Allah. Dia berfirman,

وَلَوۡ أَنَّا كَتَبۡنَا عَلَيۡهِمۡ أَنِ ٱقۡتُلُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ أَوِ ٱخۡرُجُواْ مِن دِيَٰرِكُم مَّا فَعَلُوهُ إِلَّا قَلِيلٞ مِّنۡهُمۡۖ وَلَوۡ أَنَّهُمۡ فَعَلُواْ مَا يُوعَظُونَ بِهِۦ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۡ وَأَشَدَّ تَثۡبِيتٗا ٦٦ وَإِذٗا لَّأٓتَيۡنَٰهُم مِّن لَّدُنَّآ أَجۡرًا عَظِيمٗا ٦٧ وَلَهَدَيۡنَٰهُمۡ صِرَٰطٗا مُّسۡتَقِيمٗا ٦٨

"Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran i/ang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka), dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami, dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus." (An-Nisa': 66-68).

Kemudian segala kemanfaatan dan kebajikan yang diberikan kepada manusia adalah sejenis zakat. Sebab salah satu ibadah yang paling agung ialah menutup kemiskinan, memenuhi kebutuhan, membela orang yang dizhalimi, membantu orang yang berduka, dan memerintahkan kepada kebajikan -yaitu memerintahkan apa yang diperintahkan Allah dan RasulNya berupa keadilan dan kebajikan, memerintahkan para wakil negeri dan para pejabat agar mengikuti hukum al-Qur'an dan as-Sunnah serta menjauhi berbagai larangan Allah- serta mencegah kemungkaran, yaitu mencegah apa yang dilarang oleh Allah dan RasulNya.

Jika penguasa -semoga Allah mendukungnya- melakukan demikian di semua negeri Islam, maka itu adalah kebaikan dunia dan akhirat baginya dan bagi umat Islam yang hanya diketahui oleh Allah. Semoga Allah memberi taufik kepadanya terhadap segala yang dicintai dan diridhaiNya.

Source:
KUMPULAN FATWA IBNU TAIMIYAH
[Tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar & Kekuasaan, Siyasah Syar’iyah dan Jihad Fi Sabilillah]
Penerjemah: Ahmad Syaikhu, S.Ag
Muraja’ah: Tim Pustaka DH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...