LOYALITAS DAN PERMUSUHAN
(AL-WILAYAH WA AL–ADAWAH)
Oleh : Ibnu Taimiyah
Kaum beriman itu adalah para
kekasih Allah, dan satu sama lain adalah kekasihnya. Sedangkan orang-orang kafir adalah
Musuh Allah dan Musuh Kaum Beriman. Allah telah
mewajibkan saling mengasihi di antara kaum beriman dan menjelaskan bahwa itu
merupakan konsekuensi iman, serta melarang mengasihi orang-orang kafir dan
menjelaskan bahwa itu menafikan hak kaum beriman. Dia juga menjelaskan ihwal
kaum munafik yang mengangkat pemimpin orang-orang kafir.
Mengenai loyalitas terhadap
kaum beriman, maka sangat banyak, seperti firman-Nya,
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ ٱللَّهُ
وَرَسُولُهُۥ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ
وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَهُمۡ رَٰكِعُونَ ٥٥ وَمَن يَتَوَلَّ ٱللَّهَ
وَرَسُولَهُۥ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ فَإِنَّ حِزۡبَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلۡغَٰلِبُونَ
٥٦
"Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah,
Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan
zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah,
Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.” (Al-Maidah: 55-56)
Dan firman-Nya,
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah
serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang
memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin),
mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang
beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu
melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta
pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan
pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan
mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Adapun orang-orang yang
kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu
(hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu,
niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar. Dan
orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan
orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada
orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman.
Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia. Dan orang-orang yang
beriman sesudah itu kemudian berhijrah serta berjihad bersamamu maka
orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang yang mempunyai hubungan
kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan
kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.” (Al-Anfal:
72-57)
Allah firman-Nya,
أَلَآ إِنَّ أَوۡلِيَآءَ ٱللَّهِ
لَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ٦٢ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَكَانُواْ
يَتَّقُونَ ٦٣
“Ingatlah, sesungguhnya
wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu
bertakwa” (Yunus: 62-63)
Dan firman-Nya,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan
kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal
sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka
mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu.
Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku
(janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia
(berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih
mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan
barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah
tersesat dari jalan yang lurus”
(Al-Mumtahanah: 1)
Hingga firman-Nya, “Sesungguhnya telah ada suri
tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia
..” sampai akhir al-Mumtahanah.
Dan firman-Nya,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ لَا تَتَوَلَّوۡاْ قَوۡمًا غَضِبَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِمۡ قَدۡ يَئِسُواْ
مِنَ ٱلۡأٓخِرَةِ كَمَا يَئِسَ ٱلۡكُفَّارُ مِنۡ أَصۡحَٰبِ ٱلۡقُبُورِ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka telah
putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah
berada dalam kubur berputus asa” (Al-Mumtahanah: 13)
Dan firman-Nya,
ٱللَّهُ وَلِيُّ ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ يُخۡرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۖ وَٱلَّذِينَ
كَفَرُوٓاْ أَوۡلِيَآؤُهُمُ ٱلطَّٰغُوتُ يُخۡرِجُونَهُم مِّنَ ٱلنُّورِ إِلَى ٱلظُّلُمَٰتِۗ
أُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ
“Allah Pelindung orang-orang yang beriman;
Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan
orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan
mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya” (Al-Baqarah: 257)
Allah berfirman,
ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ
مَوۡلَى ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَأَنَّ ٱلۡكَٰفِرِينَ لَا مَوۡلَىٰ لَهُمۡ ١١
“Yang demikian itu karena sesungguhnya
Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman dan karena sesungguhnya
orang-orang kafir itu tidak mempunyai pelindung” (Muhammad, 11)
Dan berfirman,
إِن تَتُوبَآ إِلَى ٱللَّهِ
فَقَدۡ صَغَتۡ قُلُوبُكُمَاۖ وَإِن تَظَٰهَرَا عَلَيۡهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ هُوَ
مَوۡلَىٰهُ وَجِبۡرِيلُ وَصَٰلِحُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَۖ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ بَعۡدَ
ذَٰلِكَ ظَهِيرٌ
“Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah,
maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan
jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah
adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik;
dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula” (At-Tahrim: 4)
Dan firman-Nya,
مَن كَانَ عَدُوّٗا
لِّلَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَجِبۡرِيلَ وَمِيكَىٰلَ فَإِنَّ ٱللَّهَ
عَدُوّٞ لِّلۡكَٰفِرِينَ
“BARANG SIAPA
YANG MENJADI MUSUH ALLAH, MALAIKAT-MALAIKAT-NYA, RASUL-RASUL-NYA, JIBRIL DAN
MIKAIL, MAKA SESUNGGUHNYA ALLAH ADALAH MUSUH ORANG-ORANG KAFIR”
(Al-Baqarah: 98)
Allah berfirman,
“Mereka berkehendak
memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah
tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang
kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa)
petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama,
walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai. Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib
Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka
menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan
emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah
kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih” (At-Taubah: 23-24)
Dia berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang
lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka
sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. Maka kamu akan melihat
orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera
mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat
bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada
Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka
menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka. Dan
orang-orang yang beriman akan mengatakan: "Inikah orang-orang yang
bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, bahwasanya mereka benar-benar
beserta kamu?" Rusak binasalah segala amal mereka, lalu mereka menjadi
orang-orang yang merugi. Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara
kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum
yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah
lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang
kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang
yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang
beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk
(kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang
beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang
pasti menang. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi
pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan,
(yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan
orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika
kamu betul-betul orang-orang yang beriman” (Al-Maidah: 51-57)
Dia berfirman,
“Telah dilaknati orang-orang
kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian
itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama
lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya
amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. Kamu melihat kebanyakan dari
mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya
amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah
kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan. Sekiranya mereka beriman
kepada Allah, kepada Nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya
(Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi
penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik” (Al-Maidah: 78-81)
Allah mencela kalangan yang
mengangkat orang-orang kafir dari kalangan Ahlu Kitab sebagai pemimpin, dan
menjelaskan bahwa itu menafikan keimanan,
“Kabarkanlah kepada
orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih. (yaitu)
orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong
dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi
orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. Dan sungguh
Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila
kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh
orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka
memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat
demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan
mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam.
(yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada
dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah
mereka berkata: "Bukankah kami (turut berperang) beserta kamu?" Dan
jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata:
"Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang
mukmin?" Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat
dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk
memusnahkan orang-orang yang beriman” (An-Nisa’: 138-141)
Dan firman-Nya,
“Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan
meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata
bagi Allah (untuk menyiksamu). Sesungguhnya orang-orang munafik itu
(ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu
sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka” (An-Nisa’: 144-145)
Dia berfirman mengenai orang-orang munafik,
“Dan bila mereka berjumpa
dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah
beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan:
"Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah
berolok-olok" (Al-Baqarah:
14)
Sebagaimana Dia berfirman mengenai orang-orang kafir
yang munafik dari Ahlul Kitab,
“Dan apabila mereka berjumpa
dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata: "Kamipun telah
beriman," tetapi apabila mereka berada sesama mereka saja, lalu mereka
berkata: "Apakah kamu menceritakan kepada mereka (orang-orang mukmin) apa
yang telah diterangkan Allah kepadamu, supaya dengan demikian mereka dapat
mengalahkan hujjahmu di hadapan Tuhanmu; tidakkah kamu mengerti?” (Al-Baqarah: 76)
Dia berfirman,
أَلَمْ
تَرَى إِلَى الَّذِيْنَ تَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللهُ عَلَيْهِمْ مَّا هُمْ
مِّنْكُمْ وَلَا مِنْهُمْ
“Tidakkah kamu
perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai
teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan
mereka.”
(QS. Al-Mujadilah : 14)
(QS. Al-Mujadilah : 14)
Ayat ini turun berkenaan
dengan kalangan yang loyal terhadap kaum Yahudi dari kaum Munafik. Kata Allah, “Mereka itu
bukan dari golongan kamu” dan bukan pula golongan Yahudi.
“Tidakkah kamu perhatikan
orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman?
Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka.
Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui.
Allah telah menyediakan bagi mereka azab yang sangat keras, sesungguhnya amat
buruklah apa yang telah mereka kerjakan. Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka
sebagai perisai, lalu mereka halangi (manusia) dari jalan Allah; karena itu
mereka mendapat azab yang menghinakan. Harta benda dan anak-anak mereka tiada
berguna sedikitpun (untuk menolong) mereka dari azab Allah. Mereka itulah
penghuni neraka, dan mereka kekal di dalamnya. (Ingatlah) hari (ketika) mereka
semua dibangkitkan Allah lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan
musyrikin) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa
mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
merekalah orang-orang pendusta. Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan
mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa
sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi. Sesungguhnya
orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang
yang sangat hina. Allah telah menetapkan: "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti
menang". Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Kamu tak akan
mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang
dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang
itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.
Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan
menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan
dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa
puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.” (Al-Mujadalah: 14-22)
Dia berfirman,
“Apakah
kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada
saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli kitab: "Sesungguhnya jika
kamu diusir niscaya kamipun akan keluar bersamamu; dan kami selama-lamanya
tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu
diperangi pasti kami akan membantu kamu". Dan Allah menyaksikan bahwa
Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta” (Al-Hasyr: 11) hingga akhir kisah.
Dia berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang
yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi
mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan
angan-angan mereka. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka (orang-orang
munafik) itu berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan
Allah (orang-orang Yahudi): "Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa
urusan", sedang Allah mengetahui rahasia mereka. Bagaimanakah (keadaan
mereka) apabila malaikat mencabut nyawa mereka seraya memukul-mukul muka mereka
dan punggung mereka. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka
mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan karena mereka membenci
keridhaan-Nya, sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka. Atau apakah
orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan
menampakkan kedengkian mereka. Dan kalau Kami kehendaki, niscaya Kami tunjukkan
mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan
tanda-tandanya. Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan
perkataan mereka dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kamu. Dan
sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang
yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik
buruknya) hal ihwalmu. Sesungguhnya orang-orang kafir dan (yang) menghalangi
manusia dari jalan Allah serta memusuhi Rasul setelah petunjuk itu jelas bagi
mereka, mereka tidak dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun. Dan Allah
akan menghapuskan (pahala) amal-amal mereka. Hai orang-orang yang beriman,
taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala)
amal-amalmu. Sesungguhnya orang-orang kafir dan (yang) menghalangi manusia dari
jalan Allah kemudian mereka mati dalam keadaan kafir, maka sekali-kali Allah
tidak akan memberi ampun kepada mereka. Janganlah kamu lemah dan minta damai
padahal kamulah yang di atas dan Allah pun bersamamu dan Dia sekali-kali tidak
akan mengurangi pahala amal-amalmu. Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah
permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan
memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.” (Muhammad: 25-36).
Jelaslah sudah bahwa
mengangkat orang-orang kafir sebagai pemimpin adalah sebab kemurtadan mereka.
Oleh karena itu Allah menyebutkan firman-Nya dalam surat al-Maidah mengenai
para pemimpin kaum murtad, setelah larangan tentang mengangkat orang-orang
kafir sebagai pemimpin,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ لَا تَتَّخِذُواْ ٱلۡيَهُودَ وَٱلنَّصَٰرَىٰٓ أَوۡلِيَآءَۘ بَعۡضُهُمۡ
أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمۡ فَإِنَّهُۥ مِنۡهُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ
لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ
“Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang
lain.
BARANGSIAPA DIANTARA KAMU MENGAMBIL MEREKA MENJADI
PEMIMPIN, MAKA SESUNGGUHNYA ORANG ITU TERMASUK GOLONGAN MEREKA.
Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”
(Al-Maidah: 51).
Dia berfirman,
“Hari Rasul, janganlah
hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan)
kekafirannya, yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka:
"Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di
antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar
(berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain
yang belum pernah datang kepadamu; mereka merubah perkataan-perkataan (Taurat)
dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah
di rubah-rubah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi
yang bukan ini maka hati-hatilah". Barangsiapa yang Allah menghendaki
kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang
datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak
mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka
beroleh siksaan yang besar”
(Al-Maidah: 41)
Dia menyebutkan orang-orang
Munafik dan orang-orang kafir yang berada dalam perjanjian damai. Dia
mengabarkan bahwa mereka itu suka mendengar perkataan kaum lainnya yang belum
pernah datang kepadamu (Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam). Yakni,
orang-orang munafik dan orang kafir amat suka mendengarkan orang-orang kafir
yang menentang secara terang-terangan yang belum berdamai. Sebagaimana halnya
di kalangan kaum beriman sendiri terdapat orang yang amat suka mendengarkan
orang-orang munafik, sebagaimana firman-Nya,
وَفِيْكُمْ
سَمَّعُونَ لَهُمْ وَاللهُ عَلِيْمٌ بِالظَّىلِمِيْنَ
“Sedang diantara kamu ada
orang-orang yang amat suka mendengarkan perkataan mereka.”
(At-Taubah: 47)
Source:
KUMPULAN FATWA IBNU TAIMIYAH
[Tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar &
Kekuasaan,Siyasah Syar’iyah dan Jihad Fi Sabilillah]
Penerjemah: Ahmad Syaikhu, S.Ag
Muraja’ah: Tim Pustaka DH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar