9/11/2019

TAUHID DAN MACAM-MACAMNYA


TAUHID DAN MACAM-MACAMNYA


Tauhid secara Bahasa: masdar dari وَحَّدَ – يُوَحِّدُ – تَوْحِيْدًا  , apabila menjadikan sesuatu itu menjadi satu.

Tauhid secara Istilah: mentauhidkan Allah dalam zat-Nya, rububiyah-Nya, uluhiyah-Nya, dan asma’ wa sifat-Nya.


Penjelasan definisi:
>> TAUHID ADZ-DZAAT

(Mentauhidkan Allah dalam Zat-Nya); dan yang demikian itu dengan menyakini keesaan-Nya dalam zat-Nya, mensucikan-Nya, dan mensucikan-Nya dari kebutuhan akan bapak, anak, istri, dan sesuatu yang serupa dengan-Nya.

Allah jalla jallaaluhu berfirman:

لَوۡ كَانَ فِيهِمَآ ءَالِهَةٌ إِلَّا ٱللَّهُ لَفَسَدَتَاۚ فَسُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ رَبِّ ٱلۡعَرۡشِ عَمَّا يَصِفُونَ

“Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Maha Suci Allah yang memiliki ‘Arsy dari apa yang mereka sifatkan.”
(Q.S. Al-Anbiya’; 22)

Allah jalla jallaaluhu berfirman:

قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ١  ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ ٢  لَمۡ يَلِدۡ وَلَمۡ يُولَدۡ ٣  وَلَمۡ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدُۢ ٤

“Katakanlah (wahai Muhammad) Dia lah Allah yang Esa. Allah adalah tempat bergantung. Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada yang setara dengan-Nya.”
(Q.S. Al-Ikhlas; 1-4)

Allah berfirman:

وَأَنَّهُۥ تَعَٰلَىٰ جَدُّ رَبِّنَا مَا ٱتَّخَذَ صَٰحِبَةٗ وَلَا وَلَدٗا

“Dan sesungguhnya Maha Tinggi keagungan Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak beranak.”
(Q.S. Al-Jin; 3)


>> TAUHID RUBUBIYAH

Mengesakan Allah dalam rububiyyah-Nya, maksudnya; Mentauhidkan Allah dalam perbuatan-perbuatan-Nya, yang demikian itu dengan meyakini bahwa Allah adalah Sang Kholiq, Sang Raja, Sang Pengatur satu-satunya yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Allah ta’ala tidak ada yang meyertai-Nya seorang pun dalam perbuatan-Nya yang khusus bagi-Nya, dan Dia lah satu-satunya zat yang mengatur makhluk-makhluk-Nya dengan ilmu dan hikmah-Nya, dan Dia tidak membutuhkan sekutu, kawan sebaya, tandingan, dan penolong.

Allah jalla jallaaluhu befirman:

وَقُلِ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي لَمۡ يَتَّخِذۡ وَلَدٗا وَلَمۡ يَكُن لَّهُۥ شَرِيكٞ فِي ٱلۡمُلۡكِ وَلَمۡ يَكُن لَّهُۥ وَلِيّٞ مِّنَ ٱلذُّلِّۖ وَكَبِّرۡهُ تَكۡبِيرَۢا

“Dan katakanlah “segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai seorang anak, dan yang tidak mempunyai sekutu bagi-Nya di kerajaan-Nya, dan tidak memerlukan penolong dari kehinaan dan agungkanlah Dia seagung-agungnya.”
(Q.S. Al-Isra’; 111)

Allah jalla jallaaluhu befirman:

قُلِ ٱدۡعُواْ ٱلَّذِينَ زَعَمۡتُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ لَا يَمۡلِكُونَ مِثۡقَالَ ذَرَّةٖ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَلَا فِي ٱلۡأَرۡضِ وَمَا لَهُمۡ فِيهِمَا مِن شِرۡكٖ وَمَا لَهُۥ مِنۡهُم مِّن ظَهِيرٖ

“Katakanlah (Muhammad), “serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah! Mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrah pun di langit dan di bumi, dan mereka sama sekali tidak memiliki peran serta dalam (penciptaan) langit dan bumi dan tidak ada diantara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya.”
(Q.S. Saba’; 22)


>> TAUHID ULUHIYYAH

Mentauhidkan Allah dalam uluhiyyah-Nya, maksudnya; mentauhidkan Allah dalam beribadah kepada-Nya, yang demikian itu dengan meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya ilah yang benar yang berhak untuk diibadahi sebagai bentuk kecintaan, kehinaan, dan pengagungan kepada-Nya, dan setiap apa yang disembah selain Allah adalah sesembahan yang bathil.

Allah jalla jallaaluhu berfirman:

وَمَآ أَرۡسَلۡنَا مِن قَبۡلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِيٓ إِلَيۡهِ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعۡبُدُونِ

“Dan tidaklah Kami mengutus seorang rosul pun sebelum kamu kecuali Kami wahyukan kepadanya bahwasannya tidak ada ilah yang berhak untuk diibadahi kecuali Aku, maka sembahlah Aku.”
(Q.S. Al-Anbiya’; 25)

Allah jalla jallaaluhu berfirman:

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (Q.S. Adz-Dzariyat; 56)

Allah jalla jallaaluhu berfirman:

وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُوٓاْ إِلَٰهٗا وَٰحِدٗاۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۚ سُبۡحَٰنَهُۥ عَمَّا يُشۡرِكُونَ

“Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada ilaah yang satu, tidak ada ilah yang berhak untuk diibadahi kecuali Dia, Mahasuci Allah dari apa yang mereka sekutukan.”
(Q.S. At-Taubah; 31)


Ibadah secara bahasa: kehinaan dan ketundukkan, dikatakan  طَرِيْقٌ مُعُبَّدٌ“thoriq mu’abbad” mudah dilewati karena sering dilewati.


>>Ibadah secara istilah ditinjau dari dua sisi adalah:

1. Terkait dengan pelakunya, maka ibadah adalah: kesempurnaan cinta dan kehinaan.

Ibnu Taimiyyah – rahimahullah - berkata: “Dan ibadah itu mengumpulkan kesempurnaan kecintaan dan kesempurnaan kehinaan.” (Qo’idatun fil mahabbah 1/98)

2. Terkait dengan amalannya, maka ibadah adalah: setiap nama yang mencakup apa-apa yang mendatangkan kecintaan dan keridhoan Allah, baik berupa perkataan maupun perbuatan yang nampak dan yang bathin (tidak nampak).


TAUHID ASMA’ WA SHIFAT

Mentauhidkan Allah dalam asma’ dan shifat-Nya,
dan hal ini dibangun di atas dua pondasi:
Yang Pertama: mensucikan Allah dari perkara-perkara yang tidak pantas bagi-Nya, yang demikian itu dengan menafikan apa-apa yang Allah menafikan dari diri-Nya, atau apa-apa yang Rosul-Nya menafikan dari diri-Nya.

Yang Kedua: menetapkan setiap apa yang Allah kabarkan kepada kita tentang nama-nama dan sifat-sifat-Nya di dalam kitab-Nya, atau yang dikabarkan oleh rosul-Nya kepada kita di dalam Sunnah-sunnahnya, tanpa menanyakan bagaimana, meniadakan, menyerupakan, dan tanpa menakwilkan.

Allah jalla jallaaluhu berfirman:

وَلِلَّهِ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰ فَٱدۡعُوهُ بِهَاۖ وَذَرُواْ ٱلَّذِينَ يُلۡحِدُونَ فِيٓ أَسۡمَٰٓئِهِۦۚ سَيُجۡزَوۡنَ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ

“Dan Allah mempunyai nama-nama yang baik, maka berdo’alah dengan nama-nama tersebut. Dan tinggalkan orang-orang yang menyimpang dalam nama-nama-Nya. Mereka akan mendapatkan balasan dari apa yang telah mereka kerjakan.”
(Q.S. Al-A’raf; 180)

Allah jalla jallaaluhu berfirman:

هُوَ ٱللَّهُ ٱلۡخَٰلِقُ ٱلۡبَارِئُ ٱلۡمُصَوِّرُۖ لَهُ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰۚ يُسَبِّحُ لَهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ

“Dia-lah Allah yang menciptakan, yang mengadakan, yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dia-lah yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”
(Q.S. Al-Hasyr; 24)

Allah jalla jallaaluhu berfirman:

لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَيۡءٞۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ

“Tidak ada yang serupa dengan-Nya sesuatupun, dan Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”
(Q.S. Asy-Syura; 11)

***********


Source:
Tarjamah at-Taqriirot al-Mufiidah fi Ahammi Abwaabi al-‘Aqidah
Alih bahasa: Abu Khonsa
Muraaja’ah: Abu Mu’adz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...