Syi'ah Nushairiyyah
Dan Kewajiban
Memeranginya
Penulis:
Syaikh Abul Mundzir Asy Syinqithiy
Alih Bahasa:
Abu Sulaiman Al Arkhabiliy
Mimbar Tauhid Dan Jihad
Segala puji hanya bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam
semoga dlimpahkan kepada Nabi yang mulia, juga kepada keluarganya serta para
sahabat seluruhnya.
Wa
Ba’du:
Di antara bencana yang menimpa umat Islam
pada hari ini adalah dianggapnya sekte-sekte musyrik yang menyelisihi Islam di
dalam Ushul dan Aqidah-Aqidahnya sebagai bagian dari umat Islam! Dan
dianggapnya musuh-musuh Islam yang justru benar-benar memerangi sebagai bagian
dari pemeluk Islam!
Di antara hal itu adalah upaya-upaya
sebagian orang pada hari ini yang berusaha menutup-nutupi hakikat aqidah-aqidah
Syi’ah Nushairiyyah yang padahal jelas-jelas menyelisihi Islam, dan upaya
orang-orang itu dalam mengajak orang lain untuk memperlakukan sekte ini
sebagaimana layaknya perlakuan terhadap kaum muslimin, padahal jelasnya
tindakan keji sekte ini terhadap Islam dan kaum muslimin.
Saya telah mengumpulkan nukilan-nukilan
ini untuk menjelaskan hakikat aqidah syirik mereka dan permusuhan mereka
terhadap Islam, dan untuk mengingatkan prihal kewajiban memerangi mereka atas
kaum muslimin. Saya memohon pertolongan dan bimbingan kepada Allah Ta’ala.
Sekilas Tentang Syi'ah Nushairiyyah:
Nushairiyyah adalah sekte Bathiniyyah
(kebatinan) yang ekstrim yang terlahir dari rahim Syi'ah Itsna 'Asyariyyah pada
abad ketiga Hijriyyah. Sekte Imamiyyah Itsna ‘Asyariyyah telah dinamakan dengan
nama ini dikarenakan mereka itu meyakini bahwa Imamah adalah salah satu rukun
agama ini dan bahwa Imamah itu sebagaimana kenabian adalah ditunjuk oleh Allah ‘Azza Wa Jalla, dan bahwa
para imam itu ma’shum serta mereka itu terbatas pada 12 imam saja. Akan tetapi Syi’ah
setelah wafatnya imam mereka yang ke 11 yaitu Al Hasan Al ‘Askariy tahun 260 H tanpa
keturunan maka mereka terpecah prihal siapa yang menggantinya menjadi berbagai
sekte. Dan hampir saja hal itu menjadi akhir perjalanan Syi'ah, di mana telah gugur
rukun pokok ajarannya yaitu Al Imam, sampai-sampai sebagian mereka mengatakan
bahwa Imamah telah terputus. Maka jalan keluar dari perselisihan ini adalah pernyataan
bahwa Al Imam sedang ghaib (menghilang) di mana mereka mengklaim bahwa Al Hasan
Al ‘Askariy itu memiliki anak dan bahwa si anak itu menghilang di Sirdaab
(gorong-gorong). Dan munculah sejumlah orang dari kalangan Syi’ah yang ekstrim,
masing-masing mengklaim bahwa dirinyalah perantara antara Al Imam Al Ghaib
dengan pemeluk Syi'ah.
Sedangkan di antara para pengklaim itu
adalah pendiri sekte Nushairiyyah yaitu Muhammad Ibnu Nushair An Numairiy Al
Farisiy asli yang ghuluw terhadap para imam dan mempertuhankan para imam itu.
Dia itu berpaham ibahiyyah (membolehkan segala hal) lagi terkenal dengan kecabulan dan
kebejatan, dia menyatakan kebolehan perkawinan sesama laki-laki pada dubur
mereka, dengan klaim darinya bahwa hal itu termasuk sikap tawadlu’ dan penundukan diri pada
pria yang disodomi; dan dikatakan bahwa dia itu mengklaim sebagai nabi dan
rasul.
Nushairiyyah dinamakan dengan nama ini
dikarenakan ia dinisbatkan kepada pemimpin mereka dan pendiri sekte mereka ini
yaitu Muhammad Ibnu Nushair. Dan dinamakan Numairiyyah juga sebagai penisbatan
kepada dia juga, di mana dikatakan bahwa dia itu maula (mantan budak) Banu
Numair; sehingga ia dinisbatkan kepada mereka. Dan mereka dinamakan juga
Ma’nawiyyah; dikarenakan mereka mengatakan tentang Ali Ibnu Abi Thalib: bahwa
ia itulah al ma'na, yaitu al ilaah (tuhan); di mana mereka mengatakan bahwa Ali adalah Al Imam
secara dhahir dan sebagai al ilah secara bathin. Mereka dinamakan juga ‘Alawiyyah dikarenakan
mereka mempertuhankan Ali Ibnu Abi Thalib.
Nushairiyyah pada hari ini lebih menyukai
nama ‘Alawiyyah daripada nama-nama lainnya yang dahulu mereka dikenal
dengannya. Dan penjajahan Perancis telah memberikan keleluasaan kepada mereka
untuk mempopulerkan nama ini dan menjadikannya sebagai ciri bagi mereka secara
resmi sehingga pada akhirnya mereka tidak dikenal kecuali dengannya. Dan dalam
hal itu Muhammad Amiin Ghalib An-Nushairiy: “Sesungguhnya Atrak (Turki
‘Utsmaniy)-lah yang menghalangi kelompok ini dari penggunaan nama ‘Alawiyyin
itu dan mereka malah menyematkan kepadanya nama Nushairiyyin sebagai penisbatan
kepada gunung-gunung yang dihuni oleh mereka, sebagai pelecehan dan penghinaan
terhadap mereka. Namun Perancis mengembalikan kepada mereka nama ini yang sejak
lebih dari 412 tahun mereka dihalangi dari menggunakannya di saat bangsa
Perancis datang ke Suriah, di mana telah muncul perintah dari Komisariat
Tertinggi di Berut tertanggal 1/9/1920 M yang memerintahkan untuk menamakan
pegunungan Nushairiyyin dengan nama tanah-tanah ‘Alawiyyin yang merdeka.”
(Tarikh Al ‘Alawiyyin hal 391).
Sedangkan awal mula kejayaan Nushairiyyah
dan keberkuasaannya di Syam adalah di masa kejayaan Dinasti ‘Ubadiyyah dan
kekuasaannya. Ibnu Katsir berkata tentang Ubaidiyyin: (Mereka itu tergolong khulafa yang
paling bengis, otoriter dan paling dhalim, mereka adalah raja-raja yang paling
najis prilakunya dan paling busuk hatinya. Di masa kekuasaan mereka muncullah
berbagai bid’ah dan munkarat, merebak ahli kerusakan, sedikit di masa mereka orang-orang
shalih dari kalangan ulama dan ahli ibadah, serta merebak di negeri Syam sekte
Nushairiyyah, Darziyyah dan Hasyisyiyyah) Al Bidayah Wan Nihayah 12/332. Dan
tatkala datang penjajahan Prancis maka pengaruh Nushairiyyah makin bertambah
dan penjajah memberikan kepada mereka kendali-kendali pemerintahan di
negeri-negeri Syam saat kepergiannya.
Alawite falconer photographed by Frank Hurley in Baniyas, Syria during World War II |
Hakikat ‘Aqidah Mereka:
Syi'ah Nushairiyyah itu mempertuhankan Ali
radliyallahu ‘anhu dan meyakini bahwa tempat tinggalnya adalah awan, oleh sebab
itu mereka mengagungkan awan dan bila ia melintasi mereka maka mereka
mengatakan: Assalaamu 'alaika ya Abal Hasan.” Mereka juga mengatakan bahwa petir adalah suara Ali dan
sedangkan kilat adalah cemetinya.
Mereka meyakini trinitas yang terdiri dari
Ali, Muhammad dan Salman Al Farisiy, yang darinya mereka membuat simbol yang
terdiri dari tiga huruf: ('Ain, Mim, Sin) dan hal itu ditafsirkan oleh mereka
dengan (Al Ma'naa (makna), Al Ismu (nama) dan Al Baab (pintu)). Di mana Al Ma'naa: adalah Al Ghaib Al Muthlaq, yaitu Allah yang mereka simbolkan
dengan huruf 'Ain ( ع). Sedangkan Al Ismu adalah gambaran makna dhahir, dan ia disimbolkan dengan huruf
Mim ( م). Dan sedangkan Al Baab adalah jalan untuk mencapai makna itu, dan ia disimbolkan
dengan huruf Sin (س ). Dan mereka meyakini bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu menyatu dengan Ali di malam hari dan terpisah darinya di
siang hari, dan bahwa Ali itu telah menciptakan Muhammad, dan bahwa Muhammad
telah menciptakan Salman Al Farisiy, sedangkan Salman telah menciptakan lima
orang yang mana kendali-kendali langit dan bumi ada di tangan mereka, yaitu:
Al Miqdad: Rabb manusia dan pencipta mereka yang ditugaskan untuk
mengendalikan petir, guntur dan gempa.
Abu Dzarr: Adalah yang ditugaskan untuk memutarkan planet-planet dan
bintang-bintang.
Abdullah Ibnu
Ruwahah: Yang ditugaskan untuk meniupkan angin
dan mencabut nyawa manusia.
Utsman Ibnu
Madh’un: Yang ditugaskan untuk mengatur lambung,
panas badan dan penyakit-penyakit manusia.
Dan Qunbur Ibnu Dzadzan: Yang
ditugaskan untuk meniupkan ruh ke dalam badan.
Nushairiyyah mengimani huluul dan tanasukhul arwah (reinkarnasi),
mereka meyakini bahwa orang-orang mulia kaum muslimin yang mantap keilmuannya
bila mereka mati maka arwahnya menyatu pada badan keledai, sedangkan ulama
Nashara bila mati maka arwahnya menyatu pada badan babi, dan ulama Yahudi pada
badan kera, dan adapun para penjahat dari kelompok mereka bila mati maka
arwahnya menyatu pada badan binatang yang dimakan dagingnya.
Mereka mengimani bahwa manusia itu asalnya
adalah bintang-bintang terus dosa menurunkan mereka ke bumi, dan mereka tidak
beriman kepada hari akhir dan tidak juga kepada surga dan neraka!
Mereka tidak mengharamkan pernikahan
dengan mahram, bahkan mereka meyakini kesamaan semua wanita. Al Qalaqsyandiy telah
berkata tentang Nushairiyyah:
“Ia adalah sekte terlaknat, terhina, berkeyakinan sama dengan
keyakinan Majusi, dimana tidak mengharamkan pernikahan dengan puteri sendiri,
saudari sendiri dan ibu sendiri,” beliau berkata: Dan dalam hal ini
dihikayatkan banyak cerita tentang mereka.”
Penyair
Sekte Nushairiyyah berkata:
Jangan engkau halangi dirimu dari menikah
Dengan karib kerabat maupun pria lain
Kenapa engkau halal bagi pria asing ini
Namun engkau jadi haram bagi sang ayah?
Bukankah tanaman itu bagi orang yang
mengurusinya
Dan yang menyiraminya di masa kekeringan
Nushairiyyah meyakini bahwa barangsiapa
telah mengetahui bathin, maka amalan dhahir telah gugur darinya dan dia keluar
dari batasan mamluukiyyah (hamba yang dimiliki) dan genggaman ‘ubuudiyyah (penghambaan)
kepada batasan hurriyyah (kemerdekaan). Dan bahwa pengenalan tingkatan-tingkatan itu
baik dhahir dan bathin adalah puncak ibadah yang mencukupkan dari
kewajiban-kewajiban dan ibadah-ibadah.
Penyair
mereka yang tadi mengatakan:
Setiap nabi telah lalu ajarannya
Dan ini adalah ajaran Nabi ini
Sungguh telah digugurkan dari kami kewajiban
shalat
Juga kewajiban shaum maka kami tidak
lelah
Bila manusia shalat maka jangan engkau
bangkit
Dan bila mereka shaum maka makanlah dan
minumlah
Jangan engkau susah sa’i di Shafa
Dan jangan pula ziarah kuburannya di kota
Yatsrib
Nushairiyyah juga menghalalkan minum
khamr, bahkan khamr itu di dalam ajaran mereka menempati posisi yang sangat
istimewa yang sampai pada tingkat pengagungan! Oleh sebab itu banyak sekali
penyebutan khamr dan pujian terhadapnya di dalam syair-syair mereka,
sebagaimana yang dikatakan salah seorang mereka:
Minumlah khamr karena ada kesembuhan di
dalamnya
Bila jahe campurannya
Bila engkau meminumnya dengan
kemurniannya
Maka semua penyakit lenyap dari dirimu
Sungguh ia dalam selokinya mengkilap
Di gelap malam bagaikan lentera
Musa Al Kalim sungguh saat melihatnya
Di kegelapan malam dan derasnya hujan
Ia berkata sungguh aku teringat nyala api
Di sisi gunung Thur yang terang sekali
Kemudian Nuh saat air bah meluap
Ia meminumnya sehingga mendapatkan banyak
kebaikan
Juga Rasul sang penghulu mulia meneguknya
Saat disampaikan kepadanya ucapan yang
berat
Berkata hai orang yang berselimut
bangunlah
Di malam hari dengan kerelaan dan
tilawahlah
Minuman di malam hari itu lebih berasa
Dan ia (khamr) bagi ‘arifin adalah lebih
mantap
Dan
yang lain berkata:
Khamr itu tidak lain bagaikan air hujan
Yang dihalalkan maka alangkah sucinya
pendapat itu
Dan
berkata yang lain:
Sungguh ia telah dilaknat bagi orang yang
mengharamkan meminumnya
Juga semua penduduk Syam dan jama’ah haji
Nushairiyyah mengklaim bahwa pengharaman
khamr itu satu macam belenggu dan beban berat yang ditetapkan terhadap orang
yang mengingkari keimanan kepada Ali. Dan di antara keyakinan mereka
sebagaimana ia merupakan keyakinan semua Syi’ah Rafidlah adalah memusuhi
sahabat Rasul, membenci mereka, dan menganggap ibadah dengan melaknat mereka
dan mencela mereka terutama kepada Abu Bakar dan Umar radliyallahu ‘anhuma, di mana
orang-orang Syi’ah itu mengklaim bahwa Abu Bakar dan Umar itu adalah najis lagi
terlaknat dan keduanya adalah Jibt dan Thaghut, dan keduanya juga adalah dua
Fir’aun dan dua Haman umat ini. Dan saking dengkinya mereka terhadap Umar radliyallahu ‘anhu sesungguhnya
mereka selalu merayakan hari ied keterbunuhannya dan mereka menamakannya sebagai (hari
keterbunuhan Dilam la’anahullah). Hari ini adalah hari ketujuh di bulan Rabi’ul Awwal pada
setiap tahun.
Syakhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata dalam menjelaskan aqidah Syi’ah ini:
(Orang-orang yang dinamakan Nushairiyyah itu, mereka dan
seluruh ragam Qaramithah Bathiniyyah adalah lebih kafir daripada Yahudi dan
Nasrani; bahkan mereka itu lebih kafir dari banyak kaum musyrikin, dan bahaya
mereka terhadap umat Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah lebih dasyat dari bahaya
orang-orang kafir muharib seperti orang-orang kafir Tattar, Frank dan yang lainnya;
karena sesungguhnya mereka itu di hadapan kaum muslimin yang bodoh berpura-pura
menampakkan keberpihakan dan loyalitas kepada Ahlul Bait, padahal sebenarnya
mereka tidak beriman kepada Allah, Rasul-nya, dan Kitab-nya, dan tidak pula
beriman kepada perintah, larangan, pahala, siksa, surga, neraka dan kepada
seorang rasul-pun sebelum Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam, dan juga tidak beriman kepada satu
millah-pun dari millah-millah terdahulu, akan tetapi mereka mengambil firman
Allah dan sabda Rasul-Nya yang dikenal di tengah kaum muslimin seraya
mentakwilnya terhadap masalah-masalah yang mereka ada-adakan; seraya
mengklaimnya bahwa ia adalah bathin). [Majmu’ Al Fatawa 35/149.]
Dan Syaikhul Islam juga ditanya tentang
hukum Darziyyah dan Nushairiyyah, maka beliau menjawab: (Darziyyah dan
Nushairiyyah itu adalah orang-orang kafir dengan kesepakatan kaum muslimin,
tidak halal memakan sembelihan mereka, dan tidak halal menikahi wanita mereka,
bahkan mereka itu tidak diakui dengan jizyah; karena sesungguhnya mereka itu
murtaddun dari dienil Islam, bukan orang Islam; bukan Yahudi dan bukan Yasrani,
mereka tidak mengakui kewajiban shalat lima waktu, kewajiban shaum Ramadlan dan
kewajiban haji; dan tidak mengakui pengharaman apa yang diharamkan Allah dan
Rasul-nya seperti bangkai, khamr dan yang lainnya. Dan bila mereka menampakkan
dua kalimat syahadat bersama keyakinan-keyakinan ini maka mereka itu kafir
dengan kesepakatan kaum muslimin. Adapun Nushairiyyah, maka mereka itu adalah
para pengikut Abu Syu’aib Muhammad Ibnu Nushair di mana dia itu tergolong
orang-orang ghuluw yang mengatakan: Sesungguhnya Ali adalah tuhan, seraya
mereka menyenandungkan:
Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah kecuali
Haidarah (Ali) Al Anza’ Al Bathin
Dan tidak ada hijab terhadapnya kecuali
Muhammad Ash Shadiqul Amin
Dan tidak ada jalan kepadanya kecuali
Salman Dzul Quwwatil Matin
(Majmu’ Al Fatawa 35/161)
Permusuhan Syi'ah Terhadap Ahlussunnah:
Aqidah Syi'ah itu dibangun di atas
kedengkian terhadap Ahlussunnah dan bangsa arab, dendam terhadap mereka dan
penganggapan hal itu sebagai ajaran agama dan (qurbah) ibadah. Dan di antara
aqidah mereka -sebagaimana yang dikatakan riwayat-riwayat mereka- adalah bahwa
Mahdi mereka Al Muntadhar -yang ditunggu tungu oleh semua orang Syi’ah termasuk
oleh Nushairiyyah- adalah akan diutus Allah sebagai niqmah
(adzab)
bukan sebagai rahmat!!
- (Dari Abu
Ja’far berkata: Sesungguhnya Allah telah mengutus Muhammad sebagai rahmat dan
Dia mengutus Al Qaim sebagai niqmah (adzab)) (Biharul Anwar 52/315). Dan di dalam sebagian
riwayat-riwayat mereka bahwa Al Qaim itu sangat kejam dalam menumpahkan darah
orang-orang yang menyelisihinya!!
- (Seandainya manusia mengetahui apa yang dilakukan Al Qaim
saat ia muncul, tentu mayoritas mereka menginginkan untuk tidak melihatnya
karena dasyatnya embunuhan dia terhadap manusia.. sampai banyak manusia
mengatakan: Orang ini bukan berasal dari keluarga Muhammad, karena seandainya
ia berasal dari keluarga Muhammad tentu mempunyai belas kasihan). (Al Ghaibah
milik An Nu'maniy hal: 154, Biharul Anwar: 52/354).
Sebagian riwayat-riwayat mereka menegaskan
bahwa ia keluar dari sunnah rahmah dan keadilan! (Al Baqir ditanya: Apakah Al
Qaim itu meniti jalan prilaku Muhammad? Maka ia menjawab: “Mana mungkin!
Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menyikapi umatnya dengan lemah lembut dan
beliau mencari simpati manusia, sedangkan Al Qaim diperintahkan untuk meniti
jalan pembunuhan dan tidak meminta taubat seorangpun, maka celakalah bagi orang
yang menentangnya). Al Ghaibah milik An Nu'maniy hal: 153, Biharul Anwar:
52/353.
Bahkan ia membunuh orang yang tidak
berdosa tanpa membedakan antara anak kecil dan orang dewasa sebagaimana yang
dikatakan oleh riwayat-riwayat mereka:
- “Bila Al Qaim muncul, maka ia membunuhi anak cucu para
pembunuh Al Husen dengan sebab dosa bapak-bapak mereka” ('Ilalusy Syarai'
hal:229, ‘Uyun Akhbar Ar Ridla: 1/273, Biharul anwar: 52/313)
Dan di antara sifat Al Qaim menurut mereka adalah bahwa dia
itu: “Sifatnya tidak lain adalah membunuh seraya tidak menyisakan seorangpun.”
(Biharul Anwar: 52/231).
Dan bahwa dia itu membunuhi orang-orang Arab:
- “Dari Abu Abdullah berkata: Tidak tersisa antara kami dengan
orang-orang arab kecuali penyembelihan.” (Al Anwar An Nu'maniyyah 52/346).
Dan di antara aqidah mereka adalah bahwa Allah telah
menghalalkan darah orang-orang yang menyelisihi bagi mereka:
- “Tidak ada bagian sedikitpun di negara kami bagi orang yang menyelisihi
kami, sesungguhnya Allah telah menghalalkan bagi kami darah mereka saat
kemunculan Al Qaim kami.” (Biharul Anwar: 52/376).
Dan dikarenakan kedengkian terhadap
Ahlussunnah dan kehausan untuk menumpahkan darah mereka itu adalah salah satu
bagian dari aqidah Syi'ah secara umum, maka hal itu telah nampak jelas pada
sikap-sikap Nushairiyyah terhadap Ahlussunnah, dan ia adalah ciri mereka yang
paling menonjol di setiap fase-fase sejarah sejak kemunculan mereka..
Sekte yang busuk ini sejak berdirinya
tidak pernah berhenti dari memusuhi kaum muslimin Ahlussunnah dan memperdaya
mereka, dan mereka tidak singgah di suatu tempat milik Ahlussunnah kecuali
bencana menimpa tempat itu.
Dan
di antara contoh itu adalah ucapan Ibnu Katsir rahimahullah:
“Dan pada tahun
717 H Nushairiyyah membangkang dari ketaatan, dan di antara mereka itu ada pria
yang mereka sebut Muhammad Ibnu Al Hasan Al Mahdiy Al Qaim Bi Amrillah, kadang
dia mengaku sebagai Ali Ibnu Abi Thalib Pencipta langit dan bumi -Maha Suci
Allah dari apa yang mereka katakan- dan kadang mengklaim bahwa dirinya adalah
Muhammad Ibnu Abdillah pemilik negeri, dia muncul seraya mengkafirkan kaum muslimin
dan mengatakan bahwa Nushairiyyah itu berada di atas Al Haq. Pria ini bisa menguasai
akal banyak pentolan Nushairiyyah yang sesat, dan dia menetapkan bagi setiap
orang dari mereka seratus ribu orang dan negeri-negeri yang banyak dan jabatan-jabatan,
dan mereka menyerang kota Jabalah dan memasukinya serta membunuhi banyak penduduknya,
dan terus mereka keluar darinya seraya mengatakan: Tidak ada tuhan kecuali Ali,
dan tidak ada hijab kecuali Muhammad serta tidak ada pintu kecuali Salman,”
mereka menghina Abu Bakar dan Umar, dan penduduk negeri itu berteriak: “Oh
Islam, oh sulthan, oh amir tolonglah” dan pada saat itu mereka tidak ada yang menolong
dan yang menyelamatkan, mereka menangis dan bersimpuh kepada Allah ‘Azza wa
Jalla. Maka si pria sesat ini mengumpulkan harta terus membagikannya kepada teman-temannya
dan para pengikutnya, semoga Allah melaknat mereka, dan dia berkata kepada
mereka: Kaum muslimin itu sudah tidak memiliki nama dan negara, dan seandainya
tidak tersisa bersamaku kecuali sepuluh orang saja tentu kita bisa menguasai negeri-negeri
seluruhnya,” dan dia berteriak di negeri-negeri itu bahwa pembagian itu dengan
sepersepuluh bagian tidak yang lainnya agar hal itu disukai, dan dia memerintahkan
para pengikutnya agar menghancurkan mesjid-mesjid dan menjadikannya sebagai
tempat-tempat khamr, dan mereka itu berkata kepada kaum muslimin yang mereka
tawan: Katakan tidak ada tuhan kecuali Ali dan sujudlah kepada Al Mahdi tuhanmu
yang menghidupkan dan mematikan agar ia melindungi darahmu dan menetapkan farman (jaminan) bagimu,” dan
mereka melakukan persiapan dan melakukan hal-hal yang besar sekali.” [Al
Bidayah Wan Nihayah 14/83-84].
Muhammad Amiin Ghalib Ath Thawil berkata dalam kitabnya Tarikhul ‘Alawiyyin:
(Gubernur
Halb adalah Al Amir Al 'Alawiy -Annushairiy- Timur Thasy yang menjalin hubungan
diam-diam dengan Timur Lank, dan dia bersepakat dengannya agar supaya Timur
Lank menyerang Halb, kemudian dia melakukan pembantaian, penjarahan dan
penyiksaan dalam waktu yang lama sampai dia membuat bukit besar dari kepala-kepala
manusia, dan dia telah membunuh semua komandan yang melindungi kota... dan bencana
itu hanya menimpa orang-orang Sunniy saja!!). (Hal 407).
Adapun kejahatan-kejahatan Nushairiyyah
terhadap Ahlussunnah di negeri Syam setelah mereka diberi kekuasaan oleh
penjajahan Perancis di sana, maka ia sangat masyhur terkenal, di mana mereka
melampiaskan kedengkian mereka pada Ahlussunnah dengan pembunuhan, penangkapan,
penyiksaan, pengusiran, pemerkosaan kehormatan wanita-wanita yang suci,
penodaan terhadap tempat-tempat suci dan penganiayaan terhadap kehormatan.
Ghouta Massacre |
Loyalitas Nushairiyyah Kepada Musuh-Musuh
Islam:
Syaikhul Islam berbicara tentang Nushairiyyah, di mana beliau menjelaskan bahwa
termasuk kebiasaan Nushairiyyah adalah membantu orang-orang Yahudi dan Nasrani
dan loyalitas kepada mereka dalam memerangi umat Islam, beliau berkata: (Tergolong
hal yang terkenal di tengah kami bahwa wilayah-wilayah pesisir Syam hanyalah
dikuasai oleh orang-orang Nasrani adalah karena peran Nushairiyyah, di mana mereka
itu selalu bersama setiap musuh kaum muslimin, dan mereka itu bersama orang-orang
Nasrani dalam memerangi kaum muslimin. Dan di antara bencana terbesar bagi mereka
adalah kemenangan kaum muslimin atas bangsa Tattar, dan di antara perayaan mereka
terbesar adalah bila orang-orang Nasrani -wal
‘iyaadzu billah- bisa menguasai tsughur kaum muslimin... maka
orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-nya itu pada saat itu menjadi banyak
di daerah-daerah pesisir dan yang lainnya, di mana orang-orang Nasrani
menguasai wilayah Sahil, kemudian dengan sebab Nushairiyyah itu orang-orang
Nasrani menguasai Al Quds Asy Syarif dan yang lainnya, karena keadaan-keadaan mereka
yang busuk adalah tergolong sebab terbesar dalam hal itu. Kemudian tatkala
Allah menegakkan urusan kaum muslimin yang berjihad di jalan Allah Ta’ala seperti
Nuruddien Asy Syahid dan Shalahuddien dan para pengikut mereka berdua dan mereka
merebut wilayah-wilayah pesisir dari orang-orang Nasrani dan dari orang-orang yang
ada di situ, dan mereka merebut tanah Mesir juga, karena orang-orang Syi’ah itu
telah menguasainya selama seratus tahun, di mana mereka telah bersekongkol
dengan orang-orang Nasrani, maka kaum muslimin memerangi mereka sampai bisa
mengambil alih kembali negeri-negeri itu. Kemudian sesungguhnya Tattar tidak
masuk negeri Islam dan membunuh khalifah Baghdad dan para raja kaum muslimin
lainnya kecuali dengan bantuan dan dukungan Syi'ah..) Majmu’ Al Fatawa 35/150.
Kemudian setelah itu berlanjutlah makar
buruk Syi'ah Nushairiyyah terhadap kaum muslimin dan juga sokongan mereka bagi
musuh-musuh islam, di mana mereka itu adalah pembantu bagi orang-orang kristen
eropa dalam penyerangan mereka terhadap Turki Utsmani, mereka provokasi manusia
untuk melawan Turki Utsmani seraya memanfaatkan dalam hal itu slogan-slogan
arabisme dan nasionalisme dalam rangka menyalakan kedengkian terhadap Turki
Utsmani.
Pemimpin sekte Nushairiyyah Shalih Al
‘Alawiy memiliki peranan besar dalam kekalahan Turki Utsmani saat ia melakukan
pemutusan jalan yang menghubungkan Thurthus ke Hamah, sehingga
kerugian-kerugian Turki Utsmani sangat besar akibat pemutusan jalan di hadapan
mereka itu.
Setelah runtuhnya Turki Utsmani dan
kedatangan penjajah Prancis, maka sikap-sikap Nushairiyyah seluruhnya adalah
penopang bagi penjajahan Prancis dan pendukung baginya, dan orang-orang
Prancis-pun menjadikan mereka sebagai batu loncatan kelima dalam rangka
perealisasian agenda-agenda dan proyek-proyek penjajahan mereka. Bahkan
sesungguhnya Syi'ah Nushairiyyah memprovokasi pemerintah Prancis agar tetap
berada di Suriah!
Doktor Muhammad Ahmad Al Khathib dalam kitabnya “Al Harakat Al Bathiniyyah Fil ‘Alam Al Islamiy”
menyebutkan bahwa di dalam file-file departemen luar negeri Prancis (no 3547
tanggal 15/6/1936) terdapat dokumen panjang yang diajukan oleh para pemimpin
sekte Nushairiyyah di Suriah kepada perdana menteri Prancis, di mana di
dalamnya dikatakan:
(Negara Andre Leon Blum, Presiden Prancis: Sesungguhnya bangsa
'Alawiy yang selalu menjaga kemerdekaannya tahun demi tahun dengan banyak
semangat tinggi dan berbagai pengorbanan yang banyak adalah bangsa yang berbeda
dalam keyakinan-keyakinan keagamaannya,
adat istiadatnya dan sejarahnya dari bangsa muslim “Sunni” dan tidak pernah
dalam satu haripun ia tunduk kepada pemerintahan karena campur tangan, dan
sesungguhnya kami hari ini melihat bahwa penduduk Damaskus memaksa orang-orang
Yahudi yang tinggal di tengah mereka untuk tidak mengirimkan bahan-bahan makanan
kepada saudara-saudara mereka bangsa Yahudi yang tertindas di Palestina.
Sesungguhnya orang-orang yang Yahudi yang baik itu yang membawa kemajuan dan
perdamaian kepada bangsa Arab muslim dan menebar emas dan kesejahteraan di atas
bumi Palestina, dan mereka tidak pernah menyakiti siapapun, serta tidak pernah
mengambil sesuatupun dengan kekuatan, namun demikian kaum muslimin (sunniy)
malah mengumumkan perang suci terhadap mereka padahal di Palestina itu ada Inggris
dan di Suriah ada Prancis. Sesungguhnya kami menghargai perasaan yang membawa
tuan-tuan untuk membela bangsa Suriah dan keinginannya dalam mewujudkan
kemerdekaannya, akan tetapi Suriah masih jauh dari tujuan yang mulia lagi masih
tunduk pada ruh penyekatan keagamaan yang dilakukan kaum muslimin “Sunni” serta
penghancuran bangsa ‘Alawiy yang diwakili oleh para penanda tangan terhadap mudzakkirah ini. Kami
memohon kepada pemerintah Prancis agar memberikan jaminan bagi kebebasan dan
kemerdekaannya, serta meletakkan di hadapannya nasibnya dan masa depannya,
sedangkan ia sangat percaya bahwa ia pasti mendapatkan pada mereka sandaran
yang kuat bagi bangsa ‘Alawiy yang jujur yang telah mempersembahkan pelayanan-pelayanan
yang besar bagi Prancis). Dokumen ini telah ditandatangani oleh: Sulaiman Al
Asad, Muhammad Sulaiman Al Ahmad, Mahmud Agha Hadid, ‘Aziz Agha Hawasy,
Sulaiman Al Mursyid dan Muhammad Bik Junaid.
Dan saat Prancis keluar meninggalkan
Suriah, maka mereka membalas Nushairiyyin itu dengan diberikan kepada mereka
kendali-kendali urusan dan diserahkan kepada mereka pengelolaan negeri itu.
Kewajiban Memerangi Mereka:
Bila keadaan Nushairiyyah itu adalah apa
yang telah kami sebutkan, dan hakikat keyakinan mereka itu adalah apa yang
telah kami ketengahkan, maka sesungguhnya memerangi mereka itu adalah wajib
atas kaum muslimin hatta walaupun mereka ituadalah orang-orang yang diam lagi
menjalin damai, maka bagaimana hal sedangkan mereka itu menabuh genderang
perang yang dasyat terhadap kaum muslimin dan membuat ladang-ladang pembantaian
demi pembantaian, dan melakukan kejahatan-kejahatan besar serta tidak menjaga
hak dan kehormatan dalam menyikapi orang muslim..! Maka orang-orang semacam
mereka itu tidak meragukan prihal kewajiban memeranginya dan kesegeraan untuk
menjihadinya kecuali orang yang Allah butakan bashirahnya dari al haq dan dia
telah disesatkan oleh syaithan-syaithan kebatilan..!
Syaikhul Islam telah memprovokasi untuk memerangi mereka setelah beliau menjelaskan
hakikat keadaan mereka di dalam ucapan beliau yang lalu, di mana beliau berkata:
(Dan tidak
diragukan lagi bahwa menjihadi mereka itu dan menegakkan hudud kepada mereka
adalah tergolong ketaatan yang paling agung dan kewajiban yang paling besar.
Dan ia itu lebih utama daripada menjihadi orang yang tidak memerangi kaum muslimin
dari kalangan kaum musyrikin dan ahlul kitab. Karena menjihadi Syi'ah Nushairiyyah
itu tergolong jenis menjihadi orang orang murtad, di mana Abu Bakar Ash Shiddiq
dan para sahabat radliyallahu ‘anhum memulai dengan menjihadi kaum murtaddin sebelum menjihadi orang
orang kafir ahli kitab. Karena bahaya orang-orang murtad itu terhadap kaum
muslimin adalah lebih dasyat daripada bahaya mereka itu..
Dan wajib
atas setiap muslim untuk bangkit menghadang hal itu sesuai kemampuannya dalam
menunaikan kewajiban ini, dan tidak halal bagi seorangpun menyembunyikan apa yang
diketahuinya tentang kabar Nushairiyyah itu, namun ia harus menyebarkannya dan menampakkannya
agar supaya kaum muslimin mengetahui hakikat keadaan mereka, dan tidak halal
bagi seorangpun bersikap diam diri dari bangkit melawan mereka dengan apa yang
diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.. Orang yang membantu dalam menghadang
kejahatan mereka dan memberi tahu tentang mereka sesuai kemampuannya adalah
mendapatkan balasan dan pahala yang tidak terhingga yang hanya Allah Ta'ala saja
yang mengetahuinya). Majmu’ Al Fatawa 35/150.
Wahai kaum
muslimin: Ambil bagianlah dalam jihad ini dan berlomba-lombalah di dalamnya,
serta bebaskanlah Syam Islam dari penguasaan sekte Nushairiyyah yang musyrik
ini..
Wahai kaum
muslimin: Sesungguhnya pertarungan ini bukanlah melawan si penjahat Basyar
saja, dan bukan juga melawan partai Bath kafir saja, akan tetapi ia itu melawan
sekte syirik Nushairiyyah secara keseluruhan.. Bahkan sesungguhnya saudara-saudara
kalian di Suriah tidak menghadapi sekte Nushairiyyah saja, akan tetapi menghadapi
koalisi rapi antara Majusi Rafidlah, Nashara salibis dan Yahudi zionis..
Semuanya
menyokong Nushairiyyah di Suriah, maka mana sokongan kalian kepada saudara-saudara
kalian Ahlussunnah?
Ya Allah, sesungguhnya itu adalah kejahatan
besar..!
Ya Allah, sesungguhnya itu
adalah kejahatan besar..!
Wahai para
pemuda Islam, di mana masa muda kalian dan di mana kekuatan kalian sedangkan
kalian malah diam duduk tidak ikut andil membela agama kalian?
Apakah
kalian mau menyerahkan mereka kepada Nushairiyyah sebagaimana kalian telah menyerahkan
Ahlussunnah di Irak kepada Syi'ah Rafidlah..?
Wahai para
saudagar Islam, dikemanakan perniagaan kalian dan dikemanakan harta-harta
kalian, sedangkan kalian pelit infaq terhadap jihad demi kejayaan agama dan umat
kalian?
Untuk siapa dunia ini bila engkau tidak
menginginkan dengannya
Kebahagian suatu yang dicintai dan
keburukan orang yang jahat
Wahai ulama
Islam, mana ilmu kalian sedangkan kalian telah meninggalkan jihad di belakang
punggung kalian?
Wahai para
ahli ibadah dan orang-orang yang zuhud, di kemanakan shaum dan haji kalian
sedangkan kalian tergolong orang-orang yang absen lagi duduk tidak andil dalam
membela dien ini?
Wahai kaum
muslimin: Ini adalah waktu penghunusan pedang dan penyiapan pasukan..
Ingatlah,
hendaklah setiap muslim mengetahui bahwa wajib atasnya untuk menjihadi sekte
syirik ini dengan tangan, dengan harta dan dengan lisan..
Barangsiapa
yang mampu berangkat menjihadi mereka dengan fisik maka ia wajib berangkat..
Dan siapa
yang mampu menyalurkan dana dalam menjihadi mereka maka hal itu wajib
atasnya...
Dan siapa
yang mampu mengobarkan semangat dalam memerangi mereka dan menjelaskan
kemusyrikan mereka serta kewajiban memerangi mereka, maka hal itu wajib atasnya..
Ingatlah,
hendaklah diketahui barangsiapa berdamai dengan mereka dan menjalin ikatan
persahabatan dengan mereka, maka sesungguhnya dia itu telah mengkhianati dienya
dan mengkhianati umatnya serta dia telah menjual Islam dengan kekayaan dunia..
Ingatlah,
hendaknya setiap muslim mengetahui bahwa perseteruan dengan Nushairiyyah itu
adalah peperangan Islamiyyah terbesar, dan bahwa orang yang absen darinya
padahal dia itu mampu adalah telah absen dari jihad yang telah Allah perintahkan,
dan dia itu berhak mendapatkan ancaman yang ada prihal orang-orang yang absen.
Ingatlah,
hendaklah setiap muslim mengetahui bahwa kekalahan Nushairiyyah adalah jalan
lempang untuk membebaskan Al Quds.. dan bahwa wajib atasnya menjihadi Nushairiyyah
sebagaimana wajib atas dia menjihadi orang-orang Yahudi, tidak ada perbedaan..
Ingatlah,
hendaklah setiap muslim mengetahui bahwa Islam tidak bisa tegak di negeri Syam
bila belum selesai membebaskannya dari sekte syirik ini..
Adapun kalian wahai saudara-saudara kami di Suriah, maka kami
katakan kepada kalian: Sungguh Allah telah memuliakan kalian dengan menjadikan
kalian berada di barisan terdepan dalam menghadapi Nushairiyyah ini,
sebagaimana Dia telah memuliakan saudara-saudara kami di Palestina dengan
menjadikan mereka berada di front terdepan dalam menghadapi Yahudi, dan
sebagaimana Dia telah memuliakan saudara-saudara kami di Irak dengan menjadikan
mereka berada di garis terdepan dalam mengahadapi Rafidlah..
Ingatlah, hendaklah kalian mengharapkan pahala Allah dalam
jihad kalian, teguhlah di atas dien kalian dan bersabarlah terhadap musibah
yang menimpa kalian, bisa jadi Allah Ta'ala ingin mengistimewakan kalian dengan
pilihan sebagai syuhada, dan bisa jadi Allah Ta'ala ingin menjadikan dari jihad
kalian terhadap sekte syirik ini sebagai jalan bagi kejayaan Islam dan pintu
dari sekian pintu kemenangan yang ditunggu-tunggu.
Walhamdulillahi
Rabbil ‘Alamin.
Semoga shalawat dan salam Allah limpahkan
kepada Nabi-Nya yang mulia, kepada keluarganya dan para sahabatnya semua.
Ditulis oleh:
Abul
Mundzir Asy Syinqithiy.
Hari
Ahad 04 Dzul Hijjah 1433 H / 21 Oktober 2012 M.
Selesai
diterjemahkan di LP Kembang Kuning - Nusakambangan
Cilacap 21 Sya'ban 1434
H / 30 Juni 2013 M.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar