9/13/2019

Syi'ah Nushairiyyah Dan Kewajiban Memeranginya


Syi'ah Nushairiyyah
Dan Kewajiban Memeranginya

Penulis:
Syaikh Abul Mundzir Asy Syinqithiy

Alih Bahasa:
Abu Sulaiman Al Arkhabiliy

Mimbar Tauhid Dan Jihad

Segala puji hanya bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dlimpahkan kepada Nabi yang mulia, juga kepada keluarganya serta para sahabat seluruhnya.

Wa Ba’du:

Di antara bencana yang menimpa umat Islam pada hari ini adalah dianggapnya sekte-sekte musyrik yang menyelisihi Islam di dalam Ushul dan Aqidah-Aqidahnya sebagai bagian dari umat Islam! Dan dianggapnya musuh-musuh Islam yang justru benar-benar memerangi sebagai bagian dari pemeluk Islam!

Di antara hal itu adalah upaya-upaya sebagian orang pada hari ini yang berusaha menutup-nutupi hakikat aqidah-aqidah Syi’ah Nushairiyyah yang padahal jelas-jelas menyelisihi Islam, dan upaya orang-orang itu dalam mengajak orang lain untuk memperlakukan sekte ini sebagaimana layaknya perlakuan terhadap kaum muslimin, padahal jelasnya tindakan keji sekte ini terhadap Islam dan kaum muslimin.

Saya telah mengumpulkan nukilan-nukilan ini untuk menjelaskan hakikat aqidah syirik mereka dan permusuhan mereka terhadap Islam, dan untuk mengingatkan prihal kewajiban memerangi mereka atas kaum muslimin. Saya memohon pertolongan dan bimbingan kepada Allah Ta’ala.


Sekilas Tentang Syi'ah Nushairiyyah:

Nushairiyyah adalah sekte Bathiniyyah (kebatinan) yang ekstrim yang terlahir dari rahim Syi'ah Itsna 'Asyariyyah pada abad ketiga Hijriyyah. Sekte Imamiyyah Itsna ‘Asyariyyah telah dinamakan dengan nama ini dikarenakan mereka itu meyakini bahwa Imamah adalah salah satu rukun agama ini dan bahwa Imamah itu sebagaimana kenabian adalah ditunjuk oleh Allah ‘Azza Wa Jalla, dan bahwa para imam itu ma’shum serta mereka itu terbatas pada 12 imam saja. Akan tetapi Syi’ah setelah wafatnya imam mereka yang ke 11 yaitu Al Hasan Al ‘Askariy tahun 260 H tanpa keturunan maka mereka terpecah prihal siapa yang menggantinya menjadi berbagai sekte. Dan hampir saja hal itu menjadi akhir perjalanan Syi'ah, di mana telah gugur rukun pokok ajarannya yaitu Al Imam, sampai-sampai sebagian mereka mengatakan bahwa Imamah telah terputus. Maka jalan keluar dari perselisihan ini adalah pernyataan bahwa Al Imam sedang ghaib (menghilang) di mana mereka mengklaim bahwa Al Hasan Al ‘Askariy itu memiliki anak dan bahwa si anak itu menghilang di Sirdaab (gorong-gorong). Dan munculah sejumlah orang dari kalangan Syi’ah yang ekstrim, masing-masing mengklaim bahwa dirinyalah perantara antara Al Imam Al Ghaib dengan pemeluk Syi'ah.

Sedangkan di antara para pengklaim itu adalah pendiri sekte Nushairiyyah yaitu Muhammad Ibnu Nushair An Numairiy Al Farisiy asli yang ghuluw terhadap para imam dan mempertuhankan para imam itu. Dia itu berpaham ibahiyyah (membolehkan segala hal) lagi terkenal dengan kecabulan dan kebejatan, dia menyatakan kebolehan perkawinan sesama laki-laki pada dubur mereka, dengan klaim darinya bahwa hal itu termasuk sikap tawadlu’ dan penundukan diri pada pria yang disodomi; dan dikatakan bahwa dia itu mengklaim sebagai nabi dan rasul.

Nushairiyyah dinamakan dengan nama ini dikarenakan ia dinisbatkan kepada pemimpin mereka dan pendiri sekte mereka ini yaitu Muhammad Ibnu Nushair. Dan dinamakan Numairiyyah juga sebagai penisbatan kepada dia juga, di mana dikatakan bahwa dia itu maula (mantan budak) Banu Numair; sehingga ia dinisbatkan kepada mereka. Dan mereka dinamakan juga Ma’nawiyyah; dikarenakan mereka mengatakan tentang Ali Ibnu Abi Thalib: bahwa ia itulah al ma'na, yaitu al ilaah (tuhan); di mana mereka mengatakan bahwa Ali adalah Al Imam secara dhahir dan sebagai al ilah secara bathin. Mereka dinamakan juga ‘Alawiyyah dikarenakan mereka mempertuhankan Ali Ibnu Abi Thalib.

Nushairiyyah pada hari ini lebih menyukai nama ‘Alawiyyah daripada nama-nama lainnya yang dahulu mereka dikenal dengannya. Dan penjajahan Perancis telah memberikan keleluasaan kepada mereka untuk mempopulerkan nama ini dan menjadikannya sebagai ciri bagi mereka secara resmi sehingga pada akhirnya mereka tidak dikenal kecuali dengannya. Dan dalam hal itu Muhammad Amiin Ghalib An-Nushairiy: “Sesungguhnya Atrak (Turki ‘Utsmaniy)-lah yang menghalangi kelompok ini dari penggunaan nama ‘Alawiyyin itu dan mereka malah menyematkan kepadanya nama Nushairiyyin sebagai penisbatan kepada gunung-gunung yang dihuni oleh mereka, sebagai pelecehan dan penghinaan terhadap mereka. Namun Perancis mengembalikan kepada mereka nama ini yang sejak lebih dari 412 tahun mereka dihalangi dari menggunakannya di saat bangsa Perancis datang ke Suriah, di mana telah muncul perintah dari Komisariat Tertinggi di Berut tertanggal 1/9/1920 M yang memerintahkan untuk menamakan pegunungan Nushairiyyin dengan nama tanah-tanah ‘Alawiyyin yang merdeka.” (Tarikh Al ‘Alawiyyin hal 391).

Sedangkan awal mula kejayaan Nushairiyyah dan keberkuasaannya di Syam adalah di masa kejayaan Dinasti ‘Ubadiyyah dan kekuasaannya. Ibnu Katsir berkata tentang Ubaidiyyin: (Mereka itu tergolong khulafa yang paling bengis, otoriter dan paling dhalim, mereka adalah raja-raja yang paling najis prilakunya dan paling busuk hatinya. Di masa kekuasaan mereka muncullah berbagai bid’ah dan munkarat, merebak ahli kerusakan, sedikit di masa mereka orang-orang shalih dari kalangan ulama dan ahli ibadah, serta merebak di negeri Syam sekte Nushairiyyah, Darziyyah dan Hasyisyiyyah) Al Bidayah Wan Nihayah 12/332. Dan tatkala datang penjajahan Prancis maka pengaruh Nushairiyyah makin bertambah dan penjajah memberikan kepada mereka kendali-kendali pemerintahan di negeri-negeri Syam saat kepergiannya.
 
Alawite falconer photographed by Frank Hurley in Baniyas, Syria during World War II

Hakikat ‘Aqidah Mereka:

Syi'ah Nushairiyyah itu mempertuhankan Ali radliyallahu ‘anhu dan meyakini bahwa tempat tinggalnya adalah awan, oleh sebab itu mereka mengagungkan awan dan bila ia melintasi mereka maka mereka mengatakan: Assalaamu 'alaika ya Abal Hasan.” Mereka juga mengatakan bahwa petir adalah suara Ali dan sedangkan kilat adalah cemetinya.

Mereka meyakini trinitas yang terdiri dari Ali, Muhammad dan Salman Al Farisiy, yang darinya mereka membuat simbol yang terdiri dari tiga huruf: ('Ain, Mim, Sin) dan hal itu ditafsirkan oleh mereka dengan (Al Ma'naa (makna), Al Ismu (nama) dan Al Baab (pintu)). Di mana Al Ma'naa: adalah Al Ghaib Al Muthlaq, yaitu Allah yang mereka simbolkan dengan huruf 'Ain ( ع). Sedangkan Al Ismu adalah gambaran makna dhahir, dan ia disimbolkan dengan huruf Mim ( م). Dan sedangkan Al Baab adalah jalan untuk mencapai makna itu, dan ia disimbolkan dengan huruf Sin (س ). Dan mereka meyakini bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu menyatu dengan Ali di malam hari dan terpisah darinya di siang hari, dan bahwa Ali itu telah menciptakan Muhammad, dan bahwa Muhammad telah menciptakan Salman Al Farisiy, sedangkan Salman telah menciptakan lima orang yang mana kendali-kendali langit dan bumi ada di tangan mereka, yaitu:

Al Miqdad: Rabb manusia dan pencipta mereka yang ditugaskan untuk mengendalikan petir, guntur dan gempa.

Abu Dzarr: Adalah yang ditugaskan untuk memutarkan planet-planet dan bintang-bintang.

Abdullah Ibnu Ruwahah: Yang ditugaskan untuk meniupkan angin dan mencabut nyawa manusia.

Utsman Ibnu Madh’un: Yang ditugaskan untuk mengatur lambung, panas badan dan penyakit-penyakit manusia.

Dan Qunbur Ibnu Dzadzan: Yang ditugaskan untuk meniupkan ruh ke dalam badan.

Nushairiyyah mengimani huluul dan tanasukhul arwah (reinkarnasi), mereka meyakini bahwa orang-orang mulia kaum muslimin yang mantap keilmuannya bila mereka mati maka arwahnya menyatu pada badan keledai, sedangkan ulama Nashara bila mati maka arwahnya menyatu pada badan babi, dan ulama Yahudi pada badan kera, dan adapun para penjahat dari kelompok mereka bila mati maka arwahnya menyatu pada badan binatang yang dimakan dagingnya.

Mereka mengimani bahwa manusia itu asalnya adalah bintang-bintang terus dosa menurunkan mereka ke bumi, dan mereka tidak beriman kepada hari akhir dan tidak juga kepada surga dan neraka!

Mereka tidak mengharamkan pernikahan dengan mahram, bahkan mereka meyakini kesamaan semua wanita. Al Qalaqsyandiy telah berkata tentang Nushairiyyah:
“Ia adalah sekte terlaknat, terhina, berkeyakinan sama dengan keyakinan Majusi, dimana tidak mengharamkan pernikahan dengan puteri sendiri, saudari sendiri dan ibu sendiri,” beliau berkata: Dan dalam hal ini dihikayatkan banyak cerita tentang mereka.”

Penyair Sekte Nushairiyyah berkata:

Jangan engkau halangi dirimu dari menikah
Dengan karib kerabat maupun pria lain
Kenapa engkau halal bagi pria asing ini
Namun engkau jadi haram bagi sang ayah?
Bukankah tanaman itu bagi orang yang mengurusinya
Dan yang menyiraminya di masa kekeringan

Nushairiyyah meyakini bahwa barangsiapa telah mengetahui bathin, maka amalan dhahir telah gugur darinya dan dia keluar dari batasan mamluukiyyah (hamba yang dimiliki) dan genggaman ‘ubuudiyyah (penghambaan) kepada batasan hurriyyah (kemerdekaan). Dan bahwa pengenalan tingkatan-tingkatan itu baik dhahir dan bathin adalah puncak ibadah yang mencukupkan dari kewajiban-kewajiban dan ibadah-ibadah.

Penyair mereka yang tadi mengatakan:
Setiap nabi telah lalu ajarannya
Dan ini adalah ajaran Nabi ini
Sungguh telah digugurkan dari kami kewajiban shalat
Juga kewajiban shaum maka kami tidak lelah
Bila manusia shalat maka jangan engkau bangkit
Dan bila mereka shaum maka makanlah dan minumlah
Jangan engkau susah sa’i di Shafa
Dan jangan pula ziarah kuburannya di kota Yatsrib

Nushairiyyah juga menghalalkan minum khamr, bahkan khamr itu di dalam ajaran mereka menempati posisi yang sangat istimewa yang sampai pada tingkat pengagungan! Oleh sebab itu banyak sekali penyebutan khamr dan pujian terhadapnya di dalam syair-syair mereka, sebagaimana yang dikatakan salah seorang mereka:

Minumlah khamr karena ada kesembuhan di dalamnya
Bila jahe campurannya
Bila engkau meminumnya dengan kemurniannya
Maka semua penyakit lenyap dari dirimu
Sungguh ia dalam selokinya mengkilap
Di gelap malam bagaikan lentera
Musa Al Kalim sungguh saat melihatnya
Di kegelapan malam dan derasnya hujan
Ia berkata sungguh aku teringat nyala api
Di sisi gunung Thur yang terang sekali
Kemudian Nuh saat air bah meluap
Ia meminumnya sehingga mendapatkan banyak kebaikan
Juga Rasul sang penghulu mulia meneguknya
Saat disampaikan kepadanya ucapan yang berat
Berkata hai orang yang berselimut bangunlah
Di malam hari dengan kerelaan dan tilawahlah
Minuman di malam hari itu lebih berasa
Dan ia (khamr) bagi ‘arifin adalah lebih mantap

Dan yang lain berkata:

Khamr itu tidak lain bagaikan air hujan
Yang dihalalkan maka alangkah sucinya pendapat itu

Dan berkata yang lain:

Sungguh ia telah dilaknat bagi orang yang mengharamkan meminumnya
Juga semua penduduk Syam dan jama’ah haji

Nushairiyyah mengklaim bahwa pengharaman khamr itu satu macam belenggu dan beban berat yang ditetapkan terhadap orang yang mengingkari keimanan kepada Ali. Dan di antara keyakinan mereka sebagaimana ia merupakan keyakinan semua Syi’ah Rafidlah adalah memusuhi sahabat Rasul, membenci mereka, dan menganggap ibadah dengan melaknat mereka dan mencela mereka terutama kepada Abu Bakar dan Umar radliyallahu ‘anhuma, di mana orang-orang Syi’ah itu mengklaim bahwa Abu Bakar dan Umar itu adalah najis lagi terlaknat dan keduanya adalah Jibt dan Thaghut, dan keduanya juga adalah dua Fir’aun dan dua Haman umat ini. Dan saking dengkinya mereka terhadap Umar radliyallahu ‘anhu sesungguhnya mereka selalu merayakan hari ied keterbunuhannya dan mereka menamakannya sebagai (hari keterbunuhan Dilam la’anahullah). Hari ini adalah hari ketujuh di bulan Rabi’ul Awwal pada setiap tahun.

Syakhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata dalam menjelaskan aqidah Syi’ah ini:
(Orang-orang yang dinamakan Nushairiyyah itu, mereka dan seluruh ragam Qaramithah Bathiniyyah adalah lebih kafir daripada Yahudi dan Nasrani; bahkan mereka itu lebih kafir dari banyak kaum musyrikin, dan bahaya mereka terhadap umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah lebih dasyat dari bahaya orang-orang kafir muharib seperti orang-orang kafir Tattar, Frank dan yang lainnya; karena sesungguhnya mereka itu di hadapan kaum muslimin yang bodoh berpura-pura menampakkan keberpihakan dan loyalitas kepada Ahlul Bait, padahal sebenarnya mereka tidak beriman kepada Allah, Rasul-nya, dan Kitab-nya, dan tidak pula beriman kepada perintah, larangan, pahala, siksa, surga, neraka dan kepada seorang rasul-pun sebelum Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan juga tidak beriman kepada satu millah-pun dari millah-millah terdahulu, akan tetapi mereka mengambil firman Allah dan sabda Rasul-Nya yang dikenal di tengah kaum muslimin seraya mentakwilnya terhadap masalah-masalah yang mereka ada-adakan; seraya mengklaimnya bahwa ia adalah bathin). [Majmu’ Al Fatawa 35/149.]

Dan Syaikhul Islam juga ditanya tentang hukum Darziyyah dan Nushairiyyah, maka beliau menjawab: (Darziyyah dan Nushairiyyah itu adalah orang-orang kafir dengan kesepakatan kaum muslimin, tidak halal memakan sembelihan mereka, dan tidak halal menikahi wanita mereka, bahkan mereka itu tidak diakui dengan jizyah; karena sesungguhnya mereka itu murtaddun dari dienil Islam, bukan orang Islam; bukan Yahudi dan bukan Yasrani, mereka tidak mengakui kewajiban shalat lima waktu, kewajiban shaum Ramadlan dan kewajiban haji; dan tidak mengakui pengharaman apa yang diharamkan Allah dan Rasul-nya seperti bangkai, khamr dan yang lainnya. Dan bila mereka menampakkan dua kalimat syahadat bersama keyakinan-keyakinan ini maka mereka itu kafir dengan kesepakatan kaum muslimin. Adapun Nushairiyyah, maka mereka itu adalah para pengikut Abu Syu’aib Muhammad Ibnu Nushair di mana dia itu tergolong orang-orang ghuluw yang mengatakan: Sesungguhnya Ali adalah tuhan, seraya mereka menyenandungkan:

Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah kecuali
Haidarah (Ali) Al Anza’ Al Bathin
Dan tidak ada hijab terhadapnya kecuali
Muhammad Ash Shadiqul Amin
Dan tidak ada jalan kepadanya kecuali
Salman Dzul Quwwatil Matin
(Majmu’ Al Fatawa 35/161)



Permusuhan Syi'ah Terhadap Ahlussunnah:

Aqidah Syi'ah itu dibangun di atas kedengkian terhadap Ahlussunnah dan bangsa arab, dendam terhadap mereka dan penganggapan hal itu sebagai ajaran agama dan (qurbah) ibadah. Dan di antara aqidah mereka -sebagaimana yang dikatakan riwayat-riwayat mereka- adalah bahwa Mahdi mereka Al Muntadhar -yang ditunggu tungu oleh semua orang Syi’ah termasuk oleh Nushairiyyah- adalah akan diutus Allah sebagai niqmah
(adzab) bukan sebagai rahmat!!

- (Dari Abu Ja’far berkata: Sesungguhnya Allah telah mengutus Muhammad sebagai rahmat dan Dia mengutus Al Qaim sebagai niqmah (adzab)) (Biharul Anwar 52/315). Dan di dalam sebagian riwayat-riwayat mereka bahwa Al Qaim itu sangat kejam dalam menumpahkan darah orang-orang yang menyelisihinya!!

- (Seandainya manusia mengetahui apa yang dilakukan Al Qaim saat ia muncul, tentu mayoritas mereka menginginkan untuk tidak melihatnya karena dasyatnya embunuhan dia terhadap manusia.. sampai banyak manusia mengatakan: Orang ini bukan berasal dari keluarga Muhammad, karena seandainya ia berasal dari keluarga Muhammad tentu mempunyai belas kasihan). (Al Ghaibah milik An Nu'maniy hal: 154, Biharul Anwar: 52/354).


Sebagian riwayat-riwayat mereka menegaskan bahwa ia keluar dari sunnah rahmah dan keadilan! (Al Baqir ditanya: Apakah Al Qaim itu meniti jalan prilaku Muhammad? Maka ia menjawab: “Mana mungkin! Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyikapi umatnya dengan lemah lembut dan beliau mencari simpati manusia, sedangkan Al Qaim diperintahkan untuk meniti jalan pembunuhan dan tidak meminta taubat seorangpun, maka celakalah bagi orang yang menentangnya). Al Ghaibah milik An Nu'maniy hal: 153, Biharul Anwar: 52/353.

Bahkan ia membunuh orang yang tidak berdosa tanpa membedakan antara anak kecil dan orang dewasa sebagaimana yang dikatakan oleh riwayat-riwayat mereka:

- “Bila Al Qaim muncul, maka ia membunuhi anak cucu para pembunuh Al Husen dengan sebab dosa bapak-bapak mereka” ('Ilalusy Syarai' hal:229, ‘Uyun Akhbar Ar Ridla: 1/273, Biharul anwar: 52/313)

Dan di antara sifat Al Qaim menurut mereka adalah bahwa dia itu: “Sifatnya tidak lain adalah membunuh seraya tidak menyisakan seorangpun.” (Biharul Anwar: 52/231).

Dan bahwa dia itu membunuhi orang-orang Arab:

- “Dari Abu Abdullah berkata: Tidak tersisa antara kami dengan orang-orang arab kecuali penyembelihan.” (Al Anwar An Nu'maniyyah 52/346).

Dan di antara aqidah mereka adalah bahwa Allah telah menghalalkan darah orang-orang yang menyelisihi bagi mereka:

- “Tidak ada bagian sedikitpun di negara kami bagi orang yang menyelisihi kami, sesungguhnya Allah telah menghalalkan bagi kami darah mereka saat kemunculan Al Qaim kami.” (Biharul Anwar: 52/376).

Dan dikarenakan kedengkian terhadap Ahlussunnah dan kehausan untuk menumpahkan darah mereka itu adalah salah satu bagian dari aqidah Syi'ah secara umum, maka hal itu telah nampak jelas pada sikap-sikap Nushairiyyah terhadap Ahlussunnah, dan ia adalah ciri mereka yang paling menonjol di setiap fase-fase sejarah sejak kemunculan mereka..

Sekte yang busuk ini sejak berdirinya tidak pernah berhenti dari memusuhi kaum muslimin Ahlussunnah dan memperdaya mereka, dan mereka tidak singgah di suatu tempat milik Ahlussunnah kecuali bencana menimpa tempat itu.

Dan di antara contoh itu adalah ucapan Ibnu Katsir rahimahullah:
“Dan pada tahun 717 H Nushairiyyah membangkang dari ketaatan, dan di antara mereka itu ada pria yang mereka sebut Muhammad Ibnu Al Hasan Al Mahdiy Al Qaim Bi Amrillah, kadang dia mengaku sebagai Ali Ibnu Abi Thalib Pencipta langit dan bumi -Maha Suci Allah dari apa yang mereka katakan- dan kadang mengklaim bahwa dirinya adalah Muhammad Ibnu Abdillah pemilik negeri, dia muncul seraya mengkafirkan kaum muslimin dan mengatakan bahwa Nushairiyyah itu berada di atas Al Haq. Pria ini bisa menguasai akal banyak pentolan Nushairiyyah yang sesat, dan dia menetapkan bagi setiap orang dari mereka seratus ribu orang dan negeri-negeri yang banyak dan jabatan-jabatan, dan mereka menyerang kota Jabalah dan memasukinya serta membunuhi banyak penduduknya, dan terus mereka keluar darinya seraya mengatakan: Tidak ada tuhan kecuali Ali, dan tidak ada hijab kecuali Muhammad serta tidak ada pintu kecuali Salman,” mereka menghina Abu Bakar dan Umar, dan penduduk negeri itu berteriak: “Oh Islam, oh sulthan, oh amir tolonglah” dan pada saat itu mereka tidak ada yang menolong dan yang menyelamatkan, mereka menangis dan bersimpuh kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Maka si pria sesat ini mengumpulkan harta terus membagikannya kepada teman-temannya dan para pengikutnya, semoga Allah melaknat mereka, dan dia berkata kepada mereka: Kaum muslimin itu sudah tidak memiliki nama dan negara, dan seandainya tidak tersisa bersamaku kecuali sepuluh orang saja tentu kita bisa menguasai negeri-negeri seluruhnya,” dan dia berteriak di negeri-negeri itu bahwa pembagian itu dengan sepersepuluh bagian tidak yang lainnya agar hal itu disukai, dan dia memerintahkan para pengikutnya agar menghancurkan mesjid-mesjid dan menjadikannya sebagai tempat-tempat khamr, dan mereka itu berkata kepada kaum muslimin yang mereka tawan: Katakan tidak ada tuhan kecuali Ali dan sujudlah kepada Al Mahdi tuhanmu yang menghidupkan dan mematikan agar ia melindungi darahmu dan menetapkan farman (jaminan) bagimu,” dan mereka melakukan persiapan dan melakukan hal-hal yang besar sekali.” [Al Bidayah Wan Nihayah 14/83-84].

Muhammad Amiin Ghalib Ath Thawil berkata dalam kitabnya Tarikhul ‘Alawiyyin:
(Gubernur Halb adalah Al Amir Al 'Alawiy -Annushairiy- Timur Thasy yang menjalin hubungan diam-diam dengan Timur Lank, dan dia bersepakat dengannya agar supaya Timur Lank menyerang Halb, kemudian dia melakukan pembantaian, penjarahan dan penyiksaan dalam waktu yang lama sampai dia membuat bukit besar dari kepala-kepala manusia, dan dia telah membunuh semua komandan yang melindungi kota... dan bencana itu hanya menimpa orang-orang Sunniy saja!!). (Hal 407).

Adapun kejahatan-kejahatan Nushairiyyah terhadap Ahlussunnah di negeri Syam setelah mereka diberi kekuasaan oleh penjajahan Perancis di sana, maka ia sangat masyhur terkenal, di mana mereka melampiaskan kedengkian mereka pada Ahlussunnah dengan pembunuhan, penangkapan, penyiksaan, pengusiran, pemerkosaan kehormatan wanita-wanita yang suci, penodaan terhadap tempat-tempat suci dan penganiayaan terhadap kehormatan.

Ghouta Massacre



Loyalitas Nushairiyyah Kepada Musuh-Musuh Islam:

Syaikhul Islam berbicara tentang Nushairiyyah, di mana beliau menjelaskan bahwa termasuk kebiasaan Nushairiyyah adalah membantu orang-orang Yahudi dan Nasrani dan loyalitas kepada mereka dalam memerangi umat Islam, beliau berkata: (Tergolong hal yang terkenal di tengah kami bahwa wilayah-wilayah pesisir Syam hanyalah dikuasai oleh orang-orang Nasrani adalah karena peran Nushairiyyah, di mana mereka itu selalu bersama setiap musuh kaum muslimin, dan mereka itu bersama orang-orang Nasrani dalam memerangi kaum muslimin. Dan di antara bencana terbesar bagi mereka adalah kemenangan kaum muslimin atas bangsa Tattar, dan di antara perayaan mereka terbesar adalah bila orang-orang Nasrani -wal ‘iyaadzu billah- bisa menguasai tsughur kaum muslimin... maka orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-nya itu pada saat itu menjadi banyak di daerah-daerah pesisir dan yang lainnya, di mana orang-orang Nasrani menguasai wilayah Sahil, kemudian dengan sebab Nushairiyyah itu orang-orang Nasrani menguasai Al Quds Asy Syarif dan yang lainnya, karena keadaan-keadaan mereka yang busuk adalah tergolong sebab terbesar dalam hal itu. Kemudian tatkala Allah menegakkan urusan kaum muslimin yang berjihad di jalan Allah Ta’ala seperti Nuruddien Asy Syahid dan Shalahuddien dan para pengikut mereka berdua dan mereka merebut wilayah-wilayah pesisir dari orang-orang Nasrani dan dari orang-orang yang ada di situ, dan mereka merebut tanah Mesir juga, karena orang-orang Syi’ah itu telah menguasainya selama seratus tahun, di mana mereka telah bersekongkol dengan orang-orang Nasrani, maka kaum muslimin memerangi mereka sampai bisa mengambil alih kembali negeri-negeri itu. Kemudian sesungguhnya Tattar tidak masuk negeri Islam dan membunuh khalifah Baghdad dan para raja kaum muslimin lainnya kecuali dengan bantuan dan dukungan Syi'ah..) Majmu’ Al Fatawa 35/150.

Kemudian setelah itu berlanjutlah makar buruk Syi'ah Nushairiyyah terhadap kaum muslimin dan juga sokongan mereka bagi musuh-musuh islam, di mana mereka itu adalah pembantu bagi orang-orang kristen eropa dalam penyerangan mereka terhadap Turki Utsmani, mereka provokasi manusia untuk melawan Turki Utsmani seraya memanfaatkan dalam hal itu slogan-slogan arabisme dan nasionalisme dalam rangka menyalakan kedengkian terhadap Turki Utsmani.

Pemimpin sekte Nushairiyyah Shalih Al ‘Alawiy memiliki peranan besar dalam kekalahan Turki Utsmani saat ia melakukan pemutusan jalan yang menghubungkan Thurthus ke Hamah, sehingga kerugian-kerugian Turki Utsmani sangat besar akibat pemutusan jalan di hadapan mereka itu.

Setelah runtuhnya Turki Utsmani dan kedatangan penjajah Prancis, maka sikap-sikap Nushairiyyah seluruhnya adalah penopang bagi penjajahan Prancis dan pendukung baginya, dan orang-orang Prancis-pun menjadikan mereka sebagai batu loncatan kelima dalam rangka perealisasian agenda-agenda dan proyek-proyek penjajahan mereka. Bahkan sesungguhnya Syi'ah Nushairiyyah memprovokasi pemerintah Prancis agar tetap berada di Suriah!

Doktor Muhammad Ahmad Al Khathib dalam kitabnya “Al Harakat Al Bathiniyyah Fil ‘Alam Al Islamiy” menyebutkan bahwa di dalam file-file departemen luar negeri Prancis (no 3547 tanggal 15/6/1936) terdapat dokumen panjang yang diajukan oleh para pemimpin sekte Nushairiyyah di Suriah kepada perdana menteri Prancis, di mana di dalamnya dikatakan:
(Negara Andre Leon Blum, Presiden Prancis: Sesungguhnya bangsa 'Alawiy yang selalu menjaga kemerdekaannya tahun demi tahun dengan banyak semangat tinggi dan berbagai pengorbanan yang banyak adalah bangsa yang berbeda dalam  keyakinan-keyakinan keagamaannya, adat istiadatnya dan sejarahnya dari bangsa muslim “Sunni” dan tidak pernah dalam satu haripun ia tunduk kepada pemerintahan karena campur tangan, dan sesungguhnya kami hari ini melihat bahwa penduduk Damaskus memaksa orang-orang Yahudi yang tinggal di tengah mereka untuk tidak mengirimkan bahan-bahan makanan kepada saudara-saudara mereka bangsa Yahudi yang tertindas di Palestina. Sesungguhnya orang-orang yang Yahudi yang baik itu yang membawa kemajuan dan perdamaian kepada bangsa Arab muslim dan menebar emas dan kesejahteraan di atas bumi Palestina, dan mereka tidak pernah menyakiti siapapun, serta tidak pernah mengambil sesuatupun dengan kekuatan, namun demikian kaum muslimin (sunniy) malah mengumumkan perang suci terhadap mereka padahal di Palestina itu ada Inggris dan di Suriah ada Prancis. Sesungguhnya kami menghargai perasaan yang membawa tuan-tuan untuk membela bangsa Suriah dan keinginannya dalam mewujudkan kemerdekaannya, akan tetapi Suriah masih jauh dari tujuan yang mulia lagi masih tunduk pada ruh penyekatan keagamaan yang dilakukan kaum muslimin “Sunni” serta penghancuran bangsa ‘Alawiy yang diwakili oleh para penanda tangan terhadap mudzakkirah ini. Kami memohon kepada pemerintah Prancis agar memberikan jaminan bagi kebebasan dan kemerdekaannya, serta meletakkan di hadapannya nasibnya dan masa depannya, sedangkan ia sangat percaya bahwa ia pasti mendapatkan pada mereka sandaran yang kuat bagi bangsa ‘Alawiy yang jujur yang telah mempersembahkan pelayanan-pelayanan yang besar bagi Prancis). Dokumen ini telah ditandatangani oleh: Sulaiman Al Asad, Muhammad Sulaiman Al Ahmad, Mahmud Agha Hadid, ‘Aziz Agha Hawasy, Sulaiman Al Mursyid dan Muhammad Bik Junaid.

Dan saat Prancis keluar meninggalkan Suriah, maka mereka membalas Nushairiyyin itu dengan diberikan kepada mereka kendali-kendali urusan dan diserahkan kepada mereka pengelolaan negeri itu.



Kewajiban Memerangi Mereka:

Bila keadaan Nushairiyyah itu adalah apa yang telah kami sebutkan, dan hakikat keyakinan mereka itu adalah apa yang telah kami ketengahkan, maka sesungguhnya memerangi mereka itu adalah wajib atas kaum muslimin hatta walaupun mereka ituadalah orang-orang yang diam lagi menjalin damai, maka bagaimana hal sedangkan mereka itu menabuh genderang perang yang dasyat terhadap kaum muslimin dan membuat ladang-ladang pembantaian demi pembantaian, dan melakukan kejahatan-kejahatan besar serta tidak menjaga hak dan kehormatan dalam menyikapi orang muslim..! Maka orang-orang semacam mereka itu tidak meragukan prihal kewajiban memeranginya dan kesegeraan untuk menjihadinya kecuali orang yang Allah butakan bashirahnya dari al haq dan dia telah disesatkan oleh syaithan-syaithan kebatilan..!

Syaikhul Islam telah memprovokasi untuk memerangi mereka setelah beliau menjelaskan hakikat keadaan mereka di dalam ucapan beliau yang lalu, di mana beliau berkata:
(Dan tidak diragukan lagi bahwa menjihadi mereka itu dan menegakkan hudud kepada mereka adalah tergolong ketaatan yang paling agung dan kewajiban yang paling besar. Dan ia itu lebih utama daripada menjihadi orang yang tidak memerangi kaum muslimin dari kalangan kaum musyrikin dan ahlul kitab. Karena menjihadi Syi'ah Nushairiyyah itu tergolong jenis menjihadi orang orang murtad, di mana Abu Bakar Ash Shiddiq dan para sahabat radliyallahu ‘anhum memulai dengan menjihadi kaum murtaddin sebelum menjihadi orang orang kafir ahli kitab. Karena bahaya orang-orang murtad itu terhadap kaum muslimin adalah lebih dasyat daripada bahaya mereka itu..

Dan wajib atas setiap muslim untuk bangkit menghadang hal itu sesuai kemampuannya dalam menunaikan kewajiban ini, dan tidak halal bagi seorangpun menyembunyikan apa yang diketahuinya tentang kabar Nushairiyyah itu, namun ia harus menyebarkannya dan menampakkannya agar supaya kaum muslimin mengetahui hakikat keadaan mereka, dan tidak halal bagi seorangpun bersikap diam diri dari bangkit melawan mereka dengan apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.. Orang yang membantu dalam menghadang kejahatan mereka dan memberi tahu tentang mereka sesuai kemampuannya adalah mendapatkan balasan dan pahala yang tidak terhingga yang hanya Allah Ta'ala saja yang mengetahuinya). Majmu’ Al Fatawa 35/150.


Wahai kaum muslimin: Ambil bagianlah dalam jihad ini dan berlomba-lombalah di dalamnya, serta bebaskanlah Syam Islam dari penguasaan sekte Nushairiyyah yang musyrik ini..

Wahai kaum muslimin: Sesungguhnya pertarungan ini bukanlah melawan si penjahat Basyar saja, dan bukan juga melawan partai Bath kafir saja, akan tetapi ia itu melawan sekte syirik Nushairiyyah secara keseluruhan.. Bahkan sesungguhnya saudara-saudara kalian di Suriah tidak menghadapi sekte Nushairiyyah saja, akan tetapi menghadapi koalisi rapi antara Majusi Rafidlah, Nashara salibis dan Yahudi zionis..

Semuanya menyokong Nushairiyyah di Suriah, maka mana sokongan kalian kepada saudara-saudara kalian Ahlussunnah?

Ya Allah, sesungguhnya itu adalah kejahatan besar..!

Ya Allah, sesungguhnya itu adalah kejahatan besar..!

Wahai para pemuda Islam, di mana masa muda kalian dan di mana kekuatan kalian sedangkan kalian malah diam duduk tidak ikut andil membela agama kalian?

Apakah kalian mau menyerahkan mereka kepada Nushairiyyah sebagaimana kalian telah menyerahkan Ahlussunnah di Irak kepada Syi'ah Rafidlah..?

Wahai para saudagar Islam, dikemanakan perniagaan kalian dan dikemanakan harta-harta kalian, sedangkan kalian pelit infaq terhadap jihad demi kejayaan agama dan umat kalian?

Untuk siapa dunia ini bila engkau tidak menginginkan dengannya
Kebahagian suatu yang dicintai dan keburukan orang yang jahat

Wahai ulama Islam, mana ilmu kalian sedangkan kalian telah meninggalkan jihad di belakang punggung kalian?

Wahai para ahli ibadah dan orang-orang yang zuhud, di kemanakan shaum dan haji kalian sedangkan kalian tergolong orang-orang yang absen lagi duduk tidak andil dalam membela dien ini?

Wahai kaum muslimin: Ini adalah waktu penghunusan pedang dan penyiapan pasukan..

Ingatlah, hendaklah setiap muslim mengetahui bahwa wajib atasnya untuk menjihadi sekte syirik ini dengan tangan, dengan harta dan dengan lisan..

Barangsiapa yang mampu berangkat menjihadi mereka dengan fisik maka ia wajib berangkat..

Dan siapa yang mampu menyalurkan dana dalam menjihadi mereka maka hal itu wajib atasnya...

Dan siapa yang mampu mengobarkan semangat dalam memerangi mereka dan menjelaskan kemusyrikan mereka serta kewajiban memerangi mereka, maka hal itu wajib atasnya..

Ingatlah, hendaklah diketahui barangsiapa berdamai dengan mereka dan menjalin ikatan persahabatan dengan mereka, maka sesungguhnya dia itu telah mengkhianati dienya dan mengkhianati umatnya serta dia telah menjual Islam dengan kekayaan dunia..

Ingatlah, hendaknya setiap muslim mengetahui bahwa perseteruan dengan Nushairiyyah itu adalah peperangan Islamiyyah terbesar, dan bahwa orang yang absen darinya padahal dia itu mampu adalah telah absen dari jihad yang telah Allah perintahkan, dan dia itu berhak mendapatkan ancaman yang ada prihal orang-orang yang absen.

Ingatlah, hendaklah setiap muslim mengetahui bahwa kekalahan Nushairiyyah adalah jalan lempang untuk membebaskan Al Quds.. dan bahwa wajib atasnya menjihadi Nushairiyyah sebagaimana wajib atas dia menjihadi orang-orang Yahudi, tidak ada perbedaan..

Ingatlah, hendaklah setiap muslim mengetahui bahwa Islam tidak bisa tegak di negeri Syam bila belum selesai membebaskannya dari sekte syirik ini..

Adapun kalian wahai saudara-saudara kami di Suriah, maka kami katakan kepada kalian: Sungguh Allah telah memuliakan kalian dengan menjadikan kalian berada di barisan terdepan dalam menghadapi Nushairiyyah ini, sebagaimana Dia telah memuliakan saudara-saudara kami di Palestina dengan menjadikan mereka berada di front terdepan dalam menghadapi Yahudi, dan sebagaimana Dia telah memuliakan saudara-saudara kami di Irak dengan menjadikan mereka berada di garis terdepan dalam mengahadapi Rafidlah..

Ingatlah, hendaklah kalian mengharapkan pahala Allah dalam jihad kalian, teguhlah di atas dien kalian dan bersabarlah terhadap musibah yang menimpa kalian, bisa jadi Allah Ta'ala ingin mengistimewakan kalian dengan pilihan sebagai syuhada, dan bisa jadi Allah Ta'ala ingin menjadikan dari jihad kalian terhadap sekte syirik ini sebagai jalan bagi kejayaan Islam dan pintu dari sekian pintu kemenangan yang ditunggu-tunggu.

Walhamdulillahi Rabbil ‘Alamin.

Semoga shalawat dan salam Allah limpahkan kepada Nabi-Nya yang mulia, kepada keluarganya dan para sahabatnya semua.


Ditulis oleh:
Abul Mundzir Asy Syinqithiy.
Hari Ahad 04 Dzul Hijjah 1433 H / 21 Oktober 2012 M.
Selesai diterjemahkan di LP Kembang Kuning - Nusakambangan
Cilacap 21 Sya'ban 1434 H / 30 Juni 2013 M.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...