5/16/2019

Al Wala' Lil Mukminin


Al Wala’ Lil Mukminin 

Loyalitas Terhadap Orang-orang Beriman



Segala puji bagi Alloh wali bagi orang-orang beriman, sholawat dan salam semoga terlimpah pada Rosululloh yang menjadi wali bagi orang-orang yang jujur dan siapa saja yang berjalan di atas jalannya dalam berlepas diri dari orang-orang kafir. Adapun kemudian:

Sesungguhnya al-walaa’ (loyalitas) dan al-baro’ (berlepas diri) adalah salah satu dari pokok islam dan salah satu dari penopangnya, maka tidak lurus islam seseorang hingga dia loyal karena Alloh dan bermusuhan karena Alloh. Loyal kepada ahlul haq dan memusuhi ahlul bathil. al-walaa’ (loyalitas) dan al-baro’ (berlepas diri) juga merupakan syarat sahnya iman.

Sebagaimana Alloh –Yang maha tinggi-,

تَرَى كَثِيرًا مِنْهُمْ يَتَوَلَّوْنَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ أَنْفُسُهُمْ أَنْ سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَفِي الْعَذَابِ هُمْ خَالِدُونَ (80) وَلَوْ كَانُوا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالنَّبِيِّ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَا اتَّخَذُوهُمْ أَوْلِيَاءَ وَلَكِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ فَاسِقُونَ (81)

“Kamu lihat kebanyakan mereka loyal kepada orang-orang kafir. Sungguh amat buruk apa yang disediakan jiwa mereka untuk mereka, (yaitu) kemarahan Alloh –pada mereka, dan mereka kekal dalam ‘adzab. Kalau saja mereka beriman pada Alloh, Nabi dan apa yang diturunkan padanya, (tentu) mereka tidak menjadikan orang-orang kafir itu sebagai wali, akan tetapi kebanyakan mereka adalah orang-orang fasiq.” (al-Ma-idah: 80-81)

Al-wilayah (perwalian) adalah pertolongan, kecintaan, pemuliaan dan penghormatan bagi orang-orang yang dicintai secara zhohir dan secara bathin, Alloh –Yang maha tinggi- berfirman,

اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Alloh adalah wali bagi orang-orang yang beriman, Dia keluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya. Sedangkan orang-orang kafir, wali-wali mereka adalah thoghut, mereka mengeluarkan dari cahaya kepada kegelapan.” (al-Baqoroh: 257)

Loyalitas tidak tidak diterima kecuali pada Alloh, Rosul-Nya –semoga Alloh limpahkan sholawat dan salam baginya- dan orang-orang yang beriman.

Alloh –Yang maha suci- berfirman,
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ
 وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُون

“Sesungguhnya wali kalian hanyalah Alloh, Rosul-Nya dan orang-orang yang beriman yang menegakkan sholat, menunaikan zakat dan mereka tunduk. Dan barang siapa yang loyal kepada Alloh, Rosul-Nya dan orang-orang yang beriman, maka sesungguhnya golongan Alloh itulah yang menang.” (al-Ma-idah: 55-56)

Maka loyalitas terhadap orang-orang beriman adalah dengan mencintai mereka karena iman mereka, menolong mereka, memberikan nasehat, berdoa untuk kebaikan mereka, berdiri (membela) mereka, berkasih sayang pada mereka, menahan gangguan dari mereka, memberikan hakhak islam pada mereka, dan hal-hal lain yang termasuk dalam loyalitas.

Alloh –Yang maha tinggi- berfirman,

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ

“Muhammad adalah utusan Alloh (rosululloh), sedangkan orang-orang yang bersamanya bersikap keras terhadap orang-orang kafir dan berkasih sayang sesama mereka.” (al-Fath: 29)

Makna muwalatul mu’miniin (loyal pada orang-orang beriman) adalah mendekat pada mereka, menampakkan kesenangan pada mereka dengan ucapan, perbuatan dan niat. Maknanya yang lain adalah menyediakan pertolongan bagi setiap orang-orang yang berpegang teguh pada islam secara keyakinan, perkataan dan amal tindakan. Juga (bermakna) mempertahankan kehormatan dan hartanya. Karena dasar loyalitas adalah cinta, sedangkan dasar permusuhan adalah kebencian. Dari keduanyalah berkembang amalan hati dan anggota badan yang masuk dalam hakekat loyalitas dan rivalitas, seperti pertolongan, keramahan dan bantuan, serta seperti jihad, hijroh, dan amal-amal semisalnya yang menjelaskan hakikat loyalitas.

Juga harus ada ke-ikhlash-an dalam memberikan loyalitas pada Alloh. Dia –Yang maha suci lagi tinggi- berfirman,

قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَتَّخِذُ وَلِيًّا فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ يُطْعِمُ وَلَا يُطْعَمُ قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَسْلَمَ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Katakan, ‘apakah aku akan menjadikan wali selain Alloh Yang menciptakan langit dan bumi sedangkan Dia memberi makan dan tidak diberi makan?’ Katakan, ‘sungguh aku diperintahkan untuk menjadi orang pertama yang masuk islam.’ Dan janganlah kamu menjadi bagian dari orang-orang yang musyrik.” (al-An’am: 14)


Source: Al Wala’ lil Mukminin (Loyalitas terhadap orang-orang beriman), Nukilan Ceramah Fadhiilatus Syaykh ‘Adil bin ‘Abdulloh al-‘Abbaab / Abuz Zubayr, dirilis oleh Departement Produsen Informasi “as-Sahab”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...