5/17/2019

Perumpamaan Petunjuk dan Ilmu

Di dalam kitab Shahihain disebutkan dari Abu Musa Al-Asy'ari radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam pernah bersabda :

"إِنَّ مَثَلُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ مِنَ الْهُدَى وَالْعِلْمِ، كَمَثَلِ غَيْثٍ أَصَابَ أَرْضًا، فَكَانَ مِنْهَا طَائِفَةٌ قَبِلَتِ الْمَاءَ فَأَنْبَتَتِ الْكَلَأَ وَالْعُشْبَ الْكَثِيرَ، وَكَانَتْ مِنْهَا أَجَادِبَ أَمْسَكَتِ الْمَاءَ، فَنَفَعَ اللَّهُ بِهَا النَّاسَ، فَشَرِبُوا وَرَعَوْا وَسَقَوْا وَزَرَعُوا، وَأَصَابَتْ طَائِفَةً مِنْهَا [أُخْرَى] إِنَّمَا هِيَ قِيعَانٌ لَا تُمْسِكُ مَاءً وَلَا تُنْبِتُ كلأ فذلك مثل من فَقه فِي دِينِ اللَّهِ ونَفَعه اللَّهُ بِمَا بَعَثَنِي وَنَفَعَ بِهِ، فَعَلِم وَعَلَّم، وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللَّهِ الَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ".

"Sesungguhnya perumpamaan petunjuk dan ilmu yang diutuskan oleh Allah kepadaku (untuk menyampaikannya) sama dengan hujan yang menyirami bumi.

Sebagian di antaranya adalah lahan yang dapat menerima air, lalu ia dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak.

Dan sebagian di antaranya adalah lahan yang tandus dapat menampung air, sehingga melaluinya Allah memberikan manfaat kepada manusia; mereka dapat minum airnya, menggembalakan ternaknya, memberi minum ternaknya, dan bercocok tanam.

Dan hujan itu menyirami pula sebagian tanah yang tiada lain hanyalah berupa rawa, tidak dapat menerima air, dan tidak dapat menumbuhkan tetumbuhan.

Hal tersebut merupakan perumpamaan orang yang mengerti agama Allah dan mendapatkan manfaat dari Allah melalui apa yang diutuskan kepadaku serta memberikan manfaat itu (kepada orang lain), dialah orang yang mengetahui (agama Allah) dan mengajarkannya (kepada orang lain).

Dan perumpamaan tentang orang yang tidak mau mengangkat kepalanya (tidak mau) menerima hal tersebut, dan menolak hidayah Allah yang aku diutus untuk menyampaikannya".
 
___________________
:books: Imam Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya pada kitabul ilmi bab: Fadlu man ‘alima wa ‘allama pada nomor hadits (79) dan Imam Muslim pada al Fadhail bab: Bayan Matsal ma bu’itsa bihi an Nabiyu shallallahu ‘alaihi wasallam min al Hudda wal ‘ilmi pada nomor hadits 2282

✍ Imam Nawawiy rahimahullah menjelaskan bahwa maksud hadits ini adalah perumpamaan petunjuk yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam yang diibaratkan air hujan. Jadi bumi itu ada tiga jenis sebagaimana manusia juga ada tiga jenis
  • Jenis Pertama :
Bumi atau tanah yang mengambil manfaat dari air hujan sehingga ia bisa hidup (subur) setelah ia mati (gersang) bahkan ia bisa menumbuhkan tanaman, dan manusia, hewan, tanaman, dan lainnya bisa memanfaatkannya. Demikian pula dengan manusia pada jenis pertama ini, dimana telah sampai petunjuk dan ilmu kepadanya lalu ia menghafalnya sehingga bisa menjadikan hatinya hidup, ia amalkan, dan ia ajarkan kepada orang lain. Sehingga orang itu mengambil manfaat dari ilmunya dan orang lainpun mendapatkan manfaat darinya.
  • Jenis Kedua :
Tanah yang tidak dapat mengambil manfaat untuk dirinya dari air hujan akan tetapi tanah tersebut memiliki manfaat mampu menampung air, sehingga bisa dimanfaatkan oleh orang lain, dimanfaatkan oleh manusia dan hewan. Demikian pula dengan manusia tipe kedua, dimana mereka memiliki hati yang mampu menghafal ilmu, akan tetapi tidak memiliki pemahaman yang kuat terhadap ilmunya dalam mengambil hukum dari makna-makna yang ada. Ia juga tidak memiliki semangat dalam mengamalkan ilmunya. Hingga datanglah penuntut ilmu yang membutuhkan ilmunya sedangkan penuntut ilmu tersebut adalah seorang yang mahir dalam memanfaatkan (memahami) ilmu itu.
  • Jenis Ketiga :
Adalah jenis tanah yang tidak bisa menumbuhkan tanaman dan tidak bisa menampung air sehingga orang lain tak bisa memanfaatkan air tersebut. Demikian pula jenis manusia yang ketiga yang tidak memilik kemampuan menghafal ilmu, dan tidak pula memiliki kemampuan memahami ilmu. Jika mereka mendengarkan ilmu, maka ia tidak bisa mengambil manfaat dari ilmu tersebut dan tidak pula mampu menghafal untuk memberi manfaat kepada orang lain.

Demikian penjelasan Imam Nawawi rahimahullah terkait makna hadits ini.

Kita bisa melihat bahwa ilmu itu adalah penyejuk jiwa, ibarat air hujan yang menyirami bumi kemudian mendatangkan kesejukan, menumbuhkan tanaman sehingga nampak hijau indah dipandang mata.

Tanpa ilmu hati akan menjadi gersang dan kering. Seperti hidup yang tak punya lagi harapan. Maka manusia yang paling berbahagia adalah manusia yang menerima petunjuk Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam sebagai pedoman dalam kehidupan ini.

Wallahu A'lam Bish-Shawwab
 
 
>>[] Artikel Channel Mutiara Nasehat []<< 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...