Sesungguhnya serangan gencar yang kita
saksikan saat ini terhadap Daulah Islamiyah dan pengeroyokan terhadapnya oleh
sekutu dari golongan salibis, ateis, paganis, bathiniyah, yahudi, murtad dan munafiq,
benar-benar merupakan ujian yang harus dialami oleh jamaah muslimah. Ujian
selalu menyertai iman. Alloh ta’ala berfirman:
أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن
يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُونَ ٢ وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن
قَبۡلِهِمۡۖ فَلَيَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ وَلَيَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَٰذِبِينَ
٣
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan
dibiarkan mengatakan: ‘Kami telah beriman,’ dan mereka tidak diuji? Dan sungguh
Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Alloh benar-benar
mengetahui orang-orang yang jujur dan benar-benar mengetahui orang-orang yang
dusta.” [al-‘Ankabut:
2-3]
Sebagian ahli tafsir berkata: “Artinya:
Manusia tidak akan dibiarkan tanpa fitnah, yaitu ujian dan cobaan, demi perkataan
mereka: ‘Kami telah beriman.’ Justru jika mereka berkata: ‘Kami telah beriman,’
maka mereka akan di-fitnah, yakni diuji dan dicoba dengan berbagai
ujian, sehingga dengan ujian itu akan dapat dibedakan orang yang tulus dalam
perkataannya: ‘Kami telah beriman,’ dari orang yang tidak tulus.
Konsep ini juga dijelaskan oleh apa yang
diriwayatkan dalam As-Sunnah dari Mush’ab bin Sa’d dari bapaknya, Sa’d bin Abu
Waqqosh, dia berkata: Aku berkata: “Wahai Rosululloh, manusia mana yang paling
berat ujiannya?” Beliau bersabda:
أَلْأَنْبِيَاءُ
ثُمَّ الْأَمْثَلُ, يُبْتَلَى الْعَبْدُ عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ, فَإِنْ كَانَ فِى
دِيْنِهِ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلَاؤُهُ, وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِيَ
عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ, فَمَا يَبْرَحُ الْبَلَاؤُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكُهُ
يَمْشِي عَلَى الْاَرْضِ وَمَا عَلَيْهِ مِنْ خَطِيْئَةٍ
“Para
nabi, kemudian yang paling mulia (di bawahnya) lalu yang paling mulia (di
bawahnya). Hamba diuji sesuai dengan agamanya. Jika ada kekuatan dalam
agamanya, maka ujiannya berat. Dan jika ada kelemahan dalam agamanya, maka dia
diuji sesuai dengan agamanya. Ujian akan terus menyertai hamba sampai ia
meninggalkannya berjalan di atas bumi tanpa satu dosa pun ditanggungnya.” [Diriwayatkan
oleh at-Tirmidziy dan Ibnu Majah]
Jamaah yang berada di
atas kebenaran pasti akan mendapatkan ujian yang di antara buahnya adalah dua
pembersihan. Pertama, perbersihan barisan. Kedua, pembersihan hati.
Dengan ujian yang menimpa
ahli kebenaran, barisan-barisan mereka akan menjadi bersih. Orang-orang munafik
dan orang-orang yang mengaku-aku akan keluar. Sementara orang-orang yang
beriman akan tinggal, dan jamaah akan menjadi kuat. Alloh ta’ala berfirman:
مَّا كَانَ ٱللَّهُ
لِيَذَرَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ عَلَىٰ مَآ أَنتُمۡ عَلَيۡهِ حَتَّىٰ يَمِيزَ ٱلۡخَبِيثَ
مِنَ ٱلطَّيِّبِۗ
“Alloh tidak
akan membiarkan orang-orang yang beriman sebagaimana dalam keadaan kalian
sekarang ini, sehingga Dia membedakan yang buruk dari yang baik.” [Alu ‘Imron: 179]
Keberadaan orang-orang
yang mengaku-aku dan kotoran akan melemahkan jamaah dan merapuhkannya. Dan
dengan keluarnya mereka, jamaah akan menjadi enerjik, kuat, dan produktif.
Tidakkah engkau melihat bahwa dari waktu ke waktu pohon membutuhkan pemangkasan
dan pemotongan dahan-dahannya yang telah rusak, agar ia dapat memperoleh
kembali vitalitas dan memperbarui buah.
Karena itu, setelah
pembersihan datanglah pembinasaan terhadap orang-orang kafir. Alloh ta’ala
berfirman:
وَلِيُمَحِّصَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ وَيَمۡحَقَ ٱلۡكَٰفِرِينَ ١٤١
“Dan
agar Alloh membersihkan orang-orang yang beriman dan membinasakan orang-orang
kafir.” [Alu
‘Imron: 141]
Di antara buah ujian dan
pengeroyokan musuh juga adalah pembersihan kedua, yaitu pembersihan hati
orang-orang yang beriman. Dengan ujian itu hati akan kembali dan pulang kepada
Robbnya. Hati pun menjadi bersih dari kotoran-kotorannya, seperti riya’, hasad,
egoisme, kesombongan, serta ambisi untuk meraih kepemimpinan dan kedudukan. Alloh
ta’ala berfirman:
وَلِيَبۡتَلِيَ ٱللَّهُ مَا
فِي صُدُورِكُمۡ وَلِيُمَحِّصَ مَا فِي قُلُوبِكُمۡۚ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ
١٥٤
“Agar Alloh
menguji apa yang ada dalam dada kalian dan membersihkan apa yang ada dalam hati
kalian. Dan Alloh Maha Mengetahui isi hati.” [Alu ‘Imron: 154]
Alloh ta’ala juga berfirman:
وَلَنَبۡلُوَنَّكُمۡ
حَتَّىٰ نَعۡلَمَ ٱلۡمُجَٰهِدِينَ مِنكُمۡ وَٱلصَّٰبِرِينَ وَنَبۡلُوَاْ
أَخۡبَارَكُمۡ ٣١
“Dan
sungguh Kami benar-benar akan menguji kalian sampai Kami mengetahui orang-orang
yang berjihad dan bersabar di antara kalian, dan sampai Kami menyingkap
kabar-kabar (keadaan-keadaan) kalian.” [Muhammad: 31]
Pengeroyokan oleh
umat-umat kekufuran terhadap Dawlah Islamiyyah ini adalah ujian yang telah
dijanjikan kepada jamaah muslimah. Alloh ta’ala berfirman:
وَلَمَّا رَءَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ
ٱلۡأَحۡزَابَ قَالُواْ هَٰذَا مَا وَعَدَنَا ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ وَصَدَقَ ٱللَّهُ
وَرَسُولُهُۥۚ وَمَا زَادَهُمۡ إِلَّآ إِيمَٰنٗا وَتَسۡلِيمٗا ٢٢
“Dan ketika
orang-orang mukmin melihat golongan-golongan (yang bersekutu) itu, mereka
berkata: ‘Inilah yang dijanjikan Alloh dan Rosul-Nya kepada kita. Dan benarlah
Alloh dan Rosul-Nya.’ Dan itu tidak menambah mereka kecuali keimanan dan
penyerahan diri.” [al-Ahzab: 22]
Karena itu, pastilah ada
ketakutan yang merasuki hati mujahid dan pastilah ada berbagai bencana. Tetapi
tak lama setelahnya akan datang kelegaan dan akan tercipta keamanan. Alloh
ta’ala berfirman:
وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ
بَعۡدِ خَوۡفِهِمۡ أَمۡنٗا
“Dan
sungguh Dia benar-benar akan merubah (keadaan) mereka setelah ketakukan mereka
dengan keamanan.” [an-Nur: 55]
Rosululloh shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda:
وَاللَّهِ
لَيُتِمَّنَّ هَاذَا الْأَمْرَ حَتَّي يَسِيْرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَانِ إِالَي
حَضْرَمَوْتَ لَا يَخَافُ إِلَّا اللَّهَ أَوْ الذِّئْبَ عَلَي غَنَمِهِ,
وَلَكِنَّكُمْ تَسْتَعْجِلُوْنَ
“Demi Alloh, sungguh Dia benar-benar akan
menyempurnakan perkara ini sampai seorang pengendara berjalan dari Shon’a’ ke
Hadhromaut tanpa takut kepada selain Alloh, dan serigala terhadap kambingnya.
Akan tetapi kalian terburu-buru.” [Diriwayatkan oleh al-Bukhoriy]
Abu ‘Ubaidah bin
al-Jarroh pernah menulis surat kepada ‘Umar bin al-Khoththob, menyebutkan
kepadanya perkumpulan-perkumpulan pasukan Romawi dan apa yang ditakutkannya
dari mereka. ‘Umar pun menulis balasan kepadanya:
Amma ba’d.
Sesungguhnya seberat apa pun bencana yang menimpa
seorang hamba yang beriman, niscaya Alloh akan menjadikan baginya kelapangan
setelahnya. Sesungguhnya satu kesulitan tidak akan mengalahkan dua kemudahan.
Dan sesungguhnya Alloh berfirman di dalam
Kitab-Nya:
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱصۡبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ
لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ٢٠٠
‘Wahai orang-orang yang beriman!
Bersabarlah, kalahkanlah kesabaran (musuh-musuh Alloh), lakukanlah ribath (menjaga
perbatasan), dan bertakwalah kepada Alloh, agar kalian beruntung.’ [Alu ‘Imron: 200]” [al-Muwaththo’]
Sebagaimana Alloh telah menjanjikan kemenangan kepada para wali-Nya,
begitu pula Dia telah menjanjikan ujian kepada mereka. Maka bersabarlah dan
bersabarlah.
-===0===-
Dengan memuji Alloh, makalah ini selesai ditarjamah dari Surat Kabar
an-Naba’ edisi 29.
-[ Penyebar Berita ]-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar