4 PEMBEDA
ANTARA AGAMA
ISLAM DENGAN
AGAMA SEKULER
Oleh Syaikh Ali Ibnu Khudlair Al Khudlair
Alih Bahasa : Abu
Sulaiman Aman Abdurrahman
Segala
puji hanya milik Allah Rabbul ‘alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada
Nabi dan Rasul paling mulia, Nabi kita Muhammad, keluarganya, dan para sahabatnya
semuanya. Wa ba’du.
Ini
adalah risalah yang sangat ringkas tentang kaidah-kaidah yang di dalamnya orang
Islam bisa mengetahui perbedaan antara agamanya yang agung dengan paganisme (watsaniyyah)
baru dan syirik modern yang bernama (‘ilmaniyyah)
sekulerisme dengan semua ragamnya yang sangat banyak, agar orang muslim itu
menghindarinya, menjauhinya, serta melepaskan diri (bara’ah) dari paham ini dan
dari para pemeluknya yang terkenal dengan julukan 'ilmaaniyyin
(orang-orang sekuler), dia berlepas diri kepada Allah dari mereka
itu, dia mengkafirkannya, memusuhinya, membencinya dan memeranginya, baik
orang-orang sekuler itu statusnya sebagai pemikir, cendekiawan, para praktisi
politik, para penguasa, wartawan, penyanyi, aktris/ aktor, atau berupa berbagai
macam teori, pemerintahan-pemerintahan, atau hukum-hukum/ perundang-undangan
dan yang lainnya1.
Kaidah-kaidah ini
adalah sebagai berikut:
1. Kaidah
Pertama:
Sesungguhnya
orang-orang musyrik yang di mana Rasulullah diutus di tengah-tengah mereka, mereka
itu mengakui akan Rububiyyah Allah sebagaimana firman-Nya:
قُلۡ
مَن يَرۡزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ أَمَّن يَمۡلِكُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَٰرَ
وَمَن يُخۡرِجُ ٱلۡحَيَّ مِنَ ٱلۡمَيِّتِ وَيُخۡرِجُ ٱلۡمَيِّتَ مِنَ ٱلۡحَيِّ
وَمَن يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَۚ فَسَيَقُولُونَ ٱللَّهُۚ فَقُلۡ أَفَلَا تَتَّقُونَ ٣١
“Katakanlah:
Siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa
(Menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang
hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah
yang mengatur segala urusan?” maka mereka akan menjawab: “Allah, ”Maka
katakanlah: “Mengapa kamu tidak bertaqwa (kepada-Nya)?” (Yunus:
31)
Dan firman-Nya:
قُل
لِّمَنِ ٱلۡأَرۡضُ وَمَن فِيهَآ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ٨٤ سَيَقُولُونَ
لِلَّهِۚ قُلۡ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ٨٥ قُلۡ مَن رَّبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ ٱلسَّبۡعِ
وَرَبُّ ٱلۡعَرۡشِ ٱلۡعَظِيمِ ٨٦ سَيَقُولُونَ لِلَّهِۚ قُلۡ أَفَلَا تَتَّقُونَ
٨٧ قُلۡ مَنۢ بِيَدِهِۦ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيۡءٖ وَهُوَ يُجِيرُ وَلَا يُجَارُ
عَلَيۡهِ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ٨٨ سَيَقُولُونَ لِلَّهِۚ قُلۡ فَأَنَّىٰ
تُسۡحَرُونَ ٨٩
“Katakanlah:
“Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yangada padanya jika kamu mengetahui?”
Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak ingat?”
Katakanlah: “Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya ‘'arasy
yang besar?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah” Katakanlah: “Maka apakah
kamu tidak bertaqwa?” Katakanlah: “Siapakah Yang di Tangan-Nya berada kekuasaan
atas segala sesuatu sedang Dia Melindungi, tetapi tidak ada yang dapat
dilindungi dari (adzab) Nya bila kamu mengetahui?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan
Allah” Katakanlah: “(Kalau demikian) maka dari jalan manakah kamu tertipu?” (Al
Mu’minuun: 84-89)
Juga firman-Nya:
وَمَا
يُؤۡمِنُ أَكۡثَرُهُم بِٱللَّهِ إِلَّا وَهُم مُّشۡرِكُونَ ١٠٦
“Dan
sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan
Allah (dengan sembahan-sembahan yang lain)” (Yusuf: 106).
Namun
demikian Rasulullah tetap memerangi mereka dan beliau mengkafirkan mereka itu,
sedangkan keyakinan akan itu di atas tidak memasukan diri mereka ke dalam
Islam. Dan begitu juga orang-orang sekuler yang tidak ekstrim, mereka itu
mengakui akan Rububiyyah Allah dan mereka juga memiliki ibadah-ibadah, namun
demikian hal itu2 tidak memasukan mereka ke
dalam Islam.
Adapun
orang-orang sekuler yang ekstrim (komunis), maka mereka itu lebih dahsyat lagi,
karena menurut mereka adalah bahwa tidak ada Ilah dan tidak ada tuhan sedangkan
kehidupan itu hanyalah materi saja.
2.
Kaidah kedua:
Sesungguhnya
Rasulullah datang ke tengah-tengah orang-orang yang memiliki hukum-hukum dan
perundang-undangan, dengan dasar hukum-hukum itu mereka memutuskan permasalah
dan persengketaan yang terjadi di antara mereka. Mereka juga memiliki hukum-hukum
adat yang di mana mereka itu berjalan di atasnya, mereka tidak menerima hukum
Allah dan petunjuk-Nya, maka Allah dan Rasul-Nya mengkafirkan mereka itu dan
memerangnya, serta tidak memasukannya ke dalam Islam. Dan di antara hukum-hukum
mereka itu adalah apa yang terdapat dalam firman Allah:
وَلَا
تَأۡكُلُواْ مِمَّا لَمۡ يُذۡكَرِ ٱسۡمُ ٱللَّهِ عَلَيۡهِ وَإِنَّهُۥ لَفِسۡقٞۗ
وَإِنَّ ٱلشَّيَٰطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰٓ أَوۡلِيَآئِهِمۡ لِيُجَٰدِلُوكُمۡۖ
وَإِنۡ أَطَعۡتُمُوهُمۡ إِنَّكُمۡ لَمُشۡرِكُونَ ١٢١
“Dan
janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya.
Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya
syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan
jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.”
(Qs: Al-Anam: 121)3
Dan Allah berfirman
tentang orang-orang Quraisy dan para pengikutnya:
أَمۡ
لَهُمۡ شُرَكَٰٓؤُاْ شَرَعُواْ لَهُم مِّنَ ٱلدِّينِ مَا لَمۡ يَأۡذَنۢ بِهِ ٱللَّهُ
“Apakah
mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka
agama yang tidak diizinkan Allah?” (Qs: Asy-Syuura: 21)4
Sedangkan
orang-orang sekuler mereka juga memiliki hukum-hukum, perundang-undangan
5,
lembaga pengadilan lokal, lembaga pengadilan tingkat nasional atau tingkat internasional,6 mereka
merujuk kepada hukum-hukum itu dalam persengketaan dan masalah-masalah mereka.
Mereka juga memiliki kebiasaan jahiliyyah yang di mana mereka berjalan di atasnya
yang mereka namai dengan hadhaarah (kemajuan), modern, dan
perkembangan, mereka tidak mau menerima hukum Allah dan petunjuk-Nya. Maka
orang-orang semacam ini wajib dikafirkan dan berlepas diri dari mereka7.
3.
Kaidah ketiga:
Sesungguhnya
Rasulullah datang ke tengah-tengah manusia yang menjadikan agama pada sisi
kehidupan saja tidak pada yang lainnya, mereka beribadah kepada Allah di saat
situasi genting saja, adapun di saat senggang justru mereka itu
menyekutukan-Nya, Allah berfirman:
فَإِذَا
رَكِبُواْ فِي ٱلۡفُلۡكِ دَعَوُاْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ فَلَمَّا
نَجَّىٰهُمۡ إِلَى ٱلۡبَرِّ إِذَا هُمۡ يُشۡرِكُونَ ٦٥
“Kemudian
apabila mereka berada di dalam perahu, mereka menyeru Allah dengan memumikan ketaatan
kepada-Nya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, (kemudian)
mereka ternyata menyekutukan (Allah), (Al
Ankabuut: 65)
Dan
begitu juga mereka menjadikan sesuatu bagi Allah, dan menjadikan sesuatu bagi berhala-berhala
mereka, seperti yang ada pada firman-Nya :
فَقَالُواْ
هَٰذَا لِلَّهِ بِزَعۡمِهِمۡ وَهَٰذَا لِشُرَكَآئِنَا
“Lalu
mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka: Ini untuk Allah dan ini untuk
berhala-berhala kami,” (Al An’am: 136)
Sedangkan
orang-orang sekuler, mereka itu menyembah Allah di mesjid, di bulan Ramadhan, pada
pemikahan, thalaq, dan hal-hal yang sifatnya ahwaal syakhshiyyah saja.
Dan adapun di selain itu maka mereka itu justru merujuk kepada undang-undang
yang mereka buat sendiri dan kepada kebiasaan-kebiasaan mereka yang sesat.
4.
Kaidah keempat
Rasulullah
datang ke tengah orang-orang musyrik, sedangkan mereka itu memiliki banyak
ragam dan macam tuhan. Ada yang menyembah patung dan berhala, ada yang menyembah
Malaikat, ada yang menyembah jin, ada yang menyembah bintang, ada yang menyembah
api, ada yang menyembah Nabi Isa Ibnu Maryam, ada yang menyembah para Nabi, dan
ada yang menyembah orang-orang shalih, namun demikian Rasulullah tidak
membedakan mereka dalam vonis hukum, vonis kafir, dan harusnya diperangi.
Dan
begitu juga orang-orang sekuler, mereka itu memiliki banyak tuhan, dan mereka
itu juga banyak sekali alirannya, tergantung yang mereka sembah (elu-elukan),
ada yang menyembah Amerika, ada yang menyembah Eropa, ada yang menyembah Rusia,
ada yang menyembah tatanan dunia baru, ada yang menyembah para penguasa, ada
yang menyembah teori-teori, ada yang menyembah tanah air, dan ada yang
menyembah nasionalisme dan ras, mereka itu menyembah para tokoh8 dan
para pemikir mereka. Semuanya sama statusnya,mereka adalah kuffar dan
murtaddin.
Masalah:
Sama statusnya dengan yang disebut di atas adalah satu kelompok sempalan yang
sesat yang muncul pada masa sekarang, dan mereka itu adalah jembatan penghubung
kaum sekuler, para pengekor dan kroco-kroconya, dan mereka itu adalah kaum ‘ushraniyyin
di mana mereka itu berhaluan Murji’ah ekstrim dalam masalah iman dan
takfir dan dalam masalah fiqh mereka itu adalah berhaluan hawa nafsu, syahwat,
serba boleh, tunduk kepada kenyataan, dan terlalu mempermudah sehingga
ujung-ujungnya menjadi zindiq9.
Dan
di penutup:
Kami
tambahkan ungkapan Syaikh Abdurrahman Ibnu Muhammad Ad Dausariy rahimahullah,
karena sesungguhnya beliau -sesuai apa yang saya ketahui adalah di antara sekian
orang pertama yang membongkar paganisme baru dan kemusyrikan terlaknat yang
baru ini, yaitu yang terkenal dengan sebutan sekulerisme-. Beliau berkata pada
khatimah kitab Kasyfusysyubuhat karya Syaikh
Muhammad Ibnu Abdil Wahhab cetakan pertama tahun 1385 H, beliau
menjadikan perkataannya ini sebagai penutup kitab Kasyfusysyubhat, beliau membongkar
tirai paganisme baru dan syirik modern sebagaimana Syaikh Muhammad Ibnu Abdil
Wahhab rahimahullah membongkar kemusyrikan yang ada pada zamannya.
Syaikh
Abdurrahman Ad Dausari berkata: “Sesungguhnya Syaikh Muhammad Ibnu Abdil
Wahhab dalam kitabnya Kasyfusy-syubuhat memberantas syirik
takhrif (syirik yang bertentangan dengan akal sehat/kuno) dengan fenomenanya
yang berbentuk memohon kepada orang-orang yang sudah mati dan yang tidak ada,
serta pengkultusan/ pengagungan kuburan.
Kemudian
muncullah berbagai macam kemusyrikan yang nampak dengan baju dan nama lain yang
membuat orang-orang jahil terkecoh dengannya, dan dengan inilah orang-orang
yang berkepentingan dan orang-orang dengki mempergunakan kesempatannya”.
Kemudian
beliau mengatakan: “Sesungguhnva yang berperan dibelakang itu semua adalah
orang-orang Yahudi dan Majusi, tatkala mereka khawatir akan gerak perkembangan Islam
yang benar yang didakwahkan oleh Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab dan para pengikutnya.
Dan pada masa sekarang mereka itu telah mendapatkan para pendukung dari kalangan
bangsa kita sendiri, mereka mengobarkan semangat orang-orang jahil dengan slogan-slogan
fanatisme kebangsaan/ nasionalisrne di setiap umat Islam, sehingga muncullah paganisme/keberhalaan baru, peribadatan kepada
materi dan syahwat serta pengkultusan/pemuliaan sosok orang dengan dalih
kebangsaan dan nasionalisme, yang pada akhirnya terjadilah di tengah-tengah urnat
Islam dan bangsa Arab pada khususnya kemurtaddan model baru, yang penyebabnya
adalah karena mereka menganut paham nasionalisme dan aliran-aliran materi yang
dihiasi dengan nama-nama yang luarnya rahmat namun di dalamnya adalah adzab”.
Setelah
muqaddimah ini Syaikh Abdurrahman Ad Dausariy berbicara
tentang makna uluuhiyyah dan pondasi-pondasinya, yaitu ada dua pondasi:
· Kufur
kepada setiap yang disembah.
· Mengesakan
Allah dengan seluruh ibadah dan berserah diri menerima hukumNya.
Kemudian
beliau berbicara tentang hakikat ibadah, cinta di jalan Allah, dan membenci musuh-musuh
agama ini. Kemudian beliau berbicara tentang hakikat agama Ibrahim dan terus berkata:
“Dan dengan ini semua bisalah diketahui sampai sejauh mana terjerumusnya orang-orang
yang mengaku Islam ke dalam paganisme baru ini, dan diketahui pula sejauh mana mereka
itu mengadopsi ajaran-ajaran barat dan aliran-aliran materinya, sehingga mereka
menjadikan batasan tanah air melebihi batasan hukum-hukum Allah, dan mereka
menjadikan bagi diri mereka sendiri hak pilih dalam apa yang mereka susun dan
tetapkan berupa hukum dan perundang-undangan sebagai bentuk penyalahan dan
penyelisihan terhadap apa yangditetapkan Allah dan Rasul-Nya. Mereka mengikuti
apa yang didiktekan oleh para tokoh mereka yang mereka elu-elukan dengan
kecintaan dan pengagungan, mereka menjadikan para tokoh itu sebagai tandingan
bagi Allah, seperti paham kebangsaan, nasionalisme dan konsekwensi logis paham-paham
materi dari kedua paham itu...”
Kemudian beliau
menyebutkan ungkapan seseorang. yang menjadikan tanah air sebagai
tandingan bagi
Allah:
Negerimu
berdiri di atas semua agama Dan karenanyalah kamu harus berbuka dan kamu
berpuasa Mereka bersifat loyal kepada para musuh Allah dengan dalih kebangsaan
dan nasionalisme, mereka menelantarkan/mengesampingkan syari’at (Islam) dengan
dalih kemajuan zaman yang rusak, dan mereka beribadah kepada thaghut dalam
rangka itu semua.10
Dan di antara
falsafah-falsafah mereka yang bathil itu adalah:
· Falsafah
yang berbunyi Agama itu milik Allah sedangkan tanah air adalah milik semua11.
· Keyakinan
yang berbunyi Agama adalah hanya sekedar hubungan antara seorang hamba dengan
Tuhannya, tidak ada sedikitpun peranannya dalam (mengatur) kehidupan.
· Slogan
yang berbunyi: Kehendak rakyat adalah bagian dari kehendak Allah.12
Dan
beliau sebutkan bahwa para alumni sekolahan penjajah selalu menanamkan pemahaman-pemahaman
ini di semua lapisan masyarakat Islam. Dan beliau berkata:
Sesungguhnya
sekolah /kampus adalah adalah sarana yang paling pertama digunakan oleh para penjajah untuk menanamkan keyakinan ini
terhadap kita.
Kemudian
beliau katakan: Maka kewajiban orang-orang Islam, baik tua maupun muda, baik
pemerintahan atau rakyatnya, adalah membendung gerak laju kemusyrikan baru dan paganisme
modern ini.(selesai perkataan beliau).
Dan semoga shalawat
dan salam tetap dicurahkan kepada Nabi kita Muhammad,
keluarga dan para
sahabatnya.
1 Ini
adalah sesuai dengan yang dinyatakan oleh Syaikhul Islam Muhammad Ibnu Abdil
Wahhab rahimahullah dalam kitabnya Ashlu Dinil Islam Wa Qaa’idatuhu: “Orang
itu tidak dikatakan muwahhid kecuali dengan menafikan syirik, berlepas diri
darinya, dan mengkafirkan pelakunya.
2 Dan
ini memang terbukti, orang-orang sekuler yang berhaluan Nasionalis Demokrat,
Sosialis, Parlemen, Kapitalis dan yang lainnya banyak di antara mereka ita
menisbatkan diri kepada Islam, mereka shalat seperti shalatnya orang Islam,
shaum. seperti shaumnya orang Islam, haji seperti hajinya orang Islam, KTP-nya
Islam, namun dernikian mereka itn bukanlah sebagai orang Islam. pent
3 Yaitu
bangkai itu halal menurut mereka, dan Allah menghukumi orang-orang yang
mengikuti mereka dalam penghalalan bangkai dengan vonis musyrik. Maka apa
gerangan dengan orang yang ridla dan menyetujui undang-undang bolehnya judi dan
perzinahan yang dilokalisasikan oleh para penguasa, dan apa gerangan dengan
orang yang rela dan ridla lagi setuju dengan sistim yang memberikan pilihan
bagi rakyat antara menerapkan hukum Islam atau tidak di negeri mereka, tidak
ragu lagi mereka adalah kaum musyrikin. Dan yang lebih dashyat dari itu
bagaimana status para pembuat hukum-hukum, kebijakan undang-undang yang
jelas-jelas berlawanan dengan Islam, apalagi orang yang terang-terangan menolak
itu di hadapan publik? tidak diragukan lagi mereka itu adalah thwaaghiit
(thaghut-thaghut).Pent
4 Mereka
para pembuat hukum itu disebut syurakaa (tandingan/tuhan-tuhan),
siapa mereka itu kalau bukan orang-orang yang duduk di atas kursi sambil
membuat hukum-hukum, peraturan, undang-undang yang jelas-jelas bertentang
dengan Islam, dan bagaimana hukumnya kalau di samping itu justru mereka duduk
di atas kursi kemusyrikan model baru dan paganisme modern, atau malah mereka
jadi tuhannya/thaghutnya.pent
5 Seperti
undang-undang hukum pidana dan perdata yang ada.pent
6 Seperti
yang di Belanda itu. Pent
7 Syaikh
Muhammad Al Amin Asy Syinqithiy rahimahullah berkata:
”Sesungguhnya orang-orangyang mengikuti qawaaniin wadh’iyyah (undang-undang
buatan) yang disyari’atkan oleh syaitan lewat lisan-lisan wali-walinya7 yang
bertentangan dengan apa yang telah disyari'atkan Allah, lewat lisan-lisan para
Rasul-Nya -semoga shalawat dan salam tercurah kepada merekasesungguhnya tidak
ada yang meragukan akan kekafiran dan kemusyrikan mereka kecuali orang yang
bashirahnya telah dihapus oleh Allah dan dia itu dibutakan dari cahaya
wahyu-Nya seperti mereka.” Alangkah banyaknya orang yang buta masa sekarang ini
termasuk orang yang katanya memiliki ilmu, seperti orang yang mengatakan bahwa
pemerintah yang membabat syari’at itu, paling hanya terkena kufrun duna kufrin
selama tidak juhud atau istihIal.Pent
8 Janganlah
anda membatasi namanya menyembah ibadah itu kepada sujud dan shalat saja, tapi
maknanya sangat luas. Dan yang dimaksud di atas adalah membolehkan apa yang
mereka bolehkan padahal itu adalah haram dalam hukum Allah atau melarang apa
yang mereka larang padahal itu boleh dalam hukum Allah, ini di antara makna
ibadah kepada mereka, sebagaimana di dalam penjelasan Rasulullah kepada Adi
Ibnu Hatim. Pent
9 Di
kita mereka itu sama dengan JIL bahkan lebih parah lagi. pent
10 Harus
diingat bahwa ibadah itu bukan hanya sujud dan shalat saja, akan tetapi anda
harus ingat tafsir Rasulullah akan makna ibadah yang dimaksud di sini
sebagaimana yang beliau terangkan kepada Adi Ibnu Hatim.
11 dari
paham inilah lahir ungkapan yang berbunyi bahwa kita semua adalah bersaudara,
padahal orangnya kafir.Pent
12 Seperti
ungkapan mereka: Suara tukang beca adalah suara Tuhan Pent
Tidak ada komentar:
Posting Komentar