5/30/2019

PEMBEDA AGAMA ISLAM DENGAN AGAMA SEKULER


4 PEMBEDA
ANTARA AGAMA ISLAM DENGAN AGAMA SEKULER

Oleh Syaikh Ali Ibnu Khudlair Al Khudlair
Alih Bahasa : Abu Sulaiman Aman Abdurrahman

Segala puji hanya milik Allah Rabbul ‘alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi dan Rasul paling mulia, Nabi kita Muhammad, keluarganya, dan para sahabatnya semuanya. Wa ba’du.

Ini adalah risalah yang sangat ringkas tentang kaidah-kaidah yang di dalamnya orang Islam bisa mengetahui perbedaan antara agamanya yang agung dengan paganisme (watsaniyyah) baru dan syirik modern yang bernama (‘ilmaniyyah) sekulerisme dengan semua ragamnya yang sangat banyak, agar orang muslim itu menghindarinya, menjauhinya, serta melepaskan diri (bara’ah) dari paham ini dan dari para pemeluknya yang terkenal dengan julukan 'ilmaaniyyin (orang-orang sekuler), dia berlepas diri kepada Allah dari mereka itu, dia mengkafirkannya, memusuhinya, membencinya dan memeranginya, baik orang-orang sekuler itu statusnya sebagai pemikir, cendekiawan, para praktisi politik, para penguasa, wartawan, penyanyi, aktris/ aktor, atau berupa berbagai macam teori, pemerintahan-pemerintahan, atau hukum-hukum/ perundang-undangan dan yang lainnya1.

Kaidah-kaidah ini adalah sebagai berikut:

1. Kaidah Pertama:

Sesungguhnya orang-orang musyrik yang di mana Rasulullah diutus di tengah-tengah mereka, mereka itu mengakui akan Rububiyyah Allah sebagaimana firman-Nya:

قُلۡ مَن يَرۡزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ أَمَّن يَمۡلِكُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَٰرَ وَمَن يُخۡرِجُ ٱلۡحَيَّ مِنَ ٱلۡمَيِّتِ وَيُخۡرِجُ ٱلۡمَيِّتَ مِنَ ٱلۡحَيِّ وَمَن يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَۚ فَسَيَقُولُونَ ٱللَّهُۚ فَقُلۡ أَفَلَا تَتَّقُونَ ٣١

“Katakanlah: Siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (Menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” maka mereka akan menjawab: “Allah, ”Maka katakanlah: “Mengapa kamu tidak bertaqwa (kepada-Nya)?” (Yunus: 31)

Dan firman-Nya:

قُل لِّمَنِ ٱلۡأَرۡضُ وَمَن فِيهَآ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ٨٤ سَيَقُولُونَ لِلَّهِۚ قُلۡ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ٨٥ قُلۡ مَن رَّبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ ٱلسَّبۡعِ وَرَبُّ ٱلۡعَرۡشِ ٱلۡعَظِيمِ ٨٦  سَيَقُولُونَ لِلَّهِۚ قُلۡ أَفَلَا تَتَّقُونَ ٨٧ قُلۡ مَنۢ بِيَدِهِۦ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيۡءٖ وَهُوَ يُجِيرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيۡهِ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ٨٨  سَيَقُولُونَ لِلَّهِۚ قُلۡ فَأَنَّىٰ تُسۡحَرُونَ ٨٩

“Katakanlah: “Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yangada padanya jika kamu mengetahui?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak ingat?” Katakanlah: “Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya ‘'arasy yang besar?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah” Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak bertaqwa?” Katakanlah: “Siapakah Yang di Tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia Melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (adzab) Nya bila kamu mengetahui?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah” Katakanlah: “(Kalau demikian) maka dari jalan manakah kamu tertipu?” (Al Mu’minuun: 84-89)

Juga firman-Nya:

وَمَا يُؤۡمِنُ أَكۡثَرُهُم بِٱللَّهِ إِلَّا وَهُم مُّشۡرِكُونَ ١٠٦

“Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan yang lain)” (Yusuf: 106).

Namun demikian Rasulullah tetap memerangi mereka dan beliau mengkafirkan mereka itu, sedangkan keyakinan akan itu di atas tidak memasukan diri mereka ke dalam Islam. Dan begitu juga orang-orang sekuler yang tidak ekstrim, mereka itu mengakui akan Rububiyyah Allah dan mereka juga memiliki ibadah-ibadah, namun demikian hal itu2 tidak memasukan mereka ke dalam Islam.

Adapun orang-orang sekuler yang ekstrim (komunis), maka mereka itu lebih dahsyat lagi, karena menurut mereka adalah bahwa tidak ada Ilah dan tidak ada tuhan sedangkan kehidupan itu hanyalah materi saja.


2. Kaidah kedua:

Sesungguhnya Rasulullah datang ke tengah-tengah orang-orang yang memiliki hukum-hukum dan perundang-undangan, dengan dasar hukum-hukum itu mereka memutuskan permasalah dan persengketaan yang terjadi di antara mereka. Mereka juga memiliki hukum-hukum adat yang di mana mereka itu berjalan di atasnya, mereka tidak menerima hukum Allah dan petunjuk-Nya, maka Allah dan Rasul-Nya mengkafirkan mereka itu dan memerangnya, serta tidak memasukannya ke dalam Islam. Dan di antara hukum-hukum mereka itu adalah apa yang terdapat dalam firman Allah:

وَلَا تَأۡكُلُواْ مِمَّا لَمۡ يُذۡكَرِ ٱسۡمُ ٱللَّهِ عَلَيۡهِ وَإِنَّهُۥ لَفِسۡقٞۗ وَإِنَّ ٱلشَّيَٰطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰٓ أَوۡلِيَآئِهِمۡ لِيُجَٰدِلُوكُمۡۖ وَإِنۡ أَطَعۡتُمُوهُمۡ إِنَّكُمۡ لَمُشۡرِكُونَ ١٢١

“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.” (Qs: Al-Anam: 121)3


Dan Allah berfirman tentang orang-orang Quraisy dan para pengikutnya:

أَمۡ لَهُمۡ شُرَكَٰٓؤُاْ شَرَعُواْ لَهُم مِّنَ ٱلدِّينِ مَا لَمۡ يَأۡذَنۢ بِهِ ٱللَّهُ

“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?” (Qs: Asy-Syuura: 21)4

Sedangkan orang-orang sekuler mereka juga memiliki hukum-hukum, perundang-undangan
5, lembaga pengadilan lokal, lembaga pengadilan tingkat nasional atau tingkat internasional,6 mereka merujuk kepada hukum-hukum itu dalam persengketaan dan masalah-masalah mereka. Mereka juga memiliki kebiasaan jahiliyyah yang di mana mereka berjalan di atasnya yang mereka namai dengan hadhaarah (kemajuan), modern, dan perkembangan, mereka tidak mau menerima hukum Allah dan petunjuk-Nya. Maka orang-orang semacam ini wajib dikafirkan dan berlepas diri dari mereka7.


3. Kaidah ketiga:

Sesungguhnya Rasulullah datang ke tengah-tengah manusia yang menjadikan agama pada sisi kehidupan saja tidak pada yang lainnya, mereka beribadah kepada Allah di saat situasi genting saja, adapun di saat senggang justru mereka itu menyekutukan-Nya, Allah berfirman:

فَإِذَا رَكِبُواْ فِي ٱلۡفُلۡكِ دَعَوُاْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ فَلَمَّا نَجَّىٰهُمۡ إِلَى ٱلۡبَرِّ إِذَا هُمۡ يُشۡرِكُونَ ٦٥

“Kemudian apabila mereka berada di dalam perahu, mereka menyeru Allah dengan memumikan ketaatan kepada-Nya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, (kemudian) mereka ternyata menyekutukan (Allah), (Al Ankabuut: 65)

Dan begitu juga mereka menjadikan sesuatu bagi Allah, dan menjadikan sesuatu bagi berhala-berhala mereka, seperti yang ada pada firman-Nya :

فَقَالُواْ هَٰذَا لِلَّهِ بِزَعۡمِهِمۡ وَهَٰذَا لِشُرَكَآئِنَا

“Lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka: Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami,” (Al An’am: 136)

Sedangkan orang-orang sekuler, mereka itu menyembah Allah di mesjid, di bulan Ramadhan, pada pemikahan, thalaq, dan hal-hal yang sifatnya ahwaal syakhshiyyah saja. Dan adapun di selain itu maka mereka itu justru merujuk kepada undang-undang yang mereka buat sendiri dan kepada kebiasaan-kebiasaan mereka yang sesat.


4. Kaidah keempat

Rasulullah datang ke tengah orang-orang musyrik, sedangkan mereka itu memiliki banyak ragam dan macam tuhan. Ada yang menyembah patung dan berhala, ada yang menyembah Malaikat, ada yang menyembah jin, ada yang menyembah bintang, ada yang menyembah api, ada yang menyembah Nabi Isa Ibnu Maryam, ada yang menyembah para Nabi, dan ada yang menyembah orang-orang shalih, namun demikian Rasulullah tidak membedakan mereka dalam vonis hukum, vonis kafir, dan harusnya diperangi.

Dan begitu juga orang-orang sekuler, mereka itu memiliki banyak tuhan, dan mereka itu juga banyak sekali alirannya, tergantung yang mereka sembah (elu-elukan), ada yang menyembah Amerika, ada yang menyembah Eropa, ada yang menyembah Rusia, ada yang menyembah tatanan dunia baru, ada yang menyembah para penguasa, ada yang menyembah teori-teori, ada yang menyembah tanah air, dan ada yang menyembah nasionalisme dan ras, mereka itu menyembah para tokoh8 dan para pemikir mereka. Semuanya sama statusnya,mereka adalah kuffar dan murtaddin.

Masalah: Sama statusnya dengan yang disebut di atas adalah satu kelompok sempalan yang sesat yang muncul pada masa sekarang, dan mereka itu adalah jembatan penghubung kaum sekuler, para pengekor dan kroco-kroconya, dan mereka itu adalah kaum ‘ushraniyyin di mana mereka itu berhaluan Murji’ah ekstrim dalam masalah iman dan takfir dan dalam masalah fiqh mereka itu adalah berhaluan hawa nafsu, syahwat, serba boleh, tunduk kepada kenyataan, dan terlalu mempermudah sehingga ujung-ujungnya menjadi zindiq9.


Dan di penutup:

Kami tambahkan ungkapan Syaikh Abdurrahman Ibnu Muhammad Ad Dausariy rahimahullah, karena sesungguhnya beliau -sesuai apa yang saya ketahui adalah di antara sekian orang pertama yang membongkar paganisme baru dan kemusyrikan terlaknat yang baru ini, yaitu yang terkenal dengan sebutan sekulerisme-. Beliau berkata pada khatimah kitab Kasyfusysyubuhat karya Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab cetakan pertama tahun 1385 H, beliau menjadikan perkataannya ini sebagai penutup kitab Kasyfusysyubhat, beliau membongkar tirai paganisme baru dan syirik modern sebagaimana Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah membongkar kemusyrikan yang ada pada zamannya.

Syaikh Abdurrahman Ad Dausari berkata: “Sesungguhnya Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab dalam kitabnya Kasyfusy-syubuhat memberantas syirik takhrif (syirik yang bertentangan dengan akal sehat/kuno) dengan fenomenanya yang berbentuk memohon kepada orang-orang yang sudah mati dan yang tidak ada, serta pengkultusan/ pengagungan kuburan.

Kemudian muncullah berbagai macam kemusyrikan yang nampak dengan baju dan nama lain yang membuat orang-orang jahil terkecoh dengannya, dan dengan inilah orang-orang yang berkepentingan dan orang-orang dengki mempergunakan kesempatannya”.

Kemudian beliau mengatakan: “Sesungguhnva yang berperan dibelakang itu semua adalah orang-orang Yahudi dan Majusi, tatkala mereka khawatir akan gerak perkembangan Islam yang benar yang didakwahkan oleh Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab dan para pengikutnya. Dan pada masa sekarang mereka itu telah mendapatkan para pendukung dari kalangan bangsa kita sendiri, mereka mengobarkan semangat orang-orang jahil dengan slogan-slogan fanatisme kebangsaan/ nasionalisrne di setiap umat Islam, sehingga muncullah  paganisme/keberhalaan baru, peribadatan kepada materi dan syahwat serta pengkultusan/pemuliaan sosok orang dengan dalih kebangsaan dan nasionalisme, yang pada akhirnya terjadilah di tengah-tengah urnat Islam dan bangsa Arab pada khususnya kemurtaddan model baru, yang penyebabnya adalah karena mereka menganut paham nasionalisme dan aliran-aliran materi yang dihiasi dengan nama-nama yang luarnya rahmat namun di dalamnya adalah adzab”.

Setelah muqaddimah ini Syaikh Abdurrahman Ad Dausariy berbicara tentang makna uluuhiyyah dan pondasi-pondasinya, yaitu ada dua pondasi:

· Kufur kepada setiap yang disembah.
· Mengesakan Allah dengan seluruh ibadah dan berserah diri menerima hukumNya.

Kemudian beliau berbicara tentang hakikat ibadah, cinta di jalan Allah, dan membenci musuh-musuh agama ini. Kemudian beliau berbicara tentang hakikat agama Ibrahim dan terus berkata: “Dan dengan ini semua bisalah diketahui sampai sejauh mana terjerumusnya orang-orang yang mengaku Islam ke dalam paganisme baru ini, dan diketahui pula sejauh mana mereka itu mengadopsi ajaran-ajaran barat dan aliran-aliran materinya, sehingga mereka menjadikan batasan tanah air melebihi batasan hukum-hukum Allah, dan mereka menjadikan bagi diri mereka sendiri hak pilih dalam apa yang mereka susun dan tetapkan berupa hukum dan perundang-undangan sebagai bentuk penyalahan dan penyelisihan terhadap apa yangditetapkan Allah dan Rasul-Nya. Mereka mengikuti apa yang didiktekan oleh para tokoh mereka yang mereka elu-elukan dengan kecintaan dan pengagungan, mereka menjadikan para tokoh itu sebagai tandingan bagi Allah, seperti paham kebangsaan, nasionalisme dan konsekwensi logis paham-paham materi dari kedua paham itu...”

Kemudian beliau menyebutkan ungkapan seseorang. yang menjadikan tanah air sebagai
tandingan bagi Allah:

Negerimu berdiri di atas semua agama Dan karenanyalah kamu harus berbuka dan kamu berpuasa Mereka bersifat loyal kepada para musuh Allah dengan dalih kebangsaan dan nasionalisme, mereka menelantarkan/mengesampingkan syari’at (Islam) dengan dalih kemajuan zaman yang rusak, dan mereka beribadah kepada thaghut dalam rangka itu semua.10

Dan di antara falsafah-falsafah mereka yang bathil itu adalah:
· Falsafah yang berbunyi Agama itu milik Allah sedangkan tanah air adalah milik semua11.
· Keyakinan yang berbunyi Agama adalah hanya sekedar hubungan antara seorang hamba dengan Tuhannya, tidak ada sedikitpun peranannya dalam (mengatur) kehidupan.
· Slogan yang berbunyi: Kehendak rakyat adalah bagian dari kehendak Allah.12

Dan beliau sebutkan bahwa para alumni sekolahan penjajah selalu menanamkan pemahaman-pemahaman ini di semua lapisan masyarakat Islam. Dan beliau berkata:

Sesungguhnya sekolah /kampus adalah adalah sarana yang paling pertama digunakan oleh para  penjajah untuk menanamkan keyakinan ini terhadap kita.

Kemudian beliau katakan: Maka kewajiban orang-orang Islam, baik tua maupun muda, baik pemerintahan atau rakyatnya, adalah membendung gerak laju kemusyrikan baru dan paganisme modern ini.(selesai perkataan beliau).

Dan semoga shalawat dan salam tetap dicurahkan kepada Nabi kita Muhammad,
keluarga dan para sahabatnya.


1 Ini adalah sesuai dengan yang dinyatakan oleh Syaikhul Islam Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah dalam kitabnya Ashlu Dinil Islam Wa Qaa’idatuhu: “Orang itu tidak dikatakan muwahhid kecuali dengan menafikan syirik, berlepas diri darinya, dan mengkafirkan pelakunya.
2 Dan ini memang terbukti, orang-orang sekuler yang berhaluan Nasionalis Demokrat, Sosialis, Parlemen, Kapitalis dan yang lainnya banyak di antara mereka ita menisbatkan diri kepada Islam, mereka shalat seperti shalatnya orang Islam, shaum. seperti shaumnya orang Islam, haji seperti hajinya orang Islam, KTP-nya Islam, namun dernikian mereka itn bukanlah sebagai orang Islam. pent
3 Yaitu bangkai itu halal menurut mereka, dan Allah menghukumi orang-orang yang mengikuti mereka dalam penghalalan bangkai dengan vonis musyrik. Maka apa gerangan dengan orang yang ridla dan menyetujui undang-undang bolehnya judi dan perzinahan yang dilokalisasikan oleh para penguasa, dan apa gerangan dengan orang yang rela dan ridla lagi setuju dengan sistim yang memberikan pilihan bagi rakyat antara menerapkan hukum Islam atau tidak di negeri mereka, tidak ragu lagi mereka adalah kaum musyrikin. Dan yang lebih dashyat dari itu bagaimana status para pembuat hukum-hukum, kebijakan undang-undang yang jelas-jelas berlawanan dengan Islam, apalagi orang yang terang-terangan menolak itu di hadapan publik? tidak diragukan lagi mereka itu adalah thwaaghiit (thaghut-thaghut).Pent
4 Mereka para pembuat hukum itu disebut syurakaa (tandingan/tuhan-tuhan), siapa mereka itu kalau bukan orang-orang yang duduk di atas kursi sambil membuat hukum-hukum, peraturan, undang-undang yang jelas-jelas bertentang dengan Islam, dan bagaimana hukumnya kalau di samping itu justru mereka duduk di atas kursi kemusyrikan model baru dan paganisme modern, atau malah mereka jadi tuhannya/thaghutnya.pent
5 Seperti undang-undang hukum pidana dan perdata yang ada.pent
6 Seperti yang di Belanda itu. Pent
7 Syaikh Muhammad Al Amin Asy Syinqithiy rahimahullah berkata: ”Sesungguhnya orang-orangyang mengikuti qawaaniin wadh’iyyah (undang-undang buatan) yang disyari’atkan oleh syaitan lewat lisan-lisan wali-walinya7 yang bertentangan dengan apa yang telah disyari'atkan Allah, lewat lisan-lisan para Rasul-Nya -semoga shalawat dan salam tercurah kepada merekasesungguhnya tidak ada yang meragukan akan kekafiran dan kemusyrikan mereka kecuali orang yang bashirahnya telah dihapus oleh Allah dan dia itu dibutakan dari cahaya wahyu-Nya seperti mereka.” Alangkah banyaknya orang yang buta masa sekarang ini termasuk orang yang katanya memiliki ilmu, seperti orang yang mengatakan bahwa pemerintah yang membabat syari’at itu, paling hanya terkena kufrun duna kufrin selama tidak juhud atau istihIal.Pent
8 Janganlah anda membatasi namanya menyembah ibadah itu kepada sujud dan shalat saja, tapi maknanya sangat luas. Dan yang dimaksud di atas adalah membolehkan apa yang mereka bolehkan padahal itu adalah haram dalam hukum Allah atau melarang apa yang mereka larang padahal itu boleh dalam hukum Allah, ini di antara makna ibadah kepada mereka, sebagaimana di dalam penjelasan Rasulullah kepada Adi Ibnu Hatim. Pent
9 Di kita mereka itu sama dengan JIL bahkan lebih parah lagi. pent
10 Harus diingat bahwa ibadah itu bukan hanya sujud dan shalat saja, akan tetapi anda harus ingat tafsir Rasulullah akan makna ibadah yang dimaksud di sini sebagaimana yang beliau terangkan kepada Adi Ibnu Hatim.
11 dari paham inilah lahir ungkapan yang berbunyi bahwa kita semua adalah bersaudara, padahal orangnya kafir.Pent
12 Seperti ungkapan mereka: Suara tukang beca adalah suara Tuhan Pent

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...