NAWAQIDHUL ISLAM – PEMBATAL ISLAM: MATAN DAN TERJEMAH
Syaih Muhammad Ibnu Abdul
Wahhab
Ketahuilah bahwa termasuk Pembatal
Keislaman terbesar
ada 10 yaitu:
Pertama:
Syirik dalam
beribadah kepada-Nya. Dalilnya adalah firman-Nya:
إِنَّ
ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن
يَشَآءُ
“Sesungguhnya Allâh tidak mengampuni dosa syirik
dan mengampuni dosa di bawahnya bagi siapa yang dikehendaki-Nya?” (QS. An-Nisâ [4]: 48)
Di antara syirik adalah menyembelih untuk selain Allâh seperti
orang yang menyembelih untuk jin atau orang mati.
Kedua:
Siapa menjadikan perantara-perantara antara dirinya dengan Allâh di mana dia berdoa kepada
mereka, meminta syafaat kepada mereka, dan bertawakkal kepada mereka, maka dia kafir
berdasarkan ijma’.
Ketiga:
Siapa yang tidak mengkafirkan orang-orang musyrik, ragu akan kekafiran mereka, atau membenarkan keyakinan
mereka, maka dia kafir berdasarkan ijma’.
Keempat:
Siapa yang meyakini bahwa selain petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih sempurna daripada petunjuk beliau, atau selain hukum beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih baik daripada hukum beliau seperti orang-orang yang
lebih mendahulukan hukum thaghut daripada hukum beliau, maka dia kafir.
Kelima:
Siapa membenci apa pun dari apa yang dibawa Rasulullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam meskipun mengerjakannya, maka ia kafir. Dalilnya adalah
firman-Nya:
ذَٰلِكَ
بِأَنَّهُمۡ كَرِهُواْ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأَحۡبَطَ أَعۡمَٰلَهُمۡ ٩
“Demikian itu karena mereka membenci apa yang
Allâh turunkan sehingga Dia menghapus amal kebaikannya.” (QS. Muhammad [47]: 9)
Keenam:
Siapa yang mengolok-olok apa pun dari agama Allâh, atau pahala-Nya, atau siksa-Nya adalah
kafir. Dalilnya adalah firman-Nya:
قُلۡ
أَبِٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمۡ تَسۡتَهۡزِءُونَ ٦٥ لَا
تَعۡتَذِرُواْ قَدۡ كَفَرۡتُم بَعۡدَ إِيمَٰنِكُمۡ
“Katakanlah: apakah terhadap Allâh,
ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kalian mengolok-ngolok. Tidak perlu meminta maaf
karena sungguh kalian telah kafir setelah kalian beriman.” (QS. At-Taubah [9]: 65-66)
Ketujuh:
Sihir misalnya
sharf dan ‘athf. Siapa yang melakukannya atau ridha terhadapnya maka kafir.
Dalilnya adalah firman-Nya:
وَمَا
يُعَلِّمَانِ مِنۡ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَآ إِنَّمَا نَحۡنُ فِتۡنَةٞ فَلَا
تَكۡفُرۡ
“Keduanya tidak mengajari seorangpun kecuali
mengatakan: kami hanyalah fitnah maka janganlah kamu kafir.” (QS. Al-Baqarah [2]: 102)
Kedelapan:
Menolong Orang-Orang Musyrik dan membantu mereka dalam melawan kaum muslimin. Dalilnya
adalah firman-Nya:
وَمَن
يَتَوَلَّهُم مِّنكُمۡ فَإِنَّهُۥ مِنۡهُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ
٥١
“Siapa dari kalian yang berloyal kepada mereka
maka ia bagian dari mereka. Sesungguhnya Allâh tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang zhalim.” (QS. Al-Mâ`idah [5]: 51)
Kesembilan:
Siapa yang meyakini bahwa sebagian manusia tidak
wajib mengikuti Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dan ia boleh
keluar dari syariat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana Khidhir keluar dari syariat Musa ‘alaihissalam, maka ia kafir.
Kesepuluh:
Berpaling Dari Agama Allâh dengan tidak mempelajarinya atau mengamalkannya.
وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن
ذُكِّرَ بَِٔايَٰتِ رَبِّهِۦ ثُمَّ أَعۡرَضَ عَنۡهَآۚ إِنَّا مِنَ ٱلۡمُجۡرِمِينَ
مُنتَقِمُونَ ٢٢
Dalilnya firman-Nya: “Dan siapakah yang lebih zhalim daripada seseorang yang dibacakan kepadanya
ayat-ayat Rabb-nya lalu dia berpaling darinya. Sesungguhnya Kami akan menghukum
orang-orang pendosa.” (QS. As-Sajdah
[32]: 22)
Tidak ada perbedaan dalam pembatal-pembatal ini antara
orang yang bercanda, serius, atau takut kecuali orang yang dipaksa.
Semua pembatal ini termasuk perkara besar yang perlu
diwaspadai dan termasuk perkara yang sering terjadi. Wajib bagi setiap muslim
untuk mewaspadainya dan takut menimpa dirinya. Kita berlindung kepada Allâh
dari mendapatkan kemurkaan-Nya dan pedihnya siksa-Nya.
___________________
Sumber: Nawaqidhul Islam: Matan dan Terjemah; Abu Zur’ah Ath-Thaybi; Pustakasyabab.blogspot.com; Surabaya, Ramadhan 1436 H/Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar