Menyongsong
Perang Ahzab Jilid Dua
Aneh
Umat ini, dan aneh pula orang-orang yang dianggap tokoh dan di-ulama-kan umat, seolah
mereka tidak pernah membaca Al Qur’an dan mengkaji Sirah Nabawiyyah. Setiap
kali fitnah dan tuduhan disematkan kepada Daulah Islamiyyah, maka Allah Ta’ala
memberikan jawabannya dengan fakta realita yang nyata, namun setiap kali
syubhat dan fitnah itu terbantahkan maka para pendengki dan musuh Daulah itu
mendatangkan syubhat dan fitnah yang lain, dan begitulah seterusnya, ini semua
tidak lain adalah dikarenakan Daulah Islamiyyah itu membawa ajaran Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam yang benar-benar murni lagi segar seolah ia baru
diturunkan, sedangkan setiap nabi itu memiliki musuh dari kalangan setan
manusia dan jin yang melontarkan syubhat yang dikemas dengan kemasan yang indah
dalam rangka menipu manusia, maka begitu juga setiap orang atau pihak yang
membawa ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang murni maka ia akan
memiliki musuh dan pendengki dari kalangan setan jin dan manusia yang
melontarkan syubhat dan fitnah dalam rangka menipu umat dan memalingkan mereka
darinya, Allah Ta’ala berfirman:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا
لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ
إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ
فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ
“Dan
demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari
jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian
yang lain perkataanperkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jika
Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah
mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (Al An’am:112).
Ketahuilah
dan ingatlah bahwa barangsiapa tidak mengenali al Haq dan Daulah Khilafah sekarang,
maka dia tidak akan mengenali al Haq dan Daulah Khilafah di saat kemunculan Al Mahdiy
dan datangnya Dajjal, dikarenakan syubhat semakin hari semakin besar dan pekat,
bila dengan syubhat murahan saja banyak orang terpengaruh dan mengikutinya
serta malah mencela pihak yang benar, maka bagaimana dengan fitnah Dajjal yang
mana ia adalah fitnah paling besar yang tidak seorangpun merasa mantap dengan
imannya terus ia mendatangi Dajjal dalam rangka menghujjahnya namun pada
akhirnya ia malah jadi pengikut Dajjal, karena sangat dasyatnya syubhat yang
dibawanya. Maka sadarlah wahai para pencela Daulah Khilafah, sambutlah karunia Allah
Ta’ala yang sudah ada di depan mata kita yaitu Daulah Khilafah, dan kasihanilah
diri kalian yang sekarang sudah berbaris bersama Salibis, Zionis dan para
Thaghut murtad serta para penyembah berhala di BARISAN dan fusthath
(tenda/kubu) penentang Daulah Islamiyyah.
Perang
Ahzab (Multi Nasional) dalam memerangi dan mengepung Daulah Islamiyyah
akan dimulai yang dipimpin oleh Amerika, dan itu adalah tanda awal kemenangan
yang telah Allah Ta’ala janjikan, sebagaimana Perang Ahzab di zaman Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah disambut para sahabat dengan keyakinan
datangnya janji Allah Ta’ala, di mana Allah Ta’ala berfirman:
وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ
الأحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ
وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا
“Dan tatkala orang-orang mukmin melihat
golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: “Inilah yang dijanjikan
Allah dan Rasul-Nya kepada kita”. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian
itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.” (Al
Ahzab: 22), dikarenakan Nashrullah itu akan datang di saat puncak kesulitan dan
puncak kesabaran:
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ
تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ
قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ
الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ
اللَّهِ قَرِيبٌ
“Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu
(cobaan)sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa
oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam
cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:
“Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah
itu amat dekat.” (Al Baqarah: 214), dan Dia
berfirman:
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ
يُسْرًا - فَإِنَّ
مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Alam
Nasyrah: 5-6).
Dan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata:
وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ
مَعَ الصَّبْرِ وَاَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Ketahuilah bahwa kemenangan itu bersama kesabaran, dan
pertolongan itu bersama kesulitan, serta bersama kesusahan itu ada kemudahan.”
Akan
tetapi orang-orang munafiq dan para pendengki Daulah Islamiyyah, maka di saat Daulah
itu dikeroyok oleh pasukan Sekutu (Ahzab/Multi Nasional), maka mereka akan mencemoohkan
Daulah Islamiyyah dan akan menyalahkannya dikarenakan telah mengundang banyak
musuh serta mereka meyakini bahwa Daulah Islamiyyah itu pasti hancur dan mereka menyalahkan
Manhaj Daulah Islamiyyah, sebagaimana kaum munafiqin di zaman Rasululullah shallallahu
‘alaihi wa sallam meyakini hal yang sama di saat pasukan Ahzab
mengepung Madinah, Allah Ta’ala mengisahkan:
إِذۡ جَآءُوكُم مِّن
فَوۡقِكُمۡ وَمِنۡ أَسۡفَلَ مِنكُمۡ وَإِذۡ زَاغَتِ ٱلۡأَبۡصَٰرُ وَبَلَغَتِ ٱلۡقُلُوبُ
ٱلۡحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِٱللَّهِ ٱلظُّنُونَا۠ ١٠ هُنَالِكَ ٱبۡتُلِيَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ
وَزُلۡزِلُواْ زِلۡزَالٗا شَدِيدٗا ١١ وَإِذۡ يَقُولُ ٱلۡمُنَٰفِقُونَ وَٱلَّذِينَ
فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٞ مَّا وَعَدَنَا ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ إِلَّا غُرُورٗا ١٢
“(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari
bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan
(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka. Di
situlah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat. Dan (ingatlah) ketika
orang-orang munafik dan orang-orang yang
berpenyakit dalam hatinya berkata: “Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan
kepada kami melainkan
tipu daya”.” (Al Ahzab: 10-12).
Dengan
kondisi itu orang-orang mu’min yang jujur meyakini bahwa itu justru awal dari datangnya
Nashrullah, karena pertolongan Allah Ta’ala akan datang di atas puncak
kesabaran dan puncak kesulitan, dan itulah yang terjadi pada perang Ahzab di
zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, di mana di dalam
kondisi yang sangat genting itu datanglah nashrullah:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ جَآءَتۡكُمۡ جُنُودٞ
فَأَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِمۡ رِيحٗا وَجُنُودٗا لَّمۡ تَرَوۡهَاۚ وَكَانَ ٱللَّهُ
بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرًا ٩
“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang
telah dikaruniakan) kepadamu ketika
datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan
dan tentara yang
tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan.” (Al
Ahzab: 9), dan berfirman:
وَرَدَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ
كَفَرُواْ بِغَيۡظِهِمۡ لَمۡ يَنَالُواْ خَيۡرٗاۚ وَكَفَى ٱللَّهُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٱلۡقِتَالَۚ
وَكَانَ ٱللَّهُ قَوِيًّا عَزِيزٗا ٢٥
“Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan
mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka
tidak memperoleh keuntungan apa pun. Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin
dari peperangan.
Dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Al
Ahzab: 25).
Dan
setelah Ahzab itu maka tidak ada lagi kecuali invasi kaum muslimin ke
negeri-negeri kafir, Rasulullah mengatakan setelah cerai-berainya Ahzab:
الْآنَ نَغْزُوهُمْ وَلَا يَغْزُونَنَا
“Sekarang kita yang menginvasi mereka dan mereka tidak akan
menginvasi kita lagi.”
Maka
setelah itu disapu bersihlah kaum Yahudi Banu Quraidhah yang membantu musyrikin Quraisy
di Ahzab, di mana mereka dikepung oleh pasukan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam di
benteng-benteng mereka dan akhirnya mereka menyerah pasrah, Allah Ta’ala
mengisahkan:
وَأَنزَلَ ٱلَّذِينَ
ظَٰهَرُوهُم مِّنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ مِن صَيَاصِيهِمۡ وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ ٱلرُّعۡبَ
فَرِيقٗا تَقۡتُلُونَ وَتَأۡسِرُونَ فَرِيقٗا ٢٦ وَأَوۡرَثَكُمۡ أَرۡضَهُمۡ
وَدِيَٰرَهُمۡ وَأَمۡوَٰلَهُمۡ وَأَرۡضٗا لَّمۡ تَطَُٔوهَاۚ وَكَانَ ٱللَّهُ
عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٗا ٢٧
“Dan Dia menurunkan orang-orang Ahli Kitab (Bani Quraizhah) yang
membantu golongan-golongan yang
bersekutu dari benteng-benteng mereka, dan Dia memasukkan rasa takut dalam hati
mereka. Sebahagian
mereka kamu bunuh dan sebahagian yang lain kamu tawan. Dan Dia mewariskan
kepada kamu
tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka, dan (begitu pula) tanah yang
belum kamu injak.
Dan adalah Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.” (Al
Ahzab: 26-27).
Di mana
tanah, harta dan rumah-rumah mereka menjadi rampasan perang milik kaum muslimin,
dan anak-anak dan para wanita mereka menjadi hamba-sahaya bagi kaum muslimin, serta
laki-laki yang sudah baligh mereka dipenggali lehernya satu persatu dalam satu
hari atas perintah Rasulullah shallallahu ‘alahi wa
sallam dan dimasukkannya mayat-mayat mereka itu di parit-parit
yang digali di pasar-pasar Madinah, sedang jumlah yang dibunuh itu berkisar
antara 600-900 orang Yahudi. Dan setelah itu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menaklukkan suku-suku kafir dan memberikan pelajaran
kepada suku-suku kafir yang telah menindas kaum muslimin,
dan kemudian perjanjian Hudaibiyyah di mana eksistensi kenegaraan Daulah Islam
di Madinah diakui oleh Otoritas Jazirah Arab, yaitu musyrikin
Quraisy, dan setelah itu terjadilah Futuh Mekkah. Dan in syaa Allah
kondisi itu akan dilalui juga oleh Daulah Islamiyyah atau Daulah Khilafah,
baik musuh atau pendengki itu suka maupun tidak suka.
Di saat
Ahzab jilid dua itu terjadi dengan Koalisi pimpinan Amerika menyerang Daulah Islamiyyah,
maka kafirlah setiap orang yang menginginkan kehancuran Daulah Islamiyyah oleh Ahzab
itu, dan munafiq-lah orang yang menyembunyikan keinginan itu di hatinya, dan
keinginan hati itu akan Allah tampakkan di dalam ungkapan-ungkapan lisan
samar mereka, Allah Ta’ala berfirman:
أَمۡ حَسِبَ ٱلَّذِينَ فِي
قُلُوبِهِم مَّرَضٌ أَن لَّن يُخۡرِجَ ٱللَّهُ أَضۡغَٰنَهُمۡ ٢٩ وَلَوۡ نَشَآءُ
لَأَرَيۡنَٰكَهُمۡ فَلَعَرَفۡتَهُم بِسِيمَٰهُمۡۚ وَلَتَعۡرِفَنَّهُمۡ فِي لَحۡنِ ٱلۡقَوۡلِۚ
وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ أَعۡمَٰلَكُمۡ ٣٠
“Atau
apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak
akan menampakkan
kedengkian mereka? Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat
mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan kamu benar-benar
akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kamu.” (Muhammad:
29-30).
Walau
akan ada segolongan pihak yang akan menjadi penonton yang menunggu siapa pemenang
di dalam Perang Ahzab itu, dan mereka akan mengikuti pihak pemenang,
sebagaimana kaum arab pedalaman zaman Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menjadi penonton dan menggantungkan
keagamaan mereka kepada pihak yang menang, di mana mereka menyandarkan kebenaran
ajaran kepada kemenangan pihak yang berperang, Allah Ta’ala mengisyaratkan
kepada mereka itu di dalam firman-Nya:
يَحۡسَبُونَ ٱلۡأَحۡزَابَ
لَمۡ يَذۡهَبُواْۖ وَإِن يَأۡتِ ٱلۡأَحۡزَابُ يَوَدُّواْ لَوۡ أَنَّهُم بَادُونَ
فِي ٱلۡأَعۡرَابِ يَسَۡٔلُونَ عَنۡ أَنۢبَآئِكُمۡۖ وَلَوۡ كَانُواْ فِيكُم مَّا
قَٰتَلُوٓاْ إِلَّا قَلِيلٗا ٢٠
“Mereka
mengira (bahwa) golongan-golongan yang bersekutu itu belum pergi; dan jika
golongan-golongan yang
bersekutu itu datang kembali, niscaya mereka ingin berada di dusun-dusun
bersama-sama orang Arab Badwi, sambil menanya-nanyakan
tentang berita-beritamu. Dan sekiranya mereka berada
bersama kamu, mereka tidak akan berperang, melainkan sebentar saja.” (Al
Ahzab: 20).
Oleh
sebab itu di saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam berhasil menaklukkan Mekkah maka
berbondong-bondonglah berbagai suku pedalaman masuk Islam. Dan kondisi ini in
Syaa Allah akan terjadi pula, di mana Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kita
bahwa dien ini akan sampai ke semua tempat yang ada malam dan siang, dien ini
akan masuk ke setiap rumah, baik rumah yang terbuat dari tanah maupun dari
bulu-bulu hewan dengan kejayaan orang yang jaya dan
kehinaan orang yang hina.
Maka
ambillah bagian posisimu wahai kawan, apakah bersama Daulah Islamiyyah, atau bersama Ahzab (Amerika dan
sekutunya dari kalangan para thaghut juga para ulama suu’ yang merapat
dengan thaghut dan rela menjadi sepatu mereka) atau menjadi penonton seperti
orang-orang arab badui menunggu siapa
pemenang?!
Oleh: Abu Sulaiman Al Arkhabiliy; 7 Dzulqa’dah 1435H; LP Kembang Kuning Nusakambangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar