5/25/2019

PERISTIWA ISRA' DAN MI'RAJ

SIRAH NABAWIAH - 

SEJARAH LENGKAP 

KEHIDUPAN RASULULLAH

 صلي الله عليه وسلم 

- Ibnu Hisyam

 

 

 Perisiwa Isra' Dan Mi'raj

Ibnu Ishaq berkata: Tatkala Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam diisra'kan (diperjalanan pada malam hari) dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, yaitu Baitul Maqdis di Ilia. Saat itu Islam telah menyebar di Makkah dan di seluruh kabilah-kabilah.

Ibnu Ishaq berkata: Hadits tentang isra'nya Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, sebagaimana yang saya terima, berasal dari Abdullah bin Mas'ud, Abu Said Al-Khudri, Aisyah istri Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, Muawiyah bin Abu Sufyan, Al-Hasan bin Al-Hasan, Ibnu Syihab Az-Zuhri, Qatadah dan ulama-ulama lainnya, serta Ummu Hani' binti Abdul Muthalib. Mereka sama-sama meriwayatkan dari Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam. Peristiwa isra' ini di dalamnya terdapat ujian, seleksi, dan merupakan salah satu bukti kekuasaan dan kebesaran Allah. Selain itu, terdapat juga pelajaran bagi orang-orang berakal, petunjuk, rahmat dan penguat keimanan bagi orang yang beriman kepada Allah dan membenarkannya. Allah mengisrakan Rasulullah sebagaimana yang dikehendaki-Nya untuk memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya seperti yang Dia inginkan, hingga beliau bisa menyaksikan bukti-bukti kekuasaan-Nya terutama dalam mengerjakan apa saja yang dihendaki-Nya.

Ibnu Ishaq berkata: Seperti beritakankan kepadaku, Abdullah bin Mas'ud berkata bahwa Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam menaiki Buraq, yaitu hewan yang membawa para nabi sebelum beliau. Kemudian beliau mengendarainya untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di antara langit dan bumi, hingga perjalanan beliau terhenti di Baitul Maqdis. Di sana, telah ada Ibrahim, Musa dan Isa dalam dan beberapa nabi yang sengaja telah dikumpulkan untuk bertemu beliau, kemudian beliau shalat mengimami mereka. Usai shalat, tiga bejana; satu bejana berisi susu, satu bejana berisi minuman keras dan satu bejana berisi air didatangkan kepada beliau. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Ketika itu ada yang berkata: Apabila dia mengambil air, ia tenggelam demikian pula dengan umatnya. Jika ia mengambil minuman keras, ia mabuk demikian pula dengan umatnya. Jika ia mengambil susu, ia mendapatkan petunjuk demikian pula dengan ummatnya.' Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Kemudian aku mengambil bejana yang berisi susu dan meminumnya." Jibril berkata kepadaku: "Engkau telah mendapatkan petunjuk, demikian pula dengan ummatmu, wahai Muhammad."

Ibnu Ishaq berkata: Aku diberi tahu dari Al-Hasan bahwa ia bercerita bahwa Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Ketika aku sedang tidur di Hijr Aswad, Malaikat Jibril mendatangiku kemudian membangunkanku dengan kakinya. Akupun bangun namun tidak melihat apa-apa. Aku tidur lagi dan ternyata Malaikat Jibril datang kepadaku untuk kedua kalinya. Ia membangunkanku hingga aku tersadar, namun aku tidak melihat apa-apa. Aku kembali tidur lagi dan ternyata Malaikat Jibril datang kepadaku untuk ketiga kalinya, kemudian menggerak-gerakkan badanku hingga aku bangun. Ia lalu mengajakku pergi menuju pintu masjid dan ternyata di sana ada seekor hewan putih yang besarnya antara kuda dan keledai. Hewan tersebut rupanya memiliki sayap, ia mendorong kedua kakinya dengan kedua sayapnya dan memindahkan tangannya dalam setiap langkahnya di batas akhir pandangan matanya. Malaikat Jibril menaikiku di atas hewan tersebut, lalu ia keluar bersamaku. Ia tidak berpisah denganku dan aku tidak berpisah dengannya."44

Ibnu Ishaq berkata: Aku mendapatkan riwayat dari Qatadah yang berkata bahwa ia diberitahu bahwa Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Ketika aku mendekati hewan tersebut untuk menaikinya, hewan tersebut menunjukkan sikap tidak suka, kemudian Malaikat Jibril menegurnya dan berkata: "Kenapa engkau tidak malu atas apa yang engkau perbuat, wahai Buraq? Demi Allah, engkau memang pernah dinaiki hamba Allah sebelum Muhammad namun tak satupun dari mereka yang lebih mulia di sisi Allah daripada Muhammad." Buraqpun merasa malu hingga keringatnya bercucuran. Setelah itu, ia bersikap jinak kemudian aku menaikinya.45
Al-Hasan bercerita: Kemudian Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam terbang bersama Malaikat Jibril hingga beliau tiba di Baitul Maqdis. Di sana, telah ada Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Isa dalam kumpulan para nabi. Kemudian Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam mengimami mereka shalat. Setelah itu, dua bejana; salah satu dari bejana tersebut berisi minuman keras, sedang bejana satunya berisi susu didatangkan kepada beliau. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam mengambil bejana yang berisi susu, kemudian meminumnya dan meninggalkan bejana berisi khamr minuman keras. Malaikat Jibril berkata kepada beliau: "Engkau dikaruniai petunjuk kepada fitrah demikian pula dengan ummatmu, wahai Muhammad, dan minuman keras diharamkan kepada kalian."

Setelah itu, Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam pulang ke Makkah. Keesokan harinya, beliau menceritakan apa yang beliau alami kepada orang-orang Quraisy. Sebagian besar dari mereka berkata: "Demi Allah, ini adalah sesuatu yang sangat konyol. Betapa tidak?! Rombongan musafir yang jalannya cepat saja membutuhkan jarak tempuh selama sebulan untuk pergi dari Makkah ke Syam, apakah mungkin Muhammad pergi ke sana lalu pulang ke Makkah hanya dalam waktu semalam?"

Banyak orang yang tadinya telah masuk Islam menjadi murtad gara-gara peristiwa ini. Orang-orang Quraisy pergi kepada Abu Bakar, kemudian berkata kepadanya: "Coba tengok sahabatmu, wahai Abu Bakar? Ia mengaku pada malam ini pergi ke Baitul Maqdis dan shalat di sana, kemudian pagi ini ia pulang ke Makkah!" Abu Bakar berkata kepada mereka: "Apakah kalian mendustakan apa yang dikatakan?" Mereka menjawab: "Ya, benar!

Dia kini sedang berada di masjid sedang bercerita kepada manusia tentang apa yang baru dialaminya." Abu Bakar berkata: "Demi Allah, jika itu yang ia katakan, pasti ia berkata benar. Apa ada yang aneh bagi kalian? Demi Allah, sesungguhnya ia berkata kepadaku bahwa ia berpindah dari langit ke bumi hanya dalam waktu sesaat pada waktu malam atau sesaat pada waktu siang dan aku mempercayainya. Jadi inilah puncak keheranan kalian?" Usai mengatakan itu, Abu Bakar berjalan hingga tiba di tempat Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam berada. Abu Bakar berkata kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam: "Wahai Nabi Allah, benarkah engkau telah bercerita kepada manusia, bahwa pada malam ini engkau pergi ke Baitul Maqdis?" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Ya, benar." Abu Bakar berkata: "Kalau begitu, tolong, ceritakan kepadaku ciri-ciri Baitul Maqdis, karena sebelumnya aku pernah pergi ke sana!"
Lanjut Al-Hasan: Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam lalu menjelaskan ciri-ciri Baitul Maqdis kepada Abu Bakar. Setelah mendapatkan penjelasan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam Abu Bakar berkata: "Engkau berkata benar. Aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah." Setiap kali Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam menjelaskan ciri-ciri Baitul Maqdis, Abu Bakar berkata: "Engkau berkata benar. Aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah." usai bercerita. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam berkata kepada Abu Bakar: "Engkau wahai Abu Bakar adalah Ash-Shiddiq (orang yang membenarkan)." Sejak peristiwa itulah, Abu Bakar dijuluki Ash-Shiddiq.

Allah lalu menurunkan ayat mengenai orang-orang Islam yang murtad karena peristiwa isra':

وَإِذْ قُلْنَا لَكَ إِنَّ رَبَّكَ أَحَاطَ بِٱلنَّاسِ ۚ وَمَا جَعَلْنَا ٱلرُّءْيَا ٱلَّتِىٓ أَرَيْنَٰكَ إِلَّا فِتْنَةً لِّلنَّاسِ وَٱلشَّجَرَةَ ٱلْمَلْعُونَةَ فِى ٱلْقُرْءَانِ ۚ وَنُخَوِّفُهُمْ فَمَا يَزِيدُهُمْ إِلَّا طُغْيَٰنًا كَبِيرًا
Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Quran. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka. (QS. al-Isra': 60).

Inilah hadits riwayat Al-Hasan mengenai peristiwa isra Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam yang lebih komplit dari hadits riwayat Qatadah.
Ibnu Ishaq berkata: Beberapa keluarga Abu Bakar bercerita kepadaku bahwa Aisyah berkata: "Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam tidak pergi dengan badannya, namun dengan ruhnya." 46

Ibnu Ishaq berkata: Yaqub bin Utbah bin Al-Mughirah bin Al-Akhnas bercerita kepadaku, Muawiyah bin Abu Sufyan berkata: "Sungguh mimpi-mimpi dari Allah Ta'ala adalah benar."
Ucapan Aisyah dan Muawiyah bin Abu Sufyan ini tidak kontradiksi dengan hadits riwayat Al-Hasan, berdasarkan ayat berikut:
Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia (QS. Al-Isra': 60).

Juga berdasarkan firman Allah Taala yang menceritakan perihal Nabi Ibrahim bahwa ia berkata kepada anaknya:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ
"Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu." (QS. ash- Shaffat: 102).

Dari sini jelaslah, bahwa wahyu dari Allah datang kepada para nabi, terkadang dalam keadaan mereka terjaga dan terkadang pula alam keadaan tidur.
Ibnu lshaq berkata: Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, sebagaimana berita yang sampai padaku, bersabda: "Mataku tidur, namun hatiku tidaklah tidur"

Wallahu a'lam dalam kondisi apa beliau datang ke Baitul Maqdis dan menyaksikan apa yang dia saksian dari kebesaran Allah. Bagimana yang dia alami dalam keadaan tidur atau tidak tidur, yang jelas semuanya haq dan benar.

Ibnu lshaq berkata: Az-Zuhri bercerita dari Sa'id bin Al-Musaiyyib bahwa Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam menjelaskan tentang ciri-ciri fisik Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Isa yang beliau lihat pada malam isra'- Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Nabi Ibrahim ia begitu mirip denganku. Sementara Nabi Musa, dia berkulit sawo matang, tinggi, ceking, rambutnya lebat, hidungnya mancung dan dia seperti orang dari kabilah Syanu'ah (kabilah Azad). Sedang Nabi Isa, beliau berkulit merah, postur tubuhnya sedang, rambutnya lurus, di wajahnya terdapat banyak tahi lalat, dan orang yang paling mirip dengannya ialah Urwah bin Mas'ud Ats-Tsaqafi.47

Ibnu Hisyam berkata: Umar mantan budak Ghufrah dari Ibrahim bin Muhammad bin Ali bin Abu Thalib berkata: Ali bin Abu Thalib mengisahkan tentang ciri-ciri fisik Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, ia berkata: "Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam tidak terlalu tinggi dan terlalu tidak pendek, tingginya sedang, rambutnya tidak begitu keriting tidak begitu lurus, keritingnya seperti orang-orang Arab pada umumnya, badannya tidak terlalu gemuk, wajahnya tidak bulat, putih kulitnya, kedua matanya hitam legam, bulu matanya panjang, lebar pundaknya, rambut di dada dan perutnya tipis, bulu tangannya tipis, begitu juga dengan bulu kakinya, telapak tangannya keras, begitu juga telapak kakinya. Apabila berjalan kakinya seakan tidak menginjak tanah. Beliau seperti berjalan menuruni bukit, jika menoleh maka beliau menoleh dengan menghadapkan seluruh wajahnya, di antara kedua bahunya terdapat tanda kenabian dan itulah tanda semua para nabi. Orang yang paling suka memberi, paling suka memaafkan, paling benar ucapannya, paling menetapi janji, paling lembut akhlaknya, paling mulia pergaulannya. Siapa yang melihatnya maka ia segan padanya dan barangsiapa bergaul dengannya ia pasti mencintainya dan orang yang menyifati ciri-ciri beliau berkata: "Seumur hidupku belum pernah melihat orang yang mirip dengan Muhammad Shallalahu 'alaihi wa Sallam."48

Ibnu lshaq berkata: Seperti disampaikan kepadaku, dari Ummu Hani' binti Abdul Muthalib Radhiyallahu Anha (ia bernama asli Hindun) mengenai peristiwa isra' Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, berkata: "Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam di isra-kan tatkala beliau sedang berada di rumahku. Malam itu, beliau tidur di rumahku. Dia mengakhirkan shalat Isva', lalu tidur dan kamibpun tidur. Menjelang Shubuh, Rasulullah membangunkan kami. Setelah shalat Shubuh bersama, Rasulullah berkata: "Wahai Ummu Hani', setelah aku mengakhirkan shalat Isya' seperti yang engkau lihat, kemudian aku pergi ke Baitul Maqdis, dan shalat di sana. Setelah itu, barulah aku mengerjakan shalat Shubuh bersama kalian sekarang seperti yang kalian lihat."49 

Kemudian Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam keluar namun aku halangi. Aku berkata kepadanya: "Wahai Nabi Allah, sembunyikan peristiwa ini dari manusia, sebab jika kau ceritakan nanti mereka pasti mendustakanmu dan mempermainkanmu." Rasulullah Shallailahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Demi Allah, aku pasti menceritakan peristiwa ini kepada mereka." Aku berkata kepada budakku dari Habasyah: "Sana, ikutilah Muhammad dan dengarkan apa yang dia katakan kepada manusia dan apa yang dikatakan manusia kepadanya." Ketika Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bertemu dengan orang-orang, beliau bercerita kepada mereka dan mereka terheran-heran. Mereka berkata: "Hai Muhammad, apa buktinya kalau ceritamu itu benar, sebab kami belum pernah sekalipun mendengar cerita model ini sebelum ini." Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Buktinya adalah, aku melihat kafilah Bani Fulan di lembah ini dan di lembah itu. Mereka lari kocar-kacir ketakutan karena mendengar suara hewan. Aku terus berjalan hingga tiba di daerah Dhajnan, aku menghampiri kafilah Bani Fulan dan aku lihat mereka sedang dalam keadaan tidur. Mereka mempunyai wadah berisi air yang mereka tutupi dengan sesuatu, lalu aku buka tutupnya, kemudian aku minum air yang ada di dalamnya. Setelah itu aku menutupnya lagi sebagaimana semula. Dan sekarang kafilah tersebut singgah di Baidha' di Tsaniyyatun Tan'im. Mereka didahului unta berwarna abu-abu dan di unta tersebut terdapat dua karung; satu berwarna hitam dan satunya warna-warni Orang-orang itu segera pergi ke Tsaniyyah dan mereka berjumpa dengan rombongan itu lebih dahulu sebagaimana yang telah diceritakan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam kepada mereka. Mereka bertanya kepada kafilah tersebut tentang wadah berisi air, kemudian kafilah tersebut menjawab bahwa memang mereka mengisi wadah tersebut penuh dengan air dan menutupnya, dan setelah itu tidur. Namun ketika mereka bangun mereka tidak mendapatkan air di dalamnya, padahal wadah tersebut tertutup rapat. Mereka juga bertanya kepada orang-orang lain di Makkah, kemudian orang-orang yang ditanya tersebut menjawab: "Demi Allah, dia berkata benar. Kami lari kocar-kacir di lembah yang dia ceritakan."



44. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dalam tafsirnya (17/332) dengan sanadnya dari Ibnu Ishaq dari Al-Hasan dengan sanad Mursal
45. HR. Tirimidzi pada hadits no 3131. Albani mengatakan dalam buku shahih Tirmidzi : Isnadnya Shahih
46. Khabar dhaif diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dalam tafsirnya (17/350) dalam sanadnya ada seseorang yang tidak dikenal dari syaikh ibnu Ishaq dan matan hadits ini munkar
47. HR. Bukhari pada hadits no. 3437 dan Muslim 168
48. Dhaif. Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi pada hadits no. 3638 dinyatakan lemah oleh Albani dalam Dhaif al-Sunan
49. Hadits Dhaif diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dalam tafsirnya (17/331) dalam sanadnya ada Ibnu As-Saib dan dia ditengarai sebagai pendusta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...