SIRAH NABAWIAH -
SEJARAH LENGKAP
KEHIDUPAN RASULULLAH
صلي الله عليه وسلم
- Ibnu Hisyam
Perisiwa Isra' Dan Mi'raj
Ibnu Ishaq berkata: Tatkala Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam
diisra'kan (diperjalanan pada malam hari) dari Masjidil Haram ke
Masjidil Aqsha, yaitu Baitul Maqdis di Ilia. Saat itu Islam telah
menyebar di Makkah dan di seluruh kabilah-kabilah.
Ibnu Ishaq berkata: Hadits tentang isra'nya
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, sebagaimana yang saya terima,
berasal dari Abdullah bin Mas'ud, Abu Said Al-Khudri, Aisyah istri
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, Muawiyah bin Abu Sufyan,
Al-Hasan bin Al-Hasan, Ibnu Syihab Az-Zuhri, Qatadah dan ulama-ulama
lainnya, serta Ummu Hani' binti Abdul Muthalib. Mereka sama-sama
meriwayatkan dari Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam. Peristiwa
isra' ini di dalamnya terdapat ujian, seleksi, dan merupakan salah satu
bukti kekuasaan dan kebesaran Allah. Selain itu, terdapat juga pelajaran
bagi orang-orang berakal, petunjuk, rahmat dan penguat keimanan bagi
orang yang beriman kepada Allah dan membenarkannya. Allah mengisrakan
Rasulullah sebagaimana yang dikehendaki-Nya untuk memperlihatkan
tanda-tanda kebesaran-Nya seperti yang Dia inginkan, hingga beliau bisa
menyaksikan bukti-bukti kekuasaan-Nya terutama dalam mengerjakan apa
saja yang dihendaki-Nya.
Ibnu Ishaq berkata: Seperti beritakankan
kepadaku, Abdullah bin Mas'ud berkata bahwa Rasulullah Shallalahu
'alaihi wa Sallam menaiki Buraq, yaitu hewan yang membawa para nabi
sebelum beliau. Kemudian beliau mengendarainya untuk melihat tanda-tanda
kebesaran Allah yang ada di antara langit dan bumi, hingga perjalanan
beliau terhenti di Baitul Maqdis. Di sana, telah ada Ibrahim, Musa dan
Isa dalam dan beberapa nabi yang sengaja telah dikumpulkan untuk bertemu
beliau, kemudian beliau shalat mengimami mereka. Usai shalat, tiga
bejana; satu bejana berisi susu, satu bejana berisi minuman keras dan
satu bejana berisi air didatangkan kepada beliau. Rasulullah Shallalahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Ketika itu ada yang berkata: Apabila dia
mengambil air, ia tenggelam demikian pula dengan umatnya. Jika ia
mengambil minuman keras, ia mabuk demikian pula dengan umatnya. Jika ia
mengambil susu, ia mendapatkan petunjuk demikian pula dengan ummatnya.'
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Kemudian aku
mengambil bejana yang berisi susu dan meminumnya." Jibril berkata
kepadaku: "Engkau telah mendapatkan petunjuk, demikian pula dengan
ummatmu, wahai Muhammad."
Ibnu Ishaq berkata: Aku diberi tahu dari
Al-Hasan bahwa ia bercerita bahwa Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Ketika aku sedang tidur di Hijr Aswad, Malaikat Jibril
mendatangiku kemudian membangunkanku dengan kakinya. Akupun bangun
namun tidak melihat apa-apa. Aku tidur lagi dan ternyata Malaikat Jibril
datang kepadaku untuk kedua kalinya. Ia membangunkanku hingga aku
tersadar, namun aku tidak melihat apa-apa. Aku kembali tidur lagi dan
ternyata Malaikat Jibril datang kepadaku untuk ketiga kalinya, kemudian
menggerak-gerakkan badanku hingga aku bangun. Ia lalu mengajakku pergi
menuju pintu masjid dan ternyata di sana ada seekor hewan putih yang
besarnya antara kuda dan keledai. Hewan tersebut rupanya memiliki sayap,
ia mendorong kedua kakinya dengan kedua sayapnya dan memindahkan
tangannya dalam setiap langkahnya di batas akhir pandangan matanya.
Malaikat Jibril menaikiku di atas hewan tersebut, lalu ia keluar
bersamaku. Ia tidak berpisah denganku dan aku tidak berpisah dengannya."44
Ibnu Ishaq berkata: Aku mendapatkan riwayat
dari Qatadah yang berkata bahwa ia diberitahu bahwa Rasulullah
Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Ketika aku mendekati hewan tersebut untuk
menaikinya, hewan tersebut menunjukkan sikap tidak suka, kemudian
Malaikat Jibril menegurnya dan berkata: "Kenapa engkau tidak malu atas
apa yang engkau perbuat, wahai Buraq? Demi Allah, engkau memang pernah
dinaiki hamba Allah sebelum Muhammad namun tak satupun dari mereka yang
lebih mulia di sisi Allah daripada Muhammad." Buraqpun merasa malu
hingga keringatnya bercucuran. Setelah itu, ia bersikap jinak kemudian
aku menaikinya.45
Al-Hasan bercerita: Kemudian Rasulullah
Shallalahu 'alaihi wa Sallam terbang bersama Malaikat Jibril hingga
beliau tiba di Baitul Maqdis. Di sana, telah ada Nabi Ibrahim, Nabi Musa
dan Nabi Isa dalam kumpulan para nabi. Kemudian Rasulullah Shallalahu
'alaihi wa Sallam mengimami mereka shalat. Setelah itu, dua bejana;
salah satu dari bejana tersebut berisi minuman keras, sedang bejana
satunya berisi susu didatangkan kepada beliau. Rasulullah Shallalahu
'alaihi wa Sallam mengambil bejana yang berisi susu, kemudian meminumnya
dan meninggalkan bejana berisi khamr minuman keras. Malaikat Jibril
berkata kepada beliau: "Engkau dikaruniai petunjuk kepada fitrah
demikian pula dengan ummatmu, wahai Muhammad, dan minuman keras
diharamkan kepada kalian."
Setelah itu, Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa
Sallam pulang ke Makkah. Keesokan harinya, beliau menceritakan apa yang
beliau alami kepada orang-orang Quraisy. Sebagian besar dari mereka
berkata: "Demi Allah, ini adalah sesuatu yang sangat konyol. Betapa
tidak?! Rombongan musafir yang jalannya cepat saja membutuhkan jarak
tempuh selama sebulan untuk pergi dari Makkah ke Syam, apakah mungkin
Muhammad pergi ke sana lalu pulang ke Makkah hanya dalam waktu semalam?"
Banyak orang yang tadinya telah masuk Islam
menjadi murtad gara-gara peristiwa ini. Orang-orang Quraisy pergi kepada
Abu Bakar, kemudian berkata kepadanya: "Coba tengok sahabatmu, wahai
Abu Bakar? Ia mengaku pada malam ini pergi ke Baitul Maqdis dan shalat
di sana, kemudian pagi ini ia pulang ke Makkah!" Abu Bakar berkata
kepada mereka: "Apakah kalian mendustakan apa yang dikatakan?" Mereka
menjawab: "Ya, benar!
Dia kini sedang berada di masjid sedang
bercerita kepada manusia tentang apa yang baru dialaminya." Abu Bakar
berkata: "Demi Allah, jika itu yang ia katakan, pasti ia berkata benar.
Apa ada yang aneh bagi kalian? Demi Allah, sesungguhnya ia berkata
kepadaku bahwa ia berpindah dari langit ke bumi hanya dalam waktu sesaat
pada waktu malam atau sesaat pada waktu siang dan aku mempercayainya.
Jadi inilah puncak keheranan kalian?" Usai mengatakan itu, Abu Bakar
berjalan hingga tiba di tempat Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam
berada. Abu Bakar berkata kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa
Sallam: "Wahai Nabi Allah, benarkah engkau telah bercerita kepada
manusia, bahwa pada malam ini engkau pergi ke Baitul Maqdis?" Rasulullah
Shallalahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Ya, benar." Abu Bakar berkata:
"Kalau begitu, tolong, ceritakan kepadaku ciri-ciri Baitul Maqdis,
karena sebelumnya aku pernah pergi ke sana!"
Lanjut Al-Hasan: Rasulullah Shallalahu 'alaihi
wa Sallam lalu menjelaskan ciri-ciri Baitul Maqdis kepada Abu Bakar.
Setelah mendapatkan penjelasan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam
Abu Bakar berkata: "Engkau berkata benar. Aku bersaksi bahwa engkau
adalah utusan Allah." Setiap kali Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa
Sallam menjelaskan ciri-ciri Baitul Maqdis, Abu Bakar berkata: "Engkau
berkata benar. Aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah." usai
bercerita. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam berkata kepada Abu
Bakar: "Engkau wahai Abu Bakar adalah Ash-Shiddiq (orang yang
membenarkan)." Sejak peristiwa itulah, Abu Bakar dijuluki Ash-Shiddiq.
Allah lalu menurunkan ayat mengenai orang-orang Islam yang murtad karena peristiwa isra':
وَإِذْ قُلْنَا لَكَ إِنَّ رَبَّكَ أَحَاطَ بِٱلنَّاسِ
ۚ وَمَا جَعَلْنَا ٱلرُّءْيَا ٱلَّتِىٓ أَرَيْنَٰكَ إِلَّا فِتْنَةً
لِّلنَّاسِ وَٱلشَّجَرَةَ ٱلْمَلْعُونَةَ فِى ٱلْقُرْءَانِ ۚ
وَنُخَوِّفُهُمْ فَمَا يَزِيدُهُمْ إِلَّا طُغْيَٰنًا كَبِيرًا
Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah
Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan
(begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Quran. Dan Kami
menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar
kedurhakaan mereka. (QS. al-Isra': 60).
Inilah hadits riwayat Al-Hasan mengenai
peristiwa isra Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam yang lebih
komplit dari hadits riwayat Qatadah.
Ibnu Ishaq berkata: Beberapa keluarga Abu Bakar
bercerita kepadaku bahwa Aisyah berkata: "Rasulullah Shallalahu 'alaihi
wa Sallam tidak pergi dengan badannya, namun dengan ruhnya." 46
Ibnu Ishaq berkata: Yaqub bin Utbah bin
Al-Mughirah bin Al-Akhnas bercerita kepadaku, Muawiyah bin Abu Sufyan
berkata: "Sungguh mimpi-mimpi dari Allah Ta'ala adalah benar."
Ucapan Aisyah dan Muawiyah bin Abu Sufyan ini tidak kontradiksi dengan hadits riwayat Al-Hasan, berdasarkan ayat berikut:
Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia (QS. Al-Isra': 60).
Juga berdasarkan firman Allah Taala yang menceritakan perihal Nabi Ibrahim bahwa ia berkata kepada anaknya:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ
"Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu." (QS. ash- Shaffat: 102).
Dari sini jelaslah, bahwa wahyu dari Allah
datang kepada para nabi, terkadang dalam keadaan mereka terjaga dan
terkadang pula alam keadaan tidur.
Ibnu lshaq berkata: Rasulullah Shallalahu
'alaihi wa Sallam, sebagaimana berita yang sampai padaku, bersabda:
"Mataku tidur, namun hatiku tidaklah tidur"
Wallahu a'lam dalam kondisi apa beliau datang
ke Baitul Maqdis dan menyaksikan apa yang dia saksian dari kebesaran
Allah. Bagimana yang dia alami dalam keadaan tidur atau tidak tidur,
yang jelas semuanya haq dan benar.
Ibnu lshaq berkata: Az-Zuhri bercerita dari
Sa'id bin Al-Musaiyyib bahwa Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam
menjelaskan tentang ciri-ciri fisik Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Isa
yang beliau lihat pada malam isra'- Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: Nabi Ibrahim ia begitu mirip denganku. Sementara Nabi
Musa, dia berkulit sawo matang, tinggi, ceking, rambutnya lebat,
hidungnya mancung dan dia seperti orang dari kabilah Syanu'ah (kabilah
Azad). Sedang Nabi Isa, beliau berkulit merah, postur tubuhnya sedang,
rambutnya lurus, di wajahnya terdapat banyak tahi lalat, dan orang yang
paling mirip dengannya ialah Urwah bin Mas'ud Ats-Tsaqafi.47
Ibnu Hisyam berkata: Umar mantan budak Ghufrah
dari Ibrahim bin Muhammad bin Ali bin Abu Thalib berkata: Ali bin Abu
Thalib mengisahkan tentang ciri-ciri fisik Rasulullah Shallalahu 'alaihi
wa Sallam, ia berkata: "Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam tidak
terlalu tinggi dan terlalu tidak pendek, tingginya sedang, rambutnya
tidak begitu keriting tidak begitu lurus, keritingnya seperti
orang-orang Arab pada umumnya, badannya tidak terlalu gemuk, wajahnya
tidak bulat, putih kulitnya, kedua matanya hitam legam, bulu matanya
panjang, lebar pundaknya, rambut di dada dan perutnya tipis, bulu
tangannya tipis, begitu juga dengan bulu kakinya, telapak tangannya
keras, begitu juga telapak kakinya. Apabila berjalan kakinya seakan
tidak menginjak tanah. Beliau seperti berjalan menuruni bukit, jika
menoleh maka beliau menoleh dengan menghadapkan seluruh wajahnya, di
antara kedua bahunya terdapat tanda kenabian dan itulah tanda semua para
nabi. Orang yang paling suka memberi, paling suka memaafkan, paling
benar ucapannya, paling menetapi janji, paling lembut akhlaknya, paling
mulia pergaulannya. Siapa yang melihatnya maka ia segan padanya dan
barangsiapa bergaul dengannya ia pasti mencintainya dan orang yang
menyifati ciri-ciri beliau berkata: "Seumur hidupku belum pernah melihat
orang yang mirip dengan Muhammad Shallalahu 'alaihi wa Sallam."48
Ibnu lshaq berkata: Seperti disampaikan
kepadaku, dari Ummu Hani' binti Abdul Muthalib Radhiyallahu Anha (ia
bernama asli Hindun) mengenai peristiwa isra' Rasulullah Shallalahu
'alaihi wa Sallam, berkata: "Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam di
isra-kan tatkala beliau sedang berada di rumahku. Malam itu, beliau
tidur di rumahku. Dia mengakhirkan shalat Isva', lalu tidur dan kamibpun
tidur. Menjelang Shubuh, Rasulullah membangunkan kami. Setelah shalat
Shubuh bersama, Rasulullah berkata: "Wahai Ummu Hani', setelah aku
mengakhirkan shalat Isya' seperti yang engkau lihat, kemudian aku pergi
ke Baitul Maqdis, dan shalat di sana. Setelah itu, barulah aku
mengerjakan shalat Shubuh bersama kalian sekarang seperti yang kalian
lihat."49
Kemudian Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam
keluar namun aku halangi. Aku berkata kepadanya: "Wahai Nabi Allah,
sembunyikan peristiwa ini dari manusia, sebab jika kau ceritakan nanti
mereka pasti mendustakanmu dan mempermainkanmu." Rasulullah Shallailahu
'Alaihi wa Sallam bersabda: "Demi Allah, aku pasti menceritakan
peristiwa ini kepada mereka." Aku berkata kepada budakku dari Habasyah:
"Sana, ikutilah Muhammad dan dengarkan apa yang dia katakan kepada
manusia dan apa yang dikatakan manusia kepadanya." Ketika Rasulullah
Shallalahu 'alaihi wa Sallam bertemu dengan orang-orang, beliau
bercerita kepada mereka dan mereka terheran-heran. Mereka berkata: "Hai
Muhammad, apa buktinya kalau ceritamu itu benar, sebab kami belum pernah
sekalipun mendengar cerita model ini sebelum ini." Rasulullah
Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Buktinya adalah, aku melihat
kafilah Bani Fulan di lembah ini dan di lembah itu. Mereka lari
kocar-kacir ketakutan karena mendengar suara hewan. Aku terus berjalan
hingga tiba di daerah Dhajnan, aku menghampiri kafilah Bani Fulan dan
aku lihat mereka sedang dalam keadaan tidur. Mereka mempunyai wadah
berisi air yang mereka tutupi dengan sesuatu, lalu aku buka tutupnya,
kemudian aku minum air yang ada di dalamnya. Setelah itu aku menutupnya
lagi sebagaimana semula. Dan sekarang kafilah tersebut singgah di
Baidha' di Tsaniyyatun Tan'im. Mereka didahului unta berwarna abu-abu
dan di unta tersebut terdapat dua karung; satu berwarna hitam dan
satunya warna-warni Orang-orang itu segera pergi ke Tsaniyyah dan mereka
berjumpa dengan rombongan itu lebih dahulu sebagaimana yang telah
diceritakan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam kepada mereka.
Mereka bertanya kepada kafilah tersebut tentang wadah berisi air,
kemudian kafilah tersebut menjawab bahwa memang mereka mengisi wadah
tersebut penuh dengan air dan menutupnya, dan setelah itu tidur. Namun
ketika mereka bangun mereka tidak mendapatkan air di dalamnya, padahal
wadah tersebut tertutup rapat. Mereka juga bertanya kepada orang-orang
lain di Makkah, kemudian orang-orang yang ditanya tersebut menjawab:
"Demi Allah, dia berkata benar. Kami lari kocar-kacir di lembah yang dia
ceritakan."
44. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dalam tafsirnya (17/332) dengan sanadnya dari Ibnu Ishaq dari Al-Hasan dengan sanad Mursal
45. HR. Tirimidzi pada hadits no 3131. Albani mengatakan dalam buku shahih Tirmidzi : Isnadnya Shahih
46. Khabar dhaif diriwayatkan oleh Ibnu
Jarir dalam tafsirnya (17/350) dalam sanadnya ada seseorang yang tidak
dikenal dari syaikh ibnu Ishaq dan matan hadits ini munkar
47. HR. Bukhari pada hadits no. 3437 dan Muslim 168
48. Dhaif. Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi pada hadits no. 3638 dinyatakan lemah oleh Albani dalam Dhaif al-Sunan
49. Hadits Dhaif diriwayatkan oleh Ibnu
Jarir dalam tafsirnya (17/331) dalam sanadnya ada Ibnu As-Saib dan dia
ditengarai sebagai pendusta
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar