8/30/2019

LOYALITAS


LOYALITAS

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (51) فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ يُسَارِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ نَخْشَى أَنْ تُصِيبَنَا دَائِرَةٌ فَعَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِنْ عِنْدِهِ فَيُصْبِحُوا عَلَى مَا أَسَرُّوا فِي أَنْفُسِهِمْ نَادِمِينَ (52) وَيَقُولُ الَّذِينَ آمَنُوا أَهَؤُلَاءِ الَّذِينَ أَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ إِنَّهُمْ لَمَعَكُمْ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَأَصْبَحُوا خَاسِرِينَ (53)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali (kalian); sebagian mereka adalah wali bagi sebagian yang lain. BARANG SIAPA DI ANTA­RA KALIAN MENGAMBIL MEREKA MENJADI WALI, MAKA SESUNGGUHNYA ORANG ITU TERMASUK GOLONGAN MEREKA. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani) seraya berkata, "Kami takut akan mendapat bencana," Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya.
Maka karena itu mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.

Dan orang-orang yang beriman akan mengatakan, "Inikah orang-orang yang bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, bahwasanya mereka benar-benar beserta kamu?” Rusak binasalah segala amal mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang merugi.”

[Al-Maidah, ayat 51-53]

*********

Allah Swt. melarang hamba-hamba-Nya yang mukmin mengangkat orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani sebagai wali mereka, karena mereka adalah musuh-musuh Islam dan para penganutnya; semoga Allah melaknat mereka. Kemudian Allah memberitahukan bahwa sebagian dari mereka adalah wali bagi sebagian yang lain.

Selanjutnya Allah mengancam orang mukmin yang melakukan hal itu melalui firman-Nya:
وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ

“Barang siapa di antara kalian mengambil mereka menjadi wali, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka”. (Al-Maidah: 51), hingga akhir ayat.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Kasir ibnu Syihab, telah menceritakan kepada kami Muhammad (Yakni Ibnu Sa'id ibnu Sabiq), telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Abu Qais, dari Sammak ibnu Harb, dari Iyad, bahwa Umar pernah memerintahkan Abu Musa Al Asyari untuk melaporkan kepadanya tentang semua yang diambil dan yang diberikannya (yakni pemasukan dan pengeluarannya) dalam suatu catatan lengkap. Dan tersebutlah bahwa yang menjadi sekretaris Abu Musa saat itu adalah seorang Nasrani. Kemudian hal tersebut dilaporkan kepada Khalifah Umar r.a. Maka Khalifah Umar merasa heran akan hal tersebut, lalu ia berkata, "Sesungguhnya orang ini benar-benar pandai, apakah kamu dapat membacakan untuk kami sebuah surat di dalam masjid yang datang dari negeri Syam?" Abu Musa Al-Asy'ari menjawab, "Dia tidak dapat melakukannya." Khalifah Umar bertanya, "Apakah dia sedang mempunyai jinabah?" Abu Musa Al-Asy'ari berkata, "Tidak, tetapi dia adalah seorang Nasrani." Maka Khalifah Umar membentakku dan memukul pahaku, lalu berkata, "Pecatlah dia." Selanjutnya Khalifah Umar membacakan firman Allah Swt.: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali (kalian). (Al-Maidah: 51), hingga akhir ayat

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Hasan ibnu Muhammad ibnus Sabah, telah mencerita­kan kepada kami Usman ibnu Umar, telah menceritakan kepada kami Ibnu Aun, dari Muhammad ibnu Sirin yang mengatakan bahwa Abdullah ibnu Atabah pernah berkata,

"HENDAKLAH SESEORANG DI ANTARA KALIAN MEMELIHARA DIRINYA,
JANGAN SAMPAI MENJADI SEORANG YAHUDI ATAU SEORANG NASRANI,
SEDANGKAN DIA TIDAK MENYADARINYA."

Menurut Muhammad ibnu Sirin, yang dimaksud olehnya menurut dugaan kami adalah firman Allah Swt. yang mengatakan: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali (kalian). (Al-Maidah : 51), hingga akhir ayat.

Firman Allah Swt.:
{فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ}
Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya. (Al-Maidah: 52)

Yaitu keraguan, kebimbangan, dan kemunafikan.

{يُسَارِعُونَ فِيهِمْ}
bersegera mendekati mereka. (Al-Maidah: 52)

Maksudnya, mereka bersegera berteman akrab dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani secara lahir batin.

{يَقُولُونَ نَخْشَى أَنْ تُصِيبَنَا دَائِرَةٌ}
seraya berkata, "Kami takut akan mendapat bencana." (Al-Maidah: 52)

Yakni mereka melakukan demikian dengan alasan bahwa mereka takut akan terjadi suatu perubahan, yaitu orang-orang kafir beroleh kemenangan atas kaum muslim. Jika hal ini terjadi, berarti mereka akan memperoleh perlindungan dari orang-orang Yahudi dan Nasrani, meng­ingat orang-orang Yahudi dan Nasrani mempunyai pengaruh tersendiri  di kalangan orang-orang kafir, sehingga sikap berteman akrab dengan mereka dapat memberikan manfaat ini. Maka Allah Swt berfirman menjawab mereka:

{فَعَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ}
“Mudah-mudahan Allah akan memberikan kemenangan (kepada Rasul-Nya)”. (Al-Maidah: 52)

Menurut As-Saddi, yang dimaksud dengan al-Fathu dalam ayat ini ialah kemenangan atas kota Mekah. Sedangkan yang lainnya mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah kekuasaan peradilan dan keputusan.

{أَوْ أَمْرٍ مِنْ عِنْدِهِ}
“atau sesuatu keputusan dari-Nya”. (Al-Maidah: 52)

Menurut As-Saddi, makna yang dimaksud ialah memungut jizyah atas orang-orang Yahudi dan Nasrani.

{فَيُصْبِحُوا}
“Maka karena itu mereka menjadi”. (Al-Maidah: 52)

Yakni orang-orang yang menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai wali mereka dari kalangan kaum munafik.

{عَلَى مَا أَسَرُّوا فِي أَنْفُسِهِمْ نَادِمِينَ}
“menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka” (Al-Maidah: 52)

Yaitu menyesali perbuatan mereka yang berpihak kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani itu. Dengan kata lain, mereka menyesali perbuatan yang mereka lakukan karena usahanya itu tidak dapat memberikan hasil apa pun, tidak pula dapat menolak hal yang mereka hindari, bahkan berpihak kepada mereka merupakan penyebab utama dari kerusakan itu sendiri. Kini mereka keadaannya telah dipermalukan dan Allah telah menampakkan perkara mereka di dunia ini kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, padahal sebelumnya mereka tersembunyi, keadaan dan prinsip mereka masih belum diketahui. Tetapi setelah semua penyebab yang mempermalukan mereka telah lengkap, maka tampak jelaslah perkara mereka di mata hamba-hamba Allah yang mukmin. Orang-orang mukmin merasa heran dengan sikap mereka (kaum munafik itu), bagaimana mereka dapat menampakkan diri bahwa mereka seakan-akan termasuk orang-orang mukmin, dan bahkan mereka berani bersumpah untuk itu, tetapi dalam waktu yang sama mereka berpihak kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani? Dengan demikian, tampak jelaslah kedustaan dan kebohongan mereka. Untuk itulah Allah menyebutkan dalam firman-Nya:

{وَيَقُولُ الَّذِينَ آمَنُوا أَهَؤُلاءِ الَّذِينَ أَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ إِنَّهُمْ لَمَعَكُمْ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَأَصْبَحُوا خَاسِرِينَ}

Dan orang-orang yang beriman akan mengatakan, "Inikah orang-orang yang bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, bahwasanya mereka benar-benar beserta kalian?” Rusak binasalah segala amal mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang merugi. (Al-Maidah: 53)

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hannad, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Bukair, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Abdur Rahman, dari Az-Zuhri yang menceritakan bahwa ketika kaum musyrik mengalami kekalahan dalam Perang Badar, kaum muslim berkata kepada teman-teman mereka yang dari kalangan orang-orang Yahudi, "Masuk Islamlah kalian sebelum Allah menimpakan kepada kalian suatu bencana seperti yang terjadi dalam Perang Badar." Malik ibnus Saif berkata, "Kalian telah teperdaya dengan kemenangan kalian atas segolongan orang-orang Quraisy yang tidak mempunyai pengalaman dalam peperangan. Jika kami bertekad menghimpun kekuatan untuk menyerang kalian, maka kalian tidak akan berdaya untuk memerangi kami."

Maka Ubadah ibnus Samit berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguh­nya teman-teman sejawatku dari kalangan orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang berjiwa keras, banyak memiliki senjata, dan kekuatan mereka cukup tangguh. Sesungguhnya aku sekarang berlepas diri kepada Allah dan Rasul-Nya dari berteman dengan orang-orang Yahudi. Sekarang bagiku tidak ada pemimpin lagi kecuali Allah dan Rasul-Nya."

Tetapi Abdullah ibnu Ubay berkata, "Tetapi aku tidak mau berlepas diri dari berteman sejawat dengan orang-orang Yahudi. Sesungguhnya aku adalah orang yang bergantung kepada mereka."

Maka Rasulullah Saw. bersabda, "Hai Abul Hubab, bagaimanakah jika apa yang kamu sayangkan, yaitu berteman sejawat dengan orang-orang Yahudi terhadap Ubadah ibnus Samit, hal itu hanyalah untukmu, bukan untuk dia?" Abdullah ibnu Ubay menjawab, "Kalau begitu, aku bersedia menerima­nya." Maka Allah menurunkan firman-Nya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali (kalian). (Al-Maidah: 51) sampai dengan firman-Nya: Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. (Al-Maidah: 67)

Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, kabilah Yahudi yang mula-mula berani melanggar perjanjian antara mereka dan Rasulullah Saw. adalah Bani Qainuqa.

Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadanya Asim ibnu Umar ibnu Qatadah yang mengatakan bahwa lalu Rasulullah Saw. mengepung mereka hingga mereka menyerah dan mau tunduk di bawah hukumnya. Lalu bangkitlah Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul kepada Rasulullah, setelah Allah memberikan kemenangan kepadanya atas mereka. Kemudian Abdullah Ibnu Ubay ibnu Salul berkata, "Hai Muhammad, perlakukanlah teman-teman sejawatku itu dengan baik, karena mereka adalah teman-teman sepakta orang-orang Khazraj." 

Rasulullah Saw. tidak melayaninya, dan Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul berkata lagi, "Hai Muhammad, perlakukanlah teman-teman sejawatku ini dengan baik. Tetapi Rasulullah Saw. tidak mempedulikannya. Kemudian Abdullah ibnu Ubay memasukkan tangannya ke dalam kantong baju jubah Nabi Saw., dan Nabi Saw. bersabda kepadanya.”Lepaskanlah aku!" Bahkan Rasulullah Saw. marah sehingga kelihatan roman muka beliau memerah, kemudian bersabda lagi, "Celakalah kamu, lepaskan aku.  Abdullah ibnu Ubay berkata, "Tidak, demi Allah, sebelum engkau bersedia akan memperlakukan teman-teman sejawatku dengan perlakuan yang baik. Mereka terdiri atas empat ratus orang yang tidak memakai baju besi dan tiga ratus orang memakai baju besi, dahulu mereka membelaku dari ancaman orang-orang yang berkulit merah dan berkulit hitam yang selalu mengancamku, sesungguhnya aku adalah orang yang takut akan tertimpa bencana." Maka Rasulullah Saw. bersabda, "Mereka kuserahkan kepadamu."


Source: Tafsir Ibnu Katsir

 
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
“MUHAMMAD ITU ADALAH UTUSAN ALLAH,
DAN ORANG-ORANG YANG BERSAMA DENGAN DIA ADALAH
KERAS TERHADAP ORANG-ORANG KAFIR,
TETAPI BERKASIH SAYANG SESAMA MEREKA”.
-(Al-Fath: 29)-

Rasulullah saw bersabda,

أَوْثَقُ عُرَى الْإِيْمَانُ الْمُوَالَاةُ فِي اللهِ ةَ الْمُعَادَاةُ فِي اللهِ وَ الْحُبُّ فِي اللهِ وَ الْبُغْضُ فِي اللهِ

“Tali iman yang paling kuat adalah bersikap Loyal di jalan Allah dan Memusuhi di jalan Allah,
Mencintai di jalan Allah dan Membenci di jalan Allah.”

(Hadis hasan, diriwayatkan oleh Ath-Thabrani)

Saudi Arabia's Khalid bin Salman meets US Secretary of Defense in Washington

Saudi Arabia's Khalid bin Salman meets US Secretary of Defense in Washington

source: arabnews

WASHINGTON: Saudi Arabia's Deputy Defense Minister Prince Khalid bin Salman met with US Secretary of Defense Mark Esper in Washington on Thursday.
The meeting follows discussions between Prince Khalid and US Secretary of State Mike Pompeo on Wednesday that included the situation in Yemen.
Pompeo thanked Prince Khalid for Saudi Arabia’s efforts to mediate a dispute between southern separatists and the Yemeni government which has flared up in Aden and other parts of southern Yemen.




Khalid bin Salman: Strong relations between Saudi, UAE cornerstone of stability

source: english.alarabiya

Strong and brotherly relations between Saudi Arabia and the UAE are the cornerstone of regional stability, Saudi Arabia’s Deputy Minister of Defense Prince Khalid bin Salman said on Monday.

“The strong brotherly relations between the Kingdom and the UAE, and their leaderships, may God protect them, and the close cooperation between the two countries in various fields, is the cornerstone for the security, stability and prosperity of the region, in the face of projects of extremism, chaos, sedition and division,” Prince Khalid bin Salman tweeted.

The deputy minister of defense's comments come in light of an announcement by the Arab Coalition that a joint committee has been formed between Saudi Arabia and the United Arab Emirates to stabilize the ceasefire in the Yemeni provinces of Shabwa and Abyan.
The coalition spokesman Colonel Turki al-Maliki said that the committee would start working as early as Monday.

“Today, we work together with our brothers in the UAE to achieve security and stability in Aden, Shabwa and Abyan, and we will continue to unify our fronts and join our words to face the terrorist threat, whether it be the Iranian-backed Houthis or al-Qaeda and ISIS,” Prince Khalid bin Salman said.
He added that they will continue to provide support to the Yemeni people so that security and stability prevail throughout Yemen.

Fighting between Yemeni government forces and the Southern Transitional Council (STC) had escalated over the past weeks after the STC took over the southern port city of Aden, the interim seat of Yemen's government, and last week extended their control to neighboring Abyan.

However, both sides declared a ceasefire after government forces took back control of three military camps from the Southern Transitional Council (STC) in the oil-producing province of Shabwa, and cut off all supply routes to the al-Alam camp where STC forces withdrew with their weapons on Saturday.

“Internal dialogue, not infighting, is the only way to resolve Yemen’s internal differences. There is a distinction between those who disagree for the sake of the interest of their country and to find ways to provide a decent life for the Yemeni citizen, and between those fighting the Yemenis - the origin of Arabs - for the sake of fawning and getting close to the Wilayat-al-Faqih and the project of the Iranian terrorist regime in the region,” Prince Khalid bin Salman said.

Last Update: Monday, 26 August 2019 KSA 09:17 - GMT 06:17

8/28/2019

Some MUSIC Show in Saudi Arabia



Concert in KAEC Jeddah : twitter.com/kaec_saudi


Egyptian composer Omar Khairat dazzles hundreds of music lovers in KSA

source: arabnews

Prominent Egyptian musician Omar Khairat performing in Saudi Arabia for the first time on Friday night at King Abdullah Economic City (KAEC), near Jeddah.



Rapper Nelly and Composer Elias Rahbani Among Performers During Saudi Arabia’s First Ever Live Concert Series
source: kaec.net


Mariah Carey’s Jeddah Concert 

source: aawsat.com 

thenational.ae 

www.arabnews.com 

Yanni wows Al-Ula, ‘the place where dreams begin’

source: arabnews.com

cic.org.sa

okaz.com.sa






and many more music concert in saudi :






وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِى لَهْوَ الْحَدِيْثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيْلِ اللهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَ يَتَّخِذَهَا هُزُوًا * أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُّهِيْنٌ

“DAN DI ANTARA MANUSIA (ADA) ORANG YANG
MEMPERGUNAKAN LAHWAL HADITS
(HAL-HAL DAN PERKATAAN YANG TAK BERGUNA)
UNTUK MENYESATKAN (MANUSIA)
DARI JALAN ALLAH.”
(QS. Luqman: 6)



لَيَكُونَنَّ فِي أُمَّتْي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَّ وَ الْحَرِيْرُ وَ الْخَمْرُ وَ الْمَعَازِفُ

“SUNGGUH AKAN ADA PADA UMATKU
KAUM-KAUM YANG MENGANGGAP HALAL ZINA,
MEMAKAI SUTRA (LAKI-LAKI),
KHAMR (MINUMAN KERAS)
DAN ALAT MUSIK”.
(HR. Bukhari)


TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...