8/18/2019

ULTIMATUM TEGAS DARI SALAF KEPADA KAUM MURTAD


DARI LEMBARAN SEJARAH:

ULTIMATUM
TEGAS
DARI SALAF
KEPADA
KAUM MURTAD


Dari Abu Bakar, Khalifah Rasulullah (shallallahu ‘alayhi wa sallam);

Kepada siapapun yang menerima surat ini, umum maupun khusus, baik yang masih berada di atas keislaman mereka atau yang telah murtad dari Islam; Semoga keselamatan kepada siapa saja yang mengikuti petunjuk dan tidak kembali dari petunjuk kepada penyimpangan dan kesesatan.

Sesungguhnya aku memuji Allah, tiada Rabb selain-Nya. Dan aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang haq) kecuali Alah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Kami meyakini apa yang dia bawa, mengkafirkan orang-orang yang enggan menerimanya, dan melaksanakan jihad melawan mereka. Amma ba’du:

Sesungguhnya Allah Ta’ala mengutus Muhammad dengan membawa kebenaran dari sisi-Nya kepada makhluk-Nya sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, penyeru ke jalan Allah dengan izin-Nya, dan untuk menjadi cahaya yang menerangi; agar memberi peringatan kepada orang-orang yang masih hidup dan supaya pastilah azab bagi orang-orang kafir. Maka Allah memberi petunjuk kepada orang yang menjawab seruan kepada-Nya dengan kebenaran dan Rasulullah (shallallahu ‘alayhi wa sallam) menghukum dengan izin-Nya orang yang berpaling dari-Nya, hingga mereka masuk Islam, baik secara sukarela maupun terpaksa. Kemudian Allah mewafatkan Rasulullah (shallallahu ‘alayhi wa sallam) setelah melaksanakan perintah Allah, menasihati umatnya, dan telah memenuhi hal yang menjadi tanggung jawabnya. Dan Allah telah menjelaskan hal itu bagi beliau beserta para pemeluk Islam di dalam Kitab yang diturunkan-Nya. Dia berfirman, {Sesungguhnya engkau akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati [pula]} [Az-Zumar: 30].

Dia juga berfirman: {Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu [Muhammad], maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?} [Al-Anbiyaa’: 34]. Dia juga berfirman kepada orang-orang beriman: {Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang [murtad]? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikit pun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur} [Ali ‘Imran: 144].

Barangsiapa yang mengibadahi Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah mati. Dan barangsiapa yang mengibadahi Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya, maka sesungguhnya Allah senantiasa mengawasinya, Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mati. Dan Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Dia selalu menjaga urusan-Nya [agama-Nya], memberi balasan siksaan kepada musuh-Nya. Aku mewasiatkan kepada kalian agar bertaqwa kepada Allah, menyerahkan keberhasilan dan nasib kepada Allah, dan apa yang dibawa oleh Nabi kalian (shallallahu ‘alayhi wa sallam). Dan aku mewasiati agar mengambil petunjuk-petunjuknya dan berpegang erat kepada agama Allah, karena sesungguhnya setiap orang yang tidak diberi petunjuk oleh Allah adalah orang yang tersesat, setiap orang yang tidak ditetapkan kesejahteraan baginya adalah orang yang tertimpa bala’, dan setiap orang tidak ditolong Allah adalah orang yang diterlantarkan. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dia adalah orang yang mendapat petunjuk. Dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka dia adalah orang yang tersesat. Allah Ta'ala berfirman, {Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya} [QS. Al-Kahfi : 17]. Dan tidak diterima darinya suatu amalan apa pun di dunia sehingga dia menerima-Nya, dan tidak diterima darinya ampunan maupun tebusan di akhirat.

Telah sampai kepadaku sebagian kalian kembali ke belakang dari agamanya setelah menerima Islam. Dia beramal dengannya, teperdaya mengenai Allah, bodoh mengenai urusan-Nya, dan menjawab seruan Syaitan. Allah Ta’ala berfirman, {Dan [ingatlah] ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain dari-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti [Allah] bagi orang-orang yang zhalim} [QS. Al-Kahfi : 50]. Dan Dia berfirman, {Sesungguhnya Syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh[mu], karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak gologannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala} [QS. Faathir : 6]. Dan sesungguhnya aku telah mengutus kepada kalian si fulan [Khalid ibnu Al-Walid] bersama sepasukan Muhajirin, Anshar, dan para pengikut mereka yang terbaik, dan telah aku instruksikan kepadanya untuk tidak memerangi atau membunuh seorang pun sehingga dia menyeru mereka kepada Allah. Barangsiapa menjawab seruannya, menerima kebenaran, menghentikan kejahatannya, dan melakukan kebajikan, wakilku akan menerima hal ini dari dia dan akan membantunya dalam hal ini. Jika ia menolak, aku telah menginstruksikannya untuk memerangi mereka atas hal semacam ini, agar tidak membiarkan seorang pun yang sanggup dia bunuh, membakar mereka dengan api hidup-hidup, membunuh mereka dengan sangat keras dengan cara apa pun, memperbudak wanita-wanita dan anak-anak mereka, dan tidak menerima sesuatu apa pun dari mereka kecuali Islam. Barangsiapa yang mengikutinya, maka kebaikan itu baginya dan barangsiapa yang meninggalkannya, maka dia tidak akan pernah melemahkan Allah. Dan aku telah memerintahkan utusanku untuk membacakan pesanku ini di setiap tempat berkumpulnya kalian. Tandanya adalah adzan. Jika Muslimin mengumandangkan adzan, maka berhentilah dari memerangi mereka. Jika mereka tidak mengumandangkan adzan, maka bersegeralah terhadap mereka. Jika mereka mengumandangkan adzan, maka mintalah kepada mereka kewajiban mereka [zakat]. Jika mereka menolak, maka bersegeralah terhadap mereka. Jika mereka setuju, maka terimalah dari mereka dan bebankanlah atas mereka apa yang menjadi kewajiban mereka.

[Tārīkh at-Tabarī; Al-Bidāyah wan-Nihāyah]


Source: DABIQ 7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...