TEORI KONSPIRASI
SYIRIK
“Sesungguhnya
firman Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan
kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.”
[An-Nahl: 40].
{(Allah) Pencipta langit dan bumi. Apabila
Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka
jadilah sesuatu itu.} [Al-Baqarah: 117]. {Dialah yang menciptakan langit dan
bumi dengan hak (benar), ketika Dia berkata, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu
itu. Firman-Nya adalah benar, dan milik-Nyalah segala kekuasaan pada waktu
sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Mahabijaksana,
Mahateliti.} [Al-An’am: 73]. {Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki
sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.}
[Yasin: 82].
{Dan kunci-kunci semua yang gaib ada
pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di
darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak
diketahui-Nya, tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula
sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata}
[Al-An’am: 59]
{Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak kuasa
mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi diriku kecuali apa yang
dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang gaib, niscaya aku membuat
kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa bahaya.} [Al-A’raf: 188]
{Katakanlah (Muhammad), “Tidak ada sesuatu pun di langit dan di bumi yang
mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah.} [An-Naml: 65] {Tidak ada yang
tersembunyi bagi-Nya sekalipun seberat zarrah baik yang di langit maupun yang
di bumi, yang lebih kecil dari itu atau yang lebih besar, semuanya (tertulis)
dalam Kitab yang jelas} [Saba`: 3]. {Ataukah di sisi mereka mempunyai
(pengetahuan) tentang yang gaib lalu mereka menuliskannya? Ataukah mereka
hendak melakukan tipu daya? Tetapi orang-orang yang kafir itu, justru merekalah
yang terkena tipu daya.} [Ath-Thur: 41-42].
{Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak mengatakan
kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang
gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya
mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku.”} [Al-An’am: 50]. {Katakanlah
(Muhammad), “Sekiranya kamu menguasai perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya
(perbendaharaan) itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya.” Dan manusia
itu memang sangat kikir.} [Al-Isra`: 100]. {Ataukah di sisi mereka ada
perbendaharaan Tuhanmu ataukah mereka yang berkuasa?} [Ath-Thur: 37].
Kekuasaan, pengetahuan, dan kepemilikan
mutlak, adalah sifat khusus milik Allah (Ta'ala). Ini selalu menjadi iman umat
Islam sejak nenek moyang manusia - Adam ('alaihis-salam) – menapakkan kaki
pertama kali di muka bumi dan akan terus senantiasa seperti itu hingga mukmin
yang terakhir meninggal sesaat sebelum hari kiamat. Hanya Allāh (Ta'ala) Yang tahu rincian terkecil dari
semuanya, mengendalikan semua peristiwa, dan menguasai gerak setiap partikel
atom. Bahkan orang-orang kafir zaman jahiliyyah di Semenanjung Arab dahulu
tidak ragu bahwa hanya Allah Yang Memiliki kekuasaan, pengetahuan, dan
kepemilikan mutlak, tetapi mereka melakukan syirik dalam banyak hal termasuk
menghubungkan sebagian hal-hal ghaib kepada peramal, mempersembahkan tanaman
dan ternak untuk berhala, dan menganggap bahwa berhala mereka memiliki pengaruh
terhadap doa-doa yang mereka panjatkan.
Adapun meyakini bahwa berhala-berhala ini,
para peramal dan raja-raja memiliki kekuasaan, pengetahuan, dan kepemilikan mutlak
atau semi-mutlak, maka ini terlalu berlebihan bahkan fitrah rusak jāhiliyyīn pun tidak mentolerirnya. Sayangnya, sikap syirik ini (baik kecil
atau besar) memasuki hati dan pikiran banyak orang yang dianggap pemimpin
"Islam", ulama, dan da’i –dalam meniru kaum nasionalis Arab sebelum mereka
– di mana mereka mulai menggambarkan musuh-musuh Islam dengan sifat-sifat yang mendekati
sifat rububiyyah (ketuhanan Allah). Bagi mereka, orang-orang kafir memiliki
pengetahuan, kepemilikan dan kekuasaan yang semi-mutlak untuk membuat rencana
dan menjalankannya sesuai dengan keinginan mereka. Hampir seolah-olah mereka
memiliki kemampuan untuk mewujudkan sesuatu cukup dengan kata “kun” (jadilah)!
Keburukan mereka ini menjadi sangat jelas dalam isu-isu yang berkaitan dengan
jihad.
Jika seseorang ingin melakukan jihad, para
pemimpin ini akan memperingatkan bahwa jihad yang sekarang adalah konspirasi untuk
membunuh para pemuda Muslim yang tulus, sehingga meninggalkan negeri-negeri
Muslim dan merbiarkannya jatuh ke tangan orang-orang sekuler. Jika seseorang
ingin bergabung dengan jama'ah jihad, mereka akan memperingatkan bahwa itu
adalah buatan kuffar demi membantu dalam mencapai kepentingan orang kafir. Jika
operasi jihad - seperti peristiwa 11 September – dilakukan terhadap orang-orang
kafir, mereka akan mengklaim bahwa operasi ini adalah konspirasi oleh kuffar
untuk membenarkan agresi mereka terhadap kaum Muslimin. Jika seorang pemimpin
mujahid mati syahid, mereka akan mengatakan bahwa orang-orang kafir yang
menggunakan dia sekarang perlu untuk menyingkirkannya karena khawatir dia
memutuskan untuk keluar dan mengekspos "konspirasi" yang dulu dia
menjadi bagian darinya. Jika para mujahidin membebaskan wilayah yang diduduki
oleh orang-orang kafir, mereka akan mengatakan bahwa orang-orang kafir sengaja membiarkan
mereka untuk melakukannya karena kepentingan kafir mengharuskan perang
berkepanjangan. Jika para mujahidin mengumumkan sebuah negara Islam, mereka
akan mengatakan bahwa orang-orang kafir memfasilitasi seperti itu supaya
menjadi pembenaran agar mereka bisa terus menerus ikut campur tangan terhadap
urusan kaum Muslimin. Dan, menurut teori ini, hampir semua peristiwa di dunia
ini entah bagaimana pasti terkait kembali kepada kaum kuffar, badan intelijen,
penelitian, teknologi, dan konspirator mereka!
Teori konspirasi telah sedemikian menjadi
alasan untuk meninggalkan jihad, untuk kagum berlebihan kepada orang-orang
kafir, untuk meninggalkan kewajiban bai'at, dan untuk mengejar dunia, semua
dalam nama politik "kesadaran." Salah satu aspek terburuk dari teori
ini adalah bahwa mereka tidak membutuhkan adanya bukti, hanya sekedar
"deduksi" bodoh. Dan lebih buruk lagi, banyak dari mereka yang
mengklaim konspirasi ini sendiri terlibat dalam konspirasi kafir yang nyata!
Anda melihat Sahwah Irak berjuang bersama Tentara Irak - yang didukung secara
terbuka oleh Iran - sementara mereka mengklaim bahwa Mujahidin adalah agen
Iran! Anda lihat faksi Sahawat secara terbuka menyerahkan wilayah kepada rezim
Nusayrī, sementara mereka
mengklaim bahwa mujahidin bekerja sama dengan rezim Nusayrī! Anda melihat faksi Sawahat yang lain secara
terbuka dan umum bertemu dengan Qatar, Turki, Al Salul, dan Amerika, dan mendiskusikan
rencana mereka untuk bekerjasama melawan Daulah Islam, sementara mereka
mengklaim bahwa Muhajirin dan Ansar adalah sekutu dan agen negara asing! Anda
melihat Koalisi Nasional Suriah (SNC) mempertimbangkan untuk melakukan
pertemuan di Jenewa dengan rezim Nusairī, sementara mengklaim bahwa Daulah Islam berjuang untuk melayani
kepentingan rezim!
Tidak ada bukti yang diperlukan untuk menyimpulkan
sebuah konspirasi, hanya keinginan dan kebodohan. Adapun ketika kerjasama
dengan pihak kafir untuk melawan umat Islam terlihat jelas bagi publik,
tiba-tiba itu menjadi "maslahah" ("kebaikan" yang lebih besar).
Bekerja sama dengan Amerika untuk melawan Daulah Islam adalah "maslahat",
dan bukan konspirasi kufur dan pengkhianatan! Bekerja sama dengan faksi-faksi
yang didukung oleh para thaghut dan tentara salib untuk melawan Daulah Islam
adalah "maslahat", dan bukan penyimpangan atau kemurtadan! Bergerak
di bawah perlindungan tentara salib dan pesawat orang-orang murtad untuk
melawan Daulah Islam adalah "maslahat", bukan gerbang menuju lapisan
terdalam api neraka! Menggunakan kata-kata "hukum perdata,"
"negara sipil," dan "Penentuan nasib sendiri" adalah "maslahat"
dan bukan mengakui tuntutan tentara salib dan para pendukung murtad! Kepercayaan
ekstrim terhadap teori konspirasi bervariasi antara syirik ringan dan syirik
besar tergantung pada derajat kekuasaan, pengetahuan, dan kepemilikan yang
dikaitkan oleh orang yang mempercayainya kepada orang-orang kafir.
Jika seseorang menafsirkan kembali sejarah
kaum Muslimin sesuai dengan teori konspirasi orang-orang ini, dia akan keluar
dengan membawa kesesatan terpendam. Seseorang hanya perlu bertanya kepada
teoritis ini, apakah kaum Muslimin dahulu mampu membangun negara dan
memperluasnya hanya dengan persetujuan dari kerajaan Romawi dan Persia? Apakah
kaum Muslimin sebagai agen dari Roma atau Persia selama perang mereka terhadap dua
kerajaan musuh itu? Adakah Persia berpura-pura dalam perang mereka melawan
Romawi sementara secara diam-diam menjadi sekutu mereka? Apakah umat Islam
berpura-pura dalam pertempuran mereka melawan salah satu dari dua kerajaan
lawan? Apakah para nabi palsu dan pemimpin yang menolak membayar zakat
diam-diam adalah non-Arab yang termasuk ras asing? Jawaban atas semua
pertanyaan ini tentu saja tidak. Apakah dunia berubah sedemikian besar bagi
konspirasi-konspirasi besar ini untuk mengembangkan dan menundukkan dunia?
Jawabannya adalah tidak. {Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian
bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi
sunnah Allah itu} [Faathir : 43].
Terhadap para pakar teori konspirasi ini
seseorang perlu menanyakan, bagaimana ayat-ayat berikut dipahami menurut teori
konspirasi ini?
{Mereka tiada akan memerangi kamu dalam
keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di
balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka
itu bersatu sedang hati mereka berpecah-belah. Yang demikian itu karena
sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti} [QS. Al-Hasyr : 14].
Ayat ini menjelaskan bahwa kaum kafir bisa saja terlihat bersatu
sedangkan hati mereka sebenarnya penuh dengan permusuhan dan kebencian satu
sama lain. Dan kebencian ini terkadang terwujud dalam perbuatan mereka.
Bagaimana mungkin konspirasi besar ini dilakukan jika para anggotanya
berpecah-belah?
{Dan orang-orang Yahudi berkata, “Orang-orang
Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan”, dan orang-orang Nasrani berkata,
“Orang-orang Yahudi tidak mempunyai suatu pegangan”, padahal mereka (sama-sama)
membaca Al-Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui [yaitu musyrikin],
mengatakan seperti ucapan mereka…}
[QS. Al-Baqarah : 113].
Ayat ini menjelaskan bahwa permusuhan dan
kebencian di antara para pengikut agama yang berbeda tersebut terlihat dari
ucapan mereka.
{Apakah kamu tiada memperhatikan orang-orang munafik
yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara Ahli Kitab,
“Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kami pun akan keluar bersama kamu; dan
kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapa pun untuk (menyusahkan) kamu,
dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu”. Dan Allah menyaksikan,
bahwa sesungguhnya mereka benar-benar pendusta. Sesungguhnya jika mereka
diusir, orang-orang munafik itu tiada akan keluar bersama mereka, dan
sesungguhnya jika mereka diperangi; niscaya mereka tiada akan menolongnya;
sesungguhnya jika mereka menolongnya niscaya mereka akan berpaling lari ke belakang,
kemudian mereka tiada akan mendapat pertolongan}
[QS. Al-Hasyr : 11-12].
Ayat ini menjelaskan bahwa Kemunafikan
para sekutu kaum kafir terlalu sulit untuk dipercaya akan melaksanakan perintah
kaum kafir tersebut. Jadi bagaimana mungkin konspirasi besar mereka akan tetap
utuh selama berpuluh-puluh tahun dan berabad-abad?
{Dan di antara orang-orang yang mengatakan,
“Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani”, ada yang telah Kami ambil perjanjian
mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebahagian dari apa yang mereka telah
diberi peringatan dengannya; maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan
dan kebencian sampai Hari Kiamat. Dan kelak Allah akan memberitahukan kepada mereka
apa yang selalu mereka kerjakan} [QS. Al-Maa-idah : 14].
Ayat ini menjelaskan kebencian kuat para
pengikut berbagai kelompok Nasrani di antara satu dengan yang lainnya.
{Dan Al-Qur’an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu
sungguh-sungguh akan menambah kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka [Yahudi].
Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai Hari
Kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya} [QS.
Al-Maa-idah : 64].
Ayat ini menjelaskan besarnya kebencian
pengikut dari berbagai kelompok Yahudi satu dengan yang lainnya.
“Tiada berselisih orang-orang yang telah
diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena
kedengkian (yang ada) di antara mereka”
[QS. Ali ‘Imran : 19].
“Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah-belah
melainkan sesudah datangnya pengetahuan kepada mereka karena kedengkian antara
mereka”
[QS. Asy-Syuura : 14].
Kedua ayat ini menjelaskan perpecahahan dan perselisihan
Yahudi dan Nasrani serta permusuhan yang ada di antara kedua agama itu beserta
sekte-sektenya.
{[Ingatlah], ketika Allah berfirman, “Hai
‘Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan
mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir,
dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir
hingga Hari Kiamat…”} [QS. Ali ‘Imran : 55].
Ibnu Zaid (raḥimahullāh) berkata ketika menjelaskan ayat ini,
“Tidak ada suatu negeri di mana orang Nasrani mendiaminya, baik di timur maupun
di barat, kecuali dia ada di atas Yahudi. Orang-orang Yahudi dihinakan di semua
negeri” [Tafsīr ath-Thabarī]. Dan hal ini terlepas dari kekafiran
orang-orang Nasrani. Akan tetapi, karena kaum kafir Nasrani tidak melaknat Nabi
‘Isa (‘alaihi as-salām) ataupun menuduh
ibunya yang suci berdosa, maka hal tersebut menjadikan mereka menghinakan orang-orang
Yahudi yang melaknat ‘Isa dan memfitnah Maryam.
“Mereka [orang-orang Yahudi] diliputi kehinaan di mana saja
mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali
(perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah
dan mereka diliputi kerendahan”
[QS. Ali ‘Imran : 112].
Al-Hasan (raḥimahullāh) berkata ketika menjelaskan ayat ini, “Umat
ini mendahului orang-orang Yahudi sementara orang-orang Majusi mengambil jizyah
dari orang-orang Yahudi” [Tafsīr ath-Thabarī]. Ayat ini menjelaskan
bahwa Yahudi terkutuk selalu dalam kehinaan dan ketundukan. Negara Yahudi
sendiri didirikan bagi orang-orang Yahudi semata-mata oleh tentara salib
Inggris. Dan melalui hubungan Yahudi- Salibis dan kemunduran diri Arab murtad
sehingga orang-orang Yahudi mendapat penguasaan atas para thaghut Arab.
Oleh sebab itu, setelah membahas ini, hal-hal
berikut harus dipahami ketika mengamati sejarah dan peristiwa yang sedang
berlangsung.
1) Ilmu, kekuatan, dan kepemilikan orang-orang kafir adalah lemah
dan terbatas.
Mereka tidak melihat semuanya, mendengar
semuanya, mengetahui semuanya, menguasai semuanya, dan memiliki semuanya, sebagaimana
beberapa orang mencoba menggambarkan keadaan mereka seperti itu. Barangsiapa yang
meyakininya, maka ia telah terjatuh ke dalam syirik.
2) Satu-satunya konspirasi lama yang disebutkan di dalam Al-Qur’an
ialah Iblis terkutuk.
Allah (Ta’ala) berfirman mengenai tipu
dayanya, {Sesungguhnya tipu daya Syaitan itu lemah} [QS. An-Nisaa’ :
76]. Jadi, berdasarkan ayat ini, tipu daya sekutu-sekutu Syaitan bahkan lebih
lemah. Justru mereka menjadi objek tipu daya Allah.
3) Orang-orang kafir berpecah-belah, diliputi permusuhan dan
kebencian satu sama lain, melakukan kekerasan di antara sesamanya, menghinakan
dan merendahkan sesamanya, namun mereka bersatu melawan kaum Muslim, musuh
bersama mereka.
{Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai sekutu. Sebahagian mereka
menjadi sekutu bagi sebahagian yang lain} [QS. Al-Maa-idah : 51].
{Adapun orang-orang yang kafir, sebagian
mereka menjadi wali (sekutu, pelindung) bagi sebagian yang lain} [QS.
Al-Anfaal : 73].
Akan tetapi, persatuan kaum kafir lemah dan
dangkal. Mereka kerap berpecah setelah bersatu dan mengkhianati satu sama lain.
4) Orang-orang kafir tidak diragukan lagi memang melakukan konspirasi,
namun berbagai konspirasi ini lemah disebabkan hubungan yang lemah di antara sesama
mereka, ketidakpercayaan dan kepengecutan sekutu dan agen mereka yang munafik,
ketakutan mereka terhadap kaum Muslimin lebih daripada ketakutan mereka
terhadap Allah, serta ketakutan mereka akan mati dan kecintaan mereka akan
dunia.
5) Konspirasi mereka yang sebenarnya selalu berdasarkan bukti dan
tidak didasarkan pada deduksi yang tidak ada dukungannya – {sebagai terkaan
terhadap barang yang gaib} [QS. Al-Kahfi : 22].
{Dan mereka tidak mempunyai sesuatu
pengetahuan pun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikut persangkaan sedang
sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaidah sedikit pun terhadap kebenaran}
[QS. An-Najm : 28].
Musuh bersama dan kepentingan bersama tidak
mengharuskan bahwa mujahidin adalah agen salah satu dari dua kubu kafir
(terutama ketika mujahidin memerangi kedua kubu tersebut dan diperangi oleh
keduanya). Mujahidin yang berperang melawan Rusia bukanlah agen tentara salib
Amerika, sebagaimana halnya kaum Muslimin berperang melawan Kekaisaran Persia
tidak berarti bahwa kaum Muslimin adalah agen Romawi! Begitu juga ketika
seseorang bercermin kepada sejarah modern, berbagai macam orang murtad yang
mengobarkan perang nasionalisme selalu mempunyai hubungan terbuka dengan sekutu-sekutu
kafir mereka. Konspirasi yang nyata bukanlah rahasia yang disembunyikan dari manusia.
Secara terbuka Shahwah Irak bertemu Bush, Rezim Irak, dan para pemimpin
Rafidhah. Faksi-faksi Shahwah “Islami” Irak secara terbuka akan berperang bersama
suku-suku Shahwah melawan Daulah Islam dan akan memiliki perwakilan politik
umum di bawah naungan para thaghut regional. Shahwah Suriah secara terbuka
bertemu di Qatar, Turki, dan Arab “Saudi”. Orang-orang Amerika secara terbuka
membahas dukungannya atas Shahwah Suriah dan dukungan diberikan kepada
faksi-faksi “Islam”-nya oleh sekutu-sekutu Amerika – Qatar, Turki, dan
Alu-Salul.
Dahulu para agen “Revolusi Arab” secara
terbuka bertemu di Eropa, Mesir, Jazirah Arab, Syam, dan Irak dengan para
pejabat salib Inggris.
6) Konspirasi-konspirasi besar mengandung begitu banyak faktor yang
hanya mampu dikuasai oleh Allah (Ta’ala). Sebagai contoh, teori konspirasi
besar 11 September yang diklaim dijalankan oleh Amerika sendiri.
Maka berapa banyakkah anggota pemerintahan tentara
salib yang harus selalu diawasi untuk mencegah agar berita mengenai operasi
tersebut tersebar sebelum pelaksanaannya?
Berapa banyak mulut yang terlibat harus
ditutup di seluruh dunia agar konspirasi semacam ini tetap tidak terekspos setelah
kejadian?
Berapa banyak hal-hal lain yang harus dijamin
untuk memelihara konspirasi mereka?
Pandangan berlebihan semacam ini terhadap peristiwa
tersebut hanya datang dari harga sebuah tauhid. Apakah Amerika mampu mengontrol begitu banyak
faktor? Serangan tersebut terjadi atas Amerika itu sendiri, dan berdasarkan
para pakar teori konspirasi, ia dilaksanakan oleh orang-orang Amerika!
Berapa banyak pejabat Amerika merasa diri mereka
telah melakukan “pengkhianatan” dengan mengetahui “konspirasi” dan tetap tutup
mulut?
Realita hanya ada pada satu hal yang jelas –
kebenaran sebenarnya – dan itu adalah para mujahidin di bawah kepemimpinan
Syaikh Usamah (raḥimahullāh) yang melaksanakan
serangan yang penuh berkah dan berakibat pada terhinanya Amerika dalam suatu
bentuk yang belum pernah terjadi sebelumnya.
7) Tujuan dari teori konspirasi ialah membesar-besarkan kekuatan
orang-orang kafir sehingga kaum Muslimin terlemahkan oleh analisis atas
peristiwa yang sedang berlangsung dan akhirnya, ketakutan mereka kepada
orang-orang kafir lebih besar daripada ketakutan mereka kepada Allah (Ta’ala).
Ini adalah sebuah metode yang akan merusak
ketawakkalan seorang Muslim kepada Rabbnya.
Setiap saat, kita akan mendapati dia diliputi
oleh ayat-ayat berikut: {Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka
akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil
orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang
mu’min. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka
sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah} [QS. An-Nisaa’ : 138-139].
Berdasarkan keterangan ini, seseorang
seharusnya menyadari perbedaan antara berbagai macam kelompok musuh kafir yang
membentuk aliansi yang nyata – seperti koalisi Salib-Shafawi-Nushairiyyah –
untuk mengobarkan perang melawan Daulah Islam sehingga kepentingan berama kafir
ini bisa mereka raih, dan antara keyakinan bahwa orang-orang Nasrani, Rafidhah,
Yahudi, dan murtad, semuanya merupakan anggota terselubung yang berasal dari
kelompok rahasia yang sama, kelompok politik bawah tanah, atau teori konspirasi
raksasa yang kesemuanya memuji satu sama lain dan menyembunyikan permusuhan.
Semoga Allah mengungkapkan konspirasi nyata orang-orang
kafir dan melenyapkan teori konspirasi syirik dari hati kita.
Source: DABIQ 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar