8/07/2019

Isyarat Bakal Munculnya Banyak DajjaI - Ibnu Katsir


Isyarat Rasulullah Bakal Munculnya Banyak DajjaI
Sebelum Kiamat, dan Bahwa Kiamat Akan Terjadi
Tiba-tiba di Kala Manusia Mengabaikannya

81. Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, sabda Rasulullah ShallallahuAlaihi wa Sallam,

لَا تَقُومَ السَّاعَةُ حَتَّى تَقْتَـتِلَ فِئَتَانِ عِظِيمَتَانِ يَكُونُ بَيْنَهُمَا مَقْتَلَةٌ عَظِيْمَةٌ دَعْوَتُهُمَا وَاحِدَةٌ وَحَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ فَرِيْبٌ مِنْ ثَلَاثِينَ كُلُّهُمْ يْزْعُمُ أَنَّهُ رَسُولُ اللهِ وَحَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظِهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ وَحَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمُ الْمَالُ فَيَفِيضَ حَتَّى يُهِمَّ رَبَّ الْمَالِ مَنْ يَقْبَلُ صَدَقَتَهُ وَ حَتَّى يَعْرِضَهُ عَلَيْهِ فَيَقُولُ الَّذِي يْعْرِضُهُ لَا أَرَابَ لِي بِهِ وَحَتَّى يَتَطَلَوَلَ النَّاسُ فِي الْبُنْيَانِ وَحَتَّى يَمُرَّ الرَّجُلُ بَقَبْرِ الرَّجُلِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي مَكَانَهُ وَحَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا فَإِذَا طَلَعَتْ وَرَآهَا النَّاسُ يَعْنِي آمَنُوا أَجْمَعُونَ فَذَلِكَ حِينَ (لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا) وَلَتَقُومَنَّ السَّاعَةُ وَقَدْ نَشَرَ الرَّجُلَانِ ثَوْبَهُمَا بَيْنَهُمَا فَلَا يَـتَبَايَعَانِهِ وَلَا يَطْوِيَانِهِ وَلَتَقُومَنَّ السَّاعَةُ وَقَدِ انْصَرَفَ الرَّجُلُ بِلَبَنِ لَقْحَتِهِ فَلَا يَطْعَمُهُ وَلَتَقُومَنَّ السَّاعَةُ وَهُوَ يُلِيطُ حَوْضَهُ فَلَا يَسْقِي فِيهِ وَلَتَقُومَنَّ السَّاعَةُ وَقَدْ رَفَعَ أُكْلَتَهُ إِلَى فِيْهَ فَلَا يَطْعَمُهَا

“Takkan terjadi Kiamat sehingga ada dua pasukan besar berperang. Pertempuran terjadi diantara keduanya demikian sengítnya. Padahal pengakuan masing-masing sama. Dan (takkan terjadi Kiamat) sebelum dibangkitkannya dajjal-dajjal pendusta, hampir ada 30 orang jumlahnya, masing-masing mengaku dirinya utusan Allah. Dan (takkan terjadi Kiamat) sebelum dicabutnya ilmu, banyak terjadi gempa bumi, waktu berlalu cepat, huru-hara merajalela dan banyak terjadi kerusuhan, yaitu pembunuhan. Dan (takkan terjadi Kiamat) sebelum harta kalian melimpah-ruah, sehingga membuat pusing pemilik harta, karena kesulitan mencari siap yang akan menerima sedekahnya. Sampai-sampai dia menawarkannya, maka orang yang ditawari berkata, Aku tidak membutuhkannya”. Dan (takkan terjadi Kiamat) sebelum manusia berlomba membangun gedung-gedung tinggi. Dan (takkan terjadi Kiamat) sebelum seseorang melewati kuburan orang lain, lalu dia berkata, Andaikan aku menggantikan tempatnya. Dan (takkan terjadi Kiamat) sebelum matahari terbit dari barat. Apabila matahari telah terbit disaksikan manusia, maka mereka semua beriman, tetapi pada saat itu tidak bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya. yang sebelumnya tidak beriman, ataupun berbuat baik selagi telah beriman. Dan sesungguhnya Kiamat benar-benar terjadi di kala dua orang lelaki sudah merentangkan kain di antara keduanya namun belum sempat berjual-beli ataupun melipatnya. Dan sesungguhnya Kiamat benar-benar terjadi di kaki seorang lelaki pulang dengan membawa susu untanya, tetapi belum sempat mencicipinya. Dan sesungguhnya Kiamat benar-benar terjadi di kaki seseorang sedang melepa kolamnya, nanum belum sempat mengisí air ke daIamnya Dan sesungguhnya Kíamat benar-benar terjadi di kala seseorang sudah mengangkat makanan ke mulutnya tetapi belum sempat memakannya.”

82. Dalam riwayat Muslim, Hudzaifah bin Yaman berkata:

“Sesungguhnya akulah yang benar-benar paling tahu tentang setiap huru-hara yang terjadi antara masa hidupku dan Hari Kiamat. Dan apa salahku kalau aku menceritakan semua itu. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak merahasiakan sesuatu pun yang tidak beliau ceritakan kepada selain aku. Tetapi Rasulullah ShalLallahu Alaihi wa Sallam memang pernah bersabda tentang berbagai huru-hara ketika beliau berBicara di suatu majlis, di mana  aku ikut bergabung.”

Hudzaifah mengatakan. “Rasulullah Shollallahu Aaihi wa Sallam bersabda seraya menjanjikan bakal terjadinya berbagai macam huru-hara, diantaranya ada tiga huru-hara yang hampir tidak membiarkan apa pun (kecuali dilandanya). Dan ada pula yang terjadi bagaikan angin di musim panas, ada yang kecil, dan ada pula yang besar.”

Hudzaifah mengatakan pula, “Maka orang-orang di majlis itu pun pergi semua selain aku.”

Muslim meriwayatkan pula sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dari Nafir, dari Sahal, dari ayahnya, dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu,

مَنَعَتِ الْعِرَاقُ دِرْهَامَهَا وَقَفِيزَهَا وَ مَنَعَتِ الشَّأْمُ مُدْيَهَا وِدِينَارَهَا وَمَنَعَتْ مِصْرُ إِرْدَبَّهَا وَدِينَارَهَا وَعُدْتُمْ مِنْ حَيْثُ بَدَأْتُمْ وَعُدْتُمْ مِنْ حَيْثُ بَدَأْتُمْ وَعَدْتُمْ مِنْ حِيْثُ بَدَأْتُمْ

“Irak menahan dirham dan qafizanya, Syam menahan mudyu dan dinarnya, dan Mesir menahan irdab dan dinarnya.’ Dan kamu sekalian kembali lagi seperti semula. Kamu sekalian kembali lagi seperti semula. Kamu sekalian kembali lagi seperti semula.”

Semua itu telah disaksikan daging dan darah Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu.

[Qofiz adalah satuan takaran di lrak, Mudyu adalah satuan takaran di Syam, dan lrdab adalah satuan takaran di Mesir]

83. Sedang menurut riwayat Imam Ahmad. perawi hadits ini mengatakan, pernah saya mendengar Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata:  Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :

إِنْ طَالَتْ بِكُمْ مُدَّةٌ أَوْ شَكٌّ أَنْ تَرَوا قَومًا يَعْدُونَ فِي سَخَطِ اللهِ وَيَرُوحُونَ فِي لَعْنَةِ اللهِ فِي أَيْدِيهِمْ مِثْلُ أَذْنَابِ الْبَقَرِ

“Jika kamu sekalian diberi umur panjang, maka takkan lama lagi ada suatu kaum, yang pergi di pagi hari dalam murka Allah, dan pergi di sore hari dalam huru-hara, sedang tangan mereka memegang cemeti seperti ekor sapi.”


Isyarat Rasulullah Bakal Terjadinya Kerusuhan-kerusuhan Yang Membinasakan Akhlak, Sehingga Orang Tidak Mempercayai Lagi Teman Dekatnya

84. Abu Daud meriwayatkan dari Wabishah bin Mabad Al-Asadi,
dari Ibnu Mas’ud RadhiyallahuAnhu. dia berkata: Pernah saya mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda -lalu Ibnu Mas’ud menyebut sebagian hadits seperti yang diriwayatkan dari Abu Bakrah- dan selanjutnya bersabda pula, “semua yang terbunuh dalam huru-hara itu masuk neraka.”

Dalam hadits itu Wabishah mengatakan. Saya bertanya. “Kapankah itu terjadi. wahai lbnu Mas’ud?”

Ibnu Mas’ud menjawab. “Itulah jaman kerusuhan, dimana seseorang lelaki tidak merasa aman terhadap teman duduknya.”

Saya bertanya. “Kalau begitu, apa yang anda perintahkan kepadaku, jika aku mengalami zaman itu?”

“Tahanlah Iidah dan tanganmu,” jawab Ibnu Mas’ud Radhiyallahu Anhu menyarankan. “Dan jadilah salah seorang yang betah menetap dalam rumah.”

Wabishah bercerita: Ketika Utsman Radhiyallahu Anhu terbunuh, maka terbanglah hatiku tinggi-tinggi, lalu aku memacu kendaraanku, hingga sampailah aku di Damaskus. Disana aku menemui Huraim bin Fatik Al-Asadi.
Maka dia bersumpah: “Demi Allah, Yang tiada Tuhan melainkan Dia, sèsungguhnya aku benar-benar telah mendengar berita itu dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam”


Isyarat Rasulullah Tentang Berbagai Kerusuhan, Yang untuk Menghindarinya Harus Menyingkir dari Masyarakat

85. Demikian, sebagaimana tersebut dalam sebuah hadíts yang disampaikan kepada kita oleh Ibnu Mas’ud.
Abu Daud meriwayatkan dari Muslim bin Abi Bakrah dari ayahnya, dia berkata: Rasulullah ShallallahuAlaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّهَا سَتَكُونُ فِتْنَةٌ الْمُضْطَجِعُ فِيهَا خِيْرٌ مِنَ الْجَالِسِ وَالْجَالِسُ خَيْرٌ مِنَ الْقَائِمِ وَالْقَائِمُ فِيْهَا خَيْرٌ مِنَ الْمَاشِي وَالْمَاشِي خَيْرٌ مِنَ السَّاعِي قَالَ فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللهِ فَمَا تَأْمُرُنِي قَالَ مَنْ كَانَتْ لَهُ إِبِلٌ فَلْيَلْحَقْ بِإِبِلِهِ وَمَنْ كَانَتْ لَهُ غَنَمٌ فَلْيَلْحَقْ بِغَنَمِهِ وَمَنْ كَانَتْ لَهُ أَرْضٌ فَلْيَلْحَقْ بِأَرْضِهِ وَمَنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ شَيْئٌ فَلْيَعْمِدْ إِلَى سَيْفِهِ فَلْيَضْرِبْ بِحَدِّهِ صَخْرَةً ثُمَّ لِيَنْجُ إِنِ اسْتَطَاعَ النَّجَاةُ ثُمَّ لِيَنْجُ إِنِ اسْتَطَاعَ النَّجَاةَ

“Sesungguhnya akan terjadi suatu huru-hara, dimana orang yang berbaring lebih baik daripada orang yang duduk, orang yang duduk lebih baik daripada orang yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada orang yang berjalan, dan orang yang berjalan lebih baik daripada orang yang berdiri. Abu Bakrah berkata, ‘Ya Rasul Allah, “apa yang anda perintahkan kepadaku?” Rasul menjawab, “Barangsiapa memiliki unta, temuilah untanya. Barangsiapa memiliki kambing, temuilah kambingnya. Dan barangsiapa memiliki kebun, temuilah kebunnya.” Rasul bersabda pula, “Barangsiapa tidak memiliki apa-apa, maka ambillah pedangnya, lalu pukullah batu dengan mata pedangnya itu, kemudian selamatkan dirinya selagi bisa.”

Hadits serupa diriwayatkan pùla oleh Muslim dari Utsman As-Sahham.

86. Sedangkan menurùt riwayat Ahmad, bahwa Sa’ad bin Abi Waqqash mengatakan ketika terjadi huru-hara yang menewaskan Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّهَا سَتَكُونُ فِتْنَةٌ الْقَاعِدُ خَيْرٌ مِنَ الْقَائِمِ وَالْقَائِمُ خَيْرٌ مِنَ الْمَاشِي وَالْمَاشِي خَيْرٌ مِنَ السَّاعِي قَالَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ دَخَلَ عَلَيَّ بَيْتِي فَبَسَطَ يَدَهُ إِلَيَّ لِيَقْتُلَنِي قَالَ كُنْ كَابْنِ آدَمَ

“Sesungguhnya akan terjadi suatu huru-hara, dimana orang yang duduk lebih baik daripada orang yang berdiri. Orang yang berdiri lebih baik daripada orang yang berjalan. Dan orang yang berjalan lebih baik daripada orang yang berlari. Sa’ad berkata, “Bagaimana pendapat anda, kalau seseorang masuk rumahku lalu men gulurkan tangannya -maksudnya, hendak membunuhku?” Rasul menjawab, ‘Tirulah seperti (Habil) putra Adam.”


Nasihat Rasulullah Dalam Menghadapi Kerusuhan

Dalam menghadapi kerusuhan, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menasihatkan agar kita tabah menanggung penganiayaan dan menghindarkan diri, jangan ikut bergabung melakukan kejahatan.

87. Demikian, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Musa Al-Asy’ari, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّ بَيْنَ يَدَيَّ السَّاعَةِ فِتَنًا كَقِطْعِ اللَّيْلِ الْمُظِلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا وَ يُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا الْقَعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْقَائِمِ وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِي فَكَسَّرُوا قِسِيَّكُمْ وَقَطَّعُوا أَوْتَارَكُمْ وَاضْرِبُوا سُيُوفَكُمْ بِالْحِجَارَةِ فَإِنْ دُخِلَ يَعْنِي عَلَى أَحَدٍ مِنْكُمْ فَلْيَكُنْ كَخَيْرِ ابْنَي آدَمَ

“Sesungguhnya akan terjadi bermacam-macam huru-hara menjelang Hari Kiamat bagaikan potongan-potongan malam yang gelap, dimana seseorang di pagi hari mukmin, lalu sore harinya menjadi kafir. Di sore hari mukmin, lalu pagi harinya menjadi kafir. Orang yang duduk lebih baik daripada yang berdiri. Orang yang berjalan Iebih baik dari pada yang berIari. Maka dari itu, patahkan busur-busurmu, potong-potonglah taIi-talinya, dan hantamlah pedang-pedangmu dengan batu. Lalu, kalau salah seorang dari kamu sekalian dimasuki (rumahnya), maka tirulah yang terbaik diantara kedua putra Adam.”


Isyarat Rasulullah Bakal Murtadnya Sebagian Kaum Muslimin Kembali Kepada Agama Berhala

88. Menurut riwayat Imam Ahmad dari Tsauban Radhíyallahu Anhu, sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,

“Sesungguhnya Allah telah mengerutkan bumi di hadapanku, sehingga aku dapat melihat negeri-negeri timur dan barat. Dan sesungguhnya kerajaan umatku akan mencapai bagian-bagian bumi yang dikerutkan itu. Dan sesungguhnya aku telah diberi dua gudang kekayaan, yang merah dan yang putih (emas dan perak). Dan sesungguhnya aku telah memohon kepada Tuhan-ku, agar umatku tidak dibinasakan dengan paceklik yang merata, dan agar mereka tidak dikuasai oleh musuh, selain diri mereka sendiri, yang merampas kejayaan mereka. Dan sesungguhnya Tuhan-ku Yang Mahaperkasa lagi Mahatinggi berfirman, “Hai Muhammad, sesungguhnya apabila Aku telah memutuskan suatu keputusan, maka takkan bisa ditolak. Sesungguhnya Aku telah mengabulkan permohonanmu bagi umatmu, yakni mereka takkan dibinasakan dengan paceklîk yang merata, dan takkan dikuasai musuh selain diri mereka sendiri, yang merampas kejayaan mereka, sekalipun mereka dikepung dari segala penjuru bumi, atau Allah berfirman, oleh orang-orang yang tinggal di segala penjuru bumi kecuali sebagian mereka membinasakan sebagian lainnya, dan sebagian mereka menawan sebagian Iainnya. Adapun yang aku khawatirkan terhadap umatku, tak lain adalah para pemimpin yang menyesatkan. Dan apabila pedang telah diletakkan di tengah umatku, maka takkan diangkat lagi dari mereka sampai Hari Kiamat Dan tidak akan terjadi Kiamat sampai adanya beberapa kabilah dari umatku yang bergabung dengan orang-orang musyrik, dan sampai adanya beberapa kabilah dari umatku yang kembali menyembah berhala. Dan sesungguhnya akan muncul di tengah umatku tiga puluh orang pendusta, masing-masing mengaku dirinya nabi, padahal aku adalah penutup para nabi. Tidak ada nabi lagi sesudahku. Namun, akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang membela kebenaran. Mereka tidak peduli terhadap síapapun yang melawan mereka, sampai datangnya perintah Allah Azza wa Jalla (Kiamat).”


Huru-Hara Tiada Habisnya

89. Menurut riwayat Abu Daud, bahwa perawi hadtis ini berkata; Aku telah mendengar Abdullah bin Umar berkata:

Kami pernah duduk di sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau menerangkan panjang-lebar tentang berbagai macam huru-hara, hingga akhirnya menyebut Fitnah Ahlas (huru-hara tiada habisnya).

Seseorang bertanya, “Ya Rasul Allah, apa itu Fitnah Ahlas?”

Nabí ShallallahuAlaihi wa Sallam menjawab, “Ialah perampasan harta dan keluarga, lalu dibawa lari”

(Rasul melanjutkan keterangannya), “Kemudian timbullah sesudah itu Fitnah Sarra’ (huru-hara kemewahan), yang tipuan ataupun kerusakannya keluar dari bawah telapak kaki seseorang (yang mengaku) dari ahli baitku. Dia mengaku dari keluargaku, padahal dia bukan keluargaku. Wali-waliku hanyalah orang-orang yang bertakwa.

“Kemudian manusia mengandalkan seseorang, bagaikan pantat bersandar pada tulang rusuk. Dan sesudah itu timbullah Fitnah Duhaima (huru-hara sangat dahsyat), yang tidak membiarkan seorang pun dari umat ini melainkan dilandanya. Sampai-sampai bila dikatakan huru-hara itu telah usai, maka ia kembali lagi, dimana seseorang di pagi hari beriman, lalu sore harinya menjadi kafir. Akhirnya manusia terbagi ke dalam dua kota besar: kota iman, dimana tidak ada kemunafikan, dan kota munafik, dimana tidak ada keimanan. Apabila itu telah terjadi, maka tunggulah Dajjal pada hari itu juga, atau esok harinya.”

90. Dan menurut riwayat Abu Daud pula, dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

كَيْفَ بِكُمْ وَبِزَمَانٍ أَوْ يُوشِكُ أَنْ يَأْتِيَ زَمَانٌ يُغَرْبَلُ النَّاسُ فِيهِ غَرْبَلَةً تَبْقَى حُثَالَةٌ مِنَ النَّاسِ قَدْ مَرِجَتْ عُهُودُهُمْ وَأَمَانَأتُهُمْ وَاخْتَلَفُوا فَكَانُوا هَكَذَا وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ فَقَالُوا وَكَيْفَ بِنَا يَارَسُولَ اللهِ قَالَ تَأْخُذُونَ مَاتَعْرِفُونَ وَتَذَرُونَ مَاتُنْكِرُونَ وَتُقْبِلُونَ عَلَى أَمْرِ خَاصَّتِكُمْ وَتَذَرُونَ أَمْرَ عَامَّتِكُمْ

“Bagaimana kamu ini (tenang-tenang saja), padahal jaman tidak lama lagi akan mengoyak umat manusia sekacau-kacaunya, sementara mereka benar-benar telah bercampur-aduk (dalam menyelenggarakan) janji-janji mereka dan berselisih pendapat, sehingga mereka menjadi seperti ini -sambil menjalin jari-jari beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam sama lain-. Para sahabat bertanya, Bagaimana seharusnya sikap kami, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ambillah apa-apa yang kamu kenal (baik), dan tinggalkan apa-apa yang tidak kamu kenal. Uruslah (baik-baik) urusan pribadimu, jangan pedulikan penilaian masyarakat umum”

[HR. Abu Daud. Kitab Al-Malahim, Bab Almru wa An_Nahyu, 2148]


Isyarat Rasulullah
Bakal Terjadinya Kerusuhan,
Dimana Lidah Lebih Tajam Daripada Pedang

91. Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadits dari Abdullah bin Umar dimana perawìnya,  Abdur Raman yang mendengar Iangsung dari Ibnu Umar mengaku:

“Waktu itu saya sèdang duduk bersamanya di bawah naungan Ka’bah, ketika dia menyampaikan hadits ini kepada orang banyak, dia berkata : Kami pernah menyertai Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam suatu perjalanan jauh, maka kami singgah di suatu tempat. Tiba-tiba benserulah seorang penyeru yang ditugaskan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Ash-Shalatu jami’ah!”

lbnu Umar berkata: Maka aku pun tiba di hadapan Rasul ketika beliau sedang berkhutbah di hadapan orang banyak seraya bersabda,

أَيُّهَاالنَّاسُ إِنَّهُ لَمْ يَكُنْ نَبِيٌّ قَبْلِي إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ يَدُلَّ أُمَّتَهُ عَلَى مَا يَعْلَمُهُ خَيْرًا لَهُمْ وَيُنْذِرَهُمْ مَا يَعْلَمُهُ شَرًّا لَهُمْ أَلَا وَ إِنَّ عَافِيَةَ هَذِهِ الْأُمَّةِ فِي أَوَّلِهَا وَسَيُصِيبُ آخِرَهَا بَلَاءٌ وَفِتَنٌ يُرَقِّقُ بَعْضُهَا بَعْضًا تَجِيءُ الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ هِذِهِ مُهْلِكَتِي ثُمَّ تَنْكَشِفُ ثُمَّ تَجِيءُ فَيَقُولُ هَذِهِ هَذِهِ ثُمَّ تَجِيءُ فَيَقُولُ هَذِهِ هَذِهِ ثُمَّ تَنْكَشِفُ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنِ النَّارِ وَيَدْخُلَ الْجَنَّةَ فَلْتُدْرِكَهُ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَيَأْتِي إِلَى النَّاسِ مَا يُحِبُّ أَنْ يُؤْتَى إِلَيْهِ وَمَنْ بَايَعَ إِمَامًا فَأَعْطَاهُ صَفْقَةَ يَدِهِ ةَثَمَرَةَ قَلْبِهِ فَلْيُطِعْهُ إِنِ اسْتَطَاعَ وَقَالَ مَرَّةً مَا اسْتَطَاعَ

“Hai sekalian manusia, sesungguhnya tidak ada sesuatu pun sebelum aku, kecuali Allah pasti menunjuki hamba-hamba-Nya mana diantaranya yang Dia ketahui merupakan kebaikan bagi mereka, dan Dia peringatkan mereka terhadap apa yang diketahuiNya merupakan keburukan bagi mereka. Dan ketahuilah, sesungguhnya kesentausaan umat ini berada pada awalnya. Lalu akhír dari  umat ini akan ditimpa bencana dan huru-hara silih berganti. Ketika suatu huru-hara datang, maka berkatalah si mukmin, ‘inilah kebinasaan-ku.’ Kemudian huru-hara itu pun usai. Namun kemudian datang lagi, maka berkatalah si mukmin, ‘Inilah, inilah.’ Kemudian datang pula huru-hara yang lain, maka dia berkata,’Inilah, inilah.’ Barang siapa ingin dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka hendaklah dia berupaya mengalami kematian dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari akhir, dan hendaklah dia berlaku terhadap sesama manusia seperti yang dia inginkan orang lain berlaku terhadapnya. Dan barang siapa berba’iat kepada seorang imam, maka hendaklah dia patuh kepadanya, kalau bisa –dan suatu kali beliau mengatakannya. Sebisanya-.”

Abdur Rahman berkata: Setelah saya mendengar itu. Saya memasukkan kepalaku diantara kedua kakiku. dan saya katakan, “Sesungguhnya anak pamanmu, Muawiyah telah menyuruh kita supaya memakan harta orang lain secara batil, dan supaya kita membunuh sesama kita, padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala benar-benar berfirman, “Hai orang-orang yang beriman jangalah kamu memakan harta sesama kamu dengan jalan batil!” (An-Nisa’: 29)

Abdur Rahman berkata: Maka lbnu Umar menghimpun kedua tangannya lalu meletakkannya pada keningnya, kemudian menunduk sebentar, sesudah itu mengangkat kepalanya lalu berkata, ‘Taatlah kepadanya selagi dia memerintahkan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta ‘ala, dan jangan patuhi dia bila menyuruh bermaksiat kepada Allah.” Saya bertanya kepada Ibnu Umar, “Apakah anda mendengar ini dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam?’ Maka dia jawab, “Ya, ini telah didengar oleh kedua telingaku, dan dipahami oleh hatiku.”


Isyarat Rasulullah
Babil Ditaklukkannya Kostantinopel Sebelum Roma

92. Imam Ahmad meriwayatkan: Abu Qatil menyampaikan hadits kepadaku, katanya: Kami pernah berada di hadapan Abdullah bin Umar, dan dia ditanya, manakah yang akan ditaklukkan di antara kedua kota, Konstantinopel atau Roma?”

Ahmad berkata: Kata Abu Qatil, Abdullah meminta diambilkan sebuah peti yang ada gelang-gelangnya, lalu dia keluarkan dari peti itu sebuah kitab. Lalu Abdullah berkata, ketika kami berada di sekeliling Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sambil menulis, tiba-tiba beliau ditanya, “Kota manakah yang akan ditaklukkan terlebih dahulu, Konstantinopel ataukah Roma?”

Rasulullah Shallallahu Al’aihi wa Sallam menjawab, “Kota Hiraqlius akan ditaklukkan lebih dulu,” maksudnya Konstantinopel.”

source:
HURU-HARA HARI KIAMAT
Oleh : Ibnu Katsir
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...