Aqidah Muslim
Berikut Penjelasannya
( 12 – 23 )
(Kumpulan Risalah Yang Memiliki Faidah)
Penyusun : Abu Sulaiman
Aman Abdurrahman
(12) Dosa
Besar Yang Paling Besar
Dosa besar yang paling besar
adalah syirik akbar, sebagaimana firma-Nya ta’ala:
يَبُنَيَّ
لَا تُشْرِكْ بِاللهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
“Hai
anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.
(Luqman:
13)
Dan sabda Rasulullah shalallaahu
‘alaihi wa sallam:
سُئِلَ
أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ؟ قَالَ: أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ
“Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya: “Dosa apa yang paling besar?” beliau menjawab:
“Engkau menjadikan sekutu bagi Allah padalah Dia-lah yang telah menciptakanmu”
(HR. Al Bukhari)
Allah yang menciptakan kita, memberi
rizki kita, membentangkan bumi buat kita hidup, menyediakan penyimpanan di
dalamnya buat kita, dan yang lainnya, terus kita beribadah kepada selain-Nya
sungguh dhalim yang tiada bandingannya.
(13) Makna
Syirik Akbar
Syirik akbar adalah memalingkan
salah satu macam ibadah kepada selain Allah ‘azza wa jalla, seperti doa dan
yang lainnya sebagaimana firman-Nya:
قُلْ
إِنَّمَآ أَدْعُوا رَبِّى وَلَآ أُشْرِكُ بِهِ أَحَدًا
“Katakanlah:
“Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun
dengan-Nya”.
(Al Jin: 20)
Dan sabda Rasulullah shalallaahu
‘alaihi wa sallam:
أَكْبَرُ
الْكَبَائِرِ اَلْإِشْرَاكُ بِاللهِ
“Dosa
besar yang paling besar adalah menyekutukan Allah”
(HR. Al Bukhari)
(14)
Banyaknya Orang Yang Mengaku Islam Namun Dia Musyrik
Syirik masih bertebaran
ditengah-tengah umat Islam bahkan banyak sekali... sungguh sangat
memprihatinkan. Sebagaimana firma-Nya ‘azza wa jalla:
وَمَايُؤْمِنُ
أَكْثَرُهُمْ بِاللهِ إِلَّا وَهُمْ مُّشْرِكُونَ
“Dan
sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam
keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).”
(Yusuf: 106)
Dan sabda Rasulullah shalallaahu
‘alaihi wa sallam:
لَا
تَقُوْمُ السَّعَةُ حَتَّى تَلْحَقُ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي بِالْمُشْكِيْنَ وَ
حَتَّى تَعْبُدَ الْأَوثَانَ
“Kiamat
tidak akan terjadi sehingga beberapa kabilah dari umatku mengikuti orang-orang musyrik dan sehingga mereka menyembah berhala”.
(Hadits Shahih Riwayat At Tirmidzi)
Sungguh sudah tidak terbilang kemusyrikan yang dilakukan pada
umat ini, coba lihat orang yang
meminta-minta kepada orang yang sudah mati, membuat sesajen dan mempersembahkan
kepada setan dan jin, azimat, perdukunan, sihir, dan taat kepada makhluk dalam
maksiat kepada Sang Pencipta, dan lain sebagainya.
(15) Syirik
Hukumnya Memohon Kepada Selain Allah
Menyeru kepada makhluk adalah syirik akbar yang menyebabkan
pelakunya masuk neraka,
baik yang diseru itu para nabi, malaikat, para wali, orang shaleh, atau yang lainnya.
Sebagaimana firman-Nya ‘azza wa jalla:
فَلَا
تَدْعُ مَعَ اللهِ إِلَهًا ءَاخَرَ فَتَكُونَ مِنَ الْمُعَذَّبِيْنَ
“Maka
janganlah kamu menyeru (menyembah) tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang diadzab”.
(Asy Syu’ara: 213)
Di dalam ayat ini Allah mencanangkan siksa bagi orang yang menyeru/ memohon kepada
makhluk. Dan sabda Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam:
مَنْ
مَاتَ وَهُوَ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارُ
“Barangsiapa
mati sedang dia menyeru sesuatu selain Allah, maka ia masuk neraka”.
(Al
Bukhariy)
Masuk neraka
dengan tidak akan dikeluarkan selama-lamanya.
(16) Doa
Itu Adalah Ibadah
Berdoa kepada Allah ‘azza wa jalla itu termasuk ibadah
kepada-Nya, sedangkan
berdoa kepada selain-Nya adalah syirik akbar. Sebagaimana
firman-Nya ‘azza wa jalla:
وَقَالَ
رَبُّكُمُ ادْعُونِى أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Dan Rabbmu
telah berfirman: “Berdoalah kamu niscaya Aku kabulkan bagimu”.
(Al Mukmin:
60)
Dan
sabda Rasulullah shalallaahu
‘alaihi wa sallam:
الدَّعَاءُ
هُوَ الْعِبَادَةُ
“Doa itu
adalah ibadah”
(HR. At Tirmidzi, beliau berkata: Hadits
shahih)
Sehingga
kalau ada yang memohon kepada selain Allah maka dia telah berbuat syirik.
(17) Orang Yang Sudah Mati Tidak Mendengar Permohonan Orang Yang Meminta
Orang yang sudah meninggal dunia tidak bisa mendengar doa orang
yang meminta kepada
mereka. Sebagaimana firman-Nya:
إِنَّكَ
لَا تُسْمِعُ الْمَوتَى
“Sesungguhnya
kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar”
(An Naml:
80)
Juga
firman-Nya ‘azza wa jalla:
إنْ
تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دَعُآءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ
وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ
“Jika kamu
menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. dan
dihari kiamat mereka akan mengingkari kemusyirikanmu”
(Fathir: 14)
Ayat ini secara tegas menjelaskan bahwa orang yang sudah mati
itu tidak bisa mendengar
permohonan orang yang memohon. Dan justru Allah menghukumi syirik perbuatan memohon
kepada orang yang sudah meninggal dunia, meskipun dia itu rasul atau nabi atau
manusia yang derajatnya di bawah mereka.
Dan
sabda Rasulullah shalallaahu
‘alaihi wa sallam:
إِنَّ
لِلَّهِ مَلَائِكَةُ سَيًّا حِيْنَ فِي الْأَرْضِ يُبَلِّغُونِي عَنْ أُمَّتِبيْ
السَّلَام
“Sesungguhnya
Allah memiliki para malaikat yang selalu bertebaran di muka bumi ini, mereka menyampaikan kepada-Ku salam dari umat-Ku”
(Hadits shahih riwayat Ahmad)
(18) Minta Bantuan/Istighatsah Kepada Orang Mati Atau Orang
Hidup Yang Tidak Hadir Di Tempat
Tidak boleh engkau meminta pertolongan kepada mereka, namun
mintalah pertolongan hanya
kepada Allah, sebagaimana firman-Nya ‘azza wa jalla:
إِذْ
تَسْتَغِيْثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ
“(Ingatlah),
ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabb-mu, lalu diperkenankan-Nya bagimu”
(Al Anfal: 9)
Ini karena istighatsah kepada mereka adalah syirik.
Dan sabda Rasulullah
shalallaahu
‘alaihi wa sallam:
يَا
حَيٌّ يَا قَيُّومٌ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ
“Wahai
Tuhan Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri dengan Rahmat-Mu saya meminta pertolongan keselamatan”
(Hadits hasan riwayat At Tirmidzi)
(19) Minta Tolong Hanya Kepada Allah
Tidak
boleh meminta pertolongan kepada selain Allah ‘azza wa jalla. Sebagaimana firman Allah
‘azza wa jalla:
إِيَّاكَ
نَعْبُدُ وَ إِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ
“Hanya
kepada-Mulah kami menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan”
(Al Fatihah: 5)
Dan sabda
Rasulullah shalallaahu
‘alaihi wa sallam:
إِذَا
سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهُ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ
“Apabila engkau meminta maka mintalah kepada Allah, dan apabila
engkau meminta
pertolongan
maka mintalah kepada Allah”
(HR. At Tirmidzi)
(20) Minta Tolong Kepada Orang Yang Masih Hidup Lagi Hadir Di
Tempat
Boleh
meminta pertolongan kepada orang yang masih hidup lagi hadir di tempat dalam hal yang
mampu mereka lakukan, sebagaimana firman Allah ‘azza wa jalla:
وَتَعَاوَنُوا
عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى
“Dan bertolong-tolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa”,
(Al
Maidah: 2)
Namun
kalau orangnya tidak hadir di tempat, maka tidak boleh meminta pertolongan
kepadanya seperti orang dalam perantauan mendapatkan musibah kemudian
mengatakan: “Aduh, bapak tolong saya...” atau “aduh Ibu tolong saya...” padahal orang
tuanya itu tidak ada di tempat. Atau mengatakan “Wahai guru bantu saya...” padahal
gurunya tidak ada di tempat, namun dia pernah dipesan oleh gurunya bila dia tertimpa
mushibah atau ada apa-apa, maka harus memanggil gurunya, ini tidak boleh dan
termasuk syirik.
Dan sabda Rasulullah shalallaahu
‘alaihi wa sallam:
وَاللهُ
فِي عَونْ الْعَبْدِ مَادَامُ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ
“Dan Allah akan memberi pertolongan kepada hamba (seseorang)
apabila orang itu selalu
memberi pertolongan kepada saudaranya”
(HR. Muslim)
(21) Nadzar Hanya Boleh Karena Allah
Nadzar
tidak boleh dilakukan kecuali kepada Allah ‘azza wa jalla semata, sebagaimana
firman Allah ‘azza wa jalla:
رَبِّ
إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا
“(ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku menazarkan kepada
Engkau anak yang dalam kandunganku
menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat".
(Ali Imran:
35)
Dan sabda Rasulullah shalallaahu
‘alaihi wa sallam:
مَنْ
نَذَرَ أَنْ يُطِيعَ اللهُ فَلْيَطِعُهُ وَ مَنْ نَذَرَ أَنْ يَعْصِيْهِ فَلَا
يَعْصِهِ
“Barangsiapa bernadzar akan taat kepada Allah maka taatilah Dia,
dan barangsiapa bernadzar
untuk bermaksiat kepada Allah maka
janganlah berbuat maksiat kepada-Nya”
(HR. Bukhari)
Bernadzar untuk selain Allah adalah
syirik.
(22) Menyembelih Hanya Karena Allah
Menyembelih
hewan hanya boleh karena Allah dan tidak boleh menyembelih
hewan karena selain Allah, oleh sebab itu termasuk perbuatan
syirik adalah menyembelih buat
sesajen, tumbal, upacara laut, ruwatan dan yang semisalnya
meskipun ketika menyembelih disebut nama Allah, karena
tujuannya adalah perbuatan
syirik, sebagaiman firman Allah ‘azza wa jalla:
فَصَلِّ
لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah”
(Al Kautsar: 2).
Dan sabda Rasulullah shalallaahu
‘alaihi wa sallam:
لَعَنَ
اللهُ مَنْ ذُبِحَ لِغَيْرِ اللهِ
“Allah
melaknat orang yang menyembelih karena selain Allah”
(HR.
Muslim)
Di
antara bentuk menyembelih karena selain Allah ‘azza wa jalla adalah ketika orang hendak
membuat rumah atau bangunan atau proyek mereka menyembelih ayam atau hewan
lainnya, kemudian ditanam di tanah bakal rumahnya atau disimpan sebagai sesajen meskipun
ketika menyembelihnya dia menyebut nama Allah, tapi karena
maksudnya untuk sesajen atau dikubur atau ruwatan maka hukumnya
adalah syirik.
(23) Thawaf Hanya Di Sekeliling Ka’bah
Tidak boleh
thawaf kecuali hanya boleh dilakukan di sekeliling ka’bah
sebagaimana firman Allah ‘azza wa jalla:
وَلْيَطَّوَّفُوا
بِالْبَيْتَ الْعَتِيْقِ
“Dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling
rumah yang tua itu (Baitullah)”.
(Al Hajj: 29)
Dan sabda Rasulullah shalallaahu
‘alaihi wa sallam:
مَنْ
طَافَ بِالْبَيْتِ سِبْعًا وَ صَلَّى رَكَعَتَيْنِ كَانَ كَعْتْقِ رَقْبَةٍ
“Barangsiapa thawaf di baitullah (ka’bah) dan shalat dua rakaat,
maka (pahalanya) seperti pahala
memerdekakan hamba sahaya”
(HR. Ibnu Maajah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar