8/28/2019

Aqidah Muslim Berikut Penjelasannya ( 12 – 23 )


Aqidah Muslim
Berikut Penjelasannya
( 12 – 23 )
(Kumpulan Risalah Yang Memiliki Faidah)
Penyusun : Abu Sulaiman Aman Abdurrahman

(12) Dosa Besar Yang Paling Besar

Dosa besar yang paling besar adalah syirik akbar, sebagaimana firma-Nya ta’ala:

يَبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.
(Luqman: 13)
Dan sabda Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam:

سُئِلَ أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ؟ قَالَ: أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ

“Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya: “Dosa apa yang paling besar?” beliau menjawab: “Engkau menjadikan sekutu bagi Allah padalah Dia-lah yang telah menciptakanmu”
(HR. Al Bukhari)

Allah yang menciptakan kita, memberi rizki kita, membentangkan bumi buat kita hidup, menyediakan penyimpanan di dalamnya buat kita, dan yang lainnya, terus kita beribadah kepada selain-Nya sungguh dhalim yang tiada bandingannya.


(13) Makna Syirik Akbar

Syirik akbar adalah memalingkan salah satu macam ibadah kepada selain Allah ‘azza wa jalla, seperti doa dan yang lainnya sebagaimana firman-Nya:

قُلْ إِنَّمَآ أَدْعُوا رَبِّى وَلَآ أُشْرِكُ بِهِ أَحَدًا

“Katakanlah: “Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya”.
(Al Jin: 20)

Dan sabda Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam:

أَكْبَرُ الْكَبَائِرِ اَلْإِشْرَاكُ بِاللهِ

“Dosa besar yang paling besar adalah menyekutukan Allah”
(HR. Al Bukhari)

(14) Banyaknya Orang Yang Mengaku Islam Namun Dia Musyrik

Syirik masih bertebaran ditengah-tengah umat Islam bahkan banyak sekali... sungguh sangat memprihatinkan. Sebagaimana firma-Nya ‘azza wa jalla:

وَمَايُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللهِ إِلَّا وَهُمْ مُّشْرِكُونَ

“Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).”
(Yusuf: 106)

Dan sabda Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam:

لَا تَقُوْمُ السَّعَةُ حَتَّى تَلْحَقُ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي بِالْمُشْكِيْنَ وَ حَتَّى تَعْبُدَ الْأَوثَانَ

“Kiamat tidak akan terjadi sehingga beberapa kabilah dari umatku mengikuti orang-orang musyrik dan sehingga mereka menyembah berhala”.
(Hadits Shahih Riwayat At Tirmidzi)

Sungguh sudah tidak terbilang kemusyrikan yang dilakukan pada umat ini, coba lihat orang yang meminta-minta kepada orang yang sudah mati, membuat sesajen dan mempersembahkan kepada setan dan jin, azimat, perdukunan, sihir, dan taat kepada makhluk dalam maksiat kepada Sang Pencipta, dan lain sebagainya.


(15) Syirik Hukumnya Memohon Kepada Selain Allah

Menyeru kepada makhluk adalah syirik akbar yang menyebabkan pelakunya masuk neraka, baik yang diseru itu para nabi, malaikat, para wali, orang shaleh, atau yang lainnya. Sebagaimana firman-Nya ‘azza wa jalla:

فَلَا تَدْعُ مَعَ اللهِ إِلَهًا ءَاخَرَ فَتَكُونَ مِنَ الْمُعَذَّبِيْنَ

“Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang diadzab”.
(Asy Syu’ara: 213)

Di dalam ayat ini Allah mencanangkan siksa bagi orang yang menyeru/ memohon kepada makhluk. Dan sabda Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam:

مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارُ

“Barangsiapa mati sedang dia menyeru sesuatu selain Allah, maka ia masuk neraka”.
(Al Bukhariy)

Masuk neraka dengan tidak akan dikeluarkan selama-lamanya.


(16) Doa Itu Adalah Ibadah

Berdoa kepada Allah ‘azza wa jalla itu termasuk ibadah kepada-Nya, sedangkan berdoa kepada selain-Nya adalah syirik akbar. Sebagaimana firman-Nya ‘azza wa jalla:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِى أَسْتَجِبْ لَكُمْ

“Dan Rabbmu telah berfirman: “Berdoalah kamu niscaya Aku kabulkan bagimu”.
(Al Mukmin: 60)

Dan sabda Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam:

الدَّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa itu adalah ibadah”
(HR. At Tirmidzi, beliau berkata: Hadits shahih)

Sehingga kalau ada yang memohon kepada selain Allah maka dia telah berbuat syirik.


(17) Orang Yang Sudah Mati Tidak Mendengar Permohonan Orang Yang Meminta

Orang yang sudah meninggal dunia tidak bisa mendengar doa orang yang meminta kepada mereka. Sebagaimana firman-Nya:

إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوتَى

“Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar”
(An Naml: 80)

Juga firman-Nya ‘azza wa jalla:

إنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دَعُآءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ

“Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. dan dihari kiamat mereka akan mengingkari kemusyirikanmu”
(Fathir: 14)

Ayat ini secara tegas menjelaskan bahwa orang yang sudah mati itu tidak bisa mendengar permohonan orang yang memohon. Dan justru Allah menghukumi syirik perbuatan memohon kepada orang yang sudah meninggal dunia, meskipun dia itu rasul atau nabi atau manusia yang derajatnya di bawah mereka.

Dan sabda Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ لِلَّهِ مَلَائِكَةُ سَيًّا حِيْنَ فِي الْأَرْضِ يُبَلِّغُونِي عَنْ أُمَّتِبيْ السَّلَام

“Sesungguhnya Allah memiliki para malaikat yang selalu bertebaran di muka bumi ini, mereka menyampaikan kepada-Ku salam dari umat-Ku”
(Hadits shahih riwayat Ahmad)

(18) Minta Bantuan/Istighatsah Kepada Orang Mati Atau Orang Hidup Yang Tidak Hadir Di Tempat

Tidak boleh engkau meminta pertolongan kepada mereka, namun mintalah pertolongan hanya kepada Allah, sebagaimana firman-Nya ‘azza wa jalla:

إِذْ تَسْتَغِيْثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ

“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabb-mu, lalu diperkenankan-Nya bagimu”
(Al Anfal: 9)

Ini karena istighatsah kepada mereka adalah syirik. Dan sabda Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam:

يَا حَيٌّ يَا قَيُّومٌ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ

“Wahai Tuhan Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri dengan Rahmat-Mu saya meminta pertolongan keselamatan”
(Hadits hasan riwayat At Tirmidzi)

(19) Minta Tolong Hanya Kepada Allah

Tidak boleh meminta pertolongan kepada selain Allah ‘azza wa jalla. Sebagaimana firman Allah ‘azza wa jalla:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَ إِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ

“Hanya kepada-Mulah kami menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan”
(Al Fatihah: 5)

Dan sabda Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam:

إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهُ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ

“Apabila engkau meminta maka mintalah kepada Allah, dan apabila engkau meminta pertolongan maka mintalah kepada Allah”
(HR. At Tirmidzi)

(20) Minta Tolong Kepada Orang Yang Masih Hidup Lagi Hadir Di Tempat

Boleh meminta pertolongan kepada orang yang masih hidup lagi hadir di tempat dalam hal yang mampu mereka lakukan, sebagaimana firman Allah ‘azza wa jalla:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى

“Dan bertolong-tolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa”,
(Al Maidah: 2)

Namun kalau orangnya tidak hadir di tempat, maka tidak boleh meminta pertolongan kepadanya seperti orang dalam perantauan mendapatkan musibah kemudian mengatakan: “Aduh, bapak tolong saya...” atau “aduh Ibu tolong saya...” padahal orang tuanya itu tidak ada di tempat. Atau mengatakan “Wahai guru bantu saya...” padahal gurunya tidak ada di tempat, namun dia pernah dipesan oleh gurunya bila dia tertimpa mushibah atau ada apa-apa, maka harus memanggil gurunya, ini tidak boleh dan termasuk syirik.

Dan sabda Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam:

وَاللهُ فِي عَونْ الْعَبْدِ مَادَامُ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ

“Dan Allah akan memberi pertolongan kepada hamba (seseorang) apabila orang itu selalu memberi pertolongan kepada saudaranya”
(HR. Muslim)

(21) Nadzar Hanya Boleh Karena Allah

Nadzar tidak boleh dilakukan kecuali kepada Allah ‘azza wa jalla semata, sebagaimana firman Allah ‘azza wa jalla:

رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا

“(ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat".
(Ali Imran: 35)

Dan sabda Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam:

مَنْ نَذَرَ أَنْ يُطِيعَ اللهُ فَلْيَطِعُهُ وَ مَنْ نَذَرَ أَنْ يَعْصِيْهِ فَلَا يَعْصِهِ

“Barangsiapa bernadzar akan taat kepada Allah maka taatilah Dia, dan barangsiapa bernadzar untuk bermaksiat kepada Allah maka janganlah berbuat maksiat kepada-Nya”
(HR. Bukhari)

Bernadzar untuk selain Allah adalah syirik.

(22) Menyembelih Hanya Karena Allah

Menyembelih hewan hanya boleh karena Allah dan tidak boleh menyembelih hewan karena selain Allah, oleh sebab itu termasuk perbuatan syirik adalah  menyembelih buat sesajen, tumbal, upacara laut, ruwatan dan yang semisalnya meskipun ketika menyembelih disebut nama Allah, karena tujuannya adalah perbuatan syirik, sebagaiman firman Allah ‘azza wa jalla:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah”
(Al Kautsar: 2).

Dan sabda Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam:

لَعَنَ اللهُ مَنْ ذُبِحَ لِغَيْرِ اللهِ

“Allah melaknat orang yang menyembelih karena selain Allah”
(HR. Muslim)

Di antara bentuk menyembelih karena selain Allah ‘azza wa jalla adalah ketika orang hendak membuat rumah atau bangunan atau proyek mereka menyembelih ayam atau hewan lainnya, kemudian ditanam di tanah bakal rumahnya atau disimpan sebagai sesajen meskipun ketika menyembelihnya dia menyebut nama Allah, tapi karena maksudnya untuk sesajen atau dikubur atau ruwatan maka hukumnya adalah syirik.

(23) Thawaf Hanya Di Sekeliling Ka’bah

Tidak boleh thawaf kecuali hanya boleh dilakukan di sekeliling ka’bah sebagaimana firman Allah ‘azza wa jalla:

وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتَ الْعَتِيْقِ

“Dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah)”.
(Al Hajj: 29)

Dan sabda Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam:

مَنْ طَافَ بِالْبَيْتِ سِبْعًا وَ صَلَّى رَكَعَتَيْنِ كَانَ كَعْتْقِ رَقْبَةٍ

“Barangsiapa thawaf di baitullah (ka’bah) dan shalat dua rakaat, maka (pahalanya) seperti pahala memerdekakan hamba sahaya”
(HR. Ibnu Maajah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...