Aqidah Muslim
Berikut Penjelasannya
( 24 – 27 )
(Kumpulan Risalah Yang Memiliki Faidah)
Penyusun : Abu Sulaiman
Aman Abdurrahman
(24) Tidak boleh shalat menghadap kuburan
Kita tidak boleh
shalat menghadap kuburan, sebagaimana firman Allah ‘azza wa jalla:
فَوَلِّ
وَجْهَكَ شَطْرَ الْمسْجِدِ الْحَرَامِ
“Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram”
(Al Baqarah: 144)
Dan sabda Rasulullah shalallaahu
‘alaihi wa sallam:
لَا تَجْلِسُوا
عَلَى الْقَبْرِ وَ لَا تُصَلُّوا إِلَيْهَا
“Jangan kamu duduk di atas kuburan dan jangan shalat menghadap
kepadanya”
(HR. Muslim)
Bahkan
shalat di mesjid yang ada kuburannya adalah tidak sah, namun sebagian orang yang ada
penyakit nifaq di dalam hatinya berdalih akan bolehnya shalat di mesjid yang ada
kuburannya dengan keberadaan kuburan Rasulullah shalallaahu
‘alaihi wa
sallam di dalam
mesjid Nabawi.
Jawaban atas hal ini adalah kita katakan:
a· Masjid
Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam tidak
dibangun di atas kuburan,
bahkan masjid itu dibangun pada masa hidupnya Nabi shalallaahu
‘alaihi wa sallam.
b· Nabi
shalallaahu ‘alaihi wa sallam tidak
dikubur di dalam masjid, namun beliau di
kuburkan di rumahnya.
c· Sesungguhnya
pengagungan rumah-rumah Nabi shalallaahu
‘alaihi wa sallam dan di
antara rumah ‘Aisyah radliyallahu
‘anha bersama mesjid bukan atas dasar kesepakatan para sahahabat
Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam,
akan tetapi dilakukan setelah para shahabat meninggal dunia, kecuali beberapa
orang saja, yaitu kira-kira tahun 94 H. Maka itu berarti bukan termasuk hal
yang diperbolehkan oleh para shahabat atau atas dasar ijma’ mereka, bahkan
banyak para tabi’in yang tidak ridla akan hal itu, di antaranya Sa’id Ibnu Al
Musayyab.
d· Kemudian
sesungguhnya kuburan itu bukanlah di dalam mesjid meskipun setelah penggabungannya,
karena kuburan itu berada pada kamar terpisah dari mesjid sehingga mesjid itu
tidak dibangun di atas kuburan.
(25) Hukum Sihir
Praktek sihir adalah kafir, sebagaimana
firman Allah ‘azza wa jalla:
وَلَكِنَّ
الشَّيْطَانَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ
“Akan
tetapi syaitan-syaitanlah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia”
(Al
Baqarah: 102)
Di
dalam ayat itu dijelaskan bahwa sihir itu adalah kekufuran, yang mengajarkannya
adalah kafir dan yang mengamalkannya adalah kafir pula.
Dan sabda Rasulullah shalallaahu
‘alaihi wa sallam:
إِجْتَنِبُوا
السَّبْعُ الْمُوَبِقَاتِ الشِّرْكُ بِاللهِ, وَالسِّحْرِ
“Hindarilah
tujuh hal yang membinasakan, yaitu mempersekutukan Allah dan sihir....”
(HR.
Muslim)
(26) Hukum Membenarkan Dukun, Tukang Tenung, Paranormal Dan Sebangsanya
Tidak
boleh kita mempercayai dan membenarkan mereka tentang masalah ghaib, sebagaimana
firman Allah ‘azza wa jalla:
قُلْ
لَّا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبِ إِلَّا اللهُ
“Katakanlah:
“Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib,
kecuali Allah”
(An
Naml: 65)
Di
dalam ayat ini Allah ‘azza wa jalla tegaskan bahwa yang mengetahui hal yang ghaib
adalah hanya Dia Allah ‘azza wa jalla saja, sehingga bila ada orang yang mengklaim
bahwa dia mengetahui hal yang ghaib atau orang yang membenarkan klaim itu maka
orang itu telah mendustakan firman-Nya ini, dan orang yang mendustakan satu
huruf dari Al Qur’an dia itu kafir. Adapun para nabi dan Rasul mereka hanya mengetahui
hal yang ghaib dalam batas apa yang diwahyukan Allah ‘azza wa jalla kepada
mereka saja.
Dan sabda Rasulullah shalallaahu
‘alaihi wa sallam:
مَنْ
أَتَى عَرَّفًا أَوْ كَاهِنًا فَصَدَقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا
أُنْزِلَ عَلِى مُحَمَّدٍ
“Barangsiapa mendatangi peramal atau dukun dan membenarkan apa
yang dikatakannya, sungguh telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan
kepada Muhammad”
(Hadits
shahih riwayat Ahmad)
Ini
hukum bagi orang yang membenarkannya, adapun bagi orang yang bertanya saja
tanpa membenarkan, maka hukumnya adalah shalatnya tidak diterima selama 40 hari
sebagaimana di dalam hadits riwayat Imam Muslim.
(27) Tidak Tahu Hal Ghaib Kecuali Allah
Tidak seorang pun
yang mengetahui hal-hal yang ghaib kecuali Allah 'Azza wa Jalla, sebagaimana
firman-Nya:
وَعِنْدَهُ
مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ إِلَّا هُوَ
“Dan
pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya
kecuali Dia”
(Al
An’am: 59)
Sabda Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam:
لَا
يَعْلَمُ الْغَيْبَ إِلَّا اللهَ
“Tidak
ada yang mengetahui hal yang ghaib kecuali Allah”
(Hadits hasan riwayat Thabrani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar