U
j i a n
dan Keimanan
Abū Sa’īd al-Khudri radhiallahu ‘anhu
menjenguk Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam sementara Rasūlullāh sedang sakit dengan
selimut menutupi tubuhnya. Abū Sa’īd meletakkan tangannya di atas selimut,
merasakan panas darinya,
dan berkata, "Wahai Rasūlullāh, betapa berat
panas yang menimpamu?" Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab,
"Begitulah kami [para Nabi]. Ujian dilipatgandakan
bagi kami. Dan pahala kami juga dilipatgandakan." Abū Sa’īd lalu bertanya,
“Wahai Rasūlullāh, siapakah manusia yang paling berat ujiannya?" Beliau
menjawab, "Para Nabi." Abū Sa’īd bertanya lagi, "Lalu siapa?" Beliau menjawab, "Para ulama." Abū Sa’īd bertanya, "Lalu siapa?" Beliau menjawab, "Orang-orang shalih. Sebagian mereka diuji dengan kutu hingga membunuh mereka. Sebagian mereka diuji dengan kefakiran hingga tidak menemukan kecuali jubah untuk dipakai. Dan mereka akan gembira dengan ujian sebagaimana kalian gembira dengan kesenangan"
[HR. Ibnu Mājah dan al-Hākim].
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga
bersabda,
“Seseorang diuji
sesuai kadar agamanya. Jika
ia teguh dalam agamanya, maka ujiannya
lebih berat. Dan
jika ia kurang agamanya
maka dia diuji
[sedikit] sesuai kadar agamanya”
[HR. at-Tirmidzī dari Sa’ad bin Abī Waqqas].
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam
bersabda,
"Perumpamaan
orang beriman adalah seperti tanaman yang senantiasa diterpa angin. [Begitu
pula] orang beriman senantiasa tertimpa musibah. Sedangkan perumpamaan orang
munafik adalah seperti
pohon pinus. Dia
tidak bergerak sampai ia dicabut"
[HR. Muslim dari Abū Hurairah].
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam
bersabda,
"Pahala yang besar datang dengan ujian yang berat. Jika Allah mencintai suatu
kaum, Dia akan memberinya ujian. Barangsiapa ridha maka baginya keridhaan
[Allah]. Dan barangsiapa murka maka baginya kemurkaan [Allah]"
[HR. at-Tirmidzī dari Anas].
Beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam juga bersabda,
“Barangsiapa
dikehendaki oleh Allah Kebaikan,
maka Dia akan memberinya Ujian"
[HR. al-Bukhārī dari Abū Hurairah].
Beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam juga bersabda,
“Tidaklah seorang
muslim tertimpa penyakit, keletihan, kekhawatiran, kesedihan, gangguan, dan
kesusahan bahkan duri yang melukainya, melainkan Allah akan menghapus
dosa-dosanya"
[HR. al-Bukhārī dari Abū Hurairah
dan Abū Sa’īd al-Khudrī]
Beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam juga bersabda,
"Ujian akan senantiasa menimpa seorang mu’min pada
anak-anak dan hartanya hingga dia bertemu Allah subhanahu wa ta’ala tanpa
memiliki dosa"
[HR. at-Tirmidzī dari Abu Hurairah].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar