8/13/2019

Kisah ABU SHURAYH AS – SILANI


AMONGST
THE BELIEVERS ARE MEN:
ABU SHURAYH
AS – SILANI

Dari sudut terpencil di titik kecil sebuah peta yang melukiskan pulau Sri Lanka, yang lebih dikenal di kalangan orang Arab sebagai “Silan”, dan yang terkenal di seluruh dunia karena kenikmatan teh-nya, datanglah seorang pemuda yang dikenal di Negara Islam sebagai Abu Syuraih as-Sīlānī.

Abu Syuraih rahimahullah menunjukkan antusiasme yang sangat besar terhadap Studi agama dari usia yang sangat muda. Bahkan sebagai seorang pemuda, ia akan berdiri kuat dan tegas ketika berhadapan dengan berbagai ahlu bid’ah dalam hal ‘aqidah. Setelah menyelesaikan studinya di Sri Lanka, ia melanjutkan studi Syari’ah-nya di luar negeri. Kebaikannya, kesetiaannya, dan perhatiannya yang mendalam untuk umat nampaknya selalu menggerakkannya menjauh dari keinginan duniawi dan kepentingan kebanyakan orang. Dia dibesarkan di sebuah desa sehingga ia tidak menyukai kehidupan di kota dan lebih suka menjaga berbagai hal agar selalu nyata dan sederhana. Dia seorang pelatih kesehatan fisik dan juga seorang master seni bela diri yang terkenal. ia juga memiliki pekerjaan yang bergengsi di pinggiran kota Ketika ia meninggalkan Sri Lanka untuk berhijrah.

Melalui perjalanan hidupnya dan antusiasmenya sendiri ketika mendalami berbagai masalah agama, ia mendapatkan kemahiran dalam bahasa Arab dan Urdu, selain itu ia juga fasih berbahasa Inggris dan bahasa asli yang diucapkan di Sri Lanka. Karena hal itu, tidaklah jarang dia terlibat dalam percakapan dengan orang-orang lokal di ar Raqqah, memerintahkan yang baik dan melarang yang jahat, memberikan dakwah, dan menghilangkan keraguan atau kekhawatiran yang mungkin ada terkait khilafah yang baru didirikan.

Karena Abu Syuraih rahimahullah, konsep hijrah dan jihad, kembalinya Khilafah, pertempuran-pertempuran besar yang akan berlangsung dan dimenangkan, kembalinya Nabi Isa ‘alaihis salam, dan beberapa topik lainnya menjadi percakapan yang biasa terdengar diantaranya dengan keluarga dekat maupun teman-temannya.

Ia dibesarkan dengan mimpi bahwa ia akan hidup dan melihat tersingkapnya peristiwa-peristiwa yang biasanya hanya kita baca dan dengar dari kitab-kitab hadis saja. Dia termasuk diantara mereka yang sangat percaya bahwa saat-saat itu tidaklah lama lagi. Ia dicintai dan dihormati di kalangan keluarga dan teman-temannya karena kebaikannya, semangatnya terhadap setiap tugas yang menjadi tanggung jawabnya, selera humornya yang halus, wawasan dan pemahamannya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan agama, dan komitmennya untuk orang tua dan keluarganya.

Ketika mimpi tentang khilafah menjadi nyata dan menyajikan kesempatan untuk berhijrah ke tanah di mana syariat Allah dan Sunnah Rasul-Nya dihidupkan kembali dan ditegakkan, maka tidak ada yang bisa mencegahnya dari menjawab seruan tersebut. rasanya seolah-olah seluruh hidupnya menuntunnya kepada seruan ini, Sebagaimana yang terjadi kepada kebanyakan orang.

Hijrah bukanlah sesuatu yang mudah. Seperti halnya dengan semua ibadah lainnya yang dicintai Allah, Setan senantiasa rajin berdiri di setiap jalan ketaatan. Orangtuanya mengingat kembali apa yang telah dia katakan ketika semua cobaan yang mereka hadapi sebelum memulai hijrah, “Ini untuk saya. Dan saya tidak menginginkan apapun dari dunia ini”. Allah yang Maha Mendengar memberkahinya tidak hanya dengan memberinya kesempatan untuk berhijrah seorang diri, tapi juga untuk memimpin enam belas orang lainnya, yang terdiri dari anggota keluarga terdekatnya, termasuk orang tuanya, istri, dan enam anak-anaknya. Ini adalah barokah yang sangat langka di antara para Muhajirin dari Negara Islam.

Abu Syuraih sangat jarang meninggalkan Qiyamul lail. Dan sepanjang bulan terakhir kehidupan singkatnya di bulan Ramadhan yang di berkahi, ia memimpin keluarganya shalat Tarawih setiap malam dengan bacaan Qur’an yang indah. Dia juga menawarkan diri untuk mengikuti banyak shift malam di bulan Ramadhan di pos pemeriksaan Ribat meskipun pada waktu siangnya ia bertanggung jawab dalam dakwah. Niat untuk selalu waspada dan membela Darul-Islām tidak pernah meninggalkan hatinya, dan itu merupakan esensi dari Ribat. Dia adalah Murabitun terlepas dari apapun pekerjaannya dan dimana ia berada. Dia juga berpartisipasi dalam pertempuran untuk ladang gas T3 dan Jazal, yang keduanya berada di wilayat Hims. Setelah memiliki kesempatan untuk melayani Khilafah, melalui nikmat dan karunia dari Allah, dan melakukan tugasnya terhadap keluarga terutama anak-anaknya dengan membawa mereka dari Darul-kufur ke Darul-Islām, di mana mereka akan berkembang dan tumbuh untuk melayani dan memperjuangkan agama Allah, dengan izin Allah Abu Syuraih as-Silani mendapatkan syahadah oleh serangan udara Nusairiyah yang menyerang kota ar-Raqqah, di sebelah luar masjid setelah shalat maghrib, pada sepuluh malam yang paling diberkahi di setiap tahun, pada malam ke 25 Ramadhan 1436. Setelah serangan udara yang pertama, ia kembali ke masjid untuk memeriksa jumlah orang yang terluka dan syahid, tapi dalam perjalannya ia syahid oleh serangan udara yang kedua.

Semoga Allah menerima Abu Syuraih dan mengampuninya beserta semua orang yang memberikan hidup mereka, kekayaan mereka, dan waktu mereka hanya untuk Allah, orang-orang yang tindakannya terus menginspirasi dan membangkitkan umat ini, dengan izin Allah.


Source: DABIQ 12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...