AMONGST
THE
BELIEVERS ARE MEN:
ABU SHURAYH
AS – SILANI
Dari sudut terpencil di titik kecil sebuah peta yang melukiskan
pulau Sri Lanka, yang lebih dikenal di kalangan orang Arab sebagai “Silan”, dan
yang terkenal di seluruh dunia karena kenikmatan teh-nya, datanglah seorang
pemuda yang dikenal di Negara Islam sebagai Abu Syuraih as-Sīlānī.
Abu Syuraih rahimahullah menunjukkan antusiasme yang
sangat besar terhadap Studi agama dari usia yang sangat muda. Bahkan sebagai
seorang pemuda, ia akan berdiri kuat dan tegas ketika berhadapan dengan
berbagai ahlu bid’ah dalam hal ‘aqidah. Setelah menyelesaikan studinya di Sri
Lanka, ia melanjutkan studi Syari’ah-nya di luar negeri. Kebaikannya, kesetiaannya,
dan perhatiannya yang mendalam untuk umat nampaknya selalu menggerakkannya
menjauh dari keinginan duniawi dan kepentingan kebanyakan orang. Dia dibesarkan
di sebuah desa sehingga ia tidak menyukai kehidupan di kota dan lebih suka
menjaga berbagai hal agar selalu nyata dan sederhana. Dia seorang pelatih
kesehatan fisik dan juga seorang master seni bela diri yang terkenal. ia juga
memiliki pekerjaan yang bergengsi di pinggiran kota Ketika ia meninggalkan Sri Lanka
untuk berhijrah.
Melalui perjalanan hidupnya dan antusiasmenya sendiri
ketika mendalami berbagai masalah agama, ia mendapatkan kemahiran dalam bahasa
Arab dan Urdu, selain itu ia juga fasih berbahasa Inggris dan bahasa asli yang
diucapkan di Sri Lanka. Karena hal itu, tidaklah jarang dia terlibat dalam
percakapan dengan orang-orang lokal di ar Raqqah, memerintahkan yang baik dan
melarang yang jahat, memberikan dakwah, dan menghilangkan keraguan atau kekhawatiran
yang mungkin ada terkait khilafah yang baru didirikan.
Karena Abu Syuraih rahimahullah, konsep hijrah dan jihad,
kembalinya Khilafah, pertempuran-pertempuran besar yang akan berlangsung dan
dimenangkan, kembalinya Nabi Isa ‘alaihis salam, dan beberapa topik lainnya
menjadi percakapan yang biasa terdengar diantaranya dengan keluarga dekat
maupun teman-temannya.
Ia dibesarkan dengan mimpi bahwa ia akan hidup dan melihat
tersingkapnya peristiwa-peristiwa yang biasanya hanya kita baca dan dengar dari
kitab-kitab hadis saja. Dia termasuk diantara mereka yang sangat percaya bahwa
saat-saat itu tidaklah lama lagi. Ia dicintai dan dihormati di kalangan
keluarga dan teman-temannya karena kebaikannya, semangatnya terhadap setiap
tugas yang menjadi tanggung jawabnya, selera humornya yang halus, wawasan dan
pemahamannya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan agama, dan komitmennya
untuk orang tua dan keluarganya.
Ketika mimpi tentang khilafah menjadi nyata dan
menyajikan kesempatan untuk berhijrah ke tanah di mana syariat Allah dan Sunnah
Rasul-Nya dihidupkan kembali dan ditegakkan, maka tidak ada yang bisa
mencegahnya dari menjawab seruan tersebut. rasanya seolah-olah seluruh hidupnya
menuntunnya kepada seruan ini, Sebagaimana yang terjadi kepada kebanyakan
orang.
Hijrah bukanlah sesuatu yang mudah. Seperti halnya dengan
semua ibadah lainnya yang dicintai Allah, Setan senantiasa rajin berdiri di
setiap jalan ketaatan. Orangtuanya mengingat kembali apa yang telah dia katakan
ketika semua cobaan yang mereka hadapi sebelum memulai hijrah, “Ini untuk saya.
Dan saya tidak menginginkan apapun dari dunia ini”. Allah yang Maha Mendengar memberkahinya
tidak hanya dengan memberinya kesempatan untuk berhijrah seorang diri, tapi
juga untuk memimpin enam belas orang lainnya, yang terdiri dari anggota
keluarga terdekatnya, termasuk orang tuanya, istri, dan enam anak-anaknya. Ini
adalah barokah yang sangat langka di antara para Muhajirin dari Negara Islam.
Abu Syuraih sangat jarang meninggalkan Qiyamul lail. Dan
sepanjang bulan terakhir kehidupan singkatnya di bulan Ramadhan yang di
berkahi, ia memimpin keluarganya shalat Tarawih setiap malam dengan bacaan
Qur’an yang indah. Dia juga menawarkan diri untuk mengikuti banyak shift malam
di bulan Ramadhan di pos pemeriksaan Ribat meskipun pada waktu siangnya ia bertanggung
jawab dalam dakwah. Niat untuk selalu waspada dan membela Darul-Islām tidak
pernah meninggalkan hatinya, dan itu merupakan esensi dari Ribat. Dia adalah
Murabitun terlepas dari apapun pekerjaannya dan dimana ia berada. Dia juga berpartisipasi
dalam pertempuran untuk ladang gas T3 dan Jazal, yang keduanya berada di
wilayat Hims. Setelah memiliki kesempatan untuk melayani Khilafah, melalui nikmat
dan karunia dari Allah, dan melakukan tugasnya terhadap keluarga terutama
anak-anaknya dengan membawa mereka dari Darul-kufur ke Darul-Islām, di mana
mereka akan berkembang dan tumbuh untuk melayani dan memperjuangkan agama
Allah, dengan izin Allah Abu Syuraih as-Silani mendapatkan syahadah oleh
serangan udara Nusairiyah yang menyerang kota ar-Raqqah, di sebelah luar masjid
setelah shalat maghrib, pada sepuluh malam yang paling diberkahi di setiap
tahun, pada malam ke 25 Ramadhan 1436. Setelah serangan udara yang pertama, ia
kembali ke masjid untuk memeriksa jumlah orang yang terluka dan syahid, tapi
dalam perjalannya ia syahid oleh serangan udara yang kedua.
Semoga Allah menerima Abu Syuraih dan mengampuninya beserta
semua orang yang memberikan hidup mereka, kekayaan mereka, dan waktu mereka
hanya untuk Allah, orang-orang yang tindakannya terus menginspirasi dan
membangkitkan umat ini, dengan izin Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar