8/17/2019

Dan ALLAH Sebaik-Baik Pembuat Makar


Dan ALLAH
Sebaik-Baik Pembuat Makar

Pelajaran Dari Al-Quran Tentang Makar

Kekuatan itu seluruhnya hanyalah milik Allah. {Dan di antara manusia ada orang yang menyembah selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal).} [Al-Baqarah: 162].

Kemuliaan itu seluruhnya hanyalah milik Allah. {Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Ketahuilah bahwa semua kekuatan itu milik Allah} [An-Nisaa’ : 138-139]. {Dan janganlah engkau (Muhammad) sedih oleh perkataan mereka. Sungguh, kekuasaan itu seluruhnya milik Allah. Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui} [Yunus : 65]. {Barangsiapa menghendaki kemuliaan, maka (ketahuilah) kemuliaan itu semuanya milik Allah. Kepada-Nyalah akan naik perkataan-perkataan yang baik, dan amal kebajikan Dia akan mengangkatnya. Adapun orang-orang yang merencanakan kejahatan mereka akan mendapat azab yang sangat keras, dan rencana jahat mereka akan hancur} [Faathir : 10].

Dan tipu daya juga seluruhnya hanyalah milik Allah. {Dan sungguh, orang kafir sebelum mereka (kafir Mekah) telah mengadakan tipu daya, tetapi semua tipu daya itu dalam kekuasaan Allah. Dia mengetahui apa yang diusahakan oleh setiap orang, dan orang-orang kafir itu akan mengetahui untuk siapa tempat kesudahan (yang baik).} [Ar-Ra’d : 42].

Tidak ada yang luput dari kekuasaan-Nya. Tidak ada yang bisa memperoleh kemuliaan kecuali melalui Dia. Dan tidak ada tipu daya yang akan berhasil selain tipu daya-Nya.

Ini adalah kenyataan yang tidak disadari oleh orang-orang salib. Sehinnga mereka mempergunakan kekuasaan mereka untuk menzhalimi dan menindas kaum Muslimin. Sekutu-sekutu mereka dari orang-orang Yahudi, munafik dan murtad berusaha untuk meraih kemuliaan dan kekuatan melalui orang-orang salib. Dan mereka berbuat makar melawan Islam sementara memiliki keraguan Jahiliyyah, berpikir bahwa Allah tidak akan memberikan kemenangan bagi agama-Nya…

Akan tetapi masalah kemenangan hanyalah milik Allah seluruhnya. {Katakanlah: “Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah} [Ali ‘Imran : 154]. {Dan milik Allah meliputi rahasia langit dan bumi dan kepada -Nya segala urusan dikembalikan. Maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya. Dan Rabbmu tidak akan lengah terhadap apa yang kamu kerjakan } [Huud : 123].

Begitu pula, Dia melegislasi (memutuskan) bahwa agama semuanya untuk-Nya dan menetapkannya pasti terjadi. {Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah dan agama hanya bagi Allah semata. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan} [Al-Anfaal : 39]. {Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan (membawa) petunjuk agama yang benar untuk dimenangkan atas semua agama, walaupun orang-orang musyrik membenci} [At-Taubah : 33]. {Dan cukuplah Allah sebagai saksi} [Al-Fath : 28].

Akan tetapi, disebabkan oleh kesesatan dan kesombongan musuh-musuh Allah, mereka membuat tipu daya atas agama-Nya dan wali-wali-Nya. Tipu daya mereka hampir-hampir membuat gunung runtuh karena terkejut bagaimana orang-orang kafir berani menentang Tuhan (Pencipta dan Pengatur) langit dan bumi. {Dan sungguh, mereka telah membuat tipu daya padahal Allah (mengetahui dan akan membalas) tipu daya mereka. Bahkan seandainya makar mereka mampu melenyapkan gunung-gunung} [Ibrahim : 46].

Dan juga, tipu daya mereka itu pada dasarnya memang lemah, karena merupakan bagian dari tipu daya Syaitan. {Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut. Maka perangilah sekutu-sekutu Syaitan itu. Sesungguhnya tipu daya Syaitan itu sangat lemah} [An-Nisaa’ : 76].

Dan kelemahan ini disebabkan kekuatan ikhlas – inti tauhid – yang diberikan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya yang terpilih, sebagaimana disaksikan sendiri oleh Syaitan yang terkutuk. { Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang tulus (ikhlas) di antara mereka. Dia (Allah) berfirman, “Ini adalah jalan yang lurus (menuju) kepada-Ku.” Sesungguhnya kamu (Iblis) tidak kuasa atas hamba-hamba-Ku, kecuali mereka yang mengikutimu, yaitu orang yang sesat. } [Al-Hijr : 39-42].

Meskipun mereka lemah dan begitu juga tuan mereka, yaitu Syaitan, juga lemah, mereka berbuat makar untuk kepentingannya. Maka mereka menjadi sasaran tipu daya yang paling kuat dan paling cepat dari para pembuat tipu daya, tanpa mereka sendiri menyadarinya. {Mereka (orang-orang kafir itu) membuat tipu daya, tetapi Allah membuat tipu daya. Dan Allah adalan sebaik-baik pembuat tipu daya} [Ali ‘Imran : 54]. {Maka apakah mereka merasa aman dari makar Allah? Tidak ada yang merasa aman dari makar Allah kecuali orang-orang yang merugi} [Al-A’raaf : 99]. {Dan apabila Kami memberikan suatu rahmat kepada manusia, setelah mereka ditimpa bencana, mereka segera melakukan segala tipu daya (menentang) ayat-ayat Kami. Katakanlah, “Allah lebih cepat dalam tipu daya.” Sesungguhnya malaikat-malaikat Kami mencatat tipu dayamu.”} [Yunus : 21]. {Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya tipu daya-Ku amat teguh} [Al-A’raaf : 183]. {Ataukah mereka hendak melakukan tipu daya? Tetapi orang-orang yang kafir itu, justru merekalah yang terkena tipu daya} [Ath-Thuur :42].

Dan Allah telah membuat lemah makar mereka dan membawa mereka kepada kegagalan, jalan yang menyimpang, dan kesesatan yang jauh. {Sebenarnya bagi orang kafir, tipu daya mereka itu dijadikan terasa indah, dan mereka dihalangi dari jalan (yang benar). Dan barangsiapa disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun yang memberi petunjuk baginya } [Ar-Ra’d 33]. {Adapun orang-orang yang merencanakan kejahatan (makar) mereka akan mendapat azab yang sangat keras, dan rencana jahat mereka akan hancur } [Faathir : 10]. {Dan bahwasanya Allah tidak meridhai tipu daya orang-orang yang berkhianat} [QS. Yusuf : 52]. {Namun tipu daya orang-orang kafir itu sia-sia belaka} [Ghaafir : 25].

Hasil dari tipu daya mereka adalah kebalikan dari apa yang mereka kehendaki. Mereka hanya memperdaya diri mereka sendiri, kehidupan dunia mereka, dan akhirat mereka serta menghinakan derajat dan menghancurkan diri mereka sendiri. {Dan mereka membuat tipu daya, dan Kami pun menyusun tipu daya, sedang mereka tidak menyadari. Maka perhatikanlah bagaimana akibat dari tipu daya mereka, bahwa Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya. Maka itulah rumah-rumah mereka yang runtuh karena kezaliman mereka. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mengetahui. Dan Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.} [An-Naml : 50-53]. {Dan demikianlah pada setiap negeri Kami jadikan pembesar-pembesar yang jahat agar melakukan tipu daya di negeri itu. Tapi mereka hanya menipu diri sendiri tanpa menyadarinya} [Al-An’aam : 123]. {Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan azab yang keras karena tipu daya yang mereka lakukan} [Al-An’aam : 124]. {Sungguh, orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan tipu daya, maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka mulai dari fondasinya, lalu atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas, dan siksa itu datang kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari } [An-Nahl : 26]. {Maka apakah orang yang membuat tipu daya yang jahat itu, merasa aman (dari bencana) dibenamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau (terhadap) datangnya siksa kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari} [An-Nahl : 45]. {Rencana yang jahat itu hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri. Mereka hanyalah menunggu (berlakunya) ketentuan kepada orang-orang yang terdahulu. Maka kamu tidak akan mendapatkan perubahan bagi sunnatullah (ketentuan Allah), dan tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi ketentuan Allah.} [Faathir : 43].

Karena itu janganlah seorang Muslim merasa bersedih hati mendengar berbagai rencana jahat orang-orang kafir. Akan tetapi, dia harus bersabar dan yakin bahwa mereka akan segera hancur. Senjatanya yang paling kuat adalah tauhid dan apa yang mengikutinya berupa tawakkal kepada Allah, bertakwa kepada-Nya, memohon pertolongan-Nya, dan menyatakan barā`ah (berlepas diri) dari orang-orang musyrik itu. {Jika kamu bersabar dan bertakwa, tipu daya mereka tidak akan membahayakanmu sedikit pun. Sungguh, Allah Maha Meliputi segala apa yang mereka kerjakan} [Ali ‘Imran : 120]. {Dan bersabarlah (wahai Muhammad) dan tidaklah kesabaranmu itu kecuali semata-mata dengan pertolongan Allah dan janganlah engkau bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan jangan (pula) bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan} [An-Nahl : 127]. {Katakanlah (Muhammad) “Panggillah sekutu-sekutu yang kamu anggap sekutu Allah, kemudian lakukanlah tipu daya (untuk mencelakakan)ku, dan jangan kamu tunda lagi. Sesungguhnya pelindungku adalah Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an). Dia melindungi orang-orang saleh. Dan sekutu-sekutu yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan tidak dapat menolong dirinya sendiri} [Al-A’raaf : 195-197). { Dia (Hud) menjawab, “Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah bahwa aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan, dengan yang lain, sebab itu jalankanlah semua tipu dayamu terhadapku dan jangan kamu tunda lagi, Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya (menguasainya). Sungguh, Tuhanku di jalan yang lurus (adil).”} [Huud : 54-56].

Semua pelajaran ini seharusnya terpatri di dalam benak seluruh kaum Muslimin di saat para salibis dan murtaddin berencana untuk melaksanakan makar-makar baru mereka. Dia seharusnya mengingatkan dirinya sendiri dan yang lainnya dengan segala bentuk pelajaran ini agar dia tidak menghinakan dirinya di hadapan makar mereka ataupun menyerah kepada keyakinan syirik berupa berbagai teori konspirasi ekstrim[1].


Pesan Khalifah Atas Makar Terakhir
Kaum Murtaddin

Pada tanggal 25 Rajab 1436, Khalifah (afizhahullāh) menyampaikan risalah kepada umat dalam pidato yang berjudul “Berangkatlah Kalian Baik dalam Keadaan Merasa Ringan ataupun Berat” yang secara singkat dan jelas beliau menyebutkan latar belakang rencana jahat (makar) baru yang ditujukan atas Islam. Pertama beliau mengingatkan sikap yang membuat banyak faksi militan berubah menjadi murtad dan bersekutu dengan kuffar. Dan itu dikarenakan kemauan mereka untuk berkompromi dan berharap berdamai dengan tentara salib secara permanen.

Beliau berkata, “Wahai kaum Muslimin; Siapa di antara kalian yang mengira, bahwa dengan kemampuannya dia bisa berlaku damai dengan orang-orang Yahudi, Nashrani dan dan orang-orang kafir, dan mereka bisa berlaku damai dengan kalian, lalu satu sama lain dari mereka bisa hidup berdampingan, sedangkan dia masih tetap di atas dien dan tauhidnya, maka dia telah jelas-jelas mendustakan firman Allah yang berkata; … {“Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup.”} (Al-Baqarah: 217) …Inilah keadaan orang-orang kafir terhadap kaum muslimin hingga hari Kiamat; {“Dan engkau tidak akan dapati penyimpangan dari ketentuan Allah”} (Fathir: 43).

Beliau juga berkata, “Wahai kaum muslimin; Tidak pernah satu hari pun Islam menjadi agama kedamaian, sesungguhnya Islam adalah agama perang, dan telah diutus Nabi kalian (shallallahu alaihi wa sallam) dengan pedang sebagai rahmat bagi seluruh alam, dan beliau diperintah untuk berperang hingga Allah saja yang diibadahi, dan sesungguhnya beliau telah bersabda kepada orang-orang musyrik dari kaumnya; “Aku telah datang kepada kalian dengan sembelihan”. (Diriwayatkan oleh Ahmad dari Abdullah bin ‘Amr) Beliau telah memerangi bangsa Arab dan ‘Ajam (non Arab), kulit merah dan kulit hitam, beliau memimpin sendiri puluhan peperangan, dan berkecimpung di dalam pertempuran, dan tidak pernah satu hari pun beliau letih dari peperangan... Dan demikian juga para shahabatnya setelah itu, dan juga para tabi’in, mereka senantiasa tidak pernah bersikap lunak atau damai dengan hingga mereka menguasai bumi, menaklukkan timur dan barat, dan umat-umat tunduk, dan negeri-negeri menyerah dengan tajamnya pedang. Dan begitulah keadaannya orang-orang yang mengiuti mereka hingga hari Kiamat. Dan Nabi kita (Shallallahu Alaihi wa sallam) telah memberitahukan kepada kita tentang peperangan besar (malhamah) di akhir zaman, memberikan kabar gembira dan janji kepada kita bahwa kita akan menang, dan beliau adalah orang yang jujur lagi dipercaya, dan inilah kita hari ini telah melihat tanda-tanda malhamah itu, dan kita telah mencium aroma kemenangan darinya.”

Beliau menjelaskan bahwa kaum Muslimin tidak akan pernah berhenti memerangi kelompok-kelompok kuffar hingga ‘Isa (‘alaihi as-salām) turun dan memimpin pasukan Muslim. Beliau berkata, “Dan sesungguhnya memerangi orang-orang kafir, hijrah dan jihad akan senantiasa terjadi hingga hari kiamat, Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) bersabda; “Hijrah tidak akan terputus hingga terputusnya (pintu) taubat, dan tidak akan terputus (pintu) taubat hingga matahari terbit dari barat” (Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Mu’awiyah] … Beliau (shallāllāhu ‘alaihi wasallam) juga bersabda, “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berperang memperjuangkan kebenaran dan meraih kemenangan hingga hari kiamat.” Nabi (shallallahu ‘alaihi wa sallam) pun mengatakan, “Kemudia Isa bin Maryam turun ke muka bumi. Lalu pemimpin mereka-mereka tadi mengatakan pada Isa, “Jadilah imam shalat bersama kami.” Nabi Isa menjawab; “Tidak. Sesungguhnya di antara kalian sudah menjadi pemimpin bagi yang lain. Allah betul-betul telah memuliakan umat ini” [Diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir].”

Beliau menjelaskan akan segera hilangnya zona abu-abu seraya mengatakan, “Walaupun orang-orang salib hari ini mengatakan bahwa mereka menghindari mayoritas kaum muslimin, dan hanya mengincar orang-orang bersenjata, tapi sebentar lagi kalian akan melihat mereka akan mengincar setiap muslim di setiap tempat. Jika orang-orang salib hari ini telah mulai mempersempit kaum muslimin yang masih tinggal di negeri-negeri salib, mengawasi, menculik dan mengintimidasi mereka, maka sebentar lagi kalian akan melihat mereka akan mulai menyergap, menjadikan mereka mayat, sandra atau orang yang terusir, dan tidak akan ada lagi yang tiggal di sana kecuali orang-orang yang telah murtad dari agama Islam dan mengikuti millah mereka.

Kalian akan mengingat apa yang aku katakan kepada kalian, dan aku serahkan urusanku kepada Allah. Wahai kaum muslimin; Orang-orang Yahudi, Nashrani dan rang-orang kafir tidak akan ridha kepada kalian, dan mereka akan terus memerangi kalian sampai kalian mengikuti millah mereka dan murtad dari agama kalian

Beliau kemudian menguraikan kewajiban mengenai peperangan sebelum Kiamat ini atas Muslimin. Beliau berkata, “Wahai kaum muslimin; Janganlah seseorang mengira bahwa peperangan yang sedang kami jalani ini adalah peperangan Daulah Islamiah saja, tetapi ini adalah peperangan seluruh kaum muslimin, perang setiap muslim di setiap tempat, sedangkan Daulah Islamiah tidak lain hanya sebagai ujung tombak di dalamnya. Ini tidak lain adalah perang ahlul iman melawan ahlul kufur, maka berangkatlah kalian ke medan perang wahai kaum muslimin di seluruh tempat, sebab ini adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang dipertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Allah … Maka, tidak ada uzur atas setiap Muslim yang mampu untuk hijrah ke Daulah Islam atau bertempur di mana pun dia berada.”

Ini adalah perintah Khalifah ( afizhahullāh). Seseorang hendaknya berhijrah ke wilayah-wilayah Khilafah, atau jika tidak mampu, maka dia wajib menyerang orang-orang salib, sekutu-sekutu mereka, Rafidhah, para thaghut, dan angkatan bersenjata murtad mereka. Dia tidak boleh ragu di mana pun dia berada jika memungkinkan untuk menyerang mereka dengan cara apa pun. Demikian pula, dia tidak boleh berkonsultasi kepada “ulama” palsu tentang kewajiban ini. Dia harus menyerangnya setelah mengumumkan bai’at kepada Khilafah, sehingga matinya tidaklah dalam keadaan Jahiliyyah. Maka dia akan menemukan teladan yang baik dari para syuhada` Daulah Islam, di antaranya ialah Numan Haider dan Man Haron Monis (Australia), Michael Zehaf-Bibeau, dan Martin Couture-Rouleau (Kanada), Zale Thompson, Elton Simpson, dan Nadir Soofi (Amerika), Amedy Coulibaly (Prancis), Omar Abdel Hamid El-Hussein (Denmark), dan Sofiane Amghar dan Khalid Ben Larbi (Belgia).

Kemudian beliau memperigatkan tentang propaganda tentara salib dengan mengatakan, “Amerika dan sekutunya, dari kalangan orang-orang salib, rafidhah, sekuleris, atheis dan murtad, mengklaim bahwa perang mereka dan persekutuan mereka adalah untuk menolong orang-orang lemah dan terzhalimi, menolong orang-orang miskin, menyelamatkan orang-orang yang menderita, memerdekakakan orang-orang yang diperbudak, membela orang-orang yang tidak bersalah dan damai dan melindungi darah mereka. Mereka juga menganggap bahwa mereka ada di kubu kebenaran, kebaikan dan keadailan, dan sedang memerangi kebatilan, kejahatan dan kezhaliman, bahu membahu dengan kaum muslimin! Bahkan mereka menganggap bahwa mereka sedang membela Islam dan kaum muslimin! Ketehuilah mereka telah berdusta

Kemudian dia mengingatkan kaum Muslimin terhadap penguasa-penguasa thaghut yang menzhalimi negeri-negeri Muslim dengan hukum buatan manusia dan tunduk kepada pasukan Salib. Beliau berkata, “Sesungguhnya para pemimpin thaghut yang mengatur negeri-negeri kalian, di Al-Haramain, Yaman, Syam, Iraq, Mesir, Maroko, Khurasan, Kaukasus, India, Afrika dan di seluruh tempat; mereka tidak lain adalah sekutu Yahudi dan Salib, bahkan tidak lebih sebagai budak-budak dan anjing penjaga bagi mereka. Dan tidaklah pasukan yang mereka siapkan, mereka persenjatai, dan yang dilatih oleh orang-orang Yahudi dan salib, tidak lain adalah untuk membungkam kalian, melemahkan dan memperbudak kalian demi kepentingan Yahudi dan salib, memurtadkan kalian dari agama kalian, dan menghalangi kalian dari jalan Allah, merampas kekayaan negeri kalian, dan merampok harta-harta kalian. Ini adalah hakikat kenyataan yang sangat jelas bak mentari di siang hari.”

Beliau kemudian menjelaskan secara detail sikap apatis para penguasa thaghut terhadap Muslimin dan diikuti dengan perkataan, “Telah terbuka dan tersingkap keburukan para pemimpin negara-negara Jazirah, dan telah sirna kesyar’ian palsu mereka, dan telah jelas pengkhianatan mereka bahkan bagi orang-orang awam kaum muslimin, telah nampak hakikat mereka, dan telah habis masa berlaku dan legitimasi mereka di mata majikan mereka orang-orang Yahudi dan Salibis, sehingga mereka mulai menggantinya dengan orang-orang Rafidhah dan Shafawi, dan orang-orang atheis Kurdi, dan ketika Alu Salul merasakan para majikan mulai meninggalkan mereka, dan melempar mereka seperti sepatu usang, mereka mulai melancarkan perang palsu kepada orang-orang Rafidhah di Yaman, dan itu bukanlah badai keteguhan hati, tapi hanya tendangan orang yang telah sekarat, dengan izin Allah, yang sedang menghembuskan nafas terakhirnya”.

Beliau kemudian berkata lagi, “Hari ini mereka mengaku membela Ahlussunnah di Yaman melawan orang-orang Rafidhah! Ketahuilah, mereka telah berdusta, gagal dan kalah! Itu semua tidak lain hanyalah usaha untuk mempertahankan legitimasi mereka di hadapan majikan mereka para Yahudi dan Salibis, itu semua hanya usaha putus asa untuk menghalangi kaum Muslimin dari Daulah Islamiah yang kini suaranya mulai meninggi di setiap tempat, hakekatnya mulai menjadi jelas bagi seluruh kaum muslimin, sehingga mereka mulai berhimpun di sekitarnya sedikit demi sedikit. Amarah mereka hanyalah amarah khayalan setelah api Rafidah membakar takhta mereka dan setelah pasukan Rafidah mencapai penduduk Semenanjung Arab, suatu hal yang akan berujung pada berhimpunnya masyarakat Muslim di Semenanjung Arab di sekitar Daulah Islam karena menjadi pembela mereka melawan Rafidah. Inilah yang menakutkan Alu Salul dan para penguasa Semenanjung Arab dan membuat takhta mereka gemetar. Inilah rahasia amarah palsu mereka, yang dengan izin Allah akan menjadi akhir bagi mereka, dan akhir mereka itu dekat, insya Allah. Alu Salul dan para penguasa Arab bukanlah orang-orang yang pandai berperang, dan juga bukan orang yang sabar menghadapinya, mereka hanyalah orang-orang yang terbiasa hidup mewah dan berfoya-foya, orang-orang mabuk, cabul, dansa dan pesta-pesta. Mereka telah terbiasa membela para Yahudi dan Salibis, hati mereka telah terasuki kehinaan, kerendahan dan sikap tunduk.”

Beliau juga menyeru kaum Muslimin agar menyadari hakikat perang ini. “Wahai kaum muslimin di manapun kalian berada; Telah tiba masanya bagi kalian untuk mengetahui hakikat peperangan, sesungguhnya ini adalah Perang Antara Kekafiran dan Keimanan, maka perhatikanlah di sisi mana penguasa negerimu berada dan di kubu mana dia membela. Telah tiba masanya bagi kalian wahai Ahlussunnah untuk mengetahui bahwa kalian sendirianlah yang menjadi sasaran, dan peperangan ini tidak lain diarahkan hanya kepada kalian dan agama kalian. Telah tiba masanya bagi kalian untuk kembali kepada dien kalian dan jihad kalian, untuk mengembalikan kejayaan, kemuliaan, hak-hak, dan kekuasaan kalian. Telah tiba masanya bagi kalian wahai kaum muslimin untuk mengetahui bahwa tidak ada kemuliaan dan kejayaan, kehormatan, keamanan dan hak-hak kecuali di bawah naungan khilafah.”

Amirul Mu’minin juga menunjukkan bagaimana Rafidhah membuat kesepakatan dengan sekutu “Sunni” mereka yang murtad, jika mereka sudah tidak lagi berguna bagi Rafidhah. Dia berkata, “Wahai Ahlus Sunnah di Irak … Mintalah perlindungan kepada Allah dan setelah itu kepada Daulah Islamiah, apa yang kalian tunggu, hakikat kebenaran telah menjadi lebih terang daripada siang hari, orang-orang Rafidhah dengki telah terlihat hakikat mereka, lihatlah mereka hari ini, menyembelih siapa saja yang dianggap Ahlussunnah di Baghdad dan selainnya, tidak ada yang selamat dari mereka seorang pun bahkan sekutu mereka, penolong mereka, ekor mereka, dan anjing-angjing mereka; dari barisan orang-orang Ahlussunnah yang murtad dari kalangan shahawat, tentara, polisi, dan orang-orang lain yang tertipu oleh para ulama suu’, sehingga mereka lari dari penegakkan Syariat Allah di wilayah-wilayah Daulah Islam, maka mereka sekarang terusir, terhina, ketakutan dan khawatir dari serangan orang -orang Rafidhah. Sedangkan kaum muslimin yang tinggal di wilayah Daulah Islam hidup dengan penuh kehormatan dan kemuliaan, penuh rasa aman dengan karunia dari Allah semata, hidup nyaman, bebas beraktifitas untuk pekerjaan mereka, mata pencaharian mereka, dan bisnis mereka, hidup nikmat di bawah kekuasaan syari’at Rabb mereka ‘Azza wa Jalla, dan hanya milik Allah segala pujian dan pemberian, maka carilah perlindungan kepada Allah, lalu kepada Daulah kalian wahai kaum muslimin.”

Beliau juga memperingatkan adanya kemungkinan upaya kaum kafir untuk menyerang Daulah Islam di wilayah-wilayah Syam sebelum di Irak. “Teguhlah dan waspadalah, karena musuh-musuh Allah mulai bergerak, berpadu dan bertambah, mereka mengancam penduduk Mosul, dan sesungguhnya kami yakin mereka akan bergerak ke Raqqah dan Aleppo sebelum ke Mosul, maka waspadalah..”

Akhirnya, beliau menjelaskan mengenai bertambahnya kelemahan para salibis modern. “Wahai para tentara Daulah Islamiah; Teguhlah kalian, karena kalian di atas kebenaran, mintalah pertolongan dengan bersabar, karena bersama kesabaran terdapat kemenangan, kemenangan itu hanya untuk orang yang mampu bersabar, bersabarlah karena para salibis telah berdarah hampir mati, orang-orang Rafidhah telah goyah, dan orang-orang Yahudi telah gemetar ketakutan, hari ini musuh kalian telah menjadi lebih lemah dari kemarin, mereka akan menjadi lebih lemah lagi dan lagi, walillahilhamd…”


Sebuah Analisa terhadap
Makar yang Hancur

Dari pidatonya terdapat sebuah ringkasan tentang makar terakhir – insya Allah – tentara Salib dan sekutu murtad mereka sebelum malhamah kubra.

Pertama, para salibis telah begitu lemah untuk mengobarkan perang mereka sendiri. Hal ini disebabkan operasi penuh berkah 11 September dan diikuti oleh jihad di Afghanistan dan Irak. Mereka terlalu lemah, baik secara finansial, militer, dan psikologi untuk berperang lagi, meskipun tidak diragukan lagi bahwa mereka pada akhirnya akan berperang menghadapi kaum Muslimin di Dabiq setelah pihak salib mengkhianati perjanjian gencatan senjata yang kelak akan terjadi. Karena lemah, mereka terpaksa untuk mengandalkan sekutu-sekutu dan agen-agen mereka untuk memenangkan perjuangan mereka. Di Irak, sejak keruntuhan rezim Ba’ats milik thaghut Saddam yang murtad, sekutu-sekutu mereka adalah atheis Kurdi dari Peshmerga, pasukan pemerintah Shafawi[2], milisi-milisi Shafawi, dan Shahwah “Sunni” yang murtad. Dari waktu ke waktu, Shahwah “Sunni” ditinggalkan demi kestabilan rezim Shafawi pusat. Shahwah tidak benar-benar dipercaya karena beberapa faksinya pernah berpartisipasi dalam perang melawan tentara Salib dan pasukan sekutu mereka, yaitu Rafidhah. Sebagai akibatnya, setelah mundurnya pasukan Amerika, Shahwah dikhianati oleh Shafawi yang merupakan bekas sekutu mereka sendiri. Banyak anggotanya dipenjara dan disiksa oleh Rafidhah yang pernah mereka layani.

Di Syam, pada awalnya tentara salib menaruh rasa percaya kepada Free Syrian Army (FSA), yang termasuk ke dalam “pemerintahan” sementara Dewan Nasional Suriah (SNC). Akan tetapi, pihak salib kaget ketika mengetahui bahwa bantuan militer dan non-militer yang sebagian besar disalurkan kepada faksi-faksi ini telah dijual kepada para pedagang senjata, dan akhirnya berakhir di tangan Daulah Islam. Apa yang tidak dijual oleh agen-agen tentara salib yang tidak bisa diandalkan ini akhirnya akan diambil sebagai ghanimah oleh tentara Khilafah. Pihak salib tidak bisa mempercayai FSA, karena mereka terlalu korup dan tidak memiliki kepemimpinan yang kuat. Akhirnya sekutu utama mereka di kawasan tersebut ialah atheis Kurdi milik PKK –aliansi thaghut Bashar. Pada awal-awal peristiwa modern di Syam, PKK mendominasi beberapa bagian Halab, Ar-Raqqah, dan Al-Barakah dalam perjanjian dengan Rezim Nushairiyyah. Mereka ditugaskan oleh Bashar untuk menghancurkan pemberontakan kaum Muslimin atas rezim di kawasan ini. PKK adalah inti Syabbihah Kurdi dan mereka terus demikian di daerah-daerah yang mereka kontrol. Akan tetapi, karena mereka lebih koheren sebagai sebuah organisasi dan “secara ideologi” lebih mudah dikendalikan, pihak salib lebih memilih mereka daripada FSA.

Dengan demikian, pihak salib mengandalkan sekutu-sekutu Kurdi Rafidhah di Irak (Peshmerga) dan kepada sekutu-sekutu Nushairiyyah di Syam (PKK). Demikian pula, kebijakan mereka untuk mendukung Rezim Shafawi di Irak dan bernegosiasi dengan para pemimpin Shafawi di Iran memberi Rafidhah kekuatan dan kepercayaan diri untuk bergerak secara internasional. Dengan cepat, Rafidhah mengambil beberapa bagian Yaman. Rezim Suriah sebelumnya adalah sekutu Iran. Secara umum, Lebanon berada di bawah kekuasaan milisi Rafidhah. Dengan populasi Rafidhah[3] yang besar di Bahrain, Kuwait, dan Arab “Saudi” (di Provinsi Timur – Qathif, Dammam, Al-Ahsa’ – Najran, dan bahkan Madinah) serta populasi yang kecil di Qatar dan Uni Emirat Arab – Demikian pula para penganut ‘Ibadiyyah di Oman kesemuanya siap bergerak, membuat para thaghut Arab merasa tahta mereka bakal terancam. Sementara itu, thaghut Turki khawatir akan kemauan sekutu-sekutu salibis Kurdi dan pihak oposisi Rezim thaghut Erdogan yang berbasis di kawasan minoritas Rafidhah di Turki. Tiga serangkai thaghut juga khawatir bahwasanya peperangan yang panjang yang terjadi di Yaman dan Syam akan membuat Daulah Islam semakin kuat. Hal ini akan mengungkap kekakuan dan pengkhianatan para thaghut dan membuktikan bahwa Daulah Islam merupakan pembela satu-satunya bagi Ahlus Sunnah melawan Rafidhah dan atheis.

Dengan cepat, thaghut Turki, Alu Salul, dan Qatar – tiga serangkai murtad – bergerak tanpa meminta izin kepada tuan-tuan salib mereka. Mereka memperoleh dukungan dari para thaghut Arab dan non-Arab, yaitu Bahrain, Kuwait, Uni Emirat Arab, Mesir, Yordania, Maroko, Senegal, Bangladesh, Sudan, Pakistan, dan Somalia untuk membantu Rezim thaghut ‘Abdu Rabbih Manshur Hadi melawan Rafidhah Hutsi dan ‘Ali Abdullah Saleh di Yaman. Sekalipun para salibis sebelumnya mengklaim bahwa Rafidhah Hutsi tidak terkait dengan Iran, mereka berjanji untuk mendukung operasi tersebut.

Turki kemudian meminta dari para sekutu Shahwah di Halab – yang tergantung oleh bantuan Turki – untuk memulai perang melawan PKK di beberapa bagian kawasan, setelah sebuah perjanjian damai yang panjang dilakukan oleh PKK dan faksi-faksi Shahwah, termasuk Front Jaulani. Ketiga serangkai murtad – Turki, As-Salul, dan Qatar – juga menyalurkan bantuan kepada koalisi dari beberapa faksi yang baru dibentuk yang bergantung kepada bantuan thaghut – “Jaisy Al-Fath”[4] – yang berperang dengan Rezim Nushairiyyah di Idlib dan Al-Qalamun. Dengan cepat, “Jaisy Al-Fath” menambahkan dalam prioritas peperangannya untuk melawan Daulah Islam di Al-Qalamun.

Saluran bantuan tersebut merupakan perkara di mana FSA, SNC, tiga serangkai murtad, tentara salibi, dan bahkan para anggota faksi “Jaisy Al-Fath” (seperti Failaq Asy-Syam) mengakuinya. Faksi-faksi Shahwah termasuk di dalamnya ialah Front Jaulani bergerak melawan mujahidin Dar’a yang dituduh Khawarij. Sebuah koalisi faksi-faksi “Islami”, serupa dengan “Jaisy Al-Fath”, dengan cepat dibentuk di Halab. Tiba-tiba saja faksi Shahwah bergerak ke arah Nushairiyyah di Latakia dan di mana saja, sedangkan sekutu-sekutu “pemberontak yang lebih disenangi oleh pihak salib yang ada di Syam, yaitu FSA, terbukti bukan militer yang handal.

Sementara itu, ketiga serangkai murtad mulai menarik dukungan terhadap Rezim Shafawi di Irak, khawatir kalau ambisi jangka panjangnya dapat menganggu kestabilan tahta mereka sendiri. Mereka juga menyerukan para pemimpin Front “Islam” agar berkumpul kembali di Turki dan membahas perkembangan-perkembangan yang terjadi di tanah Syam, membuat rencana untuk masa depan dan bentuk-bentuk dukungan “tak bersyarat” mereka. Salah satu rencana yang dibahas ialah “badai keputusan” di Syam sebagai penutup bagi Shahwah dalam usahanya untuk bergerak melawan Daulah Islam. Sekali lagi, ketergantungan kepada bantuan thaghut merupakan problem bagi faksi Shahwah yang memudahkan mereka tenggelam lebih dalam lagi ke dalam kemurtadan.

Melalui semua ini, tiga serangkai murtad ingin “membuktikan” kepada tuan-tuan salib mereka bahwa mereka masih tetap memiliki peran penting bagi kawasan tersebut di masa mendatang. Mereka ingin “membuktikan” pula bahwa mereka mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi hasil di sana. Opini mereka terjadi ketika berlangsung hubungan Amerika-Rafidhah dan isu tentang keinginan Rafidhah untuk memiliki nuklir. Pada pokoknya, hal tersebut adalah kerakusan, ketakutan, dan kedengkian yang menggerakkan mereka. Mereka menginginkan agar diri mereka sendiri yang menjadi sekutu yang disukai orang-orang salib, bukan Rafidhah.

Persaingan ini, yaitu antara salibis dan para thaghut, murtad “Sunni” dan Rafidhah, FSA dan front “Islam”, Front Jaulani dan faksi-faksi nasionalis, Front Jaulani dan faksi-faksi “Islam”, atheis Kurdi dan faksi “oposisi”; semua mengindikasikan akan segera hancurnya tipu daya mereka. { Kamu kira mereka itu bersatu padahal hati mereka terpecah belah. Yang demikian itu karena mereka orang-orang yang tidak mengerti} [ Al-Hasyr : 14].

Para salibis akhirnya akan mengetahui, mereka tidak akan mampu menghadapi Daulah Islam kecuali langsung, face-to-face, atau – disebabkan luka yang tiada henti – pihak salib akan dipaksa untuk melepaskan peperangan mereka melawan umat Islam hingga Allah memutuskan bahwa Al-Malhamah Al-Kubra terjadi saat itu.

Ya Allah, Yang menurunkan Al-Kitab, mempercepat hisab, dan menjalankan awan, kalahkan kelompok itu, guncangkanlah mereka, dan menangkan kami atas mereka.


Source: DABIQ 9

Syrian opposition (rebels) meet in turkey
Hassan Rouhan (Iran), Vladimir Putin (Russia), Erdogan (Turkey)
Bassar Assad (Syria) and Putin (Russia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...