WAWANCARA
BERSAMA AMIR
TENTARA KHILAFAH DI BENGAL
SYAIKH ABU IBRAHIM AL-HANIF
DABIQ: Mengapa engkau dan pasukan yang bersamamu memutuskan untuk
berbai'at kepada Khilāfah?
SY.
ABŪ IBRĀHĪM: Segala puji hanya bagi Allah, dan semoga shalawat dan salam
terlimpah kepada Nabi Muhammad. Segala puji bagi Allah yang telah mengembalikan
khilāfah yang diberkahi yang berada di atas manhaj nubuwah kepada umat Muslim
setelah penindasan dan kegelapan dalam waktu yang lama. Dan kami bersyukur
kepada-Nya siang dan malam karena menerima kami - meskipun dosa-dosa dan kelemahan kami - sebagai tentara dari khilāfah yang
diberkahi ini, walillāhil-hamd. Kami berbai'at kepada Khilāfah karena bererapa
alasan.
Pertama, wajib atas semua Muslim untuk bersatu di bawah satu imām
Quraisyi dan tidak berpecah belah. Allah berfirman, {Dan berpeganglah
kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai}
[Āl 'Imrān: 103]. Hal ini juga disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin
'Abdil-Wahhāb rahimahullah dalam kitabnya
"Enam Landasan Utama," di mana ia menyatakan bahwa landasan utama
kedua dan ketiga dari agama, setelah landasan pertama tauhīd, adalah BERSATU DI BAWAH SATU
IMĀM SERTA MENDENGAR DAN MENTAATINYA.
Kedua, kami melihat bahwa Khilāfah yang dideklarasikan oleh para
pemimpin Daulah Islam telah memenuhi syarat-syarat yang disebutkan oleh
ulama-ulama Salafush shaleh dari umat. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa mati dan tidak ada bai'at di
lehernya, ia mati seperti kematian jāhiliyah" [HR. Muslim dari Ibnu
'Umar].
Ketiga, kami melihat salibis, Rāfidah, PKK ateis, dan semua kelompok
kāfir bersatu memerangi Khilāfah dan menyerangnya secara bersama-sama dari satu
busur. Maka kami menyadari bahwa wajib atas kami dan kaum mukminin yang lain
untuk bergabung dengan kubu īmān dan memerangi kuffār, menyerang mereka secara
bersama-sama dari satu busur juga. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, {Dan orang-orang kafir, sebagian mereka menjadi
pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu tidak melaksanakannya, niscaya
akan terjadi kekacauan di bumi dan kerusakan yang besar} [Al-Anfāl:
73].
DĀBIQ: Bagaimana reaksi umat Muslim Bengal terhadap operasi-operasi
yang dilakukan oleh para tentara Khilāfah di sana?
SY. ABŪ IBRĀHĪM:
Muwahiddīn di Bengal sangat mendukung operasi kami terhadap kuffār,
walhamdulillāh.
Mereka
melihat kami memerangi semua kuffār dalam penyerangan kami terhadap salibis,
Rāfidah, Qādiyāniyyah, Hindu, para misionaris, dan yang lainnya, semua dalam
waktu yang singkat. Mereka melihat bahwa dengan pertolongan dari Allah,
sejumlah kecil mujāhidīn dengan sarana terbatas mampu menyerang dan mengancam
berbagai sekte kufur di tiap bagian dari wilayah ini meskipun semua klaim
kehebatan palsu yang disandarkan kepada pasukan thāghut dan dibuat untuk
menakut-nakuti kaum mukminin.
Ini
membawa harapan bagi umat Muslim di Bengal setelah jeda yang panjang dari jihād
di wilayah tersebut. Sehingga, atas karunia Allah, kebangkitan jihād di Bengal
melalui operasi-operasi kami membawa kebahagiaan bagi umat Muslim di Bengal dan
tempat lain sekaligus membuat marah kaum kuffār. Dan segala puji hanya bagi
Allah.
DĀBIQ: Apakah munculnya tentara Khilāfah di Bengal memiliki pengaruh
dalam membuat takut atau membungkam orang-orang murtad yang menghina Nabi
shallallahu alaihi wasallam dan yang
menyeru kepada sekulerisme?
SY. ABŪ IBRĀHĪM:
Alhamdulillāh, munculnya tentara Khilāfah telah membuat takut kuffār di wilayah
ini secara umum dan terkhusus orang-orang ateis dan sekuler yang menghina Islam
dan Nabi kita tercinta shallallahu alaihi wasallam. Ini terbukti dengan
beberapa pemuka ateis di wilayah ini mengaku telah menerima ancaman kematian
dari tentara Khilāfah di Bengal. Namun bukanlah metode tentara Khilāfah untuk
sekedar mengirim ancaman kepada musuh-musuh Allah. Sebaliknya, kami membiarkan
tindakan kami untuk berbicara. Dan para tentara kami saat ini sedang mengasah
pisau mereka untuk membantai orang-orang ateis, para penghina Nabi shallallahu
alaihi wasallam, dan semua murtaddin lainnya di wilayah ini, biidznillāh. Kami
katakan sebagaimana ucapan Syaikh Usāmah bin Lādin rahimahullah "Jika tidak ada batasan bagi kebebasan perkataan
kalian, maka biarkanlah hati kalian terbuka untuk menerima kebebasan perbuatan
kami."
DABIQ: Terangkan kepada kami tentang keadaan umum Islam dan keagamaan
di Bengal.
SH. ABU IBRAHIM: Secara
umum, masyarakat Bengal cinta kepada Islam dan mencoba untuk menerapkan
ritualnya dengan antusiasme besar. Namun, ada banyak kebodohan akan al-Qur'an
dan as-Sunnah di sini, yang mengakibatkan meningkatnya pengaruh sekte-sekte
sesat dan kelompok-kelompok murtad. Wa lā haula wa lā quwwata illā billāh.
DĀBIQ: Apa saja sekte-sekte sesat dan murtad yang ada di Bengal?
SH. ABU IBRAHIM:
Sayangnya, terdapat banyak sekte-sekte sesat dan murtad di Bengal. Pertama, terdapat sejumlah kecil Rāfidah di
Bengal yang didanai dan didukung oleh pemerintah Iran. Kedua, ada sejumlah
besar Qādiyāniyyah di Bengal. Ketiga, ada sejumlah besar orang murtad yang
beralih dari Islam menjadi Kristen karena ceramah-ceramah menipu yang disampaikan
oleh misionaris lokal dan asing serta upaya tak kenal lelah dari Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) yang bekerja di Bengal. Terakhir, ada banyak kaum Sufī
penyembah kuburan dan "wali-wali" palsu yang mengajak manusia kepada
perbuatan syirik terang-terangan.
DĀBIQ: Dengan pengkhianatan pemerintah thāghūt dan eksekusi sejumlah
murtaddīn dari "Jamaate-Islami," apakah para pengikut partai ini
mengambil pelajaran dan bertaubat dari demokrasi?
SY. ABŪ IBRĀHĪM:
Baru-baru ini, pemerintahan thāghut telah memenjarakan dan mengeksekusi banyak
dari pemimpin "Jamaate-Islami." Ini mirip dengan apa yang terjadi
pada shahawāt di Irak dan Ikhwān di Mesir, karena sunnatullah tidak pernah
berubah. Dia akan menghinakan dan mengadzab di dunia dan akhirat siapa saja
yang meninggalkan agama dan bersekutu dengan pasukan Bengali yang dilatih oleh
salibis kuffār Amerika. Terdapat sejumlah pengikut dan pendukung tingkat bawah
"Jamaat-e-Islami" yang telah bertaubat dari syirik mereka dan
bergabung dengan barisan tentara Khilāfah di Bengal, walhamdulillāh. Namun,
pimpinan organisasi tersebut tetap bersikukuh di atas jalan kehancuran dan kehinaannya
dan terus berlomba-lomba dengan pemerintah thāghūt Hasina di dalam kekufuran. Wa
lā haula wa lā quwwata illā billāh.
DABIQ: Pemerintah "Bangladesh" dikenal sebagai penyumbang
terbesar untuk operasi "menjaga perdamaian" PBB. Bagaimana ini bisa terjadi?
SY. ABŪ IBRĀHĪM: Setelah thāghut pro-India terakhir Mujibur Rahman
terbunuh dalam kudeta militer, thāghut pro-"Pakistan" terakhir Ziaur Rahman membentuk tentara murtad
Bengali dan intelijen militernya (DGFI) dengan meminjam strategi militer dan teladannya
dari militer dan intelijen "Pakistan" (ISI). Dan walaupun para jenderal tentara Bengali tidak
mampu memperoleh kekuasaan penuh atas urusan negara sebagaimana sahabat "Pakistani" mereka meskipun telah banyak
upaya untuk melakukan kudeta militer, mereka tetap menjadi salah satu pemain
yang terkuat dalam negara dengan mempertahankan eksistensi yang independen secara
finansial, karena mereka tidak sepenuhnya bergantung kepada pemerintahan sipil
di dalam pendanaan mereka. Sebaliknya, utamanya mereka bergantung kepada PBB dan misi "menjaga perdamaian"-nya untuk mendapatkan gaji menguntungkan bagi perwira dan tentara mereka yang serakah. Dan tidak peduli mana dari dua pemerintahan sipil - apakah BNP
pro-"Pakistan" atau Liga Awami pro-India - mendapat kekuasaan, mereka dengan mudah
membuat kesepakatan dengan para jenderal dari tentara bahwa tidak akan ada upaya
kudeta militer apapun selama masa politik mereka dengan membiarkan para perwira
militer tersebut
untuk mendapat keuntungan material dari gaji tinggi yang mengalir ke rekening
mereka dari misi PBB itu, yang memungkinkan mereka untuk membeli rumah-rumah mewah
dan menabung untuk uang pensiun. Jadi, hubungan saling menguntungkan antara
pemerintah sipil thāghut dan jenderal militer murtad yang menjual agama mereka
dengan harga murah adalah alasan utama mengapa pemerintah
"Banglasdesh" merupakan penyumbang terbesar untuk apa yang disebut
operasi "menjaga perdamaian" dari PBB. Wallahu a'lam.
DĀBIQ: Pesan apa yang ingin engkau sampaikan kepada para tentara murtad
Bengali yang melayani thāghut secara lokal atau melayani sekutu-sekutu musyrik, murtad, dan
salibis mereka secara internasional?
SY. ABŪ IBRĀHĪM: Seruan kami
kepada tentara murtad Bengali di dalam polisi, tentara, intelijen, dll. yang
bekerja di bawah naungan thāghut Hasina adalah untuk menumbuhkan sedikit rasa malu dan kejantanan
dan untuk membebaskan diri mereka dari penghambaan diri kepada wanita kāfir. Kami
meminta mereka untuk bertaubat dari pekerjaan kufrī mereka sebelum kami
menangkap mereka dan menyembelih mereka satu per satu, bi idznillāh. Kami
meminta mereka untuk mengambil pelajaran dari nasib murtaddīn di Irak, Syām,
Mesir, dan tempat lain dan melihat bagaimana Allah menghinakan mereka di tangan
orang-orang yang beriman. Juga, kami mengingatkan tentara murtad Bengali yang
pengecut bahwa kami akan membalaskan dendam untuk setiap Muslim yang mereka bunuh,
penjarakan, dan siksa di dalam penjara, bi idznillāh, bahkan jika setelah
beberapa waktu. {Dan barangsiapa membela diri sesudah teraniaya, maka tidak ada
satu dosapun atas mereka} [Asy-Syurā: 41].
DĀBIQ: Bagaimana engkau menjawab orang-orang ruwaibidah yang mencela
Khilāfah karena menyatakan takfīr kepada apa yang disebut partai
"Islam" seperti "Jamaat-e-Islami Bangladesh" dan partai
sejenis lainnya?
SY. ABŪ IBRĀHĪM:
"Jamaat-e-Islami" adalah partai politik yang telah lama melalukan
banyak perbuatan kufur dan syirik. Pertama, ia mendukung dan menyeru umat Muslim di Bengal kepada
agama demokrasi, dan ini syirik terang-terangan. Demokrasi adalah
agama yang beriman kepada pemberian kekuasaan kepada manusia untuk
membuat hukum dan menjadikan sesuatu menjadi halāl dan harām, padahal itu
adalah hak milik Allah semata.
Kedua, ia adalah organisasi
nasionalis yang mempromosikan nasionalisme – seruan busuk jāhiliyyah. Dan siapa
yang menyeru kepada seruan kufrī jāhiliyyah dan mati di atasnya maka ia
termasuk penghuni neraka walaupun shalat, puasa, dan mengaku Muslim.
Ketiga, selama periode
kekuasaan mereka dari "2001" hingga "2006" mereka tidak
pernah menerapkan hukum Allah di negeri ini, dan barangsiapa tidak berhukum
dengan apa yang diturunkan Allah maka ia kāfir.
Keempat, selama periode
mereka berkuasa, mereka tidak ragu-ragu bahkan semenit pun untuk bersekutu
dengan kuffār Timur dan Barat melawan muwahhidīn di Bengal yang ingin menerapkan
hukum Allah di negeri ini, dan barangsiapa mengambil kuffār sebagai sekutu melawan
Muslim maka telah meninggalkan ikatan Islam.
Kelima, mereka secara resmi
mengucapkan selamat kepada Perdana Menteri musyrik India, Narendra Modi, atas
kemenangan demokratisnya dan mereka juga dikenal mengucapkan selamat kepada
kaum musyrikin Hindu si penyembah sapi dalam acara-acara keagamaan mereka
secara teratur. Ini hanya sebagian kekufuran dan kesyirikan yang dilakukan oleh
organisasi murtad ini. Organisasi ini "membenarkan" semua tindakan kufur
dan syirik terang-terangan ini dengan dalih "tipu muslihat." Namun, satu-satunya
yang mereka tipu adalah pengikut polos mereka di tingkat bawah yang termakan ucapan
manis pemimpin mereka.
DĀBIQ: Bagaimana engkau berencana untuk membantu umat Muslim yang
lemah dan tertindas di wilayah ini, terutama mereka di Burma?
SY. ABŪ IBRĀHĪM: Umat
Muslim di Burma telah ditindas oleh umat musyrik Budha dalam waktu yang lama.
Hati kami bersama dengan mereka dan kami percaya bahwa wajib atas kami untuk
menolong dan mendukung mereka dengan segala cara. Dan kami akan mulai
meluncurkan operasi di Burma ketika kami memiliki kemampuan untuk itu, bi
idznillāh. Namun, kami percaya bahwa akan lebih efektif untuk memperkuat medan
jihād di Bengal dulu sebelum sepenuhnya berpindah ke Burma, karena memerangi
murtaddīn yang lebih dekat didahulukan daripada memerangi musuh yang lebih jauh
dan terdiri dari kuffār asliyyīn. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, {Wahai orang-orang yang beriman, perangilah
orang-orang kafir yang disekitarmu, dan hendaknya mereka mendapati kekerasan
darimu. Dan ketahuilah bahwa Allah bersama orang-orang yang bertakwa}
[at-Taubah: 123]. Rezim kāfir Burma hanya dapat diperangi dengan efektif
setelah kami mengakhiri rezim murtad Bengali, bi idznillāh, sebagaimana negara
Yahudi tak bisa diperangi secara efektif sampai rezim murtad as-Sisi dan Bashar
dimusnahkan terlebih dulu, insyā'allāh. Ini adalah yang kita pelajari dari
al-Qur'an, Sunnah, sejarah para khulafā', dan sejarah perang Salib. Wallahu a’lam.
DĀBIQ: Bagaimana upaya dakwah di Bengal, terutama dakwah kepada tauhīd
dan Khilāfah?
SY. ABŪ IBRĀHĪM:
Alhamdulillāh upaya dakwah di Bengal mendapat sejumlah momentum besar dan
banyak umat Muslim yang menjawab seruan kami dan bergabung ke dalam barisan
tentara Khilāfah. Dengan penyebaran dakwah tauhīd dan khilāfah di media sosial
dalam berbagai bahasa, semakin banyak orang menyadari kebenaran dan segera
mengikutinya, walhamdulillāh.
DĀBIQ: Apa kendala terbesar yang engkau hadapi dalam jihād di Bengal?
SY. ABŪ IBRĀHĪM: Hambatan
terbesar yang kami hadapi dalam memperkuat medan jihād di Bengal, setelah dosa
kami, adalah kurangnya pengetahuan tentang al-Qur'an dan Sunnah dengan pemahaman
yang benar dari Salaf di kalangan masyarakat wilayah ini. Terdapat banyak
kelompok dan "ulama" sesat, seperti "Jamā'at at-Tablīgh"
dan "Jamaat-e-Islami Bangladesh," yang mendakwahkan pemahaman agama
yang salah, menyebabkan kebingungan di antara orang awam tentang kewajibannya yang
benar terhadap agama. Bahkan apa yang disebut gerakan "Ahle-Hadis" di
Bengal mengajarkan "tauhīd" berlapis gula, yang disukai thāghut, yang tidak mengandung pengingkaran dan permusuhan
terhadap tawāghīt parlemen tidak pula mengandung jihad terhadap mereka untuk
memenegakkan agama. Selain itu, mereka terus menyembunyikan ajaran tentang
kufur bi-thāghut, walā' dan barā', dan jihād, sembari mengaku-ngaku sebagai
pengikut Salaf. Sebaliknya, mereka hanya mengajarkan kepada masyarakat dengan
ajaran “ulama” pro-Saudi dari Jazirah Arab dan ajaran dari corong lokal
mereka, “pencari ilmu” lokal yang telah belajar di bawah para tukang sihir di universitas
yang didirikan dan dijalankan oleh tawāghīt Saudi. Karena itu, sangat sedikit
orang di wilayah ini yang memiliki pemahaman agama yang benar dan manhaj Ahlus
Sunnah wal-Jamā'ah. Inilah tantangan terbesar kami di wilayah saat ini, wallahu
a’lam.
DĀBIQ: Ceritakan kepada kami tentang sejarah Rāfidah di Bengal?
SY. ABŪ IBRĀHĪM: Rāfidah sejak
lama telah tinggal di Bengal, sejak zaman kaisar Mughal. Kuil Husseini Dalan di
Dhaka telah dibangun pada tahun "1642" di masa pemerintahan Shajahan. Di samping itu banyak dari
Nawabs (penguasa semi-otonom di bawah kaisar Mughal) di Bengal adalah Rāfidah.
Sulit untuk menemukan dokumentasi yang menyeluruh dari sejarah Rāfidah di
Bengal karena mereka terkenal melakukan "taqiyyah." Mereka mampu bercampur dan membaur secara menyeluruh
dalam populasi Sunni di sini. Saat ini, terdapat sekitar 50,000 Rāfidī
murtaddīn yang tinggal di Bengal.
DĀBIQ: Dapatkah engkau jelaskan pentingnya Bengal bagi Khilāfah dan
jihād secara global?
SY. ABŪ IBRĀHĪM: Bengal
merupakan wilayah penting bagi Khilāfah dan jihad global karena lokasi
geografisnya yang strategis. Bengal terletak di sisi timur India, sedangkan
Wilāyat Khurāsān terletak di sisi barat. Jadi, memiliki basis jihād yang kuat
di Bengal akan membantu untuk melakukan serangan gerilya di dalam India secara
bersamaan dari kedua sisi dan membantu untuk menciptakan kondisi tawahhush
(kekacauan) di India dengan bantuan dari mujahidin lokal di sana, bi idznillāh,
sampai prajurit Khilāfah mampu untuk masuk dengan tentara konvensional dan benar-benar membebaskan
wilayah tersebut dari musyrikīn, setelah terlebih dahulu menyingkirkan rezim "Pakistan" dan "Afghani",
insyā'-allāh. Juga, jihād di Bengal adalah batu loncatan untuk jihād di Burma sebagaimana
telah disebutkan.
DĀBIQ: Menarik untuk diketahui bahwa otoritas
Khilāfah sepanjang sejarah tidak pernah memiliki kekuasaan yang nyata yang
melebihi wilayah Khurāsān. Bagaimana perasaanmu dengan mengambil misi ini untuk
menegakkan tamkīn untuk Khilāfah di Bengal?
SY. ABŪ IBRĀHĪM:
Sungguh,ini membuat kami sangat bersuka-cita dan merasa tenang setiap kali kami
merenungkan kenyataan bahwa Allah telah memilih kami untuk menjadi bagian dari
tentara Khilāfah di atas manhaj nubuwah ini meskipun kelemahan besar dan banyaknya
kekurangan kami, walhamdulillāh. Dan kami tak mampu untuk bersyukur kepada Allah secara mencukupi
atas karunia ini.
Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam telah menjanjikan kita bahwa agama ini akan
mencapai di mana saja yang dicapai oleh malam dan siang. Dan dalam hadīts
shahih di dalam musnad Imām Ahmad di mana Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam menyebutkan beberapa tahapan berurutan yang
akan dilalui umat ini sampai Hari Akhir, beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam tetap diam setelah menyebutkan tahapan
khilāfah di atas manhaj nubuwwah, menunjukkan bahwa ini akan menjadi tahapan
terakhir umat ini sebelum Hari Kiamat.
Jadi, kami
percaya khilāfah yang diberkahi ini akan tetap eksis sampai Hari Akhir dan
bahwa semua daerah di dunia, termasuk Bengal, akan cepat atau lambat berada di bawah
naungannya dan diperintah dengan apa yang diturunkan oleh Allah, insyā'allāh. Sungguh,
ini adalah rahmat besar dari Allah karena Dia telah memilih kami untuk membawa menara
cahaya itu di wilayah ini. Dan sekarang setelah tunas khilāfah di Bengal telah
bermunculan dari bawah tanah dan menjadi nampak, ia akan terus tumbuh dan
meluas sampai Hari Kiamat, insyā'allāh, karena Allah Yang Maha Penyayang akan melindunginya dari setan,
dari kalangan manusia dan jin, yang berusaha untuk mencabutnya.
Allah Ta’ala berfirman, {Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut
mereka, namun Allah hendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang
kafir membencinya} [As-Saff: 8].
Oleh sebab
itu kaum mukminin yang datang dan menyirami tanaman ini dan menjaganya sampai
menjadi pohon dewasa akan diberi pahala yang luar biasa, dan kami meminta pada Allah
untuk memberikan kami bagian dari pahala mereka sebagai sedekah jāriyah hingga
Hari Kiamat.
DĀBIQ: Apakah peran India dan umat Hindu dalam peperangan melawan
Islam dan Khilāfah secara umum, dan khususnya di Bengal?
SY. ABŪ IBRĀHĪM: Orang-orang
Hindu dari Bengal dan India selalu memerangi Islam dan umat Muslim.
Satu-satunya perbedaannya adalah umat Hindu di India menampakkan permusuhannya terhadap
Islam dan umat Muslim secara terbuka sedangkan umat Hindu di Bengal
melakukannya dengan cara yang lebih licik dan rahasia karena mereka menjadi
sekte minoritas di sini. Umat Hindu di Bengal sangat aktif dalam membuat propaganda
anti-Islam di media massa dan media sosial, dan dalam menyebarkan fāhishah (perbuatan
keji) di antara umat Muslim Bengal. Bahkan, sejumlah besar tukang propaganda
anti-Islam di Bengal awalnya menganut agama kotor, penyembah-sapi, ini sebelum
menjadi ateis tulen dan mengingkari "agama" seluruhnya.
Juga,
banyak posisi tinggi dalam pasukan polisi dan intelijen taghut di Bengal sekarang diduduki oleh umat
Hindu, karena pemerintah sekuler murtad Hasina memandang orang kafir najis ini
sebagai kelompok pendukung yang sangat setia. Selain itu, Hindu di Bengal terkenal
dalam mendukung intelijen India (RAW) melawan umat Muslim di Bengal sejak
peristiwa "Perang Pembebasan Bangladesh" pada tahun "1971."
Jadi, kami
percaya bahwa Syarī'at di Bengal tidak akan tegak sampai umat Hindu lokal
dijadikan target serangan dalam jumlah banyak dan sampai terjadi keadaan
pengkutuban di wilayah ini, memisahkan antara kaum mukminin dan kaum kafirin,
bi idznillāh. Wallahu a’lam.
DĀBIQ: Apakah engkau memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan
Wilāyat Khurāsān dan tentara-tentara Khilāfah lain di daerah yang berdekatan?
SY. ABŪ IBRĀHĪM: Dengan rahmat
Allah, kami dapat berhubungan dan bekerja sama dengan mujāhidīn di berbagai wilāyāh
dari Khilāfah, termasuk saudara kami di Wilāyat Khurāsān, walhamdulillāh.
Sesungguhnya, Jamā'ah kaum muslimin, yang diwakili oleh adanya khilāfah, adalah
bagaikan satu tubuh di mana bagian tubuh yang berbeda-beda bekerja sama dengan
satu kepala. Kami memohon pada Allah untuk menyatukan semua mujāhidīn di bawah
naungan Khilāfah dan memperkuat persatuan kaum muslimin. Āmīn.
DĀBIQ: Apakah Anda memiliki pesan kepada umat Muslim di Bengal dan
daerah sekitarnya?
SY. ABŪ IBRĀHĪM: Untuk kaum
muslimin di Bengal dan daerah sekitarnya, aku sampaikan: Wahai saudaraku,
takutlah kalian pada Allah berkaitan dengan agama kalian dan menjauhlah dari
semua sekte menyimpang, yang sibuk menyesatkan manusia. Berpeganglah kepada
jalan petunjuk yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan diikuti oleh para sahabatnya radhiallahu amhum, karena orang
yang benar-benar selamat di dunia dan akhirat adalah mereka yang telah
diberkahi dengan petunjuk dari Allah,
dan makhluk terburuk adalah mereka yang telah Allah hilangkan petunjuk darinya.
Allah
berfirman, {Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan
musyrikin berada di neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu
adalah seburuk-buruk makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk} [Al-Bayyinah:
6-7].
Dia juga
berfirman, {Dan sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah ia,
dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (lain), karena jalan-jalan itu
mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah
agar kamu bertakwa} [Al-An'ām: 153].
Dan
berpeganglah kepada jalan orang-orang yang telah Allah sebut sebagai
orang-orang yang benar di dalam al-Qur'an. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, {Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak
ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah.
Mereka itulah orang-orang yang benar} [Al-Hujurāt: 15].
Dan Allah
berfirman, {Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan
hendaknya kamu bersama orang-orang yang benar} [at-Taubah: 119]. Dan tidak
diragukan lagi bahwa mereka yang paling pantas disebut sebagai ‘orang-orang
yang benar’ di zaman ini adalah orang-orang yang Allah berkahi dengan kemuliaan
untuk mendirikan kembali Khilāfah.
Allah
berfirman, {Dan sungguh telah Kami tulis didalam al-kitab [Zabur] sesudah
penyebutan [sebelumnya], bahwa bumi ini diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh}
[Al-Anbiyā': 105].
Oleh
karena itu, segeralah berbai’at kepada Khalīfah kaum muslimin dan bergabung
dengan barisan tentara Khilāfah. Aku menasehati kalian untuk "bersama
jamā'ah kaum muslimin dan imam mereka" sebagaimana Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam menasehati Hudzaifah radhiallahu
anhu ketika ditanya tentang akhir zaman. Dan
sungguh kita mendekati hari akhir dan medannya kini tengah dipersiapkan untuk
pertempuran akhir al-Malhamah, dan tidak diragukan lagi kemenangan akhir hanya
untuk orang-orang beriman, bi idznillāh.
Juga, aku
nasehatkan kalian untuk bergabung dengan kami dan berjihād dengan harta dan
jiwa kalian, karena ia wajib atas setiap Muslim yang mampu. Tidak ada cara
untuk menegakkan agama selain jalan qitāl. Jadi tinggalkanlah Dunia di belakang
dan bersegeralah bergabung dengan kami di medan perang. Dan ketahuilah bahwa
kami tidak menyerumu untuk bergabung dengan kami karena sedikitnya jumlah kami
atau kurangnya kekuatan militer kami, karena sesungguhnya kami kuat dengan
bantuan Allah semata, walhamdulillāh. Dan kami memiliki keyakinan bahwa kami
akan mendapat kemenangan dengan pertolongan Allah, sebentar dan tidak akan lama
lagi, insya'Allāh.
Kami tidak
mengkhawatirkan jumlah kami yang sedikit atau kurangnya kekuatan militer kami, karena
bagaimana kami bisa khawatir padahal Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, {Berapa banyak golongan yang sedikit dapat
mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah} [Al-Baqarah: 249].
Bagaimana
kami bisa khawatir tentang kurangnya jumlah kami atau kurangnya kekuatan militer
kami padahal ini adalah keadaan yang persis sama dengan Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam dan para sahabatnya pada awal mula sebelum
Allah memberi mereka kemenangan dan kekuasaan setelah periode sabar dan yaqīn
yang panjang.
Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman, {Dan ingatlah ketika kamu
sedikit dan tertindas di muka bumi, takut orang-orang akan menculikmu, maka
Allah memberi kamu tempat menetap dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan
pertolongan-Nya dan diberikan-Nya kamu rezeki dari yang baik agar kamu
bersyukur} [Al-Anfāl: 26].
Bagaimana
bisa kami khawatir dengan kurangnya jumlah atau kekuatan padahal Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman, {Dan cukuplah Allah bagi kaum
mu`minin dalam pertempuran, dan Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa}
[Al-Ahzāb: 25].
Bagaimana
kami bisa khawatir dengan kurangnya jumlah dan kekuatan padahal Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman, {Dan Kami selalu
berkewajiban menolong orang-orang yang beriman} [Ar-Rūm: 47].
Kami yakin
dengan kemenangan kami di dunia ini dan di akhirat, insyā'allāh, karena Nabi
kita yang jujur shallallahu ‘alaihi wasallam telah
berjanji,
"AKAN SELALU
ADA SEKELOMPOK DARI UMATKU YANG BERPERANG ATAS PERINTAH ALLAH, MENGALAHKAN
MUSUH-MUSUHNYA. MEREKA TIDAK DIRUGIKAN
OLEH ORANG-ORANG YANG MENENTANG MEREKA. MEREKA AKAN TETAP DALAM KONDISI ITU
SAMPAI DATANG KIAMAT"
[HR. Muslim dari 'Uqbah Ibnu 'Āmir].
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,
"AKAN SELALU ADA
SEKELOMPOK DARI UMATKU YANG BERADA DI ATAS KEBENARAN DAN MENANG. MEREKA TIDAK
DIRUGIKAN OLEH ORANG-ORANG YANG MENINGGALKAN MEREKA SAMPAI DATANG URUSAN
ALLAH"
[HR. at-Tirmidzī dari Tsaubān].
Oleh
karena itu, wahai umat Muslim Bengal, kami tidak meminta pertolongan kalian
karena kelemahan, sebab kami akan menang dengan pertolongan Allah semata baik
kalian bergabung dengan kami atau tidak. Sebaliknya, kami mengajak kalian untuk
berangkat menuju kehidupan yang mulia dengan menjawab seruan Allah subhanahu
wa ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu
‘alaihi wasallam dan berjihād di jalan Allah sehingga kalian
dapat menyelamatkan diri kalian dari kehinaan dan hukuman baik di dunia maupun
di akhirat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
{Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah} [An-Nisā': 76]. Dan Dia subhanahu
wa ta’ala berfirman, {Sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan
mereka bangunan yang kokoh} [As-Saff: 4]. Jadi siapa yang mengaku beriman,
biarkan dia bergabung dengan kami dan biarkan kami melawan orang-orang kafir
semuanya sebagaimana mereka memerangi kita semuanya.
Kami memohon
kepada Allah untuk memberikan kita semua pemahaman agama yang benar dan untuk
menjaga kami tetap kokoh melawan orang-orang kafir.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar