8/12/2019

BERSAMA AMIR TENTARA KHILAFAH DI BENGAL


WAWANCARA
BERSAMA AMIR
TENTARA KHILAFAH DI BENGAL
SYAIKH ABU IBRAHIM AL-HANIF

DABIQ: Mengapa engkau dan pasukan yang bersamamu memutuskan untuk berbai'at kepada Khilāfah?

SY. ABŪ IBRĀHĪM: Segala puji hanya bagi Allah, dan semoga shalawat dan salam terlimpah kepada Nabi Muhammad. Segala puji bagi Allah yang telah mengembalikan khilāfah yang diberkahi yang berada di atas manhaj nubuwah kepada umat Muslim setelah penindasan dan kegelapan dalam waktu yang lama. Dan kami bersyukur kepada-Nya siang dan malam karena menerima kami - meskipun dosa-dosa dan kelemahan kami - sebagai tentara dari khilāfah yang diberkahi ini, walillāhil-hamd. Kami berbai'at kepada Khilāfah karena bererapa alasan.

Pertama, wajib atas semua Muslim untuk bersatu di bawah satu imām Quraisyi dan tidak berpecah belah. Allah berfirman, {Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai} [Āl 'Imrān: 103]. Hal ini juga disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin 'Abdil-Wahhāb rahimahullah dalam kitabnya "Enam Landasan Utama," di mana ia menyatakan bahwa landasan utama kedua dan ketiga dari agama, setelah landasan pertama tauhīd, adalah BERSATU DI BAWAH SATU IMĀM SERTA MENDENGAR DAN MENTAATINYA.

Kedua, kami melihat bahwa Khilāfah yang dideklarasikan oleh para pemimpin Daulah Islam telah memenuhi syarat-syarat yang disebutkan oleh ulama-ulama Salafush shaleh dari umat. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa mati dan tidak ada bai'at di lehernya, ia mati seperti kematian jāhiliyah" [HR. Muslim dari Ibnu 'Umar].

Ketiga, kami melihat salibis, Rāfidah, PKK ateis, dan semua kelompok kāfir bersatu memerangi Khilāfah dan menyerangnya secara bersama-sama dari satu busur. Maka kami menyadari bahwa wajib atas kami dan kaum mukminin yang lain untuk bergabung dengan kubu īmān dan memerangi kuffār, menyerang mereka secara bersama-sama dari satu busur juga. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, {Dan orang-orang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu tidak melaksanakannya, niscaya akan terjadi kekacauan di bumi dan kerusakan yang besar} [Al-Anfāl: 73].

DĀBIQ: Bagaimana reaksi umat Muslim Bengal terhadap operasi-operasi yang dilakukan oleh para tentara Khilāfah di sana?

SY. ABŪ IBRĀHĪM: Muwahiddīn di Bengal sangat mendukung operasi kami terhadap kuffār, walhamdulillāh.

Mereka melihat kami memerangi semua kuffār dalam penyerangan kami terhadap salibis, Rāfidah, Qādiyāniyyah, Hindu, para misionaris, dan yang lainnya, semua dalam waktu yang singkat. Mereka melihat bahwa dengan pertolongan dari Allah, sejumlah kecil mujāhidīn dengan sarana terbatas mampu menyerang dan mengancam berbagai sekte kufur di tiap bagian dari wilayah ini meskipun semua klaim kehebatan palsu yang disandarkan kepada pasukan thāghut dan dibuat untuk menakut-nakuti kaum mukminin.

Ini membawa harapan bagi umat Muslim di Bengal setelah jeda yang panjang dari jihād di wilayah tersebut. Sehingga, atas karunia Allah, kebangkitan jihād di Bengal melalui operasi-operasi kami membawa kebahagiaan bagi umat Muslim di Bengal dan tempat lain sekaligus membuat marah kaum kuffār. Dan segala puji hanya bagi Allah.

DĀBIQ: Apakah munculnya tentara Khilāfah di Bengal memiliki pengaruh dalam membuat takut atau membungkam orang-orang murtad yang menghina Nabi shallallahu alaihi wasallam dan yang menyeru kepada sekulerisme?

SY. ABŪ IBRĀHĪM: Alhamdulillāh, munculnya tentara Khilāfah telah membuat takut kuffār di wilayah ini secara umum dan terkhusus orang-orang ateis dan sekuler yang menghina Islam dan Nabi kita tercinta shallallahu alaihi wasallam. Ini terbukti dengan beberapa pemuka ateis di wilayah ini mengaku telah menerima ancaman kematian dari tentara Khilāfah di Bengal. Namun bukanlah metode tentara Khilāfah untuk sekedar mengirim ancaman kepada musuh-musuh Allah. Sebaliknya, kami membiarkan tindakan kami untuk berbicara. Dan para tentara kami saat ini sedang mengasah pisau mereka untuk membantai orang-orang ateis, para penghina Nabi shallallahu alaihi wasallam, dan semua murtaddin lainnya di wilayah ini, biidznillāh. Kami katakan sebagaimana ucapan Syaikh Usāmah bin Lādin rahimahullah "Jika tidak ada batasan bagi kebebasan perkataan kalian, maka biarkanlah hati kalian terbuka untuk menerima kebebasan perbuatan kami."

DABIQ: Terangkan kepada kami tentang keadaan umum Islam dan keagamaan di Bengal.

SH. ABU IBRAHIM: Secara umum, masyarakat Bengal cinta kepada Islam dan mencoba untuk menerapkan ritualnya dengan antusiasme besar. Namun, ada banyak kebodohan akan al-Qur'an dan as-Sunnah di sini, yang mengakibatkan meningkatnya pengaruh sekte-sekte sesat dan kelompok-kelompok murtad. Wa lā haula wa lā quwwata illā billāh.

DĀBIQ: Apa saja sekte-sekte sesat dan murtad yang ada di Bengal?

SH. ABU IBRAHIM: Sayangnya, terdapat banyak sekte-sekte sesat dan murtad di Bengal. Pertama, terdapat sejumlah kecil Rāfidah di Bengal yang didanai dan didukung oleh pemerintah Iran. Kedua, ada sejumlah besar Qādiyāniyyah di Bengal. Ketiga, ada sejumlah besar orang murtad yang beralih dari Islam menjadi Kristen karena ceramah-ceramah menipu yang disampaikan oleh misionaris lokal dan asing serta upaya tak kenal lelah dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bekerja di Bengal. Terakhir, ada banyak kaum Sufī penyembah kuburan dan "wali-wali" palsu yang mengajak manusia kepada perbuatan syirik terang-terangan.

DĀBIQ: Dengan pengkhianatan pemerintah thāghūt dan eksekusi sejumlah murtaddīn dari "Jamaate-Islami," apakah para pengikut partai ini mengambil pelajaran dan bertaubat dari demokrasi?

SY. ABŪ IBRĀHĪM: Baru-baru ini, pemerintahan thāghut telah memenjarakan dan mengeksekusi banyak dari pemimpin "Jamaate-Islami." Ini mirip dengan apa yang terjadi pada shahawāt di Irak dan Ikhwān di Mesir, karena sunnatullah tidak pernah berubah. Dia akan menghinakan dan mengadzab di dunia dan akhirat siapa saja yang meninggalkan agama dan bersekutu dengan pasukan Bengali yang dilatih oleh salibis kuffār Amerika. Terdapat sejumlah pengikut dan pendukung tingkat bawah "Jamaat-e-Islami" yang telah bertaubat dari syirik mereka dan bergabung dengan barisan tentara Khilāfah di Bengal, walhamdulillāh. Namun, pimpinan organisasi tersebut tetap bersikukuh di atas jalan kehancuran dan kehinaannya dan terus berlomba-lomba dengan pemerintah thāghūt Hasina di dalam kekufuran. Wa lā haula wa lā quwwata illā billāh.

DABIQ: Pemerintah "Bangladesh" dikenal sebagai penyumbang terbesar untuk operasi "menjaga perdamaian" PBB. Bagaimana ini bisa terjadi?

SY. ABŪ IBRĀHĪM: Setelah thāghut pro-India terakhir Mujibur Rahman terbunuh dalam kudeta militer, thāghut pro-"Pakistan" terakhir Ziaur Rahman membentuk tentara murtad Bengali dan intelijen militernya (DGFI) dengan meminjam strategi militer dan teladannya dari militer dan intelijen "Pakistan" (ISI). Dan walaupun para jenderal tentara Bengali tidak mampu memperoleh kekuasaan penuh atas urusan negara sebagaimana sahabat "Pakistani" mereka meskipun telah banyak upaya untuk melakukan kudeta militer, mereka tetap menjadi salah satu pemain yang terkuat dalam negara dengan mempertahankan eksistensi yang independen secara finansial, karena mereka tidak sepenuhnya bergantung kepada pemerintahan sipil di dalam pendanaan mereka. Sebaliknya, utamanya mereka bergantung kepada  PBB dan misi "menjaga perdamaian"-nya untuk mendapatkan  gaji menguntungkan bagi perwira  dan tentara mereka yang serakah.  Dan tidak peduli mana dari dua  pemerintahan sipil - apakah BNP pro-"Pakistan" atau Liga Awami pro-India - mendapat kekuasaan, mereka dengan mudah membuat kesepakatan dengan para jenderal dari tentara bahwa tidak akan ada upaya kudeta militer apapun selama masa politik mereka dengan membiarkan para perwira militer  tersebut untuk mendapat keuntungan material dari gaji tinggi yang mengalir ke rekening mereka dari misi PBB itu, yang memungkinkan mereka untuk membeli rumah-rumah mewah dan menabung untuk uang pensiun. Jadi, hubungan saling menguntungkan antara pemerintah sipil thāghut dan jenderal militer murtad yang menjual agama mereka dengan harga murah adalah alasan utama mengapa pemerintah "Banglasdesh" merupakan penyumbang terbesar untuk apa yang disebut operasi "menjaga perdamaian" dari PBB. Wallahu a'lam.

DĀBIQ: Pesan apa yang ingin engkau sampaikan kepada para tentara murtad Bengali yang melayani thāghut secara lokal atau melayani sekutu-sekutu musyrik, murtad, dan salibis mereka secara internasional?

SY. ABŪ IBRĀHĪM: Seruan kami kepada tentara murtad Bengali di dalam polisi, tentara, intelijen, dll. yang bekerja di bawah naungan thāghut Hasina adalah untuk menumbuhkan sedikit rasa malu dan kejantanan dan untuk membebaskan diri mereka dari penghambaan diri kepada wanita kāfir. Kami meminta mereka untuk bertaubat dari pekerjaan kufrī mereka sebelum kami menangkap mereka dan menyembelih mereka satu per satu, bi idznillāh. Kami meminta mereka untuk mengambil pelajaran dari nasib murtaddīn di Irak, Syām, Mesir, dan tempat lain dan melihat bagaimana Allah menghinakan mereka di tangan orang-orang yang beriman. Juga, kami mengingatkan tentara murtad Bengali yang pengecut bahwa kami akan membalaskan dendam untuk setiap Muslim yang mereka bunuh, penjarakan, dan siksa di dalam penjara, bi idznillāh, bahkan jika setelah beberapa waktu. {Dan barangsiapa membela diri sesudah teraniaya, maka tidak ada satu dosapun atas mereka} [Asy-Syurā: 41].

DĀBIQ: Bagaimana engkau menjawab orang-orang ruwaibidah yang mencela Khilāfah karena menyatakan takfīr kepada apa yang disebut partai "Islam" seperti "Jamaat-e-Islami Bangladesh" dan partai sejenis lainnya?

SY. ABŪ IBRĀHĪM: "Jamaat-e-Islami" adalah partai politik yang telah lama melalukan banyak perbuatan kufur dan syirik. Pertama, ia mendukung dan menyeru umat Muslim di Bengal kepada agama demokrasi, dan ini syirik terang-terangan. Demokrasi adalah agama yang beriman kepada pemberian kekuasaan kepada manusia untuk membuat hukum dan menjadikan sesuatu menjadi halāl dan harām, padahal itu adalah hak milik Allah semata.

Kedua, ia adalah organisasi nasionalis yang mempromosikan nasionalisme – seruan busuk jāhiliyyah. Dan siapa yang menyeru kepada seruan kufrī jāhiliyyah dan mati di atasnya maka ia termasuk penghuni neraka walaupun shalat, puasa, dan mengaku Muslim.

Ketiga, selama periode kekuasaan mereka dari "2001" hingga "2006" mereka tidak pernah menerapkan hukum Allah di negeri ini, dan barangsiapa tidak berhukum dengan apa yang diturunkan Allah maka ia kāfir.

Keempat, selama periode mereka berkuasa, mereka tidak ragu-ragu bahkan semenit pun untuk bersekutu dengan kuffār Timur dan Barat melawan muwahhidīn di Bengal yang ingin menerapkan hukum Allah di negeri ini, dan barangsiapa mengambil kuffār sebagai sekutu melawan Muslim maka telah meninggalkan ikatan Islam.

Kelima, mereka secara resmi mengucapkan selamat kepada Perdana Menteri musyrik India, Narendra Modi, atas kemenangan demokratisnya dan mereka juga dikenal mengucapkan selamat kepada kaum musyrikin Hindu si penyembah sapi dalam acara-acara keagamaan mereka secara teratur. Ini hanya sebagian kekufuran dan kesyirikan yang dilakukan oleh organisasi murtad ini. Organisasi ini "membenarkan" semua tindakan kufur dan syirik terang-terangan ini dengan dalih "tipu muslihat." Namun, satu-satunya yang mereka tipu adalah pengikut polos mereka di tingkat bawah yang termakan ucapan manis pemimpin mereka.

DĀBIQ: Bagaimana engkau berencana untuk membantu umat Muslim yang lemah dan tertindas di wilayah ini, terutama mereka di Burma?

SY. ABŪ IBRĀHĪM: Umat Muslim di Burma telah ditindas oleh umat musyrik Budha dalam waktu yang lama. Hati kami bersama dengan mereka dan kami percaya bahwa wajib atas kami untuk menolong dan mendukung mereka dengan segala cara. Dan kami akan mulai meluncurkan operasi di Burma ketika kami memiliki kemampuan untuk itu, bi idznillāh. Namun, kami percaya bahwa akan lebih efektif untuk memperkuat medan jihād di Bengal dulu sebelum sepenuhnya berpindah ke Burma, karena memerangi murtaddīn yang lebih dekat didahulukan daripada memerangi musuh yang lebih jauh dan terdiri dari kuffār asliyyīn. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, {Wahai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang disekitarmu, dan hendaknya mereka mendapati kekerasan darimu. Dan ketahuilah bahwa Allah bersama orang-orang yang bertakwa} [at-Taubah: 123]. Rezim kāfir Burma hanya dapat diperangi dengan efektif setelah kami mengakhiri rezim murtad Bengali, bi idznillāh, sebagaimana negara Yahudi tak bisa diperangi secara efektif sampai rezim murtad as-Sisi dan Bashar dimusnahkan terlebih dulu, insyā'allāh. Ini adalah yang kita pelajari dari al-Qur'an, Sunnah, sejarah para khulafā', dan sejarah perang Salib. Wallahu a’lam.

DĀBIQ: Bagaimana upaya dakwah di Bengal, terutama dakwah kepada tauhīd dan Khilāfah?

SY. ABŪ IBRĀHĪM: Alhamdulillāh upaya dakwah di Bengal mendapat sejumlah momentum besar dan banyak umat Muslim yang menjawab seruan kami dan bergabung ke dalam barisan tentara Khilāfah. Dengan penyebaran dakwah tauhīd dan khilāfah di media sosial dalam berbagai bahasa, semakin banyak orang menyadari kebenaran dan segera mengikutinya, walhamdulillāh.

DĀBIQ: Apa kendala terbesar yang engkau hadapi dalam jihād di Bengal?

SY. ABŪ IBRĀHĪM: Hambatan terbesar yang kami hadapi dalam memperkuat medan jihād di Bengal, setelah dosa kami, adalah kurangnya pengetahuan tentang al-Qur'an dan Sunnah dengan pemahaman yang benar dari Salaf di kalangan masyarakat wilayah ini. Terdapat banyak kelompok dan "ulama" sesat, seperti "Jamā'at at-Tablīgh" dan "Jamaat-e-Islami Bangladesh," yang mendakwahkan pemahaman agama yang salah, menyebabkan kebingungan di antara orang awam tentang kewajibannya yang benar terhadap agama. Bahkan apa yang disebut gerakan "Ahle-Hadis" di Bengal mengajarkan "tauhīd" berlapis gula, yang disukai thāghut, yang tidak mengandung pengingkaran dan permusuhan terhadap tawāghīt parlemen tidak pula mengandung jihad terhadap mereka untuk memenegakkan agama. Selain itu, mereka terus menyembunyikan ajaran tentang kufur bi-thāghut, walā' dan barā', dan jihād, sembari mengaku-ngaku sebagai pengikut Salaf. Sebaliknya, mereka hanya mengajarkan kepada masyarakat dengan ajaran ulama” pro-Saudi dari Jazirah Arab dan ajaran dari corong lokal mereka, “pencari ilmu lokal yang telah belajar di bawah para tukang sihir di universitas yang didirikan dan dijalankan oleh tawāghīt Saudi. Karena itu, sangat sedikit orang di wilayah ini yang memiliki pemahaman agama yang benar dan manhaj Ahlus Sunnah wal-Jamā'ah. Inilah tantangan terbesar kami di wilayah saat ini, wallahu a’lam.

DĀBIQ: Ceritakan kepada kami tentang sejarah Rāfidah di Bengal?

SY. ABŪ IBRĀHĪM: Rāfidah sejak lama telah tinggal di Bengal, sejak zaman kaisar Mughal. Kuil Husseini Dalan di Dhaka telah dibangun pada tahun "1642" di masa pemerintahan Shajahan. Di samping itu banyak dari Nawabs (penguasa semi-otonom di bawah kaisar Mughal) di Bengal adalah Rāfidah. Sulit untuk menemukan dokumentasi yang menyeluruh dari sejarah Rāfidah di Bengal karena mereka terkenal melakukan "taqiyyah." Mereka mampu bercampur dan membaur secara menyeluruh dalam populasi Sunni di sini. Saat ini, terdapat sekitar 50,000 Rāfidī murtaddīn yang tinggal di Bengal.

DĀBIQ: Dapatkah engkau jelaskan pentingnya Bengal bagi Khilāfah dan jihād secara global?

SY. ABŪ IBRĀHĪM: Bengal merupakan wilayah penting bagi Khilāfah dan jihad global karena lokasi geografisnya yang strategis. Bengal terletak di sisi timur India, sedangkan Wilāyat Khurāsān terletak di sisi barat. Jadi, memiliki basis jihād yang kuat di Bengal akan membantu untuk melakukan serangan gerilya di dalam India secara bersamaan dari kedua sisi dan membantu untuk menciptakan kondisi tawahhush (kekacauan) di India dengan bantuan dari mujahidin lokal di sana, bi idznillāh, sampai prajurit Khilāfah mampu untuk masuk dengan tentara konvensional dan benar-benar membebaskan wilayah tersebut dari musyrikīn, setelah terlebih dahulu menyingkirkan rezim "Pakistan" dan "Afghani", insyā'-allāh. Juga, jihād di Bengal adalah batu loncatan untuk jihād di Burma sebagaimana telah disebutkan.

DĀBIQ: Menarik untuk diketahui bahwa otoritas Khilāfah sepanjang sejarah tidak pernah memiliki kekuasaan yang nyata yang melebihi wilayah Khurāsān. Bagaimana perasaanmu dengan mengambil misi ini untuk menegakkan tamkīn untuk Khilāfah di Bengal?

SY. ABŪ IBRĀHĪM: Sungguh,ini membuat kami sangat bersuka-cita dan merasa tenang setiap kali kami merenungkan kenyataan bahwa Allah telah memilih kami untuk menjadi bagian dari tentara Khilāfah di atas manhaj nubuwah ini meskipun kelemahan besar dan banyaknya kekurangan kami, walhamdulillāh. Dan kami tak mampu  untuk bersyukur kepada Allah secara mencukupi atas karunia ini.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah menjanjikan kita bahwa agama ini akan mencapai di mana saja yang dicapai oleh malam dan siang. Dan dalam hadīts shahih di dalam musnad Imām Ahmad di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan beberapa tahapan berurutan yang akan dilalui umat ini sampai Hari Akhir, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam tetap diam setelah menyebutkan tahapan khilāfah di atas manhaj nubuwwah, menunjukkan bahwa ini akan menjadi tahapan terakhir umat ini sebelum Hari Kiamat.

Jadi, kami percaya khilāfah yang diberkahi ini akan tetap eksis sampai Hari Akhir dan bahwa semua daerah di dunia, termasuk Bengal, akan cepat atau lambat berada di bawah naungannya dan diperintah dengan apa yang diturunkan oleh Allah, insyā'allāh. Sungguh, ini adalah rahmat besar dari Allah karena Dia telah memilih kami untuk membawa menara cahaya itu di wilayah ini. Dan sekarang setelah tunas khilāfah di Bengal telah bermunculan dari bawah tanah dan menjadi nampak, ia akan terus tumbuh dan meluas sampai Hari Kiamat, insyā'allāh, karena Allah Yang Maha Penyayang akan melindunginya dari setan, dari kalangan manusia dan jin, yang berusaha untuk mencabutnya.

Allah Ta’ala berfirman, {Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut mereka, namun Allah hendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir membencinya} [As-Saff: 8].

Oleh sebab itu kaum mukminin yang datang dan menyirami tanaman ini dan menjaganya sampai menjadi pohon dewasa akan diberi pahala yang luar biasa, dan kami meminta pada Allah untuk memberikan kami bagian dari pahala mereka sebagai sedekah jāriyah hingga Hari Kiamat.

DĀBIQ: Apakah peran India dan umat Hindu dalam peperangan melawan Islam dan Khilāfah secara umum, dan khususnya di Bengal?

SY. ABŪ IBRĀHĪM: Orang-orang Hindu dari Bengal dan India selalu memerangi Islam dan umat Muslim. Satu-satunya perbedaannya adalah umat Hindu di India menampakkan permusuhannya terhadap Islam dan umat Muslim secara terbuka sedangkan umat Hindu di Bengal melakukannya dengan cara yang lebih licik dan rahasia karena mereka menjadi sekte minoritas di sini. Umat Hindu di Bengal sangat aktif dalam membuat propaganda anti-Islam di media massa dan media sosial, dan dalam menyebarkan fāhishah (perbuatan keji) di antara umat Muslim Bengal. Bahkan, sejumlah besar tukang propaganda anti-Islam di Bengal awalnya menganut agama kotor, penyembah-sapi, ini sebelum menjadi ateis tulen dan mengingkari "agama" seluruhnya.

Juga, banyak posisi tinggi dalam pasukan polisi dan intelijen taghut di Bengal sekarang diduduki oleh umat Hindu, karena pemerintah sekuler murtad Hasina memandang orang kafir najis ini sebagai kelompok pendukung yang sangat setia. Selain itu, Hindu di Bengal terkenal dalam mendukung intelijen India (RAW) melawan umat Muslim di Bengal sejak peristiwa "Perang Pembebasan Bangladesh" pada tahun "1971."

Jadi, kami percaya bahwa Syarī'at di Bengal tidak akan tegak sampai umat Hindu lokal dijadikan target serangan dalam jumlah banyak dan sampai terjadi keadaan pengkutuban di wilayah ini, memisahkan antara kaum mukminin dan kaum kafirin, bi idznillāh. Wallahu a’lam.

DĀBIQ: Apakah engkau memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan Wilāyat Khurāsān dan tentara-tentara Khilāfah lain di daerah yang berdekatan?

SY. ABŪ IBRĀHĪM: Dengan rahmat Allah, kami dapat berhubungan dan bekerja sama dengan mujāhidīn di berbagai wilāyāh dari Khilāfah, termasuk saudara kami di Wilāyat Khurāsān, walhamdulillāh. Sesungguhnya, Jamā'ah kaum muslimin, yang diwakili oleh adanya khilāfah, adalah bagaikan satu tubuh di mana bagian tubuh yang berbeda-beda bekerja sama dengan satu kepala. Kami memohon pada Allah untuk menyatukan semua mujāhidīn di bawah naungan Khilāfah dan memperkuat persatuan kaum muslimin. Āmīn.

DĀBIQ: Apakah Anda memiliki pesan kepada umat Muslim di Bengal dan daerah sekitarnya?

SY. ABŪ IBRĀHĪM: Untuk kaum muslimin di Bengal dan daerah sekitarnya, aku sampaikan: Wahai saudaraku, takutlah kalian pada Allah berkaitan dengan agama kalian dan menjauhlah dari semua sekte menyimpang, yang sibuk menyesatkan manusia. Berpeganglah kepada jalan petunjuk yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan diikuti oleh para sahabatnya radhiallahu amhum, karena orang yang benar-benar selamat di dunia dan akhirat adalah mereka yang telah diberkahi dengan petunjuk  dari Allah, dan makhluk terburuk adalah mereka yang telah Allah hilangkan petunjuk darinya.

Allah berfirman, {Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan musyrikin berada di neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk} [Al-Bayyinah: 6-7].

Dia juga berfirman, {Dan sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah ia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa} [Al-An'ām: 153].

Dan berpeganglah kepada jalan orang-orang yang telah Allah sebut sebagai orang-orang yang benar di dalam al-Qur'an. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, {Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar} [Al-Hujurāt: 15].

Dan Allah berfirman, {Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaknya kamu bersama orang-orang yang benar} [at-Taubah: 119]. Dan tidak diragukan lagi bahwa mereka yang paling pantas disebut sebagai ‘orang-orang yang benar’ di zaman ini adalah orang-orang yang Allah berkahi dengan kemuliaan untuk mendirikan kembali Khilāfah.

Allah berfirman, {Dan sungguh telah Kami tulis didalam al-kitab [Zabur] sesudah penyebutan [sebelumnya], bahwa bumi ini diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh} [Al-Anbiyā': 105].

Oleh karena itu, segeralah berbai’at kepada Khalīfah kaum muslimin dan bergabung dengan barisan tentara Khilāfah. Aku menasehati kalian untuk "bersama jamā'ah kaum muslimin dan imam mereka" sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menasehati Hudzaifah radhiallahu anhu ketika ditanya tentang akhir zaman. Dan sungguh kita mendekati hari akhir dan medannya kini tengah dipersiapkan untuk pertempuran akhir al-Malhamah, dan tidak diragukan lagi kemenangan akhir hanya untuk orang-orang beriman, bi idznillāh.

Juga, aku nasehatkan kalian untuk bergabung dengan kami dan berjihād dengan harta dan jiwa kalian, karena ia wajib atas setiap Muslim yang mampu. Tidak ada cara untuk menegakkan agama selain jalan qitāl. Jadi tinggalkanlah Dunia di belakang dan bersegeralah bergabung dengan kami di medan perang. Dan ketahuilah bahwa kami tidak menyerumu untuk bergabung dengan kami karena sedikitnya jumlah kami atau kurangnya kekuatan militer kami, karena sesungguhnya kami kuat dengan bantuan Allah semata, walhamdulillāh. Dan kami memiliki keyakinan bahwa kami akan mendapat kemenangan dengan pertolongan Allah, sebentar dan tidak akan lama lagi, insya'Allāh.

Kami tidak mengkhawatirkan jumlah kami yang sedikit atau kurangnya kekuatan militer kami, karena bagaimana kami bisa khawatir padahal Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, {Berapa banyak golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah} [Al-Baqarah: 249].

Bagaimana kami bisa khawatir tentang kurangnya jumlah kami atau kurangnya kekuatan militer kami padahal ini adalah keadaan yang persis sama dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya pada awal mula sebelum Allah memberi mereka kemenangan dan kekuasaan setelah periode sabar dan yaqīn yang panjang.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, {Dan ingatlah ketika kamu sedikit dan tertindas di muka bumi, takut orang-orang akan menculikmu, maka Allah memberi kamu tempat menetap dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberikan-Nya kamu rezeki dari yang baik agar kamu bersyukur} [Al-Anfāl: 26].

Bagaimana bisa kami khawatir dengan kurangnya jumlah atau kekuatan padahal Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, {Dan cukuplah Allah bagi kaum mu`minin dalam pertempuran, dan Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa} [Al-Ahzāb: 25].

Bagaimana kami bisa khawatir dengan kurangnya jumlah dan kekuatan padahal Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, {Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman} [Ar-Rūm: 47].

Kami yakin dengan kemenangan kami di dunia ini dan di akhirat, insyā'allāh, karena Nabi kita yang jujur shallallahu ‘alaihi wasallam telah berjanji,
"AKAN SELALU ADA SEKELOMPOK DARI UMATKU YANG BERPERANG ATAS PERINTAH ALLAH, MENGALAHKAN MUSUH-MUSUHNYA.  MEREKA TIDAK DIRUGIKAN OLEH ORANG-ORANG YANG MENENTANG MEREKA. MEREKA AKAN TETAP DALAM KONDISI ITU SAMPAI DATANG KIAMAT"
[HR. Muslim dari 'Uqbah Ibnu 'Āmir].

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,
"AKAN SELALU ADA SEKELOMPOK DARI UMATKU YANG BERADA DI ATAS KEBENARAN DAN MENANG. MEREKA TIDAK DIRUGIKAN OLEH ORANG-ORANG YANG MENINGGALKAN MEREKA SAMPAI DATANG URUSAN ALLAH"
[HR. at-Tirmidzī dari Tsaubān].

Oleh karena itu, wahai umat Muslim Bengal, kami tidak meminta pertolongan kalian karena kelemahan, sebab kami akan menang dengan pertolongan Allah semata baik kalian bergabung dengan kami atau tidak. Sebaliknya, kami mengajak kalian untuk berangkat menuju kehidupan yang mulia dengan menjawab seruan Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam dan berjihād di jalan Allah sehingga kalian dapat menyelamatkan diri kalian dari kehinaan dan hukuman baik di dunia maupun di akhirat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, {Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah} [An-Nisā': 76]. Dan Dia subhanahu wa ta’ala berfirman, {Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka bangunan yang kokoh} [As-Saff: 4]. Jadi siapa yang mengaku beriman, biarkan dia bergabung dengan kami dan biarkan kami melawan orang-orang kafir semuanya sebagaimana mereka memerangi kita semuanya.

Kami memohon kepada Allah untuk memberikan kita semua pemahaman agama yang benar dan untuk menjaga kami tetap kokoh melawan orang-orang kafir.

Amin.


Source: DABIQ 14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...