Keutamaan Menolong Mujahidin,
Menyiapkan Bekal, Memberi Makanan, Pelayanan, Mengantarkan Kepergiannya Dan
Mengucapkan Selamat Jalan Kepadanya
Oleh : Syaikh Ibnu Qudamah An Najdi
Imam
Ahmad meriwayatkan, Ibnu Abi Syaibah, Al-Hakim
dan lain-lain, dari jalur Abdulloh bin Muhammad bin ‘Uqoil, dari Abdulloh bin Sahl bin Hanif,
bahwasanya Sahl bercerita kepadanya bahwa
Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda,
“Barangsiapa yang menolong seorang mujahid di jalan Alloh, atau membantu keluarga orang yang
berperang, atau membantu seorang
budak makatib untuk membebas dirinya,
Alloh akan menaungi naungannya pada hari
tidak ada naungan selain
naungan-Nya.”
Ibnu
Asakir mengeluarkan dari ‘Umar bin Zaroroh: Telah
bercerita kepada kami Al-Musayyib bin Syuraik, dari Bakr bin Fadholah, dari Maimun bin Mahron, dari
Ibnu Abbas ia berkata,
“Barangsiapa
yang membawa dan tinggal bersama kuda di jalan
Alloh, ditulis baginya pahala seperti orang yang
keluar membawa harta dan nyawanya dalam
kesabaran, selama kuda itu
masih hidup. Dan barangsiapa memberi
pedang di jalan Alloh, ia akan datang
pada hari kiamat dengan membawa
lidah yang panjang seraya mengatakan di
hadapan semua makhluk: ‘Ketahuilah, aku
adalah pedangnya fulan bin fulan.
Aku
terus berjihad untuknya hingga hari
kiamat.’ Dan barangsiapa memberi baju di
jalan Alloh ta‘ala, ia akan diberi
baju dari surga yang akan digantikan
kepadanya setiap hari seperti di dunia.”
Dan
dari Umar bin Khothob RA ia berkata: Rosululloh
Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Barangsiapa memayungi kepala orang yang berperang, Alloh
akan menaunginya di
hari kiamat. Dan barangsiapa menyiapkan
bekal orang yang berperang di jalan
alloh, maka ia mendapat pahala seperti
itu sampai ia mati atau pulang. Dan
barangsiapa membangun masjid yang di
dalamnya disebut nama Alloh,
Alloh akan bangunkan baginya rumah di jannah.”
(HR.
Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam
Shohih-nya, Al-Baihaqi dan Syaikhnya: Al-Hakim, ia mengatakan: “Isnadnya shohih.”)
Keutamaan Berinfak Di Jalan
Alloh
Alloh ta‘ala berfirman:
مَّن ذَا ٱلَّذِي يُقۡرِضُ ٱللَّهَ
قَرۡضًا حَسَنٗا فَيُضَٰعِفَهُۥ لَهُۥٓ أَضۡعَافٗا كَثِيرَةٗ
“Siapa
yang mau memberi pinjaman kepad Alloh dengan pinjaman yang baik, maka Alloh
akan melipat gandakannya pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.”
[Al-Baqoroh:
245]
Al-Qurthubi
dan yang lain mengatakan, “Maknanya: Siapakah yang mau berinfak di jalan Alloh
sehingga nantinya Alloh akan ganti dengan jumlah yang berlipat ganda?”
Alloh ta‘ala juga berfirman:
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ
يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتۡ سَبۡعَ
سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنۢبُلَةٖ مِّاْئَةُ حَبَّةٖۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن
يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Alloh adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap
bulir: seratus biji. Dan Alloh melipatkan gandakan pahala bagi siapa saja yang
Dia kehendaki. Dan Alloh Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
[Al-Baqoroh:
261]
Ibnu ‘Umar berkata, “Ketika turun ayat:
مَّثَلُ
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ
“Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Alloh…” dst
Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda, “Robbi, tambahkanlah untuk umatku.”
Maka turunlah ayat:
مَّن ذَا ٱلَّذِي يُقۡرِضُ ٱللَّهَ
قَرۡضًا حَسَنٗا فَيُضَٰعِفَهُۥ لَهُۥٓ أَضۡعَافٗا كَثِيرَةٗ
“Siapa
yang mau memberi pinjaman kepada Alloh dengan pinjaman yang baik, maka Alloh
akan melipat gandakannya pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.”
Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda,
“Robbku,
tambahkanlah buat umatku.”
Maka turunlah:
إِنَّمَا يُوَفَّى
الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya
pahala orang-orang sabar itu dilipat gandakan tanpa terhitung.”
[Az-Zumar:
10]
(HR. Imam Abu Bakar bin Al-Mundzir di
dalam Tafsirnya, Ibnu Hibban di dalam Shohih-nya, Al-Baihaqi di dalam Asy-Syu‘ab,
dan lain lain)
Dari Khuraim bin
Fatik berkata: Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
مَنَ أَنْفَقَ
نَفَقَةً فِيْ سَبِيْلِ اللهِ كُتِبَ لَهُ سَبْعُ مِئَةِ ضِعْفٍ
“Barangsiapa
yang berinfak sekali di jalan Alloh, ditulis baginya tujuh ratus kali lipat.”
(HR.
Tirmizi, ia meng-hasan-kannya, An-Nasa’i, Ibnu Hibban dalam Shohih-nya, dan
Al-Hakim, beliau berkata, “Isnadnya shohih.”)
Keutamaan Menyiapkan
Perbekalan Pasukan Perang Di Jalan Alloh Serta Menjaga Keluarga Mereka, Serta
Tentang Orang Yang Diminta Keluarga Mujahid Kemudian Berkhianat
Dari
Abu Sa‘id Al-Khudri RA bahwasanya Rosululloh
Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam mengutus kepada Bani Lihyan: "Agar setiap dua
orang, satu saja yang berangkat, namun pahalanya didapatkan oleh kedua-duanya".
Di dalam lafadz lain: “Hendaknya setiap
dua orang, satu orang saja yang berangkat.”
Kemudian beliau
bersabda kepada yang tidak berangkat, “Siapa saja di antara kalian yang menjaga
dengan baik keluarga dan harta orang yang berangkat berperang, maka mendapatkan
setengah pahala orang yang berangkat.”
[HR. Muslim]
Imam Abu Bakar
bin Al-Munzir berkata: “Di dalam hadits ini terdapat dalil bahwa kewajiban
jihad gugur dari manusia jika sudah ada yang melaksanakannya dalam jumlah
cukup.”
Dan dari Zaid
bin Kholid Al-Juhanni RA bahwasanya Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda,
مَنْ جَهَّزَ
غَازِيًا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ فَقَدْ غَزَا, وَمَنْ خَلَّفَ غَازِيًا فِي أَهْلِهِ
بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا
“Barangsiapa
menyiapkan bekal orang yang berperang di jalan Alloh, sungguh ia telah
berperang. Dan barangsiapa menjaga keluarga orang yang berperang dengan baik, sungguh
ia telah berperang.”
(HR.
Bukhori dan Muslim)
Masih dari Kholid ia berkata: Rosululloh
Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Barangsiapa
memberi buka orang yang berpuasa, ia mendapatkan pahalanya tanpa mengurangi
pahalanya sedikitpun. Dan siapa menyiapkan bekal orang yang berperang di jalan
Alloh, ia mendapatkan pahalanya tanpa mengurangi pahala orang yang berperang
itu sedikitpun.”
(HR.
Tirmizi dan Nasa’i, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban di dalam Shohih-nya)
Dan
dari Zaid bin Tsabit RA dari Nabi Shollallohu ‘Alaihi
wa Sallam beliau bersabda,
“Barangsiapa
menyiapkan bekal orang yang berperang di
jalan Alloh, ia mendapatkan pahala
seperti pahalanya. Dan barangsiapa
menjaga dengan baik dan bersedekah kepada
keluarga orang yang berperang, ia
mendapatkan pahala seperti
pahalanya.”
(HR. Thobaroni di dalam Al-Ausath,
rijalnya adalah rijal shohih)
Keutamaan Rasa Takut Di Jalan
Alloh Ta‘ala
Di dalam Shohih
Muslim dari Abdulloh bin ‘Amru bin Al-‘Ash
Radhiallahu anhu ia berkata: Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda,
مَا منِ غَازِيَةٍ
أَوْ سَرِيَّةٍ تَغْزُو فَتَغْنَمُ وَتَسْلَمُ, إِلَّا كَانُوا قَدْ تُعُجِّلُوا
ثُلُثَيْ أُجُورِهِمْ, وَ مَا مِنْ غَازِيَةٍ أَوْ سَرِيَّةٍ تَخْفَقُ وَتُصَابُ
إِلَّا تَمَّ لَهُمْ أُجُورَهُمْ
“Tidaklah
suatu pasukan perang atau sariyah yang diberangkatkan di jalan Alloh kemudian
mereka selamat atau mendapatkan hasil, melainkan telah disegerakan dua pertiga pahala
mereka. Dan tidaklah satu pasukan perang atau satu sariyah yang mereka pulang
tidak membawa ghanimah atau merasa ketakutan, atau terkena musibah, kecuali disempurnakan
pahala mereka.”
Sabda
beliau: “Takhfaqu.” (Dengan kho’ mu‘jamah, faa’ dan qoof lagi) artinya
adalah: Pulang tanpa membawa ghanimah.
Dikatakan:
Akhfaqol Ghoozii, jika ia berperang dan tidak memperoleh ghanimah atau
kemenangan.
Source:
Judul Asli
Kasyful Litsam ‘An Dzirwati Sanamil
Islam
Penulis
Asy-Syaikh Ibnu Qudamah An-Najdi
Judul Terjemahan
Jawaban seputar Masalah-Masalah Fikih Jihad
Alih Bahasa
Abu Jandl Al-Muhajir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar