“Imam Mahdi” Kaum Rafidhah
D A J J A L
Iranian President Mahmoud Ahmadinejad visits the holy shrine of Imam Abbas in Kerbala, 110 km (68 miles) south of Baghdad, July 19, 2013. REUTERS |
Semakin dekatnya hari Kiamat, menjadi penting
rasanya untuk merefleksi beberapa hal yang dibuat-buat tentang peristiwa masa
depan, karena tidak diragukan lagi hal ini akan memainkan peranan yang kelak
akan dilakukan oleh berbagai aliran sesat. Di antara hal ini adalah tentang
"al-Mahdi" kaum Rafidah yang akan mengobarkan perang melawan Islam
dan kaum Muslim, melawan keadilan dan kebenaran yang dipandu oleh al-Mahdi masa
depan yang telah dijelaskan dalam sunnah. Semakin dekat hari Kiamat, semakin
erat kaum Rafidah berhubungan dengan orang-orang Yahudi untuk mempersiapkan
datangnya pemimpin jahat yang ditunggu-tunggu ini. Setelah membaca catatan
orang-orang Rāfidī tentang "al-Mahdi," menjadi jelas bahwa ia tidak
lain adalah Dajjal.
Menurut kelompok Rafidah, "al-Mahdi"
adalah putra dari al-Hasan al-Askari yang bernama "Muhammad”. Al-Hasan
al-Askari meninggal hampir 1.200 tahun yang lalu. Mereka mengklaim Muhammad
"al-Mahdi" lahir sekitar waktu kematian ayahnya. Para ulama
Ahlus-Sunnah ragu bahwa al-Hasan al-Askari pernah memiliki anak yang masih
hidup, namun menurut klaim Rafidah ia memiliki seorang putra yang disembunyikan
oleh ayahnya atau oleh saudaranya dan yang kemudian bersembunyi di dekat
Samarra' dan kelak akan muncul kembali sebelum hari Kiamat setelah hidup di
dalam persembunyian lebih dari seribu tahun, atau seperti yang mereka klaim. Di
sini, kami akan mengutip beberapa riwayat tentang "al-Mahdi" mereka
dari kitab-kitab mereka "yang paling bisa dipercaya". [1]
[1] Sifat otentik adalah sesuatu
yang mustahil bagi kaum pembohong Rāfidī, karena mereka terkenal sebagai
makhluk paling pembohong. Tapi meskipun ada pemalsuan terang-terangan dalam
kisah mereka, mereka tetap bertindak sesuai dengan keyakinan yang salah yang mereka
pegang, sebagaimana orang-orang Yahudi yang akan mengikuti Dajjal sesuai dengan
kepalsuan yang mereka klaim, di mana mereka menganggap bahwa Dajjal adalah
al-Masih.
Seorang Rāfidī an-Nu'mānī meriwayatkan di
dalam bukunya "Al-Ghaybah," "Ketika Imam ['al-Mahdi'] menyeru,
ia akan memohon kepada Allah melalui nama Ibrani-Nya."
Dalam buku "Al-Kafi", seorang
Rāfidī bernama al-Kulaini memberi judul sebuah bab dengan nama: "Bab:
Ketika Imam Muncul Mereka Akan Mengatur dengan Hukum Daud dan Keluarga
Daud" Dia kemudian meriwayatkan bahwa Ja'far as-Sadiq mengatakan,
"Ketika al-Qa'im ['al-Mahdi'] dari keluarga Muhammad muncul, ia akan
memerintah dengan hukum Daud dan Sulaiman." dalam riwayat lain, Ja'far
as-Shadiq berkata, "Dunia tidak akan berakhir hingga seorang pria dari
keturunanku akan mengatur dengan hukum Daud." Al-Kulaini juga meriwayatkan
bahwa Ja'far as-Shadiq ditanya, "Berdasarkan apa engkau akan
memerintah?" Dia menjawab, "dengan hukum keluarga Daud."
Dalam "Al-Irsyad," seorang Rāfidī
bernama at-Tusi meriwayatkan bahwa Ja'far as-Shadiq mengatakan, "Dari
Kufah akan muncul bersama al-Qa'im dua puluh tujuh laki-laki pengikut Musa,
tujuh Ashabul Kahfi, Joshua, Sulaiman, Abu Dujanah Al-Ansari, al-Miqdad, dan
Malik al-Asytar. Mereka akan pendukungnya."
Seorang Rāfidī bernama al-Majlisi
meriwayatkan di dalam "Bihar al-Anwar" bahwa Ja'far as-Shadiq
mengatakan, "Al-Qa'im akan berurusan dengan orang-orang Arab sesuai dengan
tanda merah." Dia ditanya, "Apa itu tanda merah?" Dia menjawab
dengan menyilangkan jarinya di atas lehernya yang menunjukkan pembunuhan.
Al-Majlisi juga meriwayatkan bahwa Ja'far as-Shadiq berkata, "Takutlah
kepada orang-orang Arab, karena mereka memiliki masa depan yang buruk. Sungguh,
tidak ada satu pun dari mereka akan mengikuti al-Qa'im ketika ia muncul."
Seorang Rāfidī bernama an-Nu'mānī juga
meriwayatkan dalam "Al-Ghaybah" bahwa Muhammad al-Baqir mengatakan,
"Jika orang tahu apa yang akan dilakukan oleh al-Qa'im ketika ia muncul
maka kebanyakan dari mereka tentu tidak ingin melihatnya karena sangat banyak
orang-orang yang akan dia bunuh. Ia hanya akan mulai pembunuhan dengan membunuh
orang Quraisy. Dia tidak akan menerima apa pun dari mereka kecuali perang dan
dia tidak akan menawarkan apapun kecuali pedang." An-Nu'mānī juga meriwayatkan
bahwa Ja'far as-Shadiq mengatakan, "Ketika al- Qa'im yang berasal dari
keluarga Nabi itu muncul, ia akan membawa lima ratus orang dari Quraisy dan
memenggal leher mereka. Dia kemudian akan membawa lima ratus lagi dan memenggal
leher mereka. Dia akan melakukannya hingga enam kali [sehingga dia membunuh
tiga ribu orang dari Quraisy]. Dia akan membunuh mereka dan pengikut
mereka." Dia juga meriwayatkan bahwa Ja'far as-Sādiq[2]
mengatakan,"Ketika al-Qa'im mulai muncul, tidak akan ada antara dia dan
Arab serta Quraisy kecuali pedang."
[2] Catatan: Muhammad al-Baqir,
Ja'far as-Sadiq, dan al-Hasan al-Askari bukanlah orang Rafidah. Mereka berasal
dari keluarga Nabi shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana 'Alī, Fatimah,
al-Hasan dan al-Husain berasal dari keluarga Nabi. Hanya saja kaum Rafidah
membuat kedustaan atas nama 'Alī dan juga atas keluarga dekat mereka. Kaum
Rafidhah membuat kedustaan atas nama keturunan mulianya.
Maka "al-Mahdi" menurut Rāfidhah
adalah dia berbicara dalam bahasa Ibrani, mengatur dengan Taurat, diikuti oleh
orang-orang Yahudi, dan membunuh orang-orang Arab terutama Quraisy! Apakah ini
gambaran tentang al-Mahdi atau Dajjal? Bandingkan dengan keterangan bahwa tujuh
puluh ribu orang Yahudi dari Asbahān (Isfahan saat ini di Iran) akan mengikuti
Dajjal seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Anas radhiallahu
anhu.
Dan juga apabila kita memperhatikan bahwa
Dajjal akan muncul dari daerah Khawarij seperti dalam hadits yang diriwayatkan
oleh Ibnu Majah dari Ibnu 'Umar radhiallahu anhum. Dan juga apabila
dibandingkan bahwa mereka yang menyangkal Qadar adalah termasuk pengikut Dajjal
seperti disebutkan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari
Hudzaifah radhiallahu anhu. Hal ini penting karena dua alasan, yakni karena
Rafidah berasal dari sekte Khawarij terbesar. Mereka dan Khawarij lainnya
memiliki akar yang sama pada seorang Yahudi bernama 'Abdullah bin Saba', yang
ikut andil dalam pemberontakan terhadap Khalifah yang sah 'Utsman radhiallahu
anhu. Untuk alasan ini, beberapa ulama juga menyebut Khawarij sebagai
"Saba'iyyah".[3] Selain itu, Rafidah juga terkenal karena
mengucapkan vonis takfir kepada sebagian besar umat termasuk generasi terbaik
dari umat – sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam – Menolak otoritas para
khalifah, bahkan bekerja sama dengan Tentara Salib dan Tatar melawan para
khalifah dan rakyat Muslim mereka. Kaum Rafidah juga memiliki sejarah
pembantaian terhadap kaum Muslimin yang menolak keyakinan Rāfidah. Ini terlihat
sangat nyata selama kerajaan Safawi (1501- 1736 M) dan perang terhadap
Ahlus-Sunnah di Persia. Terakhir, Rafidah adalah salah satu sekte dari
Qadariyyah, mereka menyangkal bahwa perbuatan baik dan buruk adalah dengan
qadar Allah.
[3] Kedekatan Rafidah kepada
Khawarij yang lain terlihat pada wala' antara Iran and Oman. Oman diperintah
semata-mata oleh Ibādiyyah dan dihuni kebanyakan oleh mereka. Ibādiyyah secara
historis merupakan kelompok sesat Khawarij; tapi selama beberapa abad terakhir
mereka telah berubah menjadi sekte murtad Jahmiah. Taghut mereka
"sultan" mengatur dengan hukum buatan manusia dan memiliki wala'
kepada Tentara Salib, kepada para thaghut Arab dan non-Arab termasuk Alu Salul
dan Rafidah.
Oleh karena itu, kaum murtad Rafidah telah
menggabungkan antara syirik akbar (menyembah keluarga Nabi shallallahu alaihi
wa sallam), penolakan terhadap al-Qur'an dan Sunnah (karena mereka mengklaim
bahwa para Sahabat telah memalsukan teks-teks agama), takfir terhadap para
sahabat radhiallahu anhum dan ummahatul-mukminin, dan keyakinan dalam bid‘ah
sesat Khawarij dan Qadariyyah. Ketika merenungkan tentang ini dan fakta bahwa
orang-orang Yahudi menunggu apa yang mereka sebut al-Masih/ Messiah - padahal
orang-orang Yahudi menyangkal kerasulan Isa ‘alaihis salam, yang akan kembali
sebelum Hari Kiamat – hal ini diperkirakan bahwa kaum Rafidah akan bersekutu
secara terang-terangan dengan orang-orang Yahudi di masa depan dalam perang
mereka melawan Islam dan kaum Muslimin.[4]
[4] Meskipun tidak mungkin untuk
mengetahui secara pasti bagaimana tepatnya hal tersebut akan terjadi, tapi
sangat menarik untuk dicatat bahwa 340 rabi Yahudi Amerika baru-baru ini
menulis surat yang ditujukan kepada kongres Amerika untuk mendukung rekonsiliasi
Amerika-Iran, seperti dilansir "I24 News" (saluran berita Yahudi)
pada "18 Agustus 2015" dalam sebuah artikel berjudul " Suara
Dukungan Ratusan Rabi AS untuk Kesepakatan Nuklir Iran." Laporan itu
menambahkan bahwa Jewish Defense Forces Military Intelligence Directorate‘s
Research Department memperlihatkan sikapnya terhadap kepemimpinan politik dari
negara Yahudi dan "menekankan adanya kemungkinan manfaat yang bisa diambil
dari kesepakatan tersebut."
Kami berlindung kepada Allah untuk
Ahlus-Sunnah dari kejahatan Dajjal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar