DARI LEMBARAN SEJARAH:
DARI “JIHAD”
JADI FASAD
Ibrahim at-Taymi rahimahullah (Wafat 92 H)
mengatakan; ―Siapakah yang aman dari fitnah jika Khalilullah Ibrahim ‘alaihis-salam
saja berdoa; “Wahai Rabb kami, Jagalah aku dan anak-anakku dari menyembah berhala”
[Ibrahim: 35]. [Diriwayatkan oleh at-Tabari di dalam tafsirnya].
Ummu Salamah radhiallahu anha pernah
ditanya; “Doa apakah yang paling sering diulang oleh Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam ketika beliau bersamamu?” dia menjawab, “Doa yang paling sering
beliau ulang-ulang adalah ‘Wahai Yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah
hatiku di atas agama-Mu‘”. Dia berkata bahwa dia bertanya kepada beliau; “Wahai
Rasulullah, alangkah seringnya engkau membaca doa ‘Wahai Yang Maha
Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu?’ Beliau menjawab; “Wahai
Ummu Salamah, tidaklah seorang Bani Adam kecuali hatinya berada di antara dua
jemari Ar-Rahman. Jika Dia berkehendak maka Dia akan meluruskannya dan jika Dia
berkehendak Dia akan membengkok-kannya”. [Hasan: diriwayatkan oleh
at-Tirmidzi].
Ibnu Abi Mulaikah rahimahullah berkata; “Aku
telah bertemu tiga puluh shahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam, semua dari
mereka khawatir akan kemunafikan menimpa diri mereka sendiri” [Dinukil oleh al-Bukhari di dalam
Shahih-nya].
Umar radhiallahu anhu berkata; “Kami hampir
saja menjadi kufur dalam satu pagi jika saja Allah tidak menyelamatkan kami
melalui Abu Bakr as-Siddiq radhiallahu anhu”
[Diriwayatkan oleh Ibnu Battah di dalam Al-Ibanah al-Kubra].
Ini gerangan sikap salaf. Kemudian datanglah
generasi setelahnya yang terjangkiti penyakit Irja' hingga ke titik di mana
mereka berani mengklaim bahwa iman mereka adalah sama dengan imannya Jibril!
Mereka tidak takut terhadap sifat kemunafikan kecil, tidak pernah khawatir
terhadap kemunafikan besar, apalagi kemurtadan terang-terangan. Mereka yakin
bahwa mereka benar, dan yakin bahwa mereka tulus, sehingga merasa perbuatan
mereka tentu akan diterima, dan setelah itu mereka pasti akan memiliki akhir
yang baik! Semoga Allah melindungi hati kita dan perbuatan kita dari
kemunafikan dan sifat ‘ujub.
Dan demi klarifikasi, pada kolom “Dari
lembaran sejarah” kita akan menyajikan secara singkat daftar para militan dan
bahkan "Mujahidin" yang jatuh ke dalam kemurtadan secara
terang-terangan entah karena mereka berpihak kepada tentara salib atau para
thaghut melawan Mujahidin atau masuk ke agama parlemen dan presidensi taghut.
Setelah itu, janganlah terkejut jika kemudian melihat berbagai faksi di Syam
atau tempat lain berpihak dengan Sahwah, para thaghut atau tentara salib,
menyerang Daulah Islam.
Afghanistan
Abdul Rasul Sayyaf |
Abdul Rasul Sayyaf (mantan kepala
"Persatuan Islam untuk Pembebasan Afghanistan," sekarang anggota
parlemen taghut), Burhanuddin Rabbani (mantan kepala "Masyarakat Islam
Afghanistan," meninggal saat menjadi Ketua Dewan Tinggi Perdamaian
Afghanistan), dan Ahmad Shah Massoud (mantan komandan militer, meninggal ketika
sebagai komandan "Front Persatuan Islam"), semuanya adalah mantan
para pemimpin faksi-faksi utama yang berjuang melawan komunis Rusia dan
selanjutnya melawan komunis Afghanistan. Ketiganya berjuang bersama 'Abdullah
'Azzam dan sebelumnya sering dipuji olehnya di dalam pidato dan surat-suratnya.
Setelah runtuhnya rezim komunis Afghanistan, mereka semua secara bersama dengan
yang lain mendirikan apa yang disebut "Negara Islam Afghanistan" pada
tahun 1992. "Negara" ini yang kelak membentuk "Front Persatuan
Islam untuk Keselamatan Afghanistan" alias " Afghanistan Aliansi Utara
" yang berjuang demi kepentingan tentara salib dan para thaghut, ini
menjadi sangat nyata setelah operasi 11 September yang penuh berkah.
Tajikistan
Abdullo Nuri |
Abdullo Nuri (mantan kepala " Partai
Kebangkitan Islam Tajikistan") berperang melawan komunis Tajikstan. Amir
Khattab Chechnya rahimahullah dirinya datang ke Tajikistan untuk berjihad dan
berjuang bersama berbagai kelompok di sana, termasuk yang bersekutu dengan
Nuri. Kelompok Nuri kemudian menandatangani perjanjian damai dengan komunis
murtad. Partai ini kemudian menjadi anggota utama parlemen taghut, sehingga
murtad dari Islam.
Libya
Abdel hakim Belhadj |
Abdel hakim Belhadj (Abu 'Abdillah
as-Shadiq), Abdel Wahab Qaid (Abu Idris al-Libi), Abdel-Hakim al- Hasidi, Sami
Mustafa as-Sa'idi (Abul-Mundzir as-Sa'idi), semua adalah mantan anggota
"Kelompok Pejuang Islam Libya" di mana kepemimpinannya berbasis di
Afghanistan sebelum 11 September dan anggota pejuangnya telah melakukan
berbagai operasi di Libya melawan taghut Gaddafi dan rezim murtadnya. Banyak
pemimpin ini pernah menyertai Syaikh Usamah Ibnu Ladin rahimahullah di
Afghanistan. Setelah runtuhnya Emirat Taliban, para pemimpin "Kelompok
Pejuang Libya" ditangkap oleh tentara salib dan kemudian diserahkan kepada
dan boneka tentara salib Gaddafi lalu dibebaskan. Para mantan pemimpin jihad
ini kemudian bergabung dengan parlemen taghut dan mengambil bagian dalam pemilu
syirik setelah bertempur dalam perang melawan taghut Gaddafi pada tahun
"2011."
Somalia
Syarif Sheikh Ahmed |
Syarif Sheikh Ahmed adalah komandan kepala
Persatuan Pengadilan Islam pada "2006." Selama waktu ini, ia berperang
melawan taghut Transisi Federal Pemerintah Republik Somalia. Setelah jatuhnya
Mogadishu ke tangan tentara salib Afrika dan murtad Somalia, ia melarikan diri,
kemudian kembali ke Somalia, ikut dalam pemilu syirik, dan menjadi presiden
taghut, setelah itu dia mengatur dengan hukum buatan manusia sejak
"2009" hingga "2012." Dia terus menjadi sekutu tentara
salib Amerika.
Iraq
Ali Bapir |
Ali Bapir (mantan kepala "Kelompok Islam
Kurdistan"), Mahmoud al-Masyhadani (mantan shar'ī dan pemimpin puncak di
Ansar al-Islām), Sa'dun al Qadhi Abu Wa'il (mantan kepala syar'i dari Ansar
al-Islām), Muhammad Husain al-Juburi Abu Sajjad (mantan pemimpin Ansar al-Islām),
Amin as- Sab' Abu Khadijah (mantan kepala "Tentara Islam"), Abul-Abd
dari al-'Āmiriyyah (mantan komandan "Tentara Islam"), Abu 'Azzam at-
Tamimi (mantan pemimpin "Tentara Islam"), Muhammad Abu Hardan Sa'id
(mantan kepala "Tentara Mujahidin"), dan Haqqi Ismail ash- Shūrtānī
(mantan komandan "Tentara Mujahidin"). Para pemimpin ini mengambil
bagian dalam jihad di Irak. Ali Bapir mengambil bagian dalam jihad melawan
taghut Saddam dan murtad Peshmerga sebelum invasi Amerika ke Irak. Di saat
invasi Amerika dimulai, ia bekerja sama dengan Peshmerga yang didukung tentara
salib guna melawan Mujahidin di Kurdistan dan kemudian bergabung dengan
parlemen taghut. Tokoh-tokoh lainnya semua mengambil bagian dalam jihad melawan
tentara salib Amerika hingga beberapa dari mereka berakhir di penjara tentara
salib dan membentuk kesepakatan dengan Amerika untuk menghentikan perang melawan
tentara salib dan hanya berperang melawan "Khawarij." Mereka kemudian
dibebaskan dan meyakinkan berbagai kelompok mereka dan bawahan mereka untuk
ikut serta dalam pengkhianatan[3]. Ini adalah Sahwah Irak pertama yang
terang-terangan keluar dari al-Qa'idah dan bahkan Dhawāhirī sendiri
memperingatkan terhadap mereka pada beberapa kesempatan sebelum Dhawāhirī
sendiri menjadi pion di tangan Sahwah Suriah.
Mesir
Abbud al-Zumar |
Chechnya
Ramzan Kadyrov |
Palestina
Ismail Haniyeh & Ali Khamenei |
Kesimpulan
Ini adalah sebagian kecil dari
sebuah daftar panjang. Semoga Allah menjaga hati kita di atas tauhid dan
terbebas dari syirik hingga kita berjumpa dengan-Nya sementara Dia ridha
terhada kita. Amin.
Iranian President Mahmoud Ahmadinejad meet Khaleed Meshal in Tehran, Iran 2006 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar