8/05/2019

HURU-HARA YANG AKAN TERJADI MENJELANG KIAMAT - Ibnu Katsir


GARIS BESAR HURU-HARA
YANG AKAN TERJADI MENJELANG KIAMAT

Kebaikan dan Keburukan Silih Berganti


38. Al-Bukhari meriwayatkan, bahwa perawi hadits ini mendengar Hudzaifah bin Yaman berkata, orang-orang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan. karena aku khawatir mengalaminya.

Aku berkata, “Ya Rasul Allah, sesunggunya kami dahulu telah mengalami zaman Jahiliyah dan keburukan, lalu Allah mendatangkan kepada kami kebaikan ini. Apakah setelah kebaikan ini ada keburukan?”

Rasul menjawab, “Ya.”

Aku bertanya, “Dan apakah setelah keburukan itu ada lagi kebaikan?”

Rasul menjawab, “Ya, dan ada keburukannya.”

Aku bertanya, “Apa keburukannya?” .

Beliau menjawab, “Suatu kaum yang memberi petunjuk dengan selain petunjukku. Di antara merekà ada yang dikenal, dan ada pula yang tidak.”

Aku bertanya, “Apakah setelah kebaikan itu masih ada lagi keburukan?”

Rasul menjawab, “Ya, yaitu para penyeru yang ada di di pintu-pintu Jahanam. Barangsìapa memenuhi seruan mereka menuju ke neraka itu, maka mereka melemparkanya masuk ke dalamnya.”

Aku berkata, “Ya Rasul Allah. terangkan mereka kepada kami!”

Rasul menerangkan, “Mereka mempunyai kulit seperti kita, dan berbicara dengan bahasa kita.”

Aku bertanya, “Apa yang anda perintahkan kepadaku, andaikan aku mengalami masa itu?”

Beliau menjawab, “Bergabunglah kamu dengan jamaah kaum muslimin dan pemimpin mereka.”

Aku bertanya, “Jika mereka tidak mempunyai pemimpin ataupun jamaah?”

Jawab Rasul, “Tinggalkan semua golongan, walaupun kamu harus menggigit pangkal pohon, sehingga maut datang menjemputmu, sedang kamu tetap seperti itu.”


Islam Kembali Menjadi Asing
Seperti Ketika Baru Muncul

39. Diriwayatkan dalam sebuah hadits shahib dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu Anhu sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,

إِنَّ الْإِسْلَامَ بَدَأَ غَرِيْبًا وَسَيَعُوْدُ غَرِيْبًا كَمَا بَدَأَ فَطُوْبَى لَلْغُرَبَاءِ قِيْلَ وَمَنِ الْإغُرَبَاءِ قَالَ النَّزَائِحُ مِنَ الْقَبَائِلَ

“Sesungguhnya Islam bermula merupakan sesuatu yang asing, dan akan kembali menjadi asing seperti semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing.”

Rasul ditanya, ‘Siapakah orang-orang yang asing itu ? “Beliau menjawab,
 "Kabilah-kabilah yang jauh (terasing)”.


PERPECAHAN UMAT

40. Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,

تَفَرَّقَتِ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَتَفَرَّقَتْ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثَ وَ سَبْعِيْنَ فِرْقَةً

“Kaum Yahudi terpecah menjadi tujuh puluh Shallallahu Alaihi wa Sallam golongan, umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan.”


Huru-hara Penyebab Perpecahan Umat
Yang Selamat Hanyalah Orang Yang Bergabung
dengan Jamaah

41. Ibnu Majah meriwayatkan pula dari ‘Auf bin Malik, sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,

افْتَرَقَتِ الْيَهُودُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِينَ فِرْقَةً فَوَاحِدَةٌ فَي الْجَنَّةِ وَسَبْعُونَ فَي النَّارِ وَافْتَرَقَتِ النَّصَارَى عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً فَإِحْدَى وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ وَ وَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَتَفْتَرِقَنَّ أُمَّتْي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً وَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ قِيْلَ يَا رَسُولَ اللهِ مَنْ هُمْ قَالَ الْجَمَاعَةُ

“Kaum Yahudi telah terpecah menjadi tujuh puluh satu golongan. Satu golongan di antaranya masuk surga, dan tujuh puluh Iainnya masuk neraka. Kaum Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan. Tujuh puluh satu diantaranya masuk neraka, dan hanya satu golongan yang masuk surga. Demi Allah Yang Menggenggam jiwaku, sesungguhnya umatku benar-benar akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Satu golongan di antaranya masuk surga, dan tujuh puluh dua lainnya masuk neraka. Seseorang bertanya, ‘Ya Rasul Allah, siapakah yang masuk sùrga itu, menurut anda?’ Beliau menjawab, “Jamaah”.

Hadits ini hanya diriwayatkan oleh Ibnu Majah sendiri dengan sanad la ba’sa bih.


Boleh Menyingkir dan Masyarakat Ketika Menghebatnya Huru-hara dan
Merajalelanya Hawa Nafsu

Sebagaimana disabdakan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam hadits riwayat Hudzaifah Radhiyallahu Anhu tersebut di atas, dimana dia bertanya kepada, “Kalau mereka tidak memiliki pemimpin ataupun jamaah?”.

42. Maka jawab beliau, “Maka tinggalkan semua golongan itu, sekalipun kamu harus menggigit pangkal pohon, sehingga maut datang menjemputmu, sedang kamu tetap seperti itu.”

43. Juga sebagaimana dinyatakan dalam hadits shahih yang lalu, “Islam bermula merupakan sesuatu yang asing, dan akan kembali menjadi asing seperti semula. “

44. Dan diriwayatkan pula dalam sebuah hadits:

لَا تَقُوْمُ السَّاعَةُ عَلَى أَحَدٍ يَقُوْلُ  "اللهُ اللهُ"

 “Kiamat takkan dialami seseorang yang tetap mengucapkan, Allah, Allah” .

Maksudnya, jika huru-hara merajalela, maka waktu itu boleh menyìngkir dari masyarakat.


45. Demikian pula disebutkan dalam sebuah hadits,

إِذَا رَأَيْتَ شُحًّا مُطَاعًا وَهَوَى مُتَّبَعًا وَدُنْيَا مُؤْثَرَةً وَإِعْجَابَ كُلِّ ذِي رَأْيٍ بِرَأْيِهِ فَعَلَيْكَ يَعْنِي بِنَفْسِكَ وَدَعْ عَنْكَ الْعَوَامَّ

“Apabila kamu melihat kikir telah dipatuhi, hawa nafsu telah dipeturutkan, dan setiap orang yang berpendapat mengagumi pendapatnya sendiri, maka berpeganglah kamu pada pendirianmu, jangan pedulikan penilaian masyarakat umum. “

46. Diriwayatkan pula oleh Al-Bukhari meriwayatkan dari Abi Sa’id sabda Rasulullah ShallallahuAlaihi wa Sallam,

يُوشِكُ أَنْ يَكُونَ مَالِ الْمُسْلِمِ غَنَمٌ يَتْبَعُ بِهَا شَعَفَ الْجِبَالِ وَمَوَاقِعَ الْقَطْرِ يَفِرُّ بِدِيْنِهِ مِنَ الْفِتَنِ

“Takkan lama lagi waktunya, dimana sebaik-baik harta seorang muslim adalah kambing yang digiring sampai ke puncak-puncak gunung, dan tempat-tempat terpencil untuk menyelamatkan agamanya dan huru-hara.”

Di waktu itu, yakni merajalelanya huru-hara. Diperbolehkan meminta mati. Padahal mati itu sendiri sebenarnya tidak boleh diminta tanpa alasan seperti itu, sebagaimana dinyatakan dalam hadits shahih yang lain.

Larangan Menginginkan Mati

47. Menurut riwayat Ahmad dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

لَا يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ وَلَا يَدْعُ بِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُ إِنَّهُ إِذَا مَاتَ أَحَدَكُمُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ وَإِنَّهُ لَا يَزِيدُ الْمَؤْمِنَ عُمْرُهُ إِلَّا خَيْرًا

“Janganlah sekali-kali seorang dari kamu sekalian menginginkan mati. Hendaknya dia jangan berdoa meminta mati sebelum datang waktunya. Dan sesungguhnya apabila orang itu telah mati, maka terputus amalnya. Padahal umur seorang mukmin itu sesungguhnya justru akan menambah kebaikan kepadanya.“

[HR. Ahmad dalam Musnadnya, 2/263-359, 3/1 00-104, dan 5/109-115.]


Dicabutnya Ilmu dengan Meninggalnya Para Ulama

48. Diriwayatkan dalam sebuab hadits shahih riwayat Abdullah bin Amr, sabda Rasulullah ShallallahuAlaihi wa Sallam,

إِنَّ اللهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّحَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّلًا فَسُئِلُوا فَأْفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

“Sesungguhnya Allah takkan mencabut ilmu dan umat manusia begjtu saja, tetapi Dia mencabutnya dengan matinya para ulama, sehingga manakala benar-benar sudah tidak ada lagi seorangpun yang berilmu, maka manusia mengangkat para pemimpin yang bodoh. Para pemimpin itu ditanya, mereka memberi fatwa tanpa ilmu. Dengan demikian mereka sesat dan menyesatkan.”


Akan Tetap Ada Sekelompok Orang Yang Berpegang Pada Kebenaran Sampai Datangnya Kiamat


49. Dalam hadits yang lain dinyatakan,

لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ كَذَلَكَ

“‘Akan tetap ada segolongan dari umatku yang menyatakan kebenaran. Mereka tidak peduli dengan siapa pun yang menghinakan mereka dan siapa pun yang menentang mereka, sehingga datangnya perintah Allah (Kiamat), sedang mereka tetap seperti itu.”

Sedang menurut ShahihAl-Bukhari

وَهُمْ عَلَآ ذَلَكُ
“Sedang mereka tetap dalam keadaan seperti itu.”

50. Sementara itu dalam sebuah hadits lain yang dìriwayatkan oleb Ibnu Majah dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu dia berkata, “Maukah kamu sekalian, aku ceritakan kepadamu sebuab hadits yang pernah aku dengar dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, yang takkan ada seorang pun yang menceritakannya kepadamu sepeninggalku?”
“Aku mendengar dari beliau,

إَنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمَ وَيَظْهَرَ الْجَهْلُ وَيَفْشُوَ الزَّنَا وَيُسْرَبَ الْخَمْرُ وَيَذْهَبَ الرِّجَالُ وَتَبْقَى النِّسَاءُ حَتَّى يَكُوْنَ لِخَمْسِيْنَ امْرَأَةً قَيِّمٌ وَاحِدٌ

“Sesungguhnya di antara tanda-tanda Hari Kiamat ialah: dicabutnya ilmu, merajalelanya kebodohan, tersebarnya perzinaan, diminunya khamer, hilangnya kaum laki-laki, dan bertambahnya kaum wanita, sehingga ada seorang telaki  menanggung lima puluh wanita.”

Hadits ini telah dîriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim dalam kitab Shahih masing-masìng, berasal dari Ghandar dengan Iafazh yang sama.


Dicabutnya Ilmu dan Umat Manusia Pada Akhir Zaman

51.  Ibnu Majah meriwayatkan dari Abdullah, sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa SaIlam,

يَكُوْنُ بَيْنَ يَدَيِّ السَّاعَةِ أَّيَّامًا يُرْفَعُ فِيْهَا الْعِلْمُ وَيَنْزِلُ فِيْهَا الْجَهْلُ وَيَكْثُرُ فِيْهَا الْهَرْجُ وَالْهَرْجُ الْقَتْلَ

“Menjelang Kiamat akan ada beberapa hari, di mana ilmu dicabut,  lalu diturunkanlah kebodohan, dan terjadi banyak kerusuhan. Adapun kerusuhan ialah pembunuhan.”

Demikian pula yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Al-A’masy dengan lafazh yang sama.

Ini semua menunjukkan, bahwa suatu ketika nanti ilmu akan dicabut dari umat manusia di akhir zaman, sehingga Al-Qur’an pun akan lenyap dari mushaf-mushaf dan dari dalam hati manusia. Akhirnya manusia tidak memiliki ilmu, yang ada hanyalah kakek-kakek dan nenek-nenek yang sudah lanjut usia. Mereka mengeluh  dan menyatakan bahwa mereka hanya bisa mengucapkan, “La ilaha illalIah”. Padahal mereka mengucapkannya hanya sekedar ingin mendekatkan diri kepada Allah  Ta’ala. Namun demikian ucapan itu berguna bagi mereka, sekalipun mereka tidak pernah melakukan amal saleh dan tidak memiliki ilmu yang bermanfaat, selain ucapan itu saja.
Kalau ada pendapat yang mengatakan, bahwa ucapan mereka itu dapat menyelamatkan mereka dan neraka, boleh jadi maksudnya adalah, bahwa kalimat tauhid itu mencegah mereka dari masuk neraka sama sekali. Karena kewajiban mereka hanya sekedar mengucapkan kata-kata itu, sebab mereka tidak lagi dibebani melakukan amalan-amalan yang seruannya tak pernah sampai kepada mereka. Dan Allah Ta’ala jualah yang lebih tahu.

Tetapi mungkin juga yang dimaksud adalah, bahwa kalimat tauhid itu menyelamatkan mereka dari neraka setelah terlebih dahulu memasukinya. Dan dengan pengertian ini, boleh jadi mereka itulah yang dimaksud firman Allah Ta ‘ala dalam sebuah hadits Qudsi,

52.
 وَعَزَّتِي وَجَلَالِي لَأُخْرِجَنَّ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ يْوْمًا مِنَ الدَّهْرِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ                        

“Demi kemuliaan-Ku dan keagungan-Ku, sesungguhnya Aku benar-benar akan mengeluarkan dari neraka siapa pun yang pada suatu hari selama hidupnya pernah mengucapkan “La ilaha illallah.”

Yakni. sebagaimana yang akan diterangkan nanti pada Bab Syafaat. Dan mungkin juga yang dimaksud adalah kaum yang lain. Wallahu A’lam.

Adapun yang dimaksud di sini ialah bahwa ilmu akan dicabut di akhir zaman dan akan terjadi banyak kebodohan. Selain itu, terkandung pula dalam hadits ini pemberitahuan tentang bakal diturunkannya kebodohan. Yakni bahwa orang-orang yang hidup di zaman itu akan diilhami kebodohan, yang berarti ketidakpedulian Allah tehadap mereka. Na’udzu billahi min dzalik. Kemudian mereka akan tetap seperti itu, bahkan semakin bodoh dan sesat, sampai dengan berakhirnya kehidupan dunia, sebagaimana yang dinyatakan dalam sébuah hadits, dimana Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang selalu berkata benar dan dipercaya perkataannya itu mengabarkan,

53.
لَاتَقُوْمَ السَّاعَةُ عَلَى أَحَدٍ يَقُوْلُ اللهُ اللهُ وَلَا تَقُومُ إِلَّا عَلَى شِرَارِ النَّاسِ


"Tidak akan terjadi Kiamat pada seorang pun yang mengucapkan, “Allah, AIIah,” dan tidak akan terjadi Kiamat kecuali atas manusia-manusia yang jahat."

***************

source: 
HURU-HARA HARI KIAMAT
Oleh : Ibnu Katsir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...