Allah Subhanahu Pasti
Akan Menguji
Hamba-Nya yang Beriman
الم
(1) أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا
يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ
اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ (3) أَمْ حَسِبَ
الَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ أَنْ يَسْبِقُونَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ (4)
Alif Lam Mim. Apakah manusia itu mengira
bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, "Kami telah beriman,"
sedangkan mereka tidak diuji lagi?
Dan sesungguhnya Kami telah menguji
orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang
yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
Ataukah orang-orang yang mengerjakan
kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari (azab) Kami? Amatlah buruk
apa yang mereka tetapkan itu.
[Al-'Ankabut, ayat 1-4]
****************
Firman Allah Swt.:
أَحَسِبَ النَّاسُ
أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan, "Kami telah beriman," sedangkan mereka
tidak diuji lagi? (Al-'Ankabut:
2)
Istifham atau kata tanya menunjukkan makna sanggahan.
Makna yang dimaksud ialah bahwa Allah Swt. pasti akan menguji hamba-hamba-Nya
yang beriman sesuai dengan kadar iman masing-masing, sebagaimana yang
disebutkan di dalam hadis sahih yang mengatakan:
"أَشَدُّ النَّاسِ بَلَاءً الْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الصَّالِحُونَ،
ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ، يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ،
فَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ صَلَابَةٌ زِيدَ فِي الْبَلَاءِ"
Manusia yang paling berat cobaannya ialah
para nabi, kemudian orang-orang saleh, lalu orang yang terkemuka. Seseorang
akan diuji sesuai dengan kadar agamanya; jika agamanya kuat, maka ujiannya
diperberat pula.
Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ
وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk
surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan
belum nyata orang-orang yang sabar. (Ali Imran: 142)
Hal yang sama disebutkan di dalam surat At-Taubah, dan di dalam
surat Al-Baqarah disebutkan oleh firman-Nya:
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ
وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ
الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ
آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal
belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum
kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan
bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah rasul dan orang-orang yang beriman
bersamanya, "Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya
pertolongan Allah itu amat dekat. (Al-Baqarah: 214)
Karena itulah dalam surat Al-'Ankabut ini disebutkan oleh
firman-Nya:
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ
فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
Dan sesungguhnya Kami telah menguji
orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang
yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Al-'Ankabut: 3)
Yaitu orang-orang yang benar dalam pengakuan
imannya, juga orang-orang yang dusta dalam pengakuan imannya. Allah Swt. mengetahui apa yang
telah terjadi di masa lalu, mengetahui apa yang akan terjadi, mengetahui pula
apa yang tidak akan terjadi dan apakah akibatnya seandainya hal itu terjadi.
Hai ini merupakan sesuatu yang telah disepakati di kalangan semua imam ahli
sunnah wal jamaah.
Hal yang sama dikatakan oleh Ibnu Abbas dan lain-lainnya
sehubungan dengan hal yang semisal dengan makna firman-Nya:
إِلا لِنَعْلَمَ
melainkan agar Kami mengetahui (supaya
nyata).
(Al-Baqarah: 143)
Maksudnya, melainkan agar Kami melihat. Dikatakan demikian karena
penglihatan berkaitan dengan hal yang ada (terjadi), sedangkan pengertian
mengetahui mempunyai pengertian yang lebih luas daripada melihat, sebab
mencakup hal yang ada dan juga hal yang tidak ada.
Firman Allah Swt.:
أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ
أَنْ يَسْبِقُونَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ
Ataukah
orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari
(azab) Kami? Amatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu. (Al-'Ankabut: 4)
Yakni
jangan sekali-kali orang-orang yang belum beriman mengira bahwa mereka luput
dari cobaan dan ujian ini, karena sesungguhnya di belakang mereka terdapat
siksaan dan pembalasan yang jauh lebih berat dan lebih pedih daripada apa yang
mereka alami di dunia. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: Ataukah
orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari
(azab) Kami. (Al-'Ankabut: 4) Maksudnya, selamat dari siksa Kami.
سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ
Amatlah
buruk apa yang mereka tetapkan itu. (Al-'Ankabut:
4)
Yakni
amatlah buruk dugaan mereka itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar