JANGANLAH
Perkataan Mereka
Membuat Engkau Sedih
Sebagaimana para Nabi 'Alaihimussalam dituduh sebagai pendusta, tukang sihir dan orang gila, oleh orang-orang Musyrikin, maka para pengikut mereka diuji lewat orang-orang Kafir dan Murtaddin dengan bermacam tuduhan miring, untuk menghalangi dari jalan Allah Ta'ala dan melegalkan perang mereka terhadap orang-orang yang mendapat petunjuk. Begitulah yang dialami oleh pasukan Daulah Islam -semoga Allah Ta'ala menguatkan mereka-, dari sejak di deklarasikannya.
Hal ini dimulai ketika di Irak, dimana Daulah Islam dituduh dengan Ghuluw (melampaui batas) dalam Dien (agama) dan sewenang-wenang terhadap fraksi-fraksi lain. Sehingga para komandan fraksi-fraksi Shahawat bisa menenangkan para pengikut mereka bahwa perangnya mereka terhadap Daulah Islam adalah berlandaskan firman Allah Ta'ala: "Maka perangilah orang-orang yang melampaui batas, sampai mereka kembali pada Dien Allah" (QS. Al-Hujurat : 9). Bukan karena bagian dari kesepakatan yang mereka lakukan di dalam penjara-penjara, bersama para Salibis dan Thaghut di Negara-negara tetangga melalui perantara Ulama Suu' (buruk) dan da'i-da'i (pembawa) fitnah.
Kemudian perkara ini berkembang di Syam sampai Daulah Islam dituduh sebagai Khawarij, dengan itu mereka menyeru untuk memeranginya, dimulai dengan menghalalkan darah pasukan Daulah seluruhnya, secara zalim dan sewenang-wenang. Mereka menggunakan setiap atsar/dalil yang menyebutkan tentang Khawarij generasi awal, serta hukum (prinsip) mereka terhadap Khawarij. Sebagaimana sabda Nabi 'alaihis sholatu wassalam: "Beruntunglah orang yang membunuh mereka dan mereka membunuhnya" dan sabda beliau: "Jika aku mendapati mereka, niscaya aku akan membunuh mereka sebagaimana terbunuhnya kaum 'Aad".
Meskipun mereka benar-benar mengetahui bahwa Daulah Islam tidaklah
menyerupai Khawarij kecuali, kecuali sebagaimana yang diserupakan oleh Ahlus
Sunnah berupa perkara-perkara yang berserikat (pertengahan) antara dua kelompok
(Murji'ah dan Khawarij). Mereka juga mengatahui, bahwa kebanyakan yang mereka
sematkan kepada Daulah, dari kabar-kabar yang mereka menjadikannya dalil/bukti
atas keputusan mereka, sesungguhnya itu hanyalah berbagai kedustaan yang mereka
tidak memiliki dalil atasnya.
Dan sekarang ini, bersamaan dengan putus asanya Murtaddin Shahawat serta mengangankan dan memimpikan untuk menghabisi Daulah Islam dengan sendirinya dan di waktu yang sama, juga hajat mereka untuk lebih memberikan perintah-perintah ketaatan terhadap para Thaghut dan Salibis, maka sungguh pernyataan koalisi terang-terangan mereka dengan Musyrikin dalam memerangi Daulah Islam secara global, dari Khurasan, Syam, Libya dan Yaman, barangkali juga wilayah-wilayah lainnya, Hal tersebut telah menjadi penting, jadi mengharuskan mereka untuk mengubah hukum-hukum (prinsip) mereka terhadap Daulah Islam, bersamaan dengan ketidakmampuan mereka untuk menetapkan bolehnya meminta tolong Kafir harbi untuk (memerangi) kaum Muslimin meskipun mereka itu melampaui batas (ekstrim) atau ahlul bid'ah.
Perubahan hukum ini sekarang mengarah pada menyematkan hukum terhadap Daulah Islam bahwa ia adalah kelompok Kafir dan Murtad, bukan kelompok ekstrim dan bid'ah, sebagaimana sebelumnya mereka telah membuat kedustaan terhadap Daulah Islam. Demikian itu cocok bagi mereka untuk menyatakan bahwa koalisi mereka bersama para Thaghut dan Salibis melawan Daulah Islam, hal tersebut hanyalah meminta bantuan kepada kafir untuk (memerangi) kafir.
Sehingga jadilah kerjasama terang-terangan mereka dengan Musyrikin
untuk memerangi Muslimin, adalah Jihad di jalan Allah menurut Dien (agama)
bid'ah mereka yang disematkan bagi mereka oleh Ulama' Suu' (jahat), semoga
Allah melaknat Ulama' Suu' dan juga mereka semuanya. Demikian itu setelah
melakukan koalisi yang tidak dinyatakan (resmi) selama bertahun-tahun dimana
dahulu mereka menggunakan bermacam-macam cover/penutup, agar perkara mereka
tidak tersingkap lalu berpalinglah para pengikut dan pendukung mereka.
Sebagaimana tujuan dari pernyataan takfir terhadap Daulah Islam juga
ditargetkan oleh para Thaghut dan antek-antek mereka dari kalangan Shahawat
Murtad dan pendukung mereka, agar shaf (barisan) Daulah Islam terpecah. Yang
demikian itu setelah gagalnya berbagai upaya mereka yang telah lalu, dengan
karunia dari Allah, alhamdulillah. Dimana ketika itu mereka menggunakan
berbagai tuduhan zalim, yaitu (Daulah) zalim, ghuluw, bid'ah dan yang lainnya.
Karena semua itu berbenturan dengan perintah Nabi 'alaihis sholatu wassalam,
agar bersabar terhadap aimmah (kepemimpinan) selama tidak terdapat kekafiran
atas mereka, juga agar berpegang erat dengan jama'ah kaum Muslimin, selama
terdapat seorang imam Muslim padanya.
Begitulah perbuatan keyakinan Jahmiyah dengan para pengikutnya, sebagaimana kita dapati para Shahawat Murtad dan pendukungnya, mereka itu Ghuluw (berlebihan) dalam memvonis Muslim Thawaghit yang membuat aturan dengan selain Syari'at Allah dan berhukum dengan apa-apa yang tidak diturunkan oleh Allah serta menolak terhadap hukum-hukum syar'i-Nya, maka akan kita dapati hal serupa pada mereka, yaitu mereka Ghuluw dalam hukum-hukum mereka terhadap siapa saja yang mengkafirkan orang-orang musyrik tersebut. Maka mereka akan menuduhnya dengan Khawarij, kemudian mereka akan bertambah Ghuluw setiap kali hantaman Muslimin semakin keras terhadap Musyrikin, sehingga akhirnya sampai pada vonis Kafir terhadap Muwahiddin sebagaimana mereka memvonis Muslim terhadap Musyrikin.
Dan kami sampaikan kabar gembira kepada Kuffar dan Murtaddin dari berbagai kelompok, bahwasanya upaya mereka akan gagal -dengan izin Allah Ta'ala- sebagaimana yang sebelumnya juga telah gagal. Jika dahulu tuduhan mereka terhadap Daulah Islam di Irak dengan baghyu (sewenang-wenang) dan Ghuluw secara zalim dan permusuhan, justru menyebabkan Daulah meluas ke Syam, lalu tuduhan mereka terhadap Daulah dengan bid'ah dan Khawarij secara zalim dan permusuhan, berakibat dengan penaklukan, tamkin dan diangkatnya rayah Daulah pada banyak (tempat) dari berbagai penjuru bumi, maka sungguh vonis Kafir mereka terhadapnya secara zalim dan permusuhan, dengan izin Allah Ta'ala akan mengakibatkan penaklukan besar-besaran, tamkin yang lebih kokoh, serta penyebaran terbesar di berbagai penjuru dunia. Dan sungguh kami mengira bahwa ini adalah termasuk hal terbesar yang dengannya Allah Subhanah membela golongan Mukminin yang terzalimi ini, sebagaimana firman Allah Ta'ala: "Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman, sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang selalu berkhianat lagi mengkufuri (nikmat)." (QS. Al-Hajj : 38).
Dan kami pesankan pada kaum Mukminin agar bualan-bualan yang mereka lontarkan ini tidak membuat mereka sedih, karena hal itu tidak lain adalah ujian-ujian bagi mereka dan yang lainnya. Kita memohon pada Allah agar menjadikannya sebagai kafarat (penebus) bagi dosa-dosa mereka dan mengangkat kedudukan mereka di dua Negeri (dunia dan akhirat), cukuplah bagi mereka bahwa Allah Ta'ala mengetahui bahwa mereka itu terbebas dari kedustaan-kedustaan tersebut, dan Allah adalah pelindung mereka dan Allah adalah sebaik-baik penolong. Sebagaimana firman Allah kepada Nabi-Nya: "Janganlah perkataan mereka membuatmu sedih, sesungguhnya Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan." (QS. Yasin : 76).
Buletin Pekanan an-Naba' - Seri 185 Kamis 3 Syawal 1440 H
Diterjemahkan oleh: MEDIA DAKWAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar