Kaidah Ahlus Sunnah Wal
Jama'ah
Dalam Berinteraksi Dengan Ahli
Bid’ah Dan Maksiat
Serta Kedudukan Mereka Dalam Shalat
Berjamaah
Oleh : Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
وَمَنۡ أَحۡسَنُ قَوۡلٗا
مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَٰلِحٗا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ
٣٣ وَلَا تَسۡتَوِي ٱلۡحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُۚ ٱدۡفَعۡ بِٱلَّتِي هِيَ
أَحۡسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِي بَيۡنَكَ وَبَيۡنَهُۥ عَدَٰوَةٞ كَأَنَّهُۥ وَلِيٌّ
حَمِيمٞ ٣٤ وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ٱلَّذِينَ صَبَرُواْ وَمَا يُلَقَّىٰهَآ
إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٖ ٣٥ وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ ٱلشَّيۡطَٰنِ نَزۡغٞ فَٱسۡتَعِذۡ
بِٱللَّهِۖ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ ٣٦
"Siapakah yang lebih
baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal
yang shaleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri" Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah
(kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu
dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat
setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang
yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai
keberuntungan yang besar. Dan jika syaitan mengganggumu dengan suatu gangguan,
maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Fushilat:
33-36)
Syaikhul Islam Taqiyudin Ahmad bin
Taimiyyah Rahimahullah berkata "Allah Yang Maha
Tinggi dan Maha Suci berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم
مُّسۡلِمُونَ ١٠٢ وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعٗا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ
وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءٗ فَأَلَّفَ
بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦٓ إِخۡوَٰنٗا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ
شَفَا حُفۡرَةٖ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ
لَكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ ١٠٣ وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٞ
يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ
وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ١٠٤ وَلَا تَكُونُواْ كَٱلَّذِينَ
تَفَرَّقُواْ وَٱخۡتَلَفُواْ مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلۡبَيِّنَٰتُۚ
وَأُوْلَٰٓئِكَ لَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٞ ١٠٥ يَوۡمَ تَبۡيَضُّ وُجُوهٞ وَتَسۡوَدُّ
وُجُوهٞۚ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ٱسۡوَدَّتۡ وُجُوهُهُمۡ أَكَفَرۡتُم بَعۡدَ
إِيمَٰنِكُمۡ فَذُوقُواْ ٱلۡعَذَابَ بِمَا كُنتُمۡ تَكۡفُرُونَ ١٠٦ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ
ٱبۡيَضَّتۡ وُجُوهُهُمۡ فَفِي رَحۡمَةِ ٱللَّهِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ١٠٧
"Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah
kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan
ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan,
maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang
yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang naar, lalu Allah menyelamatkan
kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar
kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka
adalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang
yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada
mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat, pada hari
yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam
muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan):
"Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah adzab
disebabkan kekafiranmu itu". Adapun orang-orang yang putih berseri
mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya”. (Ali-Imran: 102-107)
Ibnu Abbas dan yang lain berkata
"muka yang putih berseri" dalam ayat tersebut adalah ahlus sunnah wal
jama'ah sedangkan "muka yang hitam muram" adalah ahli bid'ah dan
firqah .
Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari
Abu Umamah Al-Bahili dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda tentang khawarij:
"SESUNGGUHNYA MEREKA ADALAH
ANJING-ANJING PENGHUNI NERAKA."
Kemudian beliau membaca ayat:
وَأَمَّا الَّذِينَ
ابْيَضَّتْ وُجُوهُهُمْ فَفِى رَحْمَةِ اللهِ هَمْ فِيهَا خَلِدُونَ
"Adapun orang-orang yang putih berseri
mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di
dalamnya. (Ali-Imran: 107)
Imam Ahmad berkata, "Telah
shahih hadits yang menyebutkan tentang golongan khawarij sebanyak sepuluh
jalan."
Imam Muslim telah meriwayatkan di
dalam shahihnya, begitupula Al-Bukhari telah meriwayatkan di antaranya adalah
sabda Nabi shallallahu’alaihi wasallam :
يَحْقِرُ
أَحَدُكُمْ صَلَاتَهُ مَعَ صَلَاتِهِمْ وَصِيَامَهُ مَعَ صِيَامِهِمْ يَقْرَؤُنَ
الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ
السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ
"Salah seorang di antara kalian akan
menganggap remeh shalatnya dibanding shalat mereka, begitu pula shaumnya
dibanding shaum mereka serta bacaan Al-Qur'annya dibanding bacaan mereka.
Mereka membaca Al-Qur'an namun tidak melampaui kerongkongan mereka, mereka
meluncur dari Islam sebagaimana meluncurnya anak panah dari busurnya. Di dalam riwayat
lain, "Mereka membunuh orang-orang Islam namun membiarkan para penyembah
berhala."
Khawarij adalah firqah (kelompok sempalan) pertama yang
mengkafirkan kaum muslimin karena dosa yang telah mereka kerjakan. Mereka juga mengkafirkan
ahli bid'ah lain yang tidak sejalan dengan mereka, serta menghalalkan darah dan
hartanya. Begitulah pendirian ahli bid'ah, mereka berbuat bid'ah lalu
mengkafirkan ahli bid'ah lain yang tidak sejalan dengan mereka. Adapun ahlus sunnah,
mereka mengikuti Al-Kitab dan As-Sunnah serta mentaati Allah dan Rasul-Nya,
komitmen dengan kebenaran dan berbelas kasih dengan sesama manusia.
Bid'ah pertama yang terjadi di
dalam Islam dilakukan oleh golongan khawarij dan syi'ah. Keduanya muncul pada
zaman kekhalif ahan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib. Beliau telah
menjatuhkan hukuman kepada keduanya. Adapun khawarij, mereka telah memerangi beliau
dan beliaupun memerangi mereka. Sedangkan terhadap golongan syi'ah beliau
membakar para tokoh-tokohnya dengan api dan beliau bersikeras untuk membunuh Abdullah
bin Saba', hanya saja dia berhasil meloloskan diri. Beliau juga memerintahkan
untuk menjilid siapapun yang lebih mengutamakan beliau daripada Abu Bakar dan
Umar. Telah diriwayatkan dari beliau dalam banyak riwayat bahwa beliau berkata,
"Sebaik-baik umat setelah Nabinya adalah Abu Bakar kemudian Umar".
Begitupula Al-Bukhari telah meriwayatkan dari beliau di dalam shahihnya.
Source:
Judul Asli : Qa'idah Ahlus Sunnah wal
Jama'ah
Penulis : Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
Penerjemah : Abu Umar Abdillah
Asy-Syarif
Penerbit : Daarul Wathan 21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar