Maka Bunuhlah
Orang-Orang Musyrik
DI MANA PUN
KALIAN MENEMUKAN MEREKA
Sungguh, perang di jalan Allah adalah bentuk penunaian janji
antara Allah subhanahu wa ta’ala dengan orang yang beriman kepada-Nya dengan
benar, yang mana Allah menyebutkan di dalam firman-Nya, “Sesungguhnya
Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan
memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; lalu mereka
MEMBUNUH ATAU TERBUNUH. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di
dalam Taurat, Injil, dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya
(selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu
lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (At-Taubah:
111)
Keimanan seorang muslim tidak
akan sempurna sampai dia menepati persyaratan jual-beli ini. Dengan begitu, dia
akan memperoleh surga yang dijanjikan oleh Allah kepada para hamba-Nya yang
benar-benar beriman, dan itulah kemenangan yang besar.
Karena begitu agungnya
derajat syuhada di antara orang-orang beriman, maka mereka begitu bersemangat
untuk berkompetisi demi meraih derajat dan menggapai kedudukan tersebut. Jiwa
mereka berlomba-lomba untuk mendatangi kematian, berebut ‘gelas’nya dan segera
melesat ke medan perang setiap kali mendengar suara pertempuran demi mengejar
kematian yang mereka persangkakan sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah
Rabb Semesta Alam, tanpa mengabaikan bagian lain yang termasuk konsekuensi dari
apa yang Allah minta dari mereka, yaitu dengan membunuh orang-orang musyrik dan
memenggal batang leher mereka, sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah
Rabb Semesta Alam.
Sebagai bentuk penegasan atas
keutamaan pendekatan diri jenis ini adalah Allah menjadikan pembunuhan terhada
orang-orang kafir dan penumpahan darah mereka sebagai penghapus dosa dan
kemaksiatan. Bagi umat Islam yang melaksanakannya akan dijanjikan selamat dari
neraka. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Selamanya, orang kafir tidak akan pernah berkumpul dengan orang yang
membunuhnya di neraka.” (HR. Muslim)
Bahkan Allah menyiapkan
ekstra keimanan bagi siapapun yang terus menambah dan memperbanyak aksi ini,
sebagaimana Allah berfirman, “Dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada
musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal
saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat
baik.” (At-Taubah: 120)
Semua keutamaan itu Allah
berikan kepada umat Islam meskipun sebenarnya Dialah yang telah membunuh mereka
dengan qadha dan qadar-Nya, sebagaimana dijelaskan firman Allah subhanahu wa
ta’ala: “Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi
Allah-lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu
melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk
membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin,
dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.” (Al-Anfal: 17)
Jadi, Allah memberikan nikmat
kepada orang yang dijadikan sebagai perantara oleh-Nya untuk membunuh
orang-orang kafir melalui tangan-tangan mereka dari kalangan orang-orang
beriman. Sesungguhnya beribadah dengan cara membunuh orang-orang musyrik dan
mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan menumpahkan darah mereka, serta
mencari penghapusan dosa dan kesalahan dengan proses itu adalah termasuk hal
yang telah diperintahkan kepada para muwahid (orang bertauhid) sebelum kita.
Allah telah menjadikannya sebagai syarat diterimanya taubat Bani Israil setelah
mereka terjerumus ke dalam kesyirikan menyembah patung anak sapi, maka Allah
memerintahkan orang-orang Islam di antara mereka untuk membunuh orang-orang
murtad, sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala:
“Dan (ingatlah), ketika Musa
berkata kepada kaumnya, “Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu
sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), Maka bertaubatlah
kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih
baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; Maka Allah akan menerima
taubatmu. Sesungguhnya Dialah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Baqarah:
54)
Meskipun Allah subhanahu wa
ta’ala telah mengambil perjanjian dari Bani Israil agar mereka tidak
menumpahkan darah, tetapi karena begitu besarnya kejahatan syirik, Allah
menjadikannya sebagai hukuman yang lebih berat dari pada pembunuhan dan penumpahan
darah, yang mana telah dijadikan Allah sebagai balasan bagi orang-orang kafir
di dunia, sebelum mereka menerima azab yang pedih di akhrat. Sebagaimana yang
tertera di dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala:
“DAN BUNUHLAH MEREKA DI MANA
SAJA KAMU JUMPAI MEREKA,
DAN
USIRLAH MEREKA DARI TEMPAT MEREKA TELAH MENGUSIR KAMU (MAKKAH);
DAN
FITNAH ITU LEBIH BESAR BAHAYANYA DARI PEMBUNUHAN,
DAN
JANGANLAH KAMU MEMERANGI MEREKA DI MASJIDIL HARAM, KECUALI JIKA MEREKA
MEMERANGI KAMU DI TEMPAT ITU. JIKA MEREKA MEMERANGI KAMU (DI TEMPAT ITU), MAKA
BUNUHLAH MEREKA. DEMIKANLAH BALASAN BAGI ORANG-ORANG KAFIR.”
(Al-Baqarah:
191)
Apabila seorang muwahid
mengetahui bahwa Allah subhanahu wa ta’ala telah menjadikan balasan bagi
orang-orang kafir di dunia dengan terbunuhnya mereka di tangan orang-orang
beriman, niscaya dia akan paham bahwa dia berkewajiban untuk beribadah kepada
Allah dengan cara membunuh mereka jika mampu, dengan alat apa pun yang
memungkinkan, dan Allah tidak akan membebani suatu jiwa kecuali atas
kesanggupannya. Dia tidak meremehkan pembunuhan orang musyrik harbi (wajib
diperangi) di mana pun meskipun menurut mereka nilainya sangatlah kecil. Dia
tetap berupaya untuk menarget para pemimpin kekafiran, terutama para thaghut
beserta bala tentara dan ulama jahat mereka yang senantiasa berdebat membela
mereka serta anak-cucu si Qarun yang terkait dengan mereka. Karena hal itu akan
memecah konsentrasi mereka dan menumbangkan panji perang mereka.
Maka,
hendaklah para pengikut millah Ibrahim ‘Alaihissalam bersemangat untuk membunuh
orang-orang musyrik sebagaimana mereka bersemangat meraih kesyahidan di jalan
Allah. Dan hendaklah orang yang berjibaku melawan musuh-musuh Allah berusaha
untuk menimpakan pembunuhan mungkin di barisan orang-orang musyrik. Karena
setiap nyawa yang dia lenyapkan akan menjadi amal shalih baginya, sekaligus
menjadi penghapus dosa, realisasi keselamatan dari neraka, petaka dan azab bagi
orang-orang musyrik, obat penawar untuk sakit hati orang-orang beriman,
meredakan amarah hati mereka, dan dengannya Allah menerima taubat dari siapa
pun yang Dia kehendaki di antara para hamba-Nya yang bertauhid. Dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar