7/10/2019

MAKA BUNUHLAH ORANG-ORANG MUSYRIK


Maka Bunuhlah Orang-Orang Musyrik
DI MANA PUN KALIAN MENEMUKAN MEREKA
 
Sungguh, perang di jalan Allah adalah bentuk penunaian janji antara Allah subhanahu wa ta’ala dengan orang yang beriman kepada-Nya dengan benar, yang mana Allah menyebutkan di dalam firman-Nya, “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; lalu mereka MEMBUNUH ATAU TERBUNUH. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (At-Taubah: 111)

Keimanan seorang muslim tidak akan sempurna sampai dia menepati persyaratan jual-beli ini. Dengan begitu, dia akan memperoleh surga yang dijanjikan oleh Allah kepada para hamba-Nya yang benar-benar beriman, dan itulah kemenangan yang besar.

Karena begitu agungnya derajat syuhada di antara orang-orang beriman, maka mereka begitu bersemangat untuk berkompetisi demi meraih derajat dan menggapai kedudukan tersebut. Jiwa mereka berlomba-lomba untuk mendatangi kematian, berebut ‘gelas’nya dan segera melesat ke medan perang setiap kali mendengar suara pertempuran demi mengejar kematian yang mereka persangkakan sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah Rabb Semesta Alam, tanpa mengabaikan bagian lain yang termasuk konsekuensi dari apa yang Allah minta dari mereka, yaitu dengan membunuh orang-orang musyrik dan memenggal batang leher mereka, sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah Rabb Semesta Alam.

Sebagai bentuk penegasan atas keutamaan pendekatan diri jenis ini adalah Allah menjadikan pembunuhan terhada orang-orang kafir dan penumpahan darah mereka sebagai penghapus dosa dan kemaksiatan. Bagi umat Islam yang melaksanakannya akan dijanjikan selamat dari neraka. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Selamanya, orang kafir tidak akan pernah berkumpul dengan orang yang membunuhnya di neraka.” (HR. Muslim)

Bahkan Allah menyiapkan ekstra keimanan bagi siapapun yang terus menambah dan memperbanyak aksi ini, sebagaimana Allah berfirman, “Dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.” (At-Taubah: 120)

Semua keutamaan itu Allah berikan kepada umat Islam meskipun sebenarnya Dialah yang telah membunuh mereka dengan qadha dan qadar-Nya, sebagaimana dijelaskan firman Allah subhanahu wa ta’ala: “Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah-lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (Al-Anfal: 17)

Jadi, Allah memberikan nikmat kepada orang yang dijadikan sebagai perantara oleh-Nya untuk membunuh orang-orang kafir melalui tangan-tangan mereka dari kalangan orang-orang beriman. Sesungguhnya beribadah dengan cara membunuh orang-orang musyrik dan mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan menumpahkan darah mereka, serta mencari penghapusan dosa dan kesalahan dengan proses itu adalah termasuk hal yang telah diperintahkan kepada para muwahid (orang bertauhid) sebelum kita. Allah telah menjadikannya sebagai syarat diterimanya taubat Bani Israil setelah mereka terjerumus ke dalam kesyirikan menyembah patung anak sapi, maka Allah memerintahkan orang-orang Islam di antara mereka untuk membunuh orang-orang murtad, sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala:
“Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), Maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; Maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Baqarah: 54)

Meskipun Allah subhanahu wa ta’ala telah mengambil perjanjian dari Bani Israil agar mereka tidak menumpahkan darah, tetapi karena begitu besarnya kejahatan syirik, Allah menjadikannya sebagai hukuman yang lebih berat dari pada pembunuhan dan penumpahan darah, yang mana telah dijadikan Allah sebagai balasan bagi orang-orang kafir di dunia, sebelum mereka menerima azab yang pedih di akhrat. Sebagaimana yang tertera di dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala:

DAN BUNUHLAH MEREKA DI MANA SAJA KAMU JUMPAI MEREKA,
DAN USIRLAH MEREKA DARI TEMPAT MEREKA TELAH MENGUSIR KAMU (MAKKAH);
DAN FITNAH ITU LEBIH BESAR BAHAYANYA DARI PEMBUNUHAN,
DAN JANGANLAH KAMU MEMERANGI MEREKA DI MASJIDIL HARAM, KECUALI JIKA MEREKA MEMERANGI KAMU DI TEMPAT ITU. JIKA MEREKA MEMERANGI KAMU (DI TEMPAT ITU), MAKA BUNUHLAH MEREKA. DEMIKANLAH BALASAN BAGI ORANG-ORANG KAFIR.”
(Al-Baqarah: 191)

Apabila seorang muwahid mengetahui bahwa Allah subhanahu wa ta’ala telah menjadikan balasan bagi orang-orang kafir di dunia dengan terbunuhnya mereka di tangan orang-orang beriman, niscaya dia akan paham bahwa dia berkewajiban untuk beribadah kepada Allah dengan cara membunuh mereka jika mampu, dengan alat apa pun yang memungkinkan, dan Allah tidak akan membebani suatu jiwa kecuali atas kesanggupannya. Dia tidak meremehkan pembunuhan orang musyrik harbi (wajib diperangi) di mana pun meskipun menurut mereka nilainya sangatlah kecil. Dia tetap berupaya untuk menarget para pemimpin kekafiran, terutama para thaghut beserta bala tentara dan ulama jahat mereka yang senantiasa berdebat membela mereka serta anak-cucu si Qarun yang terkait dengan mereka. Karena hal itu akan memecah konsentrasi mereka dan menumbangkan panji perang mereka.

Maka, hendaklah para pengikut millah Ibrahim ‘Alaihissalam bersemangat untuk membunuh orang-orang musyrik sebagaimana mereka bersemangat meraih kesyahidan di jalan Allah. Dan hendaklah orang yang berjibaku melawan musuh-musuh Allah berusaha untuk menimpakan pembunuhan mungkin di barisan orang-orang musyrik. Karena setiap nyawa yang dia lenyapkan akan menjadi amal shalih baginya, sekaligus menjadi penghapus dosa, realisasi keselamatan dari neraka, petaka dan azab bagi orang-orang musyrik, obat penawar untuk sakit hati orang-orang beriman, meredakan amarah hati mereka, dan dengannya Allah menerima taubat dari siapa pun yang Dia kehendaki di antara para hamba-Nya yang bertauhid. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Source: AL FATIHIN 04

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...