BERPERANGLAH DI JALAN ALLAH
yang Tidak Dibebankan
MELAINKAN DIRIMU
Di atas jalan jihad, syubhat semakin menguat, dan
halangan semakin merintang. Tidak ada yang teguh menghadapi ombak fitnah ini
kecuali orang yang diteguhkan Allah. Tidak ada yang selamat dari badai ujian
kecuali yang diselamatkan Allah. Seseorang menapaki jalan jihad selama
bertahun-tahun, dan dia menghadapi ujian tak ubahnya gunung. Setelah melalui
kokohnya kesabaran dan banyaknya keteguhan, tiba-tiba agamanya didera sehingga
dia pun murtad, maka dia tidak memperoleh apa pun dari jihadnya selain
kepayahan. Dia tidak memperoleh apa pun dari ujiannya kecuali keletihan. Maka
hilanglah semua pengorbanan diri yang dia curahkan selama bertahun-tahun dan
berbulan-bulan, “Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu
kami jadikan amal itu bagaikan debu yang berterbangan.” (Al-Furqan:
23)
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Dipaparkanlah
fitnah-fitnah kepada hati seperti tikar sehelai demi sehelai. Maka hati yang
menyerapnya, akan diberikanlah padanya titik hitam. Dan hati yang
mengingkarinya, akan diberikanlah padanya titik putih, sehingga terjadilah dua
macam hati: hati yang putih seperti batu keras halus lagi licin, maka fitnah
itu tak akan membahayakannya selama masih ada langit dan bumi. Dan hati yang
lain: hitam keruh bagaikan bejana yang tertelungkup, tidak mengenal yang makruf
dan tidak mengingkari yang mungkar kecuali apa yang diserap dari hawa nafsunya.”
(HR. Muslim)
Tatkala menjaga lebih baik dari mengobati, menolak
syubhat terhadap hati lebih bermanfaat, maka wajib bagi seorang mujahid
menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang mendatangkan maslahat dan keberuntungan
untuknya. Tak usah dia berteman kecuali dengan orang-orang bertakwa, tidak
bermajelis kecuali dengan orang-orang yang kuat keimananya. Dengan demikian
akan banyak mendatangkan manfaat, serta menjauhi segala kesyirikan dan makar
yang disiapkan setan untuknya.
Bagi seorang mujahid, apabila dia dijauhi orang-orang
di sekitarnya, maka hal itu takkan membuatnya rugi, karena Allah bersamanya.
jika dia ditelantarkan orang yang menjadi sandarannya, maka hal itu tidak
menjadikannya lemah, karena Allah adalah wali-Nya (penolong). Sungguh Allah adalah
Sang Penolong-Nya dan akan memenangkannya, serta membelanya selama dia beriman
kepada-Nya. Dialah yang akan menopangnya dengan balatentara-Nya, selama dia
menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Di sinilah tersimpan
rahasia kemenangan serta faktor determinan penaklukkan dan keberuntungan, yaitu
penyerahan diri secara absolut kepada Allah. Tidaklah suatu kaum tunduk kepada
Allah, melainkan mereka akan ditinggikan derajatnya. Dan tidaklah mereka
menjauhi kesenangan dunia, kecuali mereka akan bertambah dekat dengan-Nya, dan
tidaklah dia menambah kebencian kepada musuhnya, kecuali mereka akan bertambah
cinta kepada-Nya. “Wahai orang-orang yang beriman barangsiapa di antara
kalian murtad dari agama-Nya maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang mana
Allah mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya, mereka lemah-lembut kepada
orang beriman dan keras terhadap orang-orang kafir, mereka berjihad di jalan
Allah dan tidak takut celaan para pencela.” (Al-Maa`idah:
54)
Wahai engkau yang mengekang nafsumu demi jihad di
jalan Allah, wahai engkau yang menundukkan nikmat Allah untuk membela
agama-Nya, wahai engkau yang berkorban di atas jalan pengorbanan ini demi
mengharap surga Allah dan takut akan siksaan-Nya, melajulah di atas jalan ini
tanpa mempedulikan orang-orang yang berbalik mundur, pengabaian para pengabai,
dan gembosan para penggembos. Yakinilah bahwa Allah akan menolongmu. “Sesungguhnya
kami menolong rasul-rasul dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia
dan pada hari berdirinya saksi-saksi (kiamat),” (Ghafir:
51)
Entah
kemenangan yang dengannya Allah menggembirakan orang-orang beriman dan
melegakan dada orang-orang muwahid, atau surga abadi yang Allah siapkan untuk
orang-orang bertakwa. Melajulah di atas jalan jihad, sungguh kematian hanyalah
sekali saja, kemudian setelahnya adalah kemuliaan yang tak berujung, dan
kenikmatan yang tak terputus.
Source: AL FATIHIN 04
Tidak ada komentar:
Posting Komentar