7/10/2019

BERPERANGLAH DI JALAN ALLAH


BERPERANGLAH DI JALAN ALLAH
yang Tidak Dibebankan
MELAINKAN DIRIMU


Di atas jalan jihad, syubhat semakin menguat, dan halangan semakin merintang. Tidak ada yang teguh menghadapi ombak fitnah ini kecuali orang yang diteguhkan Allah. Tidak ada yang selamat dari badai ujian kecuali yang diselamatkan Allah. Seseorang menapaki jalan jihad selama bertahun-tahun, dan dia menghadapi ujian tak ubahnya gunung. Setelah melalui kokohnya kesabaran dan banyaknya keteguhan, tiba-tiba agamanya didera sehingga dia pun murtad, maka dia tidak memperoleh apa pun dari jihadnya selain kepayahan. Dia tidak memperoleh apa pun dari ujiannya kecuali keletihan. Maka hilanglah semua pengorbanan diri yang dia curahkan selama bertahun-tahun dan berbulan-bulan, Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu bagaikan debu yang berterbangan.” (Al-Furqan: 23)

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, Dipaparkanlah fitnah-fitnah kepada hati seperti tikar sehelai demi sehelai. Maka hati yang menyerapnya, akan diberikanlah padanya titik hitam. Dan hati yang mengingkarinya, akan diberikanlah padanya titik putih, sehingga terjadilah dua macam hati: hati yang putih seperti batu keras halus lagi licin, maka fitnah itu tak akan membahayakannya selama masih ada langit dan bumi. Dan hati yang lain: hitam keruh bagaikan bejana yang tertelungkup, tidak mengenal yang makruf dan tidak mengingkari yang mungkar kecuali apa yang diserap dari hawa nafsunya.” (HR. Muslim)

Tatkala menjaga lebih baik dari mengobati, menolak syubhat terhadap hati lebih bermanfaat, maka wajib bagi seorang mujahid menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang mendatangkan maslahat dan keberuntungan untuknya. Tak usah dia berteman kecuali dengan orang-orang bertakwa, tidak bermajelis kecuali dengan orang-orang yang kuat keimananya. Dengan demikian akan banyak mendatangkan manfaat, serta menjauhi segala kesyirikan dan makar yang disiapkan setan untuknya.

Bagi seorang mujahid, apabila dia dijauhi orang-orang di sekitarnya, maka hal itu takkan membuatnya rugi, karena Allah bersamanya. jika dia ditelantarkan orang yang menjadi sandarannya, maka hal itu tidak menjadikannya lemah, karena Allah adalah wali-Nya (penolong). Sungguh Allah adalah Sang Penolong-Nya dan akan memenangkannya, serta membelanya selama dia beriman kepada-Nya. Dialah yang akan menopangnya dengan balatentara-Nya, selama dia menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Di sinilah tersimpan rahasia kemenangan serta faktor determinan penaklukkan dan keberuntungan, yaitu penyerahan diri secara absolut kepada Allah. Tidaklah suatu kaum tunduk kepada Allah, melainkan mereka akan ditinggikan derajatnya. Dan tidaklah mereka menjauhi kesenangan dunia, kecuali mereka akan bertambah dekat dengan-Nya, dan tidaklah dia menambah kebencian kepada musuhnya, kecuali mereka akan bertambah cinta kepada-Nya. Wahai orang-orang yang beriman barangsiapa di antara kalian murtad dari agama-Nya maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang mana Allah mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya, mereka lemah-lembut kepada orang beriman dan keras terhadap orang-orang kafir, mereka berjihad di jalan Allah dan tidak takut celaan para pencela.” (Al-Maa`idah: 54)

Wahai engkau yang mengekang nafsumu demi jihad di jalan Allah, wahai engkau yang menundukkan nikmat Allah untuk membela agama-Nya, wahai engkau yang berkorban di atas jalan pengorbanan ini demi mengharap surga Allah dan takut akan siksaan-Nya, melajulah di atas jalan ini tanpa mempedulikan orang-orang yang berbalik mundur, pengabaian para pengabai, dan gembosan para penggembos. Yakinilah bahwa Allah akan menolongmu. Sesungguhnya kami menolong rasul-rasul dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (kiamat),” (Ghafir: 51)
Entah kemenangan yang dengannya Allah menggembirakan orang-orang beriman dan melegakan dada orang-orang muwahid, atau surga abadi yang Allah siapkan untuk orang-orang bertakwa. Melajulah di atas jalan jihad, sungguh kematian hanyalah sekali saja, kemudian setelahnya adalah kemuliaan yang tak berujung, dan kenikmatan yang tak terputus.

Source: AL FATIHIN 04


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...