Al-'Ankabut, ayat 10-11
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ فَإِذَا
أُوذِيَ فِي اللَّهِ جَعَلَ فِتْنَةَ النَّاسِ كَعَذَابِ اللَّهِ وَلَئِنْ جَاءَ
نَصْرٌ مِنْ رَبِّكَ لَيَقُولُنَّ إِنَّا كُنَّا مَعَكُمْ أَوَلَيْسَ اللَّهُ
بِأَعْلَمَ بِمَا فِي صُدُورِ الْعَالَمِينَ (10) وَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْمُنَافِقِينَ (11)
DAN DI
ANTARA MANUSIA ADA ORANG YANG BERKATA,
"KAMI BERIMAN
KEPADA ALLAH"
MAKA APABILA
IA DISAKITI (KARENA IA BERIMAN) KEPADA ALLAH,
IA MENGANGGAP FITNAH MANUSIA
ITU
SEBAGAI AZAB
ALLAH.
DAN SUNGGUH
JIKA DATANG PERTOLONGAN DARI TUHANMU,
MEREKA PASTI
AKAN BERKATA,
"SESUNGGUHNYA
KAMI ADALAH BESERTAMU.”
BUKANKAH
ALLAH LEBIH MENGETAHUI APA YANG ADA DALAM DADA SEMUA MANUSIA?
DAN
SESUNGGUHNYA ALLAH BENAR-BENAR MENGETAHUI
ORANG-ORANG
YANG BERIMAN;
DAN
SESUNGGUHNYA DIA MENGETAHUI
ORANG-ORANG
YANG MUNAFIK.
**************
Allah Swt. menceritakan tentang sifat-sifat kaum yang
mendustakan (Allah dan Rasul-Nya), yaitu mereka yang lisannya mengakui
beriman, padahal iman tidak berakar dalam dada mereka. Bahwa apabila cobaan
dan ujian di dunia menimpa mereka, maka mereka berkeyakinan bahwa hal tersebut
merupakan azab Allah kepada mereka, karenanya mereka murtad dari Islam.
Untuk itulah maka disebutkan oleh firman-Nya:
{وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ فَإِذَا أُوذِيَ
فِي اللَّهِ جَعَلَ فِتْنَةَ النَّاسِ كَعَذَابِ اللَّهِ}
Dan di antara manusia ada orang yang berkata, "Kami
beriman kepada Allah, " maka apabila ia disakiti (karena beriman) kepada
Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai azab Allah. (Al-'Ankabut: 10)
Ibnu Abbas mengatakan, yang dimaksud dengan fitnah manusia
ialah bila orang yang bersangkutan murtad dari agamanya karena disakiti sebab
keimanannya kepada Allah. Hal yang sama dikatakan oleh ulama Salaf lainnya.
Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain
melalui firman-Nya:
{وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَى حَرْفٍ فَإِنْ
أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ بِهِ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انْقَلَبَ عَلَى
وَجْهِهِ}
Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan
berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan
itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. (Al-Hajj: 11)
sampai dengan firman-Nya:
ذَلِكَ هُوَ الضَّلَالُ الْبَعِيدُ
Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. (Al-Hajj: 12)
Kemudian disebutkan oleh firman-Nya:
{وَلَئِنْ جَاءَ نَصْرٌ مِنْ رَبِّكَ لَيَقُولُنَّ إِنَّا كُنَّا
مَعَكُمْ}
Dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka
pasti akan berkata, "Sesungguhnya kami adalah besertamu.” (Al-'Ankabut: 10)
Yaitu jika datang pertolongan dalam waktu yang dekat dari
Tuhanmu dan kemenangan serta ganimah yang banyak, hai Muhammad, tentulah mereka
mengatakan kepadamu, "Sesungguhnya kami adalah besertamu," yakni
saudara-saudara seagamamu. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh
firman-Nya dalam ayat yang lain:
{الَّذِينَ يَتَرَبَّصُونَ بِكُمْ فَإِنْ كَانَ لَكُمْ فَتْحٌ مِنَ
اللَّهِ قَالُوا أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ وَإِنْ كَانَ لِلْكَافِرِينَ نَصِيبٌ
قَالُوا أَلَمْ نَسْتَحْوِذْ عَلَيْكُمْ وَنَمْنَعْكُمْ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ}
(yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang
akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi
bagimu kemenangan dari Allah, mereka berkata, "Bukankah kami (turut
berperang) beserta kamu?” Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan),
mereka berkata, "Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu
dari orang-orang mukmin. (An-Nisa:
141)
Maka
Allah menjawab mereka melalui firman-Nya:
{فَعَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِنْ
عِنْدِهِ فَيُصْبِحُوا عَلَى مَا أَسَرُّوا فِي أَنْفُسِهِمْ نَادِمِينَ}
Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu
keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa
yang mereka rahasiakan dalam diri mereka. (Al-Maidah: 52)
Allah
Swt. menceritakan perihal mereka melalui surat Al-'Ankabut ini, yaitu melalui
firman-Nya: Dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti
akan berkata, "Sesungguhnya kamu adalah besertamu.” (Al-'Ankabut: 10)
Adapun
firman Allah Swt.:
{أَوَلَيْسَ اللَّهُ بِأَعْلَمَ بِمَا فِي صُدُورِ الْعَالَمِينَ}
Bukankah
Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia. (Al-'Ankabut: 10)
Maksudnya, bukankah Allah mengetahui apa yang ada di dalam
hati mereka dan semua yang disembunyikan di dalam perasaan mereka, sekalipun
mereka menampakkan kepada kalian sikap setuju?
Firman Allah Swt.:
{وَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيَعْلَمَنَّ
الْمُنَافِقِينَ}
Dan sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang
yang beriman; dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang munafik. (Al-'Ankabut: 11)
Yakni sungguh Allah akan menguji manusia dengan suka dan
duka, kesengsaraan dan kebahagiaan agar dapat dibedakan siapa yang taat kepada
Allah dalam keadaan suka dan duka, dan siapa yang ketaatannya hanyalah
berdasarkan keuntungan yang diperolehnya. Hal yang sama dikatakan dalam ayat
lain melalui firman-Nya:
{وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ
وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ}
Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar
Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar
Kami menyatakan (baik buruknya) hal ikhwalmu. (Muhammad: 31)
Dan
Allah berfirman sesudah Perang Uhud yang mengandung cobaan dan ujian yang berat
bagi kaum muslim:
{مَا كَانَ اللَّهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى مَا أَنْتُمْ
عَلَيْهِ حَتَّى يَمِيزَ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ}
Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang
beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dan yang baik (mukmin). (Ali-Imran: 179), hingga akhir ayat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar