7/10/2019

JIHAD DENGAN DO’A


JIHAD DENGAN DO’A


Do’a adalah senjata tahan lama yang kuat lagi ampuh, dengannya musibah disingkapkan dan kehancuran ditahan, dengannya pula seorang mu’min menolak bala’ dan melawan makar para musuh, dengannya juga ditetapkan ni’mat dan dihilangkan dendam, dengannya terlepaslah kegelisahan dan lenyaplah kegundahan, dan do’a adalah ciri khusus tanda ‘ibadah. Bahkan, sungguh DO’A adalah IBADAH itu sendiri. Maka di dalam do’a tersebut terdapat kesempurnaan cinta dan kesempurnaan merendahkan diri pada Alloh yang Maha esa, Maha bijaksana, Maha adil. Di dalam do’a seorang hamba berbisik kepada Robb-nya, dia mengakui kelemahan dan kekurangannya sendiri. Do’a adalah penghibur bagi hati, obat bagi dada, salep bagi luka dan mempermudah segala urusan. Do’a adalah penjaga yang kuat dan benteng yang menahan, dan tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Alloh selain do’a, dan manusia yang paling lemah adalah yang paling lemah dari do’a.

Do’a adalah ibadah yang mudah, sangat mudah dilakukan pada waktu malam maupun siang, dapat dilaksanakan di darat maupun di laut, dan disyariatkan dalam keadaan menetap maupun dalam keadaan safar. Orang-orang yang ber-do’a lari menuju Dzat Yang Maha penyayang, Maha pengasih lagi Maha mengetahui, dan mereka bergantung kepada Robb mereka yaitu Yang Maha Penguasa dan Maha suci lagi Maha pemberi keselamatan. Maka engkau lihat mereka ketika ber-do’a, mereka menyandarkan diri di hadapan Dzat Yang paling mulia. Mereka memutuskan hubungan mereka dengan alam dan menghadap kepada Robb semesta alam, berlepas diri dari memelas kebutuhan pada manusia dan pemberian mereka, meikhlaskan diri kepada Robb mereka dalam permohonan mereka, dan sangat menginginkan karunia-Nya atas diri mereka …

Inilah dia do’a, betapa seorang muslim sangat membutuhkannya pada hari-hari ini, di mana setiap umat kuffar dengan agama-agama dan sekte-sekte mereka mengeroyok jama’atul muslimin! Maka hendaknya seorang mujahid di jalan Alloh mengetahui urgensi senjata ini, sangat memperhatikannya, wajib menekuninya dan meninggalkan keterikatan kepada selain Alloh Yang Maha mendengar lagi Maha Mengabulkan. Demikian juga setiap muslim dan muslimah harus bersekutu di dalam memerangi musuh Alloh dengan menggunakan senjata yang Robbani yang efektif ini. Besabda Rosululloh shollaAllohu ‘alayhi wa sallam,

جَاهَدُوا الْمُشْرِكِينَ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ

(Perangilah orang orang musyrik dengan sungguh-sungguh menggunakan harta-harta kalian dan diri kalian dan lisan-lisan kalian.) [hadits shohih riwayat Abu Dawud dan an-Nasai]

Dan tidaklah jihad dengan lisan itu sekedar terbatas kepada pengobaran semangat untuk jihad, memuji mujahidin, mencela orang-orang yang duduk dari medan jihad dan menghina orang-orang kafir, akan tetapi, sesungguhnya bagian dari jihad menggunakan lisan yang paling mulia adalah do’a. Dikarenakan seorang muslim melantunkan do’a untuk kekalahan orang-orang musyrik dan melantunkan do’a kemenangan bagi ummat islam.

Dapat ditegaskan bahwa jihad dengan do’a adalah jenis jihad bagi yang belum dimudahkan oleh Alloh untuk melakukan peperangan di-jalan-Nya karena salah satu dari ‘udzur-‘udzur syar’iy seperti wanita, orang sakit, orang tua dan yang terhalang, maka mereka itu wajib untuk melantunkan do’a untuk para petempur di jalan Alloh. Karena ketika Alloh memberikan udzur bagi mereka dari berperang, Dia mensyaratkan agar udzur mereka diterima dengan berlaku setia pada Alloh dan rosul-Nya, di antaranya adalah dengan do’a untuk wali-wali Alloh, para pengikut rosul-Nya. Alloh ta’ala berfirman :

لَّيۡسَ عَلَى ٱلضُّعَفَآءِ وَلَا عَلَى ٱلۡمَرۡضَىٰ وَلَا عَلَى ٱلَّذِينَ لَا يَجِدُونَ مَا يُنفِقُونَ حَرَجٌ إِذَا نَصَحُواْ لِلَّهِ وَرَسُولِهِۦۚ مَا عَلَى ٱلۡمُحۡسِنِينَ مِن سَبِيلٖۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ

“Tidak ada dosa )karena tidak berperang( bagi orang lemah, orang sakit dan oang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka infaq-kan, apabila mereka berlaku setia kepada Alloh dan Rosul-Nya. Tidak ada alasan apapun untuk menyalahkan orang yang berbuat baik, Dan Alloh maha pengampun lagi Maha penyayang.” [At-Tawbah: 91].
                                                      
Bahkan sesungguhnya do’a dari para orang-orang lemah tersebut merupakan salah satu sebab terbesar dari pertolongan atas umat islam dan kehancuran orang-orang kafir. Sebagaimana sabda shollaAllohu ‘alayhi wa sallam :

هَلْ تُنْصَرُونَ وَتُرِزَقُونَ إِلَّا بِضُعَفَائِكُمْ

(Bukankah kalian ditolong dan diberi rizqi kecuali karena orang-orang lemah kalian) [diriwayatkan oleh al-Bukhoriy].

Dan pada riwayat an-Nasai:

إِنَّمَا يَنْصُرُ اللهُ

(Sungguh Alloh hanya menolong umat ini dikarenakan orang lemahnya, yaitu karena do’a mereka, sholat mereka dan ikhlash mereka).

Dan berkata ibnu hajar al-’Asqolaniy: berkata as-Suhayliy: “jihad terkadang menggunakan senjata dan terkadang menggunakan do’a.” [Fathul Bari]. Dan hal ini termasuk perkara yang jelas lagi tetap, Namun pada hari ini ada sebagian orang yang terguncang lagi terpukul, yaitu orang-orang yang menyerah pada berhala teknologi militer dan tunduk di hadapan kemenangan kampanye salibis atas daulah islamiyyah. Mereka telah meninggalkan do’a, seakan-akan mereka tidak mendapatkan manfaat dari do’a tersebut. Wal ‘iyadu billah! Dan itu adalah jalan yang salah di antara sebagian manusia, sesungguhnya hal tersebut hanya dikarenakan kebodohannya terhadap senjata ini, Sesungguhnya kalau saja mereka mengetahui pentingnya do’a, kehebatan efeknya, cara dan adabnya, serta mendengar bagaimana Alloh mengabulkan do’a hamba-Nya, mereka tidak akan meninggalnya dan bergantung pada selainnya.

Dan wajib bagi hamba untuk mengetahui bahwa pada do’a terdapat beberapa buah dan banyak fadhilah yang tidak layak untuk dibatasi, diantaranya :

1 . Sesungguhnya do’a adalah pelaksanaan bagi perintah Alloh ‘azza wa jalla, Alloh berfirman:

وَٱدۡعُوهُ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَۚ كَمَا بَدَأَكُمۡ تَعُودُونَ

[dan ber-do’a-lah kalian padaNya dengan mengikhlaskan diin hanya padaNya.) [al-A’rof:29].

وَٱدۡعُوهُ خَوۡفٗا وَطَمَعًاۚ إِنَّ رَحۡمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ مِّنَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ

(dan ber-do’a-lah kalian padanya dengan rasa takut dan penuh harap.) [Al-A’rof: 56].

ٱدۡعُواْ رَبَّكُمۡ تَضَرُّعٗا وَخُفۡيَةًۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُعۡتَدِينَ

(Ber-do’a-lah kalian kepada Robb kalian dengan rendah diri dan rasa takut.) [Al-A’rof: 55].

2 . Dan sesungguhnya didalamnya terdapat kesempurnaan tawakkal dan kerendahan dan ketawadhu’an bagi Alloh ta’ala. Allah berfirman

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِي سَيَدۡخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

(Dan telah berkata Robb kalian, “ber-do’a-lah kalian kepadaKu niscaya Aku kabulkan bagi kalian, sesungguhnya orang-orang yang menyobongkan diri dari berdo’a kepadaKu mereka akan masuk kedalam neraka dalam keadaan hina.”) [Ghafir: 60].

3 . Dan diantaranya pula: do’a adalah sebab tertolaknya bala’ (baca : hal buruk) sebelum turun terhadap hamba, sebagaimana sabda shollaAllohu ‘alayhi wa sallam :

وَلَا يُرَدُّ الْقَدْرَ إِلَّا الدَّعَاءُ

(dan tidaklah ada yang dapat menolak qodar (taqdir) kecuali do’a.) [Hadits hasan riwayat ibnu majah dan ibnu hibban dan ibnu hakim].

[ BARANGSIAPA YANG DIUDZUR OLEH ALLOH DARI JIHAD, MAKA TIDAK ADA UDZUR BAGINYA UNTUK MENINGGALKAN DO’A BAGI PARA MUJAHIDIN AGAR MEREKA TEGUH DAN MENDAPAT KEMENANGAN ]

4 . Dan selain itu do’a dapat mengangkat bala’ setelah ditimpakannya terhadap hamba, sabda shollaAllohu ‘alayhi wa sallam :

لَا يُعْنِي حَذَرٌ مِنْ قَدْرٍ, وَالدَّعَاءُ يُنْفَعُ مَمَّا نَزَلَ, وَمَمَّا لَمْ يَنْزِلُ, وَإِنَّ الْبَلَاءَ لَيَنْزِلُ فَيَتَلَقَّاهُ الدَّعَاءُ فيَعْتَلِجَانُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

( tidak akan bermanfaat kehati-hatian untuk menghindari takdir, dan do’a bermanfaat terhadap apa yang sudah diturunkan dan apa-apa yang belum turun, dan sesungguhnya bala’ benar-benar akan turun dan kemudian bertemu dengan do’a, lalu keduanya saling berbenturan hingga hari qiyamat.) [hadis hasan riwayat al-Hakim].

5 . Dan diantaranya pula, sesungguhnya do’a tersebut sebab tercapainya hal yang diminta dari do’a itu sendiri, Rosululloh shollaAllohu ‘alayhi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ مَسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيْهَا إِثْمٌ, وَلَا قَطِيعَةٌ رَحِيمٍ, إِلَّا أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَأثٍ: إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ, وَإِمَّأ أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ الْآخِرَةِ, وَإِمَّأ أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مَتْلِهَا

(Tidaklah seorang muslim melantunkan satu do’a yang didalamnya tidak terdapat dosa atau pemutus kekerabatan, kecuali Alloh akan memberikan padanya salah satu dari yang tiga : bisa jadi Alloh mempercepat baginya do’anya, bisa jadi Alloh akan mengakhirkannya di akhirat, dan bisa jadi juga Alloh akan menjauhkannya dari hal buruk yang semisalnya.) [hadits shohih riwayat Ahmad dan al-Hakim], beginilah do’a, sunggu ia memiliki urgensi yang agung!

Dan bisa jadi dari pentingnya buah do’a adalah dia termasuk sebab keteguhan dan pertolongan dan kemenangan atas musuh, dan hal tersebut sudah termaktub dalam al-Qur-an dan sunnah yang mutawatir dari sejarah Nabi shollaAllohu ‘alayhi wa sallam, dan sejarah para shohabat rodhiyaAllohu ‘anhum dan dari tapak tilas para generasi as-salafush sholih rohimahumulloh, maka dalam kisah peperangan Tholut dan tentaranya yang mu’min dengan Jalut dan tentaranya yang kafir, apa yang dilakukan orang-orang mu’min pada saat itu dan apa pula akibatnya? Alloh berfirman :

وَلَمَّا بَرَزُواْ لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِۦ قَالُواْ رَبَّنَآ أَفۡرِغۡ عَلَيۡنَا صَبۡرٗا وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ

(dan ketika mereka sudah bertemu dengan Jalut dan tentara-Nya, mereka berkata (berdo’a), “wahai Robb kami, limpahkanlah pada kami kesabaran, teguhkanlah kaki kami dan tolonglah kami dalam menghadapi kaum kafir.) [al-Baqoroh: 250].

Do’a yang dilantunkan para muwahhidun sebelum dan ketika melakukan bentrokan dengan orang-orang musyrik. Maka Alloh pun mengabulkan bagi mereka dengan seketika, Alloh berfirman,
فَهَزَمُوهُم بِإِذۡنِ ٱللَّهِ

(maka mereka mengalakan orang-orang kafir dengan izin Alloh.) [al-Baqoroh:251].

Dan dalam peperangan badar kubra, Rosululloh shollaAllohu ‘alayhi wa sallam berdiri pada malam badar, belaiu sholat dan memperbanyak do’a dalam sujudnya dan beliau meminta pertolongan kepada Alloh [ al Bidayah wa An Nihayah]. Dan ketika tiba hari badar Rosululloh shollaAllohu ‘alayhi wa sallam memperhatikan para sahabatnya dan jumlah mereka tiga ratus lebih sedikit, dan beliau memperhatikan orang-orang musyrik yang mana jumlah mereka lebih dari seribu, kemudian beliau menghadap kiblat dan berkata,

أللهُمَّ أَنْزِلِي مَا وَعَدْتَنِي, اللهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِي, أللهمَّ إِنْ تُهْلِكْ هِذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ لَا تُعْبَدُ فِي الْأَرْضِ

(Ya Alloh, penuhilah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku, Ya Alloh datangkanlah apa yang engkau janjikan kepadaku, Ya Alloh seandainya engkau hancurkan kelompok kecil dari Ahlul Islam ini, tidak ada yang beribadah kepadamu lagi dibumi ini.) [Riwayat Muslim].

Adapun keadaan para shohabat dalam perang badar, maka Alloh telah benar-benar mensifati mereka dengan sifat mereka selalu berharap pertolongan pada Alloh dan ber-do’a kepada-Nya. Dia berfirman,
إِذۡ تَسۡتَغِيثُونَ رَبَّكُمۡ فَٱسۡتَجَابَ لَكُمۡ

(ingatlah ketika kalian memohon pertolongan kepada Robb kalian maka Dia mengabulkan hal tersebut bagi kalian.) [Al Anfal: 9].

Dan setelah do’a dari Nabi shollaAllohu ‘alayhi wa sallam dan para shohabat rodhiyaAllohu ‘anhum maka apakah hasilnya? Alloh memberikan bantuan rombongan seribu malaikat, Dia menurunkan ketenangan atas mereka, meneguhakan kaki mereka, meliputi mereka dengan ketenteraman berupa rasa kantuk, Dia turunkan bagi mereka air bersih dari lngit yang dengannya Dia mensucikan mereka, menjauhkan gangguan syetan dari mereka, Dia ikat hati mereka dan Dia melemparkan rasa takut kedalam hati orang-orang musyrik, maka mereka pun mengalahkan orang-orang musyrik itu dengan izin Alloh.

[ DAN TERMASUK DARI SUNNAH ADALAH SEYOGYANYA SEORANG MUJAHID BER-DO’A BAGI DIRINYA DAN BAGI SAUDARANYA SEIMAN, SEBELUM PERANG, KETIKA BERPERANG DAN SETELAH PEPERANGAN USAI ]

Dan juga dalam pertempuran Ahzab (perang Khondaq), ketika orang-orang musyrik mengepung madinah dengan pengepungan yang sangat dahsyat, dan muslimin semakin merasakan lapar, haus dan takut, sementara mereka didatangi oleh musuh mereka dari atas dan bawah mereka sehingga seakan-akan hati mereka naik hingga kerongkongan, Nabi shollaAllohu ‘alayhi wa sallam pun memohon kepada Robbnya dan merintih dengan do’a, dan salah satu do’a yang beliau (sholawatulloh wa salamuhu ‘alayh) lantunkan ketika berada pada tepi parit, beliu berkata,

اللهُمَّ لَوْلَا أَنْتَ مَاهْتَدَيْنَا نَحْنُ, وَلَا تَصَدَّقْنَا وَلَا صَلَّينَا, فَأَنْزَلْنَ سَكِينَةً عَلَينَا, إِنَّ الْأَعْدَاءُ قَدْ بَغَوا عَلَينَا, إِذَا أَرَادُوا فِتْنَةً أَبَيْنَا أَبَيْنَا

(Ya Alloh, seandainya bukan karena Engkau, tidaklah kami ini mendapat hidayah, tidaklah kami ini shodaqoh dan tidaklah kami ini sholat, maka turunlah ketenangan pada kami, dan teguhlah kaki kami ketika kami bertemu musuh, sesungguhnya para musuh telah berkhianat atas kami, jika mereka menginginkan fitnah maka akan kami abaikan.) [diriwayatkan oleh al-Bukhoriy].

Dan do’a beliau ketika terkepung,

اللهُمَّ مُنْزَلَ الْكَتَابِ, وَمُجْرِيَ السَّحَابِ, وَهَازِمَ الْأَحْزَابِ, اهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ

(Ya Alloh Yang telah menurunkan kitab, Yang menjalankan awan dan Yang menghancurkan golongan kafir, hancurkalah mereka dan tolonglah kami atas mereka.) [ diriwayatkan oleh al-Bukhoriy dan Muslim].

Adapun para muslimin, mereka telah bertanya pada Nabi shollaAllohu ‘alayhi wa sallam, dengan apa mereka berdo’a kepada Robb mereka, maka dari Abi Sa’id al-Khudri rodhiyaAllohu ‘anhu, dia berkata : ( kami berkata pada hari khandaq : wahai Rosululloh, adakah sesuatu yang dapat kami katakan( baca : berdo’a)?, maka sungguh hati telah mencapai kerongkongan, beliau bersabda : ( Ya ada,

اللهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِنَا, وَآمِنْ رَوعَاتِنَا

“Ya Alloh tutuplah aurat kami, dan gantilah rasa takut kami dengan rasa aman.”) [diriwayatkan oleh Ahmad].

Maka apakah yang tercapai setelah dipanjatkannya do’a yang berkah ini!? Bertiup angin topan pada malam yang gelap, pos-pos kaum musyrikin terbalik dan kemah-kemah mereka tercabut dari tempatnya, penerangan mereka padam dan jalan-jalan mereka terhambat, maka tidak ada jalan bagi mereka kecuali mereka harus mundur, maka terhadap hal tersebut Alloh berfirman,

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ جَآءَتۡكُمۡ جُنُودٞ فَأَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِمۡ رِيحٗا وَجُنُودٗا لَّمۡ تَرَوۡهَاۚ وَكَانَ ٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرًا

(Wahai orang-orang yang beriman ingatlah kalian atas ni’mat Alloh atas kalian ketika telah datang kepada kalian bala tentara, maka Aku kirimkan atas mereka angin dan tentara yang tidak bisa kalian lihat, dan Alloh maha melihat apa yang kalian lakukan.) [al-Ahzab: 9]

Maka kepada para muslimin yang lemah di setiap tempat, wajib atas kalian untuk do’a, wajib atas kalian untuk do’a, wajib atas kalian untuk do’a, Lantunkan do’a kalian semua kepada Alloh dalam keadaan yaqin dikabulkan, niscaya Alloh peenuhi janji-Nya, dan Dia akan menghancurkan golongan kafir sendirian, dengan daya dan kekuatan-Nya, pasti dan bukan setengah yaqin!

Ditarjamah dari Surat Kabar Pekanan “an-Naba” edisi 42
Edisi tarjamah ini Diterbitkan oleh -[ Penyebar Berita ]-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...