JIHAD DENGAN DO’A
Do’a adalah senjata tahan lama
yang kuat lagi ampuh, dengannya musibah disingkapkan dan kehancuran ditahan,
dengannya pula seorang mu’min menolak bala’ dan melawan makar para musuh,
dengannya juga ditetapkan ni’mat dan dihilangkan dendam, dengannya terlepaslah
kegelisahan dan lenyaplah kegundahan, dan do’a adalah ciri khusus tanda
‘ibadah. Bahkan, sungguh DO’A adalah IBADAH itu sendiri. Maka di dalam do’a tersebut terdapat kesempurnaan
cinta dan kesempurnaan merendahkan diri pada Alloh yang Maha esa, Maha bijaksana,
Maha adil. Di dalam do’a seorang hamba berbisik kepada Robb-nya, dia mengakui
kelemahan dan kekurangannya sendiri. Do’a adalah penghibur bagi hati, obat bagi
dada, salep bagi luka dan mempermudah segala urusan. Do’a adalah penjaga yang
kuat dan benteng yang menahan, dan tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi
Alloh selain do’a, dan manusia yang paling lemah adalah yang paling lemah dari do’a.
Do’a adalah ibadah yang mudah, sangat mudah
dilakukan pada waktu malam maupun siang, dapat dilaksanakan di darat maupun di
laut, dan disyariatkan dalam keadaan menetap maupun dalam keadaan safar.
Orang-orang yang ber-do’a lari menuju Dzat Yang Maha penyayang, Maha pengasih
lagi Maha mengetahui, dan mereka bergantung kepada Robb mereka yaitu Yang Maha
Penguasa dan Maha suci lagi Maha pemberi keselamatan. Maka engkau lihat mereka
ketika ber-do’a, mereka menyandarkan diri di hadapan Dzat Yang paling mulia.
Mereka memutuskan hubungan mereka dengan alam dan menghadap kepada Robb semesta
alam, berlepas diri dari memelas kebutuhan pada manusia dan pemberian mereka,
meikhlaskan diri kepada Robb mereka dalam permohonan mereka, dan sangat
menginginkan karunia-Nya atas diri mereka …
Inilah dia do’a, betapa seorang muslim sangat
membutuhkannya pada hari-hari ini, di mana setiap umat kuffar dengan
agama-agama dan sekte-sekte mereka mengeroyok jama’atul muslimin! Maka
hendaknya seorang mujahid di jalan Alloh mengetahui urgensi senjata ini, sangat
memperhatikannya, wajib menekuninya dan meninggalkan keterikatan kepada selain
Alloh Yang Maha mendengar lagi Maha Mengabulkan. Demikian juga setiap muslim
dan muslimah harus bersekutu di dalam memerangi musuh Alloh dengan menggunakan
senjata yang Robbani yang efektif ini. Besabda Rosululloh shollaAllohu ‘alayhi
wa sallam,
جَاهَدُوا الْمُشْرِكِينَ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ
(Perangilah orang orang musyrik dengan
sungguh-sungguh menggunakan harta-harta kalian dan diri kalian dan lisan-lisan
kalian.) [hadits shohih riwayat Abu Dawud dan an-Nasai]
Dan tidaklah jihad dengan lisan itu sekedar
terbatas kepada pengobaran semangat untuk jihad, memuji mujahidin, mencela
orang-orang yang duduk dari medan jihad dan menghina orang-orang kafir, akan
tetapi, sesungguhnya bagian dari jihad menggunakan lisan yang paling mulia
adalah do’a. Dikarenakan seorang muslim melantunkan do’a untuk kekalahan
orang-orang musyrik dan melantunkan do’a kemenangan bagi ummat islam.
Dapat ditegaskan bahwa jihad dengan do’a
adalah jenis jihad bagi yang belum dimudahkan oleh Alloh untuk melakukan
peperangan di-jalan-Nya karena salah satu dari ‘udzur-‘udzur syar’iy seperti
wanita, orang sakit, orang tua dan yang terhalang, maka mereka itu wajib untuk
melantunkan do’a untuk para petempur di jalan Alloh. Karena ketika Alloh
memberikan udzur bagi mereka dari berperang, Dia mensyaratkan agar udzur mereka
diterima dengan berlaku setia pada Alloh dan rosul-Nya, di antaranya adalah
dengan do’a untuk wali-wali Alloh, para pengikut rosul-Nya. Alloh ta’ala
berfirman :
لَّيۡسَ عَلَى ٱلضُّعَفَآءِ
وَلَا عَلَى ٱلۡمَرۡضَىٰ وَلَا عَلَى ٱلَّذِينَ لَا يَجِدُونَ مَا يُنفِقُونَ
حَرَجٌ إِذَا نَصَحُواْ لِلَّهِ وَرَسُولِهِۦۚ مَا عَلَى ٱلۡمُحۡسِنِينَ مِن
سَبِيلٖۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ
“Tidak ada dosa )karena tidak berperang( bagi orang lemah, orang sakit dan oang yang tidak
memperoleh apa yang akan mereka infaq-kan, apabila mereka berlaku setia kepada
Alloh dan Rosul-Nya. Tidak ada alasan apapun untuk menyalahkan orang yang
berbuat baik, Dan Alloh maha pengampun lagi Maha penyayang.” [At-Tawbah: 91].
Bahkan sesungguhnya do’a dari para orang-orang
lemah tersebut merupakan salah satu sebab terbesar dari pertolongan atas umat
islam dan kehancuran orang-orang kafir. Sebagaimana sabda shollaAllohu ‘alayhi
wa sallam :
هَلْ
تُنْصَرُونَ وَتُرِزَقُونَ إِلَّا بِضُعَفَائِكُمْ
(Bukankah kalian ditolong dan diberi rizqi kecuali
karena orang-orang lemah kalian) [diriwayatkan oleh al-Bukhoriy].
Dan pada riwayat an-Nasai:
إِنَّمَا
يَنْصُرُ اللهُ
(Sungguh Alloh hanya menolong umat ini dikarenakan
orang lemahnya, yaitu karena do’a mereka, sholat mereka dan ikhlash mereka).
Dan berkata ibnu hajar al-’Asqolaniy: berkata
as-Suhayliy: “jihad terkadang menggunakan senjata dan terkadang menggunakan do’a.”
[Fathul Bari]. Dan hal ini termasuk perkara yang jelas lagi tetap, Namun pada
hari ini ada sebagian orang yang terguncang lagi terpukul, yaitu orang-orang
yang menyerah pada berhala teknologi militer dan tunduk di hadapan kemenangan
kampanye salibis atas daulah islamiyyah. Mereka telah meninggalkan do’a,
seakan-akan mereka tidak mendapatkan manfaat dari do’a tersebut. Wal ‘iyadu
billah! Dan itu adalah jalan yang salah di antara sebagian manusia,
sesungguhnya hal tersebut hanya dikarenakan kebodohannya terhadap senjata ini,
Sesungguhnya kalau saja mereka mengetahui pentingnya do’a, kehebatan efeknya,
cara dan adabnya, serta mendengar bagaimana Alloh mengabulkan do’a hamba-Nya,
mereka tidak akan meninggalnya dan bergantung pada selainnya.
Dan wajib bagi hamba untuk mengetahui bahwa pada do’a
terdapat beberapa buah dan banyak fadhilah yang tidak layak untuk dibatasi,
diantaranya :
1 . Sesungguhnya do’a adalah pelaksanaan bagi
perintah Alloh ‘azza wa jalla, Alloh berfirman:
وَٱدۡعُوهُ مُخۡلِصِينَ
لَهُ ٱلدِّينَۚ كَمَا بَدَأَكُمۡ تَعُودُونَ
[dan ber-do’a-lah kalian padaNya dengan
mengikhlaskan diin hanya padaNya.) [al-A’rof:29].
وَٱدۡعُوهُ خَوۡفٗا
وَطَمَعًاۚ إِنَّ رَحۡمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ مِّنَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
(dan ber-do’a-lah kalian padanya dengan rasa takut
dan penuh harap.) [Al-A’rof: 56].
ٱدۡعُواْ رَبَّكُمۡ
تَضَرُّعٗا وَخُفۡيَةًۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُعۡتَدِينَ
(Ber-do’a-lah kalian kepada Robb kalian dengan
rendah diri dan rasa takut.) [Al-A’rof: 55].
2 . Dan sesungguhnya didalamnya terdapat
kesempurnaan tawakkal dan kerendahan dan ketawadhu’an bagi Alloh ta’ala. Allah
berfirman
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِيٓ
أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِي
سَيَدۡخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
(Dan telah berkata Robb kalian, “ber-do’a-lah
kalian kepadaKu niscaya Aku kabulkan bagi kalian, sesungguhnya orang-orang yang
menyobongkan diri dari berdo’a kepadaKu mereka akan masuk kedalam neraka dalam
keadaan hina.”) [Ghafir: 60].
3 . Dan diantaranya pula: do’a adalah sebab
tertolaknya bala’ (baca : hal buruk) sebelum turun terhadap hamba, sebagaimana
sabda shollaAllohu ‘alayhi wa sallam :
وَلَا يُرَدُّ
الْقَدْرَ إِلَّا الدَّعَاءُ
(dan tidaklah ada yang dapat menolak qodar (taqdir)
kecuali do’a.) [Hadits hasan riwayat ibnu majah dan ibnu hibban dan ibnu
hakim].
[ BARANGSIAPA YANG DIUDZUR
OLEH ALLOH DARI JIHAD, MAKA TIDAK ADA UDZUR BAGINYA UNTUK MENINGGALKAN DO’A
BAGI PARA MUJAHIDIN AGAR MEREKA TEGUH DAN MENDAPAT KEMENANGAN ]
4 . Dan selain itu do’a dapat mengangkat bala’
setelah ditimpakannya terhadap hamba, sabda shollaAllohu ‘alayhi wa sallam :
لَا يُعْنِي حَذَرٌ مِنْ
قَدْرٍ, وَالدَّعَاءُ يُنْفَعُ مَمَّا نَزَلَ, وَمَمَّا لَمْ يَنْزِلُ, وَإِنَّ
الْبَلَاءَ لَيَنْزِلُ فَيَتَلَقَّاهُ الدَّعَاءُ فيَعْتَلِجَانُ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ
( tidak akan bermanfaat kehati-hatian untuk
menghindari takdir, dan do’a bermanfaat terhadap apa yang sudah diturunkan dan
apa-apa yang belum turun, dan sesungguhnya bala’ benar-benar akan turun dan
kemudian bertemu dengan do’a, lalu keduanya saling berbenturan hingga hari
qiyamat.) [hadis hasan riwayat al-Hakim].
5 . Dan diantaranya pula, sesungguhnya do’a
tersebut sebab tercapainya hal yang diminta dari do’a itu sendiri, Rosululloh
shollaAllohu ‘alayhi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ مَسْلِمٍ
يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيْهَا إِثْمٌ, وَلَا قَطِيعَةٌ رَحِيمٍ, إِلَّا
أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَأثٍ: إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ,
وَإِمَّأ أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ الْآخِرَةِ, وَإِمَّأ أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ
السُّوءِ مَتْلِهَا
(Tidaklah seorang muslim melantunkan satu do’a yang
didalamnya tidak terdapat dosa atau pemutus kekerabatan, kecuali Alloh akan
memberikan padanya salah satu dari yang tiga : bisa jadi Alloh mempercepat
baginya do’anya, bisa jadi Alloh akan mengakhirkannya di akhirat, dan bisa jadi
juga Alloh akan menjauhkannya dari hal buruk yang semisalnya.) [hadits shohih
riwayat Ahmad dan al-Hakim], beginilah do’a, sunggu ia memiliki urgensi yang
agung!
Dan bisa jadi dari pentingnya buah do’a adalah dia
termasuk sebab keteguhan dan pertolongan dan kemenangan atas musuh, dan hal
tersebut sudah termaktub dalam al-Qur-an dan sunnah yang mutawatir dari sejarah
Nabi shollaAllohu ‘alayhi wa sallam, dan sejarah para shohabat rodhiyaAllohu
‘anhum dan dari tapak tilas para generasi as-salafush sholih rohimahumulloh,
maka dalam kisah peperangan Tholut dan tentaranya yang mu’min dengan Jalut dan
tentaranya yang kafir, apa yang dilakukan orang-orang mu’min pada saat itu dan
apa pula akibatnya? Alloh berfirman :
وَلَمَّا بَرَزُواْ
لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِۦ قَالُواْ رَبَّنَآ أَفۡرِغۡ عَلَيۡنَا صَبۡرٗا وَثَبِّتۡ
أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ
(dan ketika mereka sudah bertemu dengan Jalut dan
tentara-Nya, mereka berkata (berdo’a), “wahai Robb kami, limpahkanlah pada kami
kesabaran, teguhkanlah kaki kami dan tolonglah kami dalam menghadapi kaum
kafir.) [al-Baqoroh: 250].
Do’a yang dilantunkan para muwahhidun sebelum dan
ketika melakukan bentrokan dengan orang-orang musyrik. Maka Alloh pun
mengabulkan bagi mereka dengan seketika, Alloh berfirman,
فَهَزَمُوهُم
بِإِذۡنِ ٱللَّهِ
(maka mereka mengalakan orang-orang kafir dengan
izin Alloh.) [al-Baqoroh:251].
Dan dalam peperangan badar kubra, Rosululloh
shollaAllohu ‘alayhi wa sallam berdiri pada malam badar, belaiu sholat dan
memperbanyak do’a dalam sujudnya dan beliau meminta pertolongan kepada Alloh [
al Bidayah wa An Nihayah]. Dan ketika tiba hari badar Rosululloh shollaAllohu
‘alayhi wa sallam memperhatikan para sahabatnya dan jumlah mereka tiga ratus
lebih sedikit, dan beliau memperhatikan orang-orang musyrik yang mana jumlah
mereka lebih dari seribu, kemudian beliau menghadap kiblat dan berkata,
أللهُمَّ أَنْزِلِي مَا
وَعَدْتَنِي, اللهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِي, أللهمَّ إِنْ تُهْلِكْ هِذِهِ
الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ لَا تُعْبَدُ فِي الْأَرْضِ
(Ya Alloh, penuhilah apa yang telah Engkau janjikan
kepadaku, Ya Alloh datangkanlah apa yang engkau janjikan kepadaku, Ya Alloh
seandainya engkau hancurkan kelompok kecil dari Ahlul Islam ini, tidak ada yang
beribadah kepadamu lagi dibumi ini.) [Riwayat Muslim].
Adapun keadaan para shohabat dalam perang badar,
maka Alloh telah benar-benar mensifati mereka dengan sifat mereka selalu
berharap pertolongan pada Alloh dan ber-do’a kepada-Nya. Dia berfirman,
إِذۡ تَسۡتَغِيثُونَ
رَبَّكُمۡ فَٱسۡتَجَابَ لَكُمۡ
(ingatlah ketika kalian memohon pertolongan kepada
Robb kalian maka Dia mengabulkan hal tersebut bagi kalian.) [Al Anfal: 9].
Dan setelah do’a dari Nabi shollaAllohu ‘alayhi wa
sallam dan para shohabat rodhiyaAllohu ‘anhum maka apakah hasilnya? Alloh
memberikan bantuan rombongan seribu malaikat, Dia menurunkan ketenangan atas
mereka, meneguhakan kaki mereka, meliputi mereka dengan ketenteraman berupa
rasa kantuk, Dia turunkan bagi mereka air bersih dari lngit yang dengannya Dia
mensucikan mereka, menjauhkan gangguan syetan dari mereka, Dia ikat hati mereka
dan Dia melemparkan rasa takut kedalam hati orang-orang musyrik, maka mereka
pun mengalahkan orang-orang musyrik itu dengan izin Alloh.
[ DAN TERMASUK DARI SUNNAH ADALAH SEYOGYANYA
SEORANG MUJAHID BER-DO’A BAGI DIRINYA DAN BAGI SAUDARANYA SEIMAN, SEBELUM
PERANG, KETIKA BERPERANG DAN SETELAH PEPERANGAN USAI ]
Dan juga dalam pertempuran Ahzab (perang Khondaq),
ketika orang-orang musyrik mengepung madinah dengan pengepungan yang sangat
dahsyat, dan muslimin semakin merasakan lapar, haus dan takut, sementara mereka
didatangi oleh musuh mereka dari atas dan bawah mereka sehingga seakan-akan
hati mereka naik hingga kerongkongan, Nabi shollaAllohu ‘alayhi wa sallam pun
memohon kepada Robbnya dan merintih dengan do’a, dan salah satu do’a yang
beliau (sholawatulloh wa salamuhu ‘alayh) lantunkan ketika berada pada tepi parit,
beliu berkata,
اللهُمَّ لَوْلَا أَنْتَ
مَاهْتَدَيْنَا نَحْنُ, وَلَا تَصَدَّقْنَا وَلَا صَلَّينَا, فَأَنْزَلْنَ
سَكِينَةً عَلَينَا, إِنَّ الْأَعْدَاءُ قَدْ بَغَوا عَلَينَا, إِذَا أَرَادُوا
فِتْنَةً أَبَيْنَا أَبَيْنَا
(Ya Alloh, seandainya bukan karena Engkau, tidaklah
kami ini mendapat hidayah, tidaklah kami ini shodaqoh dan tidaklah kami ini
sholat, maka turunlah ketenangan pada kami, dan teguhlah kaki kami ketika kami
bertemu musuh, sesungguhnya para musuh telah berkhianat atas kami, jika mereka
menginginkan fitnah maka akan kami abaikan.) [diriwayatkan oleh al-Bukhoriy].
Dan do’a beliau ketika terkepung,
اللهُمَّ مُنْزَلَ
الْكَتَابِ, وَمُجْرِيَ السَّحَابِ, وَهَازِمَ الْأَحْزَابِ, اهْزِمْهُمْ
وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ
(Ya Alloh Yang telah menurunkan kitab, Yang
menjalankan awan dan Yang menghancurkan golongan kafir, hancurkalah mereka dan
tolonglah kami atas mereka.) [ diriwayatkan oleh al-Bukhoriy dan Muslim].
Adapun para muslimin, mereka telah bertanya pada
Nabi shollaAllohu ‘alayhi wa sallam, dengan apa mereka berdo’a kepada Robb
mereka, maka dari Abi Sa’id al-Khudri rodhiyaAllohu ‘anhu, dia berkata : ( kami
berkata pada hari khandaq : wahai Rosululloh, adakah sesuatu yang dapat kami
katakan( baca : berdo’a)?, maka sungguh hati telah mencapai kerongkongan,
beliau bersabda : ( Ya ada,
اللهُمَّ اسْتُرْ
عَوْرَاتِنَا, وَآمِنْ رَوعَاتِنَا
“Ya Alloh tutuplah aurat kami, dan gantilah rasa
takut kami dengan rasa aman.”) [diriwayatkan oleh Ahmad].
Maka apakah yang tercapai setelah dipanjatkannya do’a
yang berkah ini!? Bertiup angin topan pada malam yang gelap, pos-pos kaum
musyrikin terbalik dan kemah-kemah mereka tercabut dari tempatnya, penerangan
mereka padam dan jalan-jalan mereka terhambat, maka tidak ada jalan bagi mereka
kecuali mereka harus mundur, maka terhadap hal tersebut Alloh berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ
عَلَيۡكُمۡ إِذۡ جَآءَتۡكُمۡ جُنُودٞ فَأَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِمۡ رِيحٗا وَجُنُودٗا
لَّمۡ تَرَوۡهَاۚ وَكَانَ ٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرًا
(Wahai orang-orang yang beriman ingatlah kalian atas ni’mat Alloh
atas kalian ketika telah datang kepada kalian bala tentara, maka Aku kirimkan
atas mereka angin dan tentara yang tidak bisa kalian lihat, dan Alloh maha
melihat apa yang kalian lakukan.) [al-Ahzab: 9]
Maka kepada para muslimin yang lemah di setiap
tempat, wajib atas kalian untuk do’a, wajib atas kalian untuk do’a, wajib atas
kalian untuk do’a, Lantunkan do’a kalian semua kepada Alloh dalam keadaan yaqin
dikabulkan, niscaya Alloh peenuhi janji-Nya, dan Dia akan menghancurkan golongan
kafir sendirian, dengan daya dan kekuatan-Nya, pasti dan bukan setengah yaqin!
Ditarjamah
dari Surat Kabar Pekanan “an-Naba” edisi 42
Tidak ada komentar:
Posting Komentar